Anda di halaman 1dari 61

JALAN NAFAS, VENTILASI

PARU & PENANGANANNYA

AIR WAY, BREATHING PROBLEM &


(MANAGEMENT)

dr Denny Saiful Alam, Sp. An


PERMASALAHAN PADA
JALAN NAPAS

(AIRWAY PROBLEM)
PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAPAS

Penyebab
• Penurunan kesadaran : koma, trauma kepala, radang
otak, penggunakan obat2an / alkohol,dll
• Suatu penyakit : radang laring (laringitis)
• Trauma/kecelakaan : Trauma wajah (trauma
maksilofasial), Trauma pada jalan nafas, dll
• Benda asing di jalan nafas : Darah , Muntahan,
Makanan, dll
SUMBATAN JALAN NAPAS

JENIS SUMBATAN
1. Sumbatan parsial
a. Ringan
b. Berat

2. Sumbatan total
DIAGNOSIS DITEGAKAN DENGAN

Look : lihat status mental, pergerakan/


pengembangan dada dll
Listen : mendengar aliran udara pernafasan ,
suara dll
Feel : merasakan ada aliran udara pernafasan
LOOK/ LIHAT
1. Perubahan status mental : Agisati/gelisah tanda
adanya hipoksemia
2. Gerak nafas (ada/tidak gerakan), bila ada : normal
teratur
3. Ada/tidaj adanya retraksi dinding dada (anak)
4. Adanya benda asing dalam rongga mulut : darah,
muntahan, gigi palsu patah/tanggal/patah
5. Adanya perubahan bentuk pada dinding dada
6. Pasien tampak sianosis
7. Penggunakan otot-otot pernafasan tambahan
LISTEN/ DENGAR

1. Adakah aliran udara ( kalau tidak sadar)


2. Apakah bicara normal ( tak ada sumbatan)
3. Ada suara tambahan
a. Snoring  sumbatab parsial (karena pangkal lidah jatuh
kebelakang)
b. Gurgling  karena cairan
c. Stridor  penyempitan jalan nafas
4. Apakah suara parau ( hoarseness/ dysphonia)
AIR WAY, BREATHING
PROBLEM &
MANAGEMENT )

FEEL/ RABA & RASAKAN

1. Adanya aliran udara nafas


2. Krepitasi ( ada fraktur tulang wajah/leher
3. Ada pergeseran/ deviasi trakhea
4. Ada hematoma pada leher
5. Teraba adanya getaran di leher
TINDAKAN
MEMBEBASKAN JALAN
NAFAS
(AIRWAY MANAGEMENT)
PADA PENDERITA TIDAK SADAR

Tindakan yang dilakukan:


1. Cek respon
Dipanggil, ditepuk, diberi rangsang/respon nyeri
2. Bila tidak ada respon :
cek apakah ada benda asing dalam mulut: Apakah ada lidah
jatuh kebelakang. Bila ada benda asing miringkan kepada
penderita kesatu sisi ( catatan bukan pada trauma kepala)
PEMBEBASAN JALAN NAFAS
1. PENYEBAB PANGKAL LIDAH JATUH

Tindakan manual : PERBAIKI POSISI KEPALA

NON TRAUMA:
1. Head lift ( dorong dahi kebelakang)
2. Chin lift ( angkat dagu keatas)
3. Jaw thrust ( dorong mandibula kedepan keatas)
PEMBEBASAN JALAN NAFAS
TRAUMA ( hati-hari kemungkinan adanya patah tulang leher)
tindakan hanya dilakukan gerakan terbatas. : chin lift dan jaw
thrust)
tindakan dilakukan dengan ummobilisasi manual agar kepala
tidak bergerak (berada dalam satu garis lirus) atau pasang bidai
leher ( cervical collar/ collar spint)

