Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN JIWA


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
RSUP Sanglah Denpasar

MODUL
GANGGUAN WAHAM MENETAP

Penyaji: dr. Pingkan Firdaus Ivada


Pembimbing: dr. Luh Nyoman Alit Aryani, Sp.KJ(K)

Dibawakan pada pertemuan ilmiah program pendidikan dokter spesialis FK UNUD diruang Pertemuan
Sekretariat Psikiatri RSUP Sanglah tanggal 5 Maret 2019 pukul 14.00 wita dengan pembimbing
dr. Luh Nyoman Alit Aryani Sp.KJ(K)
Awal abad ke-19, Johann Heinroth dan Jean
Esuirol Kelainan yang mempengaruhi intelek dimana
gagasan dan tindakan yang tidak rasional tampak
berkembang melalui alasan yang masuk akal dan
penalaran logis.

Karl Kahlbaum (1863), “paranoia”  kepribadian


dipertahankan selama perjalanan penyakit, pasien
Tahun 1893
Awal abad ke-19
dengan paranoid ditandai oleh struktur waham yang
persisten dan relatif statis.

Emil Kraepelin (1893)  paranoid sebagai bentuk


ketiga psikosis, terdiri dari delusi kronis, non bizzare
dan sistematis tanpa kerusakan yang khas dari
demensia praecox.
WAHAM ?
Waham : keyakinan palsu yang didasarkan pada
kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal,
yang tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan
latar belakang kultural yamg tidak dapat dikoreksi
dengan suatu alasan.

Gangguan Waham Menetap: Serangkaian gangguan


dengan waham yang berlangsung lama dan merupakan
satu gejala klinik yang khas atau paling mencolok
serta tidak dapat digolongkan sebagai gangguan
mental organik, skizofrenia atau afektif.
Prevalensi menurut DSM-V, diperkirakan 0,2 %

1-4 kasus pertahun dari 100.000 orang

1-25% yg datang ke fasilitas kesehatan mental

Usia 18-90 tahun, usia rata-rata 40 tahun

Prevalensi sama antara laki-laki dan perempuan


FAKTOR • Disfungsi fisiologi dan biokimia 
BIOLOGI persepsi / interpretasi yg salah

• Hasil dari MPE yg memungkinkan pasien


mengatasi rangsangan2 menyakitkan /
FAKTOR mengancam dirinya ataupun konflik2 yg
PSIKODINAMIK menyebabkan longgarnya hubungan pasien
dengan realitas.
Tipe Kejar ( Persecutory Type )

• Keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu,


ditipu dan disiksa.
• Individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang/
kelompok yang bermaksud berbuat jahat kepadanya.
• Paling sering dijumpai pada pasien yang senang
menuntut yang mempunyai kecenderungan patologis
untuk melakukan tindakan hukum karena penganiayaan
yang dibayangkannya.
Tipe Kebesaran ( Grandiose Type )

• = megalomania.
• keyakinan palsu bahwa dirinya memiliki
kekuatan / kemampuan / bakat yang luar
biasa tetapi tidak diketahui,atau membuat
penemuan penting.
• penderita memiliki hubungan khusus dengan
seseorang yang terkemuka atau isi waham
religius, dimana penderita menjadi pemimpin
sekte religius.
Tipe Erotomania (Erotomanic Type)
• = Sindrom De Clerambault atau psychose passionelle

• Keyakinan pasien merasa dicintai mati-matian oleh seseorang,

dimana orang yang dibayangkannya biasanya berasal dari

strata/status yang lebih tinggi (artis/atasan kerja/seseorang

yang sudah menikah atau seseorang yang tidak mungkin)

• angka kejadian 1-2%.


Tipe Cemburu ( Jealous Type )

• Laki-laki >> wanita.


• Keyakinan yang salah dimana pasangan seksual
individu tidak setia.
• Onsetnya sering sekali mendadak dan gejalanya akan
menghilang setelah perpisahan atau kematian
pasangannya.
• Menyebabkan penyiksaan verbal dan fisik yang
bermakna terhadap pasangannya dan bahkan dapat
menyebabkan pembunuhan.
Tipe Somatik ( Somatic Type )

• Keyakinan individu memiliki beberapa


cacat fisik atau kondisi medis umum.
• Misalnya ususnya sudah busuk, otaknya
berakar atau mencair, ada kuda dalam
perutnya
Tipe Campuran ( Mixed Type )

• Pasien menunjukan lebih dari satu tipe waham


diatas tapi tidak ada satu tema waham yang
mendominasi
• Status mental
Deskripsi umum
biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa adanya bukti
disintergrasinya, kepribadiannya atau aktivitas harian tetapi mungkin saja
terlihat eksentrik, aneh, pencuriga atau bermusuhan.

• Mood, perasaan dan afek


Mood konsisten dengan isi wahamnya.
contoh: seorang penderita dengan waham kebesaran adalah euphoria, sesorang
penderita dengan waham kejar adalah pencuriga .

• Persepsi
Tidak memiliki halusinasi yang menonjol atau menetap, ditemukan jika
konsisten dengan waham, sebagai contohnya waham aromatik tentang bau badan.
• Pikiran
Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan
waham biasanya sistematis dan karakteristiknya adalah
dimungkinkan.

