Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN
GANGGUAN SISTEM
INDRA : KATARAK

DI SUSUN OLEH
ADE LIA INDIYANI (010115A004)
ANDRE DANANG W (010115A013)
DINIA ESTHU P. (010115A034)
GIYASTUTI (010115A047)
KIKI DEVIANTI (010115A064)
ANATOMI MATA

Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari
organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra
penglihatan, yaitu saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel
ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.Organ okuli
assesorius terdiri dari;
a. Kavum orbita
b. Supersilium (alis mata)
c. Palpebra (kelopak mata)
d. Apparatus lakrimalis (air mata)
e. Konjungtiva
PERUBAHAN SISTEM PENGLIHATAN PADA
LANSIA
Perubahan penglihatan yang terjadi pada lansia yaitu seperti, respon
terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi
menurun, lapang pandang menurun dan katarak
Mata merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk pemenuhan
hidup sehari-hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dapat menurunkan
kemampuan beraktifitas. Para lansia yang memilih masalah mata menyebabkan
orang tersebut mengalami isolasi sosial dan penurunan perawatan diri sendiri
MASALAH SISTEM PENGLIHATAN PADA LANSIA
1. Penurunan kemampuan penglihatan
masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas sosial, dan penampilan
ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan semakin keruh,
beberapa orang tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan penglihatan seirinng
dengan bertambahnya usia
2. ARMD ( age- relaed macular degeneration )
ARMD terjadi pada usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan
makula berada dibelakang lensa sedangkan makula sendiri berfungsi untuk ketajaman
penglihatan dan penglihatan warna, kerusakan makula akan menyebabkan sesorang
mengalami gangguan pemusatan penglihatan
3. Glaucoma
Glaukoma terjadi apabila ada peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada
kebanyakan orang disebabkan oleh oleh peningkatan tekanan sebagai akibat adanya
hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih berisi O2, gula dan
nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah kedaerah vital jaringan nervous
optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf
Tipe glaukoma ada 3 yaitu
1. Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)
2. Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)
3. Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)
KATARAK

Definisi Katarak
 Katarak adalah opasitas lensa kristalina atau lensa yang berkabut (opak) yang
normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tetapi dapat timbul
pada saat kelahiran / katarak kongenital (Brunner & Suddarth, 2013).
 Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh
akibat dehidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga
pandangan seperti tertutup air terjun atau kebut merupakan penurunan
progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin,
2011).
KLASIFIKASI
Berdasarkan garis besar katarak dapat
diklasifikasikan dalam golongan berikut :
• Katarak perkembangan (developmental) dan degenerative
• Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata
• Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu pada penyakit
seperti DM dapatmengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang
akan menimbulkan katarak komplikata
Berdasarkan usia pasien katarak dapat dibedakan :
• Katarak kongenital, katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (sudah
terlihat pada usia dibawah 1 tahun)
• Katarak juvenile , katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan dibawah
usia 40 tahun
• Katarak presenil, katarak sesudah usia 30-40 tahun
• Katarak senilis, katarak yang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun
MANIFESTASI KLINIS

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya,


pasien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau dan
gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena
kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi
pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada
retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang
menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
Pupil, yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuatpun tak akan mampu
memperbaiki penglihatan. (Suzanne C. Smeltzer, 2013)
PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda Vital (terutama tekanan darah untuk megetahui apakah pasien
hipertensi atau tidak).
b. Pemeriksaan mata dasar
Pada pasien katarak mata tidak mengalami iritasi. Sehingga secara umum
pada pemeriksaan fisik mata dari luar tidak ditemukan kelainan. Yang lebih
dikeluhkan pasien ialah berkurangannya kemampuan akomodasi. Hilangnya
transparansi lensa ini dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur, baik
penglihatan jauh maupun dekat namun tidak disertai dengan rasa nyeri
Pemeriksaan mata dasar tersebut ialah:
1. Mata eksternal
Pemeriksaan mata eksternal tidak jauh berbeda dari pemeriksaan fisik
umumnya. Untuk melihat kamera okuli anterior, serta batas-batasnya seperti
kornea, iris, lensa maka kita memakai senter. Kedalaman diukur dengan shallow
chamber dari arah temporal.
• Palpebra
 Conjungtiva
 Kornea
 Kamera anterior
 Iris/pupil
 Lensa
2. Ketajaman visus / VA
Pada pemeriksaan visus atau VA kita menilai ketajaman
penglihatan, manusia normal memiliki ketajaman penglihatan 1,0, atau
20/20, atau 6/6 yang berarti pasien dapat melihat dalam jarak 6 meter
(numerator) dan secara normal seseorang dapat melihat dalam jarak 6
meter (denominator). Pemeriksaan visus dilakukan pertama kali
sebelum pemeriksaan lain kecuali pada suatu trauma yang emergensi
misalnya trauma kimia
Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 6 meter, pasien duduk tenang
dan mencoba melihat dan membaca huruf yang kita tunjuk. Perlu
diingat bahwa pemeriksaan dilakukan kepada 1 mata secara
bergantian, dan dimulai dengan mata kanan. Baris terakhir yang bisa
dibaca itulah visus pasien. Jika pasien tidak dapat melihat huruf
terbesar artinya visus kurang dari 6/60 atau 20/200 maka kita
memakai cara finger counting.
3. Lapang pandang
Perimetri adalah penggunaan alat untuk memeriksa lapangan pandang
dengan mata terfiksasi sentral. Penilaian lapangan pandang merupakan hal yang
penting dilakukan pada keadaan penyakit yang mempunyai potensi terjadinya
kebutaan
Dikenal 2 cara pemeriksaan perimetri, yaitu :
 Perimetri kinetik yang disebut juga perimeter isotropik dan topografik, dimana
pemeriksaan dilakukan dengan objek digerakkan dari daerah tidak terlihat menjadi
terlihat oleh pasien.
 Perimetri statik atau perimeter profil dan perimeter curve differential threshold,
dimana pemeriksaan dengan tidak menggerakkan objek akan tetapi dengan
menaikkan intensitas objek sehingga terlihat oleh pasien.

4. TIO palpasi
Pada katarak komplikasi yang mungkin terjadi ialah glaukoma. Maka
sangat penting memeriksa tekanan intra okuler. Tonometri ialah cara
memeriksanya, yang paling sederhana tentunya tonometri perpalpasi, kita bisa
membandingkan TIO kiri dan kanan maupun TIO pasien dengan kita sebagai
pemeriksa (dianggap normal).
5. Funduskopi
Pemeriksaan oftalmoskopi direk dapat digunakan untuk memeriksa
segmen anterior (termasuk lensa) maupun fundus. Kekeruhan yang ada pada
lensa akibat katarak juga dapat diperlihatkan pada pemeriksaan oftalmoskopi
direk. Indikator lainnya pada oftalmoskopi direk untuk penderita katarak adalah
berkurangnya refleks merah. Refleks ini merupakan perubahan warna pupil
menjadi jingga kemerahan yang lebih terang dan homogen jika cahaya pemeriksa
tepat sejajar dengan sumbu visual yaitu saat pasien melihat ke arah cahaya
oftalmoskop
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fundus dengan oftalmoskop dapat membantu
menyingkirkan diagnosis banding adanya suatu retinopati yang timbul
20 tahun setelah pasien menderita diabetes mellitus. Umumnya
oftalmoskopi direk tidak cukup untuk mengetahui hal ini karena adanya
kekeruhan pada lensa yang mempersulit pemeriksa melihat fundus
mata. Oleh karena itu dapat digunakan pemeriksaan penunjang berupa
angiografi fundus untuk mengetahui adanya suatu mikroaneurisma
pada pembuluh darah yang memperdarahi retina. Prinsip pemeriksaan
ini adalah melihat gambaran pembuluh darah dengan bantuan media
flouresein yang disuntikan melalui vena lengan. Pada saat pemeriksaan
ini dapat terlihat gambaran pembuluh darah retina. Normalnya terlihat
gambaran ground glass. Bila ada suatu mikroaneurisma seperti pada
penderita retinopati diabetes, maka pemeriksaan ini dapat menegakkan
diagnosis tersebut
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non-Bedah
1. Terapi Penyebab Katarak
2. Memperlambat Progresivitas
3. Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan
imatur

Pembedahan katarak
a. Ekstraksi katarak intrakapsuler
b. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
c. Fakoemulsifikasi
d. Pengangkatan lensa
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai