Pasar Modal
Pasar Modal
1. Learning Outcomes
5. Instrumen Investasi di PM
1. Periode 1912-1942
Cikal bakal pasar modal di Indonesia
dimulai pada 14 Desember 1912, melalui
pembentukan asosiasi 13 broker di Jakarta.
1 Januari 1925 dibentuk pasar modal di
Surabaya, dan 1 Agustus 1925 dibentuk di
Semarang. Mayoritas saham perusahaan
Belanda.
Setelah kedatangan Jepang pada 1942,
Aktivitas pasar modal ini berhenti untuk
sementara
1. Periode 1952-1960
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia
pada 1951, pasar modal diaktifkan kembali
pada 3 Juni 1952.
Sengketa politik antara RI-Belanda,
membuat pemerintah mengeluarkan UU
yang menasionalisasikan semua perusahaan
Belanda (1958). Akibatnya, modal Belanda
di Pasar Modal Indonesia ikut hilang,
sekuritas-sekuritas mereka tidak lagi
diperdagangkan aktivitas pasar modal
menurun.
Risk Management Course 5 Copyright@2014-Abdur Rafik-FEUII
Sejarah Singkat: Pasar Modal di Indonesia
2
1. Periode 1999-2006
Pada Juli 2000, dengan pertimbangan
efisiensi, BEJ menerapkan perdagangan
tanpa warkat (scriptless trading).
Periode ini merupakan masa penyembuhan
dan kebangkitan kembali pasar modal
Indonesia setelah krisis 1998.
1. Periode 2008-Sekarang
Krisis subprime mortgage 2007-2008
sempat menggoyahkan pasar modal di
Indonesia, sebelum akhirnya bangkit dan
menunjukkan perkembangannya kembali.
1. Saham:
Instrumen penyertaan. Keuntungan
deviden & capital gain (loss). Jenis
saham ada 2; saham biasa & saham
preferen
2. Obligasi:
Instrumen hutang (biasanya jangka
menengah-panjang). Obligasi syariah
biasanya disebut “sukuk”. Keuntungan
yield (coupon / bagi hasil)
3. Reksadana:
Portofolio instrumen investasi. Biasanya
dikelola oleh para manajer investasi dari
dana gabungan masyarakat. Keuntungan
tergantung instrumen dalam reksadana
(tercermin dalam NAB)
2. Derivatif:
Efek turunan dari efek utama, baik berupa
saham maupun obligasi. Derivatif adalah
kontrak perjanjian yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja aset
utamanya. Contoh: Opsi (hak untuk
menjual/membeli) pada harga tertentu.
3. Reksadana:
Portofolio instrumen investasi. Biasanya
dikelola oleh para manajer investasi dari
dana gabungan masyarakat. Keuntungan
tergantung instrumen dalam reksadana
(tercermin dalam NAB)
2. Derivatif:
Efek turunan dari efek utama, baik berupa
saham maupun obligasi. Derivatif adalah
kontrak perjanjian yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja aset
utamanya. Contoh: Opsi (hak untuk
menjual/membeli) pada harga tertentu.