• Sensorium dan kognisi


~ Orientasi
tidak memiliki kelainan dalam orientasi .
~ Daya ingat
daya ingat dan kondisi kognitif lainya adalah intak pada pasien
dengan gangguan waham .
~ Kejujuran
jujur dapat dipercaya.
1. Merupakan satu-satu gejala yang mencolok
2. Sudah berlangsung 3 bulan dan khas pribadi,
bukan budaya setempat
3. Gejala depresi harus lengkap(full-blown)
PPDGJ III mungkin terjadi secara intermiten, waham
harus menetap.
4. Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya
penyakit otak.
5. Tidak boleh adanya halusinasi audiotorik/hanya
kadang-kadang saja/bersifat sementara.
6. Tidak ada riwayat skizofrenia (waham
dikendalikan, siaran pikiran, penumpukan afek)
• A. Sebuah delusi atau satu set delusi terkait, selain yang
terdaftar seperti biasanya penderita skizofrenia untuk paranoid,
hebephrenik atau katatonik (yaitu, selain sama sekali tidak
mungkin atau tidak pantas secara budaya), harus ditampilkan.
• B. Delusi dalam kriteria A harus ada setidaknya 3 bulan.
• C. Kriteria umum untuk skizofrenia tidak terpenuhi.
• D. Tidak boleh ada halusinasi yang persisten dalam modalitas

ICD-10 apapun (tapi mungkin ada halusinasi pendengaran sementara atau


sesekali yang tidak pada orang ketiga atau memberikan komentar).
• E. Gejala depresi (atau bahkan episode depresif) mungkin hadir
sebentar-sebentar, asalkan delusi itu terus ada bila tidak ada
gangguan mood.
• F. Tidak boleh ada bukti organik primer atau sekunder gangguan
mental seperti yang tercantum di bawah organik, termasuk gejala
gangguan mental, atau gangguan psikotik karena penggunaan zat
psikoaktif.
• Waham yang tidak bizzare sedikitnya selama 1
bulan.
• Tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk
skizofrenia, halusinasi raba, dan cium yang
berkaitan dengan waham bisa ditemukan.
• Selain akibat langsung dari waham tidak terdapat

DSM IV gangguan fungsi yang jelas dan ada perilaku yang


benar-benar aneh atau bizzare.
• Jika didapatkan episode mood yang bersamaaan
dengan waham adalah relatif singkat dibanding
dengan durasi periode waham.
• Tidak ada penggunan zat dan gangguan kondisi
medik umum.
• Adanya satu atau lebih waham dengan durasi
satu bulan atau lebih.
• Tidak ada riwayat skizofrenia
• Terlepas dari dampak waham, fungsi sehari-
hari tidak terganggu, perilaku aneh tidak
jelas terlihat.

DSM V • Jika manik atau depresi berat telah terjadi


dan berlangsung singkat dari terjadi periode
waham.
• Gangguan tersebut tidak dikaitkan dengan
kondisi fisik medis lain dan tidak lebih baik
dari gangguan mental lainnya terutama
gangguan dismorfik atau OCD
• Gangguan Perilaku akibat kondisi medik umum.
• Gangguan mental perilaku akibat penyalahgunaan zat
psikoaktif.
• Delirium
• Demensia
• Skizofrenia.
• Gangguan afektif.
• Gangguan obsesif kompulsif.
• Gangguan somatoform.
• Malingering
• Gangguan kepribadian paranoid
PERAWATAN DI FARMAKO
PSIKOTERAPI
RS TERAPI

Dianjurkan Evaluasi medik dan Lihat riwayat respons


psikoterapi neurologik -> apakah terhadap
individual gangguan waham psikofarmaka
didasari oleh selain sebelumnya
gangguan psikiatrik

Anti psikotik
Kemampuan
mengendalikan impuls
kekerasan (tindakan Dalam keadaan agitasi,
bunuh diri atau berikan injeksi
membunuh orang lain) antipsikotik
50% • akan pulih

20% • pengurangan gejala

• tidak menunjukkan
30% perbaikan
Prognosis kearah lebih baik :
1. Riwayat pekerjaan dan hubungan sosial yang baik
2. Kemampuan penyesuaian sosial yang tinggi
3. Usia sebelum tiga puluh tahun
4. Onset mendadak
5. Lamanya sakit singkat
6. Adanya faktor pencetus
1. Sadock, B.J., Sadock,V.A., Ruiz,Pedro. (2017). Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry (10th
Ed); Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.
2. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic And Statistical Manual Mental Disorder DSM-5 (5th Ed).
Washinton DC; American Psychiatry Pub. American
3.Depertemen Kesehatan RI, Direktorat jenderal Pelayanan Medik (1993). Pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa di Indonesia III (Cet I). Jakarta: Departemen Kesehatan.
4. Sadock, B.J., Sadock, V.A., Ruiz, Pedro. (2015) Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry (11th Ed). Philadelphia;
Wolters Kluwer.
5. Elvira, S.D., Editor (2013). Buku Ajar Psikiatri (Edisi Kedua). Jakarta; Badan Penerbit FKUI Jakarta
6. Maslim, Rusdi.(2014). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. (Cet4). Jakarta; Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
7. Maslim, Rusdi. (2014). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III dan DSM-5. (Cetakan 2). Jakarta;
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
8. Shann, Frank. (2014). Drug Doses (6th Ed). Victoria Australia.
9. Modul Kolegium Psikiatri.

Anda mungkin juga menyukai