Bantuan alat
Bila ada pasang pipa orofaring (pipa nayo/guedel)
Letakan 1 telapak tanan didahi
HEAD TILT penderita dan tekan kebawag
sehingga menjadi tengadah
Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat
dan dorong tulangnya kedepan
Chin lift Atau masukan ibu jari kedalam mulut dan jari
telunjuk memegang dagu angkat tulang
mandibula ke atas
Letakan tangan kiri penolong, pegang angulus
kiri mandibula dengan tiga jari terbawah begitu
juga dengan tangan kanan memengang angulus
Jaw thrust mandibula kanan penderita, angkat tangan
keatas dan dorong mandibula atas dengan ibu
jari kearah dada penderita
PEMBEBASAN JALAN NAFAS

2. Penyebab : TERDAPAT BENDA ASING


• Manual : sapuan jari ( finger sweep)
• Gunakan penghisap (suction)
• Pada kasus tersedak
1. Lakukan pukulan punggung pada bayi dan anak (black
blows)
2. Lakukan hentakan pada abdomen atau abdominal
thrust (heimlich manuver) atau hentakan pada thorak/
thoracal thrust
SUMBATAN TOTAL JALAN NAFAS

Sumbatan total pada daerah faring ke bagian distal


berdampak serius kerena pertukaran inspirasi dan
ekspirasi tidak terjadi
Tandanya penderita berusaha memegangi leher, tidak
terdapat pengembangan dada dan sianosis
PELAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN
NAFAS OLEH BENDA ASING
PELAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN
NAFAS OLEH BENDA ASING
 Pasien tidak sadar
 Pasien sadar
PENURUNAN KESADARAN

- Penderita masih terdaoat pernafasan


- Sumbatan partial

Look/lihat :
- Pengembangan dada maksimal/tidak
- Ada gerakan dada tertinggal/ tidak simetris
- Ada atau tidak dada mengembung terus ( tension
pnemothorax)
PENATALAKSANAAN

1. Tanpa alat dapat dilakukan bila motorik pasien


menurunan
2. Dengan alat
- forcep magyl
- Oropharingeal airway
- Jelly
- Suction rigid, catheter, nelaton catheter
PERMASALAHAN
VENTILASI PARU
(BREATHING PROBLEM)
BREATHING

Dasar permasalahan
1. Sel pada jaringan/ organ memerlukan o2 kontinyu
2. O2 sampai ke sel, melalui sistem kardio vaskuler (
dipengaruhi sistem sirkulasi)
3. Bila terhenti lebih dari 1 menit, setelah henti sirkulasi dapat
terjadi dilatasi pupil
4. Bila lebih dari 3 menit akan menyebabkan kerusakan sel
permanen
5. Bila setelah henti sirkulasi lebih dari 8 menit akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak
permanen/irreversible
FISIOLOGI PERNAFASAN

Ventilasi : Inspirasi yang membawa gas (O2) ke


paru-paru dan

ekspirasi
Konsentrasi2
membuang
O pada udara bebas gas (CO2)
ke udara bebas18 - 21%
Difusi : Pemindahan gas antara alveoli dan
kapiler pada parenkhim paru-paru
Perfusi: Menyatunya O2 dengan darah yang
dialirkan ke seluruh jaringan tubuh
GANGGUAN PERJALANAN O2 KE JARINGAN

1. Adanya sumbatan jalan nafas : sekret, benda


asing, penyempitan saluran pernafasan
2. Adanya kerusakan pusat pernafasan dan
nervus frenicus
3. Terganggunya kembang kempis paru :
kerusakan paru, kerusakan dinding thorak
dan kerusakan diagfragma
4. Turunnya kadar HB darah dan perubahan PH
darah
5. Gangguan kemampuan pompa jantung
TANDA2 GANGGUAN PERNAFASAN

1. Keluhan sesak nafas


2. Frekuensi nafas meningkat
3. Penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan
4. Gangguan Difusi O2 sampai ke perifer
(Sianosis, Hipotermi, CRT, penurunan Saturasi
O2)
5. Pemeriksaan AGD darah (PaO2 yang
menurun)
6. Gangguan / penurunan tingkat kesadaran
MENGENALI GANGGUAN VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Look/lihat
1. Sianosis
2. Frekuensi nafas cepat (takhipnea)
3. Penurunan kesadaran (status mental)
4. Distensi vena leher (tension pnemothorax)
5. Gerakan dan bentuk asimetris dada
(hemathothorax, pneumothorax)
6. Tidak tampak gerakan (paralisis otot nafas)
MENGENALI GANGGUAN VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Listen/dengar
1. Tak bisa nafas/sulit bernafas. Terdengar
stridor, wheeze (seperti astma)
2. Terjadi penurunan/hilang suara nafas
PENANGANAN
VENTILASI PARU
(BREATHING PROBLEM)
TANDA KEDARURATAN PERNAFASAN)

Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu pertolongan


sesegera mungkin bila :
Untuk dewasa
1. RR < 10 atau >40 x/mnt
2. Pernafasan irreguler
3. GCS kurang dari sama dengan 8
Bayi dan anak
1. RR < 20 x/mnt atau > 90 x/mnt usia < 12 bln
2. RR < 20 x/mnt atau > 70 x/mnt usia > 12 bln
PENATALAKSANAAN GANGGUAN VENTILASI

Frekuensi nafas yang kurang atau lebih


tinggi dari normal harus diperbaiki
Penderita sadar
1.Perbaikan posisi (semi fowler – fowler)
2. Longgarkan pakaian
3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan O2
4. Pemberian O2 melalui kanula binasal,
masker rebreathing, non rebreathing
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN TIDAK SADAR

1. Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala)


2. Berbaring telentang, posisi kepala diangkat
(head-up 30°), kepala miringkan kesatu sisi
(Posisi miring kekiri)
3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan
oksigen
4. Pemberian nasal canule, masker
rebreathing, dan non rebreathing
5. Gunakan Bag valve mask
C AR AP E M BE R I AN VENTILASI

1. Tanpa alat 2. Dengan alat


• Mouth to mouth • Face mask/pocket
• Mouth to nose mask
• Mouth to mouth • Larygeal mask
and nose • Bag valve mask
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN TIDAK SADAR

1. Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala)


2. Berbaring telentang, posisi kepala diangkat
(head-up 30°), kepala miringkan kesatu sisi
(Posisi miring kekiri)
3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan
oksigen
4. Pemberian nasal canule, masker
rebreathing, dan non rebreathing
5. Gunakan Bag valve mask
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN TIDAK SADAR

1. Bebaskan jalan nafas.


2. Setelah terbebas jalan nafas dapat dilakukan
pernafasan :
- Tanpa alat (Mouth to mouth)
- Menggunakan pipa bersayap
- Menggunakan masker
-Menggunakan pompa dengan balon otomatis dan
katup searah (pump-mask valve bag)
-Menggunakan mesin bantu pernafasan :
Countinous Breathing (ventilator mekanik)
FACE MASK O2 5 - 10 lpm
FiO2 : 40- 60 % PERALATAN PADA
TERAPI OKSIGEN

Masker sederhana Dengan


reservoir bag Flow O2 : 8 - 12
lpm
BVM Dengan reservoir bag FiO 2 : 60%- 100%
Flow O2 : 8- 10 lpm
FiO 2 : 80%- 100%

BVM Dengan reservoir


BAG VALVE MASK (BVM) bag
20 – 21 % Flow O 2 : 8 -10 lpm
FiO2 : 80 %- 100%
PERALATAN PADA TERAPI
NASAL PRONG
O2 flow 1 – 6 lpm OKSIGEN
FiO 2 : 24 – 44 %

Jackson Rees
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 100%
TERAPI OKSIGEN

1. Penggunaan Nasal canule


Konsentrasi yang diberikan 21 s.d 45%
2. Penggunaan Masker rebreathing
Konsentrasi O2 diberikan 60 s.d 80% (6-10 lt/mnt)
3. Penggunaan Masker non rebreathing Konsentrasi
80 s.d 100% (6-10 lt/mnt)
4. Penggunaan Bag valve mask dengan reservoir
-Konsentrasi yang diberikan 100% (10-12 lt/mnt)
-Keuntungan memberikan tekanan positif, dapat
diberikan pada pasien yang bernafas dan tidak bernafas
CIRCULATION
MANAGEMENT
TERAPI OKSIGEN

Pengertian : Tindakan yang dilakukan


untuk mengembalikan fungsi sirkulasi
tubuh yang tadinya terhenti atau
terganggu
Tujuan : agar sirkulasi darah kembali
berfungsi normal
DIAGNOSIS

Gangguan sirkulasi yang mengancam jiwa


terutama jika terjadi henti jantung dan syok
Diagnosis henti jantung ditegakkan dengan tidak
adanya denyut nadi karotis dalam waktu 5 – 10
detik. Henti jantung dapat disebabkan kelainan
jantung (primer) dan kelainan di luar jantung
(sekunder) yang harus segera dikoreksi
TANDA-TANDA SIRKULASI NORMAL

1. Perfusi perifer : teraba hangat, kering


2. Warna akral : pink/merah muda
3. Capillary refill time : < 2 detik
4. Denyut nadi < 100
5. Tekanan darah sistole >90-100
6. Produksi urine 1 ml/kgBB/jam
TANDA-TANDA SIRKULASI
NORMAL

1. Perfusi perifer : teraba hangat, kering


2. Warna akral : pink/merah muda
3. Capillary refill time : < 2 detik
4. Denyut nadi < 100
5. Tekanan darah sistole >90-100
6. Produksi urine 1 ml/kgBB/jam
TANDA-TANDA SIRKULASI NORMAL
1. Perfusi perifer : teraba hangat, kering
2. Warna akral : pink/merah muda
3. Capillary refill time : < 2 detik
4. Denyut nadi < 100
5. Tekanan darah sistole >90-100
6. Produksi urine 1 ml/kgBB/jam

Perkiraan besarnya tekanan darah sistolik jika nadi teraba di :


- radialis : > 80 mmHg
- femoralis : > 70 mmHg
- Carotis : > 60 mmHg
JENIS – JENIS SYOK
1. SYOK HIPOVOLEMIK
2. SYOK KARDIOGENIK
3. SYOK SEPTIK
4. SYOK ANAFILAKSIS
1. SYOK HIPOVOLEMIK

Penyebab : muntah/diare yang sering; dehidrasi karena


berbagai sebab seperti heat stroke, terkena radiasi; luka
bakar grade II-III yang luas; trauma dengan perdarahan;
perdarahan masif oleh sebab lain seperti perdarahan ante
natal, perdarahan post partum, abortus, epistaksis,
melena/hematemesis.
Diagnosis : perubahan pada perfusi ekstremitas (dingin,
basah, pucat), takikardi, pada keadaan lanjut : takipneu,
penurunan tekanan darah, penurunan produksi urin,
pucat, lemah dan apatis
1. SYOK HIPOVOLEMIK

Tindakan : pemasangan 2 jalur intravena dengan jarum


besar dan diberikan infus cairan kristaloid (Ringer
Laktat/Ringer Asetat/NaCl 0,9 %) dengan jumlah cairan
melebihi dari cairan yang hilang.
Catatan : untuk perdarahan dengan syok kelas III-IV
selain diberikan infus kritaloid sebaiknya disiapkan
tranfusi darah segera setelah sumber perdarahan
dihentikan
PENATALAKSANAAN SYOK

Tatalaksana mengatasi perdarahan :


Airway (lindungi tulang servikal)
Breathing (oksigen jika ada)
Circulation (kendalikan perdarahan)
TATALAKSANA MENANGANI PERDRAHAN

1. Posisi syok
Angkat kedua tungkai dengan menggunakan papan
setinggi ± 45o. 300 – 500 cc darah dari kaki pindah ke
sirkulasi sentral.
TATALAKSANA MENANGANI PERDRAHAN
2.Menghentikan perdarahan (prioritas utama)
Tekan sumber perdarahan
Tekankan jari pada arteri proksimal dari luka
Bebat tekan pada seluruh ekstremitas yang
luka
Pasang tampon sub fasia (gauza pack)
Hindari tourniquet (torniquet = usaha Perdarahan 20
terakhir) cc/menit = 1200
cc / jam !
Perdarahan permukaan tubuh ekstremitas
lakukan penekanan, gunakan sarung tangan
atau plastik sebagai pelindung !
TATALAKSANA MENANGANI PERDRAHAN

