Anda di halaman 1dari 20

Perkembangan konsep genesa

dan klasifikasi endapan mineral


Perkembangan konsep dan klasifikasi
endapan mineral

Terdapat klasifikasi yang didasarkan pada


genesanya, ada juga klasifikasi secara
diskriptif, misal berdasarkan komoditi
logamnya, atau berdasarkan batuan yang
ditempatinya (host rocks-nya)

Pengelompokan yang sering digunakan oleh


para ahli geologi, umumnya berdasarkan pada
bentuk endapannya, wall rocknya, atau control
strukturnya.
Bateman (1950) dalam bukunya “ Economic
Mineral Deposit” mengelompokkan bijih
berdasarkan control strukturnya, diantaranya
bijih yang terbentuk pada sesar, pada lipatan,
pada kontak batuan beku, diseminasi dan lain
sebagainya

Masalahnya terdapat juga bijih yang terbentuk


pada lipatan yang tersesarkan, atau diseminasi
sepanjang kontak batuan beku

Sehubungan dengan munculnya teori tektonik


lempeng yang dapat menjelaskan proses
magmatisme dan keberadaan endapan bijih,
maka klasifikasi secara genetic makin sering
digunakan.
Tokoh penting yang memulai membangun
konsep dan klasifikasi endapan mineral
adalah Waldemar Lindgren (1860-1939).
Lindgren (1911) secara garis besar
membagi endapan mineral menjadi dua
macam yaitu

a). endapan oleh proses mekanik dan


b). endapan oleh proses kimiawi
Klasifikasi Lindgren (1911)

I. ENDAPAN OLEH PROSES MEKANIK


I. ENDAPAN OLEH PROSES KIMIAWI
Oleh reaksi 0-70 C P menengah-
tinggi
A Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI
TUBUH BATUAN SENDIRI
a. Oleh pelapukan 0-100 C P menengah
b. Oleh air tanah 0-100 C P menengah
c. Oleh metamorfosa 0-400 C P tinggi
2. PENAMBAHAN KOMPONEN DARI LUAR
a. TANPA AKTIVITAS 0-100 C p menengah
BATUAN BEKU
B b. BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS BATUAN BEKU
1) KARENA NAIKNYA AIR
Hypothermal 500-600 C P tinggi
Mesothermal 150-300 C P tinggi
Epitermal 50-150 C P menengah
2). OLEH EMANASI LANGSUNG BATUAN BEKU
Pyrometasomatic 500-800 C P tinggi
Sublimates 100-600 C P rendah-
menengah
Endapan magmatik 700-1500 C P tinggi
C Pegmatik 575 C P tinggi
Ciri-ciri umum endapan epitermal (dari Lingren 1933)

Kedalaman Permukaan hingga 1500 m


Temperatur 50-200
Pembentukan Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama
yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat
permukaan atau ekstrusiv, biasanya disertai oleh
sesar turun, kekar dsb.
Zona bijih urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan
dengan pembentukan kantong-kantong bijih, juga
seringkali terdapat pada pipa dan stockwork.
Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan
sedikit kenampakan replacement (penggantian)
Logam bijih Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U
Mineral bijih Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi
Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar,
jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers,
argentite, selenides, tellurides
Mineral penyerta kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit
(gangue) rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia,
alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit
Ubahan batu sering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi,
samping piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi
Tekstur dan Crustification (banding) sangat umum, sering
struktur sebagai fine banding, cockade, vugs, urat
terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat bervariasi
Zonasi Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali
kisaran vertikalnya sangat kecil.
Niggli (1929) menyampaikan konsep
pengelompokan mineral, menggabungkan
konsep stadia magmatisme dengan jenis-jenis
komoditi logamnya. Kelompok pertama adalah
endapan endapan yang terkait dengan batuan
plutonik, yang kemudian dibagi menjadi
Kelompok Orthomagmati, Kelompok
Pneumatolitik-Pegmatik, dan kelompok
Hidrotermal.
Klasifikasi endapan bijih Niggli (1929)

I. PLUTONIK ATAU INTRUSIV


A. Orthomagmatic
1. Intan, platinum-kromium
2. Titanium-besi-nikel-tembaga
B. Pneumatolytic sampai pegmatitic
1. Logam berat, alkaline earths,
fosforus-titanium
2.Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-
molibdenum-tungsten
3Tormalin-asosiasi kuarsa
C. Hydrothermal
1. Besi-tembaga-emas-arsenik
2. Lead-Zinc-silver
3. Nikel-kobal-arsenik-perak
4. Karbonat-oksida-sulfat-fluorida
I. VOLKANIK ATAU EKSTRUSIV
A. Tin-perak-bismut
B. Logam-logam berat
C. Emas-peral
D. Antimoni-merkuri
E. Tembaga murni (native)
F. Endapan subaquatic-volcanic and
biochemical
• Pengertian Pneumatolitik yang
disampaikan Niggli (1929) adalah stadia
magmatisme yang didominasi oleh fase
gas, sedangkan hidrotermal didominasi
oleh fase cair.

• Pada kenyataannya sulit dibedakan


kenampakan hasil ubahan atau endapan
mineral yang disebabkan oleh proses
pneumatolitik dengan hidrotermal.

• Belakangan, para ahli geologi banyak


menggunakan istilah fluida hidrotermal
(hydrothermal fluid) untuk mewakili baik
fase gas pneumatolitik maupun fase cair
hidrotermal.
Graton (1933) mengusulkan istilah teletermal,
untuk endapan mineral pada daerah dangkal,
yang terbentuk jauh dari sumbernya (T dan P
rendah). Sedangkan Buddington (1935),
mengenalkan istilah xenotermal, untuk
endapan pada daerah dangkal tetapi terbentuk
pada temperatur tinggi (T tinggi P rendah). Hal
ini disebabkan oleh adanya intrusi pluton
didekat permukaan.
Klasifikasi Lindgren (1933) yang dimodifikasi oleh Graton (1933) dan Buddington (1935)

I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI


Endapan magmatik (proper/komplit, 700-1500 C P sangat tinggi
segregasi , injeksi, )

A Pegmatik T sdang-tinggi P sangat tinggi


KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU
Volkanogenik subaerial asosiasi 100-600 C P atm-menengah
dengan volcanic piles
Dari tubuh efusif, sublimasi, 100-600 C P atmosfer
fumarola

Dari tubuh intrusi; endapan 500-800 C P sangat tinggi


metamorfik batuan beku
KARENA NAIKNYA AIR MAGMATIK
Hypothermal, sangat dalam 300-500 C P sangat tinggi
Mesothermal, kedalaman sedang 200-300 C P tinggi
B Epitermal, dangkal 50-200 C P menengah
Telethermal, dekat perm, saluran T rendah P rendah
Xenothermal, dangkal T ting-rendah P sdg-atmosfer
KARENA SIRKULASI AIR METEORIK DI ZONE DANGKAL-MENENGAH
T 100 C P menengah
KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK
ATAU SINGENETIK
Metamorfosa regional dan dinamik 400 C P tinggi
Sirkulasi air tanah bagian dalam 0-100 C P menengah
Peluruhan batuan dan residu 0-100 C P menengah-atm
pelapukan dekat permukaan
Volcanogenic berasoiasi volkanisme T tinggi P rendah-men
C Interaksi banyak larutan 0-70 C P menengah
a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik
Evaporasi zat terlarut
II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH T rendah P rendah, di
PROSES MEKANIK permukaan
Klasifikasi endapan bijih Lindgren, di modifikasi tahun 1985 (Guilbert dan Park, 1986)

I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI

Segregasi magmatik, injeksi, intrusi mafik berlapis

Karbonatit, kimberlit 700-1500 C P sangat tinggi

Anortosit, gabro

Endapan logam dasar porphyry in part T sedang P sedang

Pegmatik T sdg-tinggi P tinggi

KOMPONEN EPIGENETIK

KARENA ERUPSI BATUAN BEKU

Volkanogenik subaerial asosiasi dengan 100-1200 C P atmosfer-menengah


volcanic piles

Sublimasi, fumarola 100-600 C P atmosfer

KARENA NAIKNYA LARUTAN HIDROTERMAL

Logam dasar porfir 200-800 C P menengah

Urat Cordilleran dangkal-men

Batuan metamorfik 300-800 C P rendah-men

Epitermal 50-300 C P rendah-men

KARENA REMOBILISASI LARUTAN, SIRKULASI AIR METEORIK

Mississipi Valley 25-200 C P rendah

Western state uranium 25-75 C P rendah

KARENA SIRKULASI AIR LAUT

Endapan-endapan kerak samodra,smokers, red 25-350 C P rendah


Sea

Volcanic exhalites in part

KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK

Metamorfosa regional dan dinamik 25-600 C P tinggi

Sirkulasi air tanah bagian dalam; contoh: Athabasca 0-150 C P menengah


uranium

Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat 25-50 C P atmosfer


permukaan

Volcanogenic asoiasi volkanisme, end. kerak samodra. 25-350 C P hydrospheric


a. Massive sulfide-Cyprus
b.Manganese-nickel-copper nodules

Volcanogenic asosiasi sedimen 25-75 C P hydrospheric


a. Black shale hosted?

Interaksi banyak larutan 0-70 C P menengah


a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik

Evaporasi 25-75 C P atmosfir

Sedimentasi kimiawi , 25-75 C P rendah


a. Logam dasar
b. Fosfat

II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES MEKANIK T rendah P rendah, di permukaan

III. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PENGARUH METEORIT


Sejalan dengan berkembangnya konsep
tektonik lempeng pada dasa warsa 60-
70an, beberapa istilah yang
dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan
Buddington, Guilbert dan Pak, jarang
digunakan

Istilah-istilah yang banyak digunakan


dalam eksplorasi endapan mineral
sekarang ini adalah klasifikasi yang
didasarkan pada pembentukan serta
tatanan geologinya, seperti:

•endapan porfir (porphyry deposit),


• endapan greisen,
• massive sulphide deposit,
• skarn,
• epitermal (low sulphidation dan high
sulphidation) dll.
Klasifikasi secara genetik
(disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993)

1. Proses magmatik
a. Proses kristalisasi (diseminasi), intan pada kimberlit
b. Proses segregasi (kumulat, gravity settling),
kromit, magnetit, platinum
c. Liquid immiscibility
d. Pegmatik
2. Proses hidrotermal
a. Berhubungan dengan batuan beku
Porfir, greisen
Epitermal (low and high sulphidation , Carlyn type)
b. Tidak berhubungan dengan batuan beku
Lateral secretion (Missisippi valley type)
3. Proses metamorfik
a. Kontak pirometasomatik (skarn)
b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi
4. Proses permukaan
a. Akumulasi mekanik (placer)
b. Presipitasi (evaporasi garam, fosforit, pembentukan
besi berlapis)
c. Residual (Pembentukan bauksit dan laterit nikel )
d. Pengkayaan supergen
e. Volcanic-exhalative (massive sulphide)
Black smokker,Kuroko type, Cyprus type, Beshi type

Anda mungkin juga menyukai