Anda di halaman 1dari 16

Tax Planning PPh Pasal 21

Nama Kelompok :
1.Septi Adi Laksono 141600217
2.Muhammad Agung Setiawan 141600149
3.Muhammad Firdaus 141600212
PPh Pasal 21
• PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Pemotong PPh Pasal 21
• Yang termasuk pemotong pajak PPh Pasal 21 adalah:
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik
merupakan pusat maupun cabang.
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja,
dan badan-badan lain.
4. Orang pribadi yang melakukan kegitan usaha atau pekerjaan
bebas serta badan yang membayar.
5. Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintah, organisasi
yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang
probadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan
yang membayar hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun
kepada wajib pajak irang pribadi dalam negeri berkenan dengan
suatu kegiatan.
Subjek PPh Pasal 21
• Subjek pajak yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang menerima
atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa atau
kegitan, yang meliputi:

1. Pegawai.
2. Penerima uang pesangon, pensuin atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari
tua, termasuk ahli warisnya.

3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:
a. Akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak;
c. Olahragawan;
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
e. Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk tekhnik komputer dan sistem aplikasinya;
g. Agen iklan;
h. Pengawas dan pengelola proyek;
i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
j. Petugas penjaja barang dagangan;
k. Petugas dinas luar asuransi;
l. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenisnya.
Objek PPh Pasal 21
• Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat
teratur maupun tidak teratur; penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun
secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
2. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan
dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lein sejenis;
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan,
upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan;
4. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan pekerjaan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan;
5. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan
sejenis dengan nama apa pun;
6. Penerimaan dalam bentuk natura dan atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang diberikan oleh:
a. bukan Wajib Pajak;
b. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final (deemed tax); atau
c. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus
(deemed profit).
Pemotong PPh Pasal 21
Pemotong

Orang Pribadi
Pemberi Kerja
Badan
(Termasuk BUT)

Bendahara pemerintah pusat/daerah


(Termasuk instansi/lembaga pemerintah lainnya)

Dana Pensiun, dan penyelenggara jamsostek

Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintah ,organisasi yang bersifat


nasional, dan internasional, orang pribadi serta lembaga lainnya yang
menyelenggarakan kegiatan.
Bukan Pemotong PPh Pasal 21
Bukan pemotong

Kantor perwakilan negara asing

Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan menteri


keuangan RI sebagai bukan subjek pajak

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan usaha


atau kegiatan bebas
Tarif PPh Pasal 21
No. Lapisan Penghasilan Tarif Pajak
1. S/d Rp 50.000.000 5%
2. Di atas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%
4. Di atas Rp 500.000.000 30$
PTKP Terbaru 2016
No. Keterangan Per Tahun
1. Untuk diri pegawai (TK/0) Rp 54.000.000
2. Untuk pegawai yang kawin (K/0) Rp 58.500.000
3. Untuk pegawai yang kawin dan memiliki 1 Rp 63.000.000
tanggungan (K/1)
4. Untuk pegawai yang kawin dan memiliki 2 Rp 67.500.000
tanggungan (K/2)
5 Untuk pegawai yang kawin dan memiliki 3 Rp 72.000.000
tanggungan (k/3)
Contoh soal
• Sita Rianti adalah karyawati pada perusahaan PT. Onix Komunika dengan
status menikah dan mempunyai tiga anak. Suami Sita merupakan pegawai
negeri sipil di Kementrian Komunikasi & Informatika. Sita menerima gaji
Rp 6.000.000,- per bulan.
• PT. Onix Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan.
Perusahaan membayarkan iuran pensiun dari BPJS sebesar 1% dari
perhitungan gaji, yakni sebesar Rp 30.000,- per bulan. Di samping itu
perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) karyawannya
setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Sita membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar oleh pemberi
kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji.
• Pada bulan Juli 2016 di samping menerima pembayaran gaji, Sita juga
menerima uang lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000,-.
• Hasil penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2016 adalah sebagai berikut :
• Gaji 6.000.000,00 (i) Tunjangan Lainnya: lembur (overtime) 2.000.000,00
(ii) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
0,24% 14.400,00 (iii) Premi Jaminan Kematian
0.30% 18.000,00

• 32.400,00 Penghasilan bruto 8.032.400,00 Pengurangan 1. Biaya
Jabatan: 5% x 8.032.400,00 = 401.620,00 401.620,00 2. Iuran Jaminan Hari Tua
(JHT) 2% dari gaji pokok 120.000,00 3. (iv) Iuran Pensiun (1%) (bila
ada) 60.000,00 (581.620,00) Penghasilan neto
sebulan 7.450.780,00 (v) Penghasilan neto setahun 12 x
7.450.780,00 89.409.360,00 (vi) Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP 2016 ):
(TK/0) untuk WP sendiri 54.000.000,00 (54.000.000,00) Penghasilan Kena
Pajak setahun 35.409.360,00 (vii) Pembulatan 35.409.000,00 PPh Terutang
(lihat Tarif PPh Pasal 21) 5% x 50.000.000,00 1.770.450,00
• PPh Pasal 21 bulan Juli = 1.770.450,00 / 12
• 147.538,00 *Berlaku bagi WP dengan NPWP, tanpa NPWP maka perlu
dikalikan 120% : Rp 147.538,00 x 120% = Rp 177.046,00
12
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF

1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp500.000.000,- 30%


13

PTKP=PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PTKP BARU
Mulai 1-1-2013
SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 24.300.000,- 2.025.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG 26.325.000,- 2.193.750,-
KAWIN/NIKAH (K/-)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 28.350.000,- 2.362.500,-
MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 30.375.000,- 2.531.250,-


MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 32.400.000,- 2.700.000,-
MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)
PTKP MAKSIMAL 3 TANGGUNGAN
•TAMBAHAN PTKP UTK WAJIB PAJAK KAWIN DAN SETIAP TANGGUNGAN SEBESAR Rp 2.025.000
•PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,
•PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM BAGIAN TAHUN KALENDER YG
NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS
14

TIDAK WAJIB MELAKUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21

BUKAN PEMOTONG

KANTOR PERWAKILAN NEGARA ASING

ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN


MENTERI KEUANGAN RI SEBAGAI BUKAN SUBJEK PAJAK

PEMBERI KERJA ORANG PRIBADI YG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAAN BEBAS YG SEMATA-MATA MEMPERKERJAKAN
ORANG PRIBADI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN RUMAH TANGGA
ATAU PEKERJAAN BUKAN DALAM RANGKA MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS
15
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO

PEGAWAI TETAP PENERIMA BUKAN PESERTA


DAN PENSIUN PEGAWAI KEGIATAN
PEGAWAI
GAJI, TIDAK
TUNJANGAN UANG PENSIUN HONORARIUM, UANG SAKU,
TETAP*
TERKAIT DGN GAJI BULANAN,TUNJAN KOMISI DAN UANG
GAN FEE DGN REPRESENT
DIKURANGI: SYARAT
DIKURANGI: ASI, UANG
- BIAYA JABATAN, BIAYA PENSIUN, 5% DARI PUNYA NPWP
D RAPAT,
5% DARI PENGH. PENGH.BRUTO MAKSIMAL & HANYA
I
Rp 2.400.000,00/THN ATAU HONORARIU
BRUTO MAKS K
MENERIMA
Rp 200.000,00 U M, HADIAH
Rp 6.000.000,-/ PENGHASILAN
R
A DAN
THN ATAU DARI
N 1
G PENGHARG
Rp 500.000,-/BLN PEMBERI
I
AAN
(HANYA UTK PENGHASILAN KERJA
PEGAWAI TETAP)NETO DIKURA PTKP
- IURAN YG NGI
TERIKAT DGN
TARIF PS.17 UU PPh PENGHASILAN KENA PAJAK
*YANG PENGHASILAN (dibulatkan ke bawah hingga
PENGHASILAN
TETAP
NYA DIBAYAR ribuan penuh)
SECARA
BULANAN
JIKA WP TDK MEMILIKI
NPWP MAKA
16
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PEGAWAI TETAP, PENERIMA PENSIUN BERKALA


& PEGAWAI TIDAK TETAP YG MENERIMA IMBALAN
BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN)

PERHITUNGAN SETIAP MASA PERHITUNGAN MASA PAJAK AKHIR


(BULAN DESEMBER)
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG DIPEROLEH SELAMA 1 TAHUN
(PENGHASILAN TERATUR + TDK TERATUR)
PPh Ps.21 atas
DIKURANGI: DIKURANGI: SELURUH PENGHASILAN KENA PAJAK
D
SETAHUN ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK
- BIAYA JABATAN * : BIAYA PENSIUN, I
5% DARI PENGH. 5% DARI K
BRUTO MAKS PENGH.BRUTO U
Rp 6.000.000,-/ MAKSIMAL R
THN ATAU PENGHASILAN RpNETO A
Rp 500.000,-/BLN 2.400.000,00/THN N
- IURAN YG DIKURANGIATAU
: PTKP G
PPh Ps.21 YG TELAH DIPOTONG
TERIKAT DGN Rp PADA MASA-MASA I SEBELUMNYA
PENGHASILAN KENA PAJAK
PENGHASILAN 200.000,00/BULA DLM BAGIAN TAHUN PAJAK YBS
TETAP N *BIAYA JABATAN
DIBAGI 12 TARIF PS.17 UU PPh HANYA UTK PEGAWAI TETAP

Anda mungkin juga menyukai