Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 4

-PRITA YULIANTI
-NURJANA ASMUDIN
-WINY AYUSARI
“BUKTI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PEMBANGUNA IPTEK POLEKSOSBUDHANKAM”
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam filsafat ilmu pengetahuan.
Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia
ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul “The
Structure Of Scientific Revolution”, paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) sehingga
merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
paradigm sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang
harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam
menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam
mengetahui persoalan tersebut.
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya


merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar
kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk
mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada
hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila
telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan
IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Poleksosbudhankam
Pembangunan nasional dirinci diberbagai bidang antara lain
politok, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan yang
penjabarannya tertuang pada GBHN. Pembangunan yang
sifatnya humanitis dan pragmatis harus mendasarkan pada
hakekat manusia sebagai pelaksana sekaligus tujuan
pembangunan, sebagai pengembangan Poleksosbudhankam,
maka pembangunan pada hakekatnya membangun manusia
secara utuh, secara lengkap, meliputi seluruh unsure hakekat
manusia yang monopluralis.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem
politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu
menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai
paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Pancasila sebagai paradIgma pembangunan politik, artinya bahwa nilai-nilai pancasila
sebagai wujud cita-cita Indonesia diimplementasikan sebagai berikut :
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya agama
dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Mendahulukan kepentingan rakyat/demokrasi dalam pengambilan keputusan.
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan perioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan kesatuan bangsa.
Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nilai-nilai kejujuran, toleransi harus bersumber pada nilai-nilai ketuhanan YME.
Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang ekonomi
Diartikan sebagai pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, tetapi demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa, didasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Menurut
Mubyarto, pengembangan ekonomi tidak bias dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan, ekonomoi
kerakyatan yaitu ekonomi yang humanistic dengan mendasar pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas.
Tujuan ekonomi untuk memmenuhi kebutuhan manusia agar lebih sejahtera, maka ekonomi harus
menghindarkan diri dari persaingan bebas, dari monopoli, ekonomi harus menghindari yang menimbulkan
penderitaan manusia dan yang menimbulkan penindasan manusia satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang sosial budaya
Mengandung pengertian bahwa pancasila adalah etos budaya persatuan dalam masyarakat majemuk.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 45 yang menyangkut pembangunan kebudayaan bangsa
hendaknya menjadi perioritas, karena kebudayaan nasional diperlukan sebagai landasan atau media sosial
yang memperkuat persatuan.
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan
terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam dari seluruh wilayah Nusantara menuju pada
tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa
Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian,
pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kecemburuan, kesenjangan, diskriminasi, dan ketidakadilan
sosial.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang Hankam
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara
negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan
Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
A
Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Hukum dan Pengembanggan HAM
Produk hukum baik materi maupun penegakkannya semakin jauh dari nilai-nilai
kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila merupakan cita-cita hukum,
kerangka berfikir, sumber nilai dan sumber arah penyusunan dan perubahan hukum
positif di Indonesia, sehi Indonesia, sehinggga fungsi pancasila sebagai paradigma
hukum atau berbagai pembaharuan hukum di Indonesia.
Produk hukum dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan zaman,
perkembangan iptek dan perkembangan aspirasi rakyat, namun sumber nilai (nilai –
nilai Pancasila) harus tetap tidak beru harus tetap tidak berubah.
Pancasila sebagai paradigm pembaharuan hukum merupakan sumber norma dan
sumber nilai, bersifat dinamik nyata ada dalam masyarakat, baik menyangkut
aspirasinya, kemajuan peradabannya maupun kemajuan ipteknya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, didalam konsideransinya yang dimaksud HAM ialah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.

Lebih lanjut UU tersebut menegaskan, demi tegaknya hak asasi manusia, maka semua
bentuk pelanggaran HAM yang dapat diilakukan oleh perorangan, kelompok yang
termasuk penguasa Negara dan aparat Negara baik yang disengaja maupun tidak
sengaja harus dihindari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai