Isu legal etik dikalangan tenaga kesehatan terkait
perawatan lansia sangatlah kompleks. hasil penelitian jurnal Netherlands yang dilakukan oleh Linda Dauwerse, et. all (2011), mengemukakan secara sistematis menyelidiki kebutuhan spesifik untuk dukungan etika dalam perawatan lansia dengan menggunakan desain metode campuran. Temuan dua survei, dari dua kelompok fokus dan wawancara 17 orang menunjukkan bahwa ketersediaan dukungan etika pada lansia sangatlah terbatas.Artinya bahwa kebutuhan etika dalam praktik keperawatan sangatlah penting, namun prinsip dan nilai-nilai etika yang diterapkan tidak semuanya diterapkan dalam praktik keperawatan gerontik. Menurut hasil penelitian Lise-Lotte Jonasson, MSc., et.all (2011), berdasarkan pengamatan pada lansia usia 65 tahun dan wawancara tindak lanjut dengan 20 perawat dan data dianalisis dengan analisis komparatif konstan menunjukkan adanya pengaruh etik dalam perawatan lansia yaitu tiga kategori diidentifikasi berupa pertimbangan, hubungan, dan perawatan. Cara Mengatasi Permasalahan Nilai-Nilai etik dan Prinsip Etik dalam Keperawatan Lansia
Menurut hasil penelitian jurnal oleh Lise-
Lotte Jonasson, MSc., et.all (2009), menemukan Cara Mengatasi Permasalahan Nilai-Nilai etik Berupa menerima, menunjukkan rasa hormat, memfasilitasi partisipasi dan menunjukkan profesionalisme. Pengertian Kolaborasi Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
kolaborasi dirumah sakit
Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antara tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan (hoffart & wlls, jonson& sayler, 1998). Tim kerja dirumah sakit : a. tim satu disiplin ilmu : - tim perawat - tim dokter - tim administrasi
b. tim multi disiplin :
- tim operasi - tim nosokomial infeksi Kolaborasi mengatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi, dan koordinasi, Dasar-dasar kompetensi kolaborasi: Komunikasi Respek dan kepercayaan Memberikan dan menerima feed back Pengambilan keputusan Manajemen konflik Skrining Pada Lansia Mengingat kondisi usia lanjut seperti diuraikan terdahulu, mudah dipahami bahwa dari segi promotif dan prefentif menduduki tempat penting dalam memberikan tindakan atau program intervensi bagi kelompok ini. Skrining (penapisan) adalah mengidentifikasi ada tidaknya penyakit atau kelainan yang sebelumnya tidak diketahui dengan menggunakan berbagai tes pemeriksaan fisik dan prosedur lainnya, agar dapat memilah dari sekelompok individu, mana yang tergolong mengalami kelainan. Golongan yang termasuk kategori resiko tinggi adalah Laki-laki, duda Lansia jompo (diatas 80 thun) Tinggal sendiri Baru keluar dari perawatan rumah sakit Baru saj mengalami duka cita yang mendalam Kegiatan skrining perlu mempertimbangkan hal- hal berikut : diarahkan untuk mengurangi morbilitas dan mortalitas harus cukup efektif dengan perngertian harus cukup akurat, baik dalam hal sensivitas maupun spesifitas bersifat cost-effective. Contoh pencegahan primer adalah hal-hal seperti : berhenti merokok mengubah gaya hidup memerhatikan diet melakukan exercise vaksin terhadap influenza/pneumococcus/tetanus
contoh pencegahan sekunder adalah untuk mencegah
kecacatan melalui deteksi dini, yaitu terhadap penyakit-penyakit yang masih berada pada stadium subklinis.Pencegahan sekunder ini (fase finding). Di Negara maju, skrining pada umumnya ditunjukan pada penyakit kardiovaskuler, keganasan dan cerebrovascular accident (CVA)