3. Pemasangan infus dan 5. Lokasi dan Estimasi


pergantian volume darah perdarahan
dengan cairan/darah. Fraktur femur tertutup : 1,5-2
4. Cari sumber perdarahan liter
yang tersembunyi Fraktur tibia tertutup : 0,5 liter
Rongga perut (hati, limpa, Fraktur pelvis : 3 liter
arteri), rongga pleura, panggul Hemothorak : 2 liter
atau pelvis, tulang paha Fraktur iga (tiap satu) : 150 cc
(femur), kulit kepala (anak) Luka sekepal tangan : 500 cc
Bekuan darah sekepal : 500 cc
2. SYOK KARDIOGENIK

Penyebab : dapat terjadi pada keadaan-keadaan antara lain kontusio


jantung, tamponade jantung, tension pneumotoraks
Diagnosis : hipotensi disertai gangguan irama jantung (bisa berupa
bradiaritmia seperti blok AV atau takiaritmia seperti SVT, VT), mungkin
terdapat peninggian JVP, dapat disebabkan oleh tamponade jantung
(bunyi jantung menjauh atau redup dan tension pneumotoraks
(hipersonor dan pergeseran trakea)
Tindakan : pemasangan jalur intravena dengan cairan kristaloid (batasi
jumlah cairan), pada aritmia berikan obat-obatan inotropik,
perikardiosintesis untuk tamponade jantung dengan monitoring EKG,
pemasangan jarum torakosintesis pada ICS II untuk tension
pneumotoraks
3. SYOK SEPTIK

Penyebab : proses infeksi berlanjut


Diagnosis : fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi; fase
lanjut tanda klinis dingin, vasokontriksi.
Tindakan :ditujukan agar tekanan sistolik > 90-100 mmHg
(Mean Arterial Pressure 60 mmHg).
Tindakan awal : IVFD cairan kristaloid, beri antibiotika,
singkirkan sumber infeksi
Tindakan lanjut : penggunaan cairan koloid dikombinasi
dengan vasopresor seperti dopamine
4. SYOK ANAFILAKSIS

Penyebab : reaksi anafilaksis berat


Diagnosis : tanda-tanda syok dengan riwayat adanya alergi
(makanan, sengatan binatang dan lain-lain) atau setelah
pemberian obat.
Tindakan : resusitasi cairan dan pemberian epinefrin
subcutan
Catatan : tidak semua kasus hipotensi adalah tanda-tanda
syok, tapi denyut nadi abnormal, irama jantung abnormal
dan bradikardia biasanya merupakan tanda hipotensi
4. SYOK NEUROGENIK

Definisi : Syok neurogenik Etiologi antara lain :


merupakan kegagalan pusat 1. Trauma medula spinalis dengan quadriplegia
vasomotor sehingga terjadi atau paraplegia (syok spinal).
hipotensi dan penimbunan 2. Rangsangan hebat yang kurang
darah pada pembuluh menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada
tampung (capacitance fraktur tulang.
vessels). 3. Rangsangan pada medula spinalis seperti
Syok neurogenik terjadi penggunaan obat anestesi spinal/lumbal.
karena hilangnya tonus 4. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat
pembuluh darah secara otonom).
mendadak di seluruh 5. Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
tubuh.
.
4. SYOK NEUROGENIK

Diagnosis
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik
terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat, bahkan
dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan adanya defisit
neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding syok neurogenik adalah sinkop vasovagal. Keduanya sama-
sama menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat pengaturan vasomotor
tetapi pada sinkop vasovagal hal ini tidak sampai menyebabkan iskemia
jaringan menyeluruh dan menimbulkan gejala syok.1,9 Diagnosis banding yang
lain adalah syok distributif yang lain seperti syok septik, syok anafilaksi. Untuk
syok yang lain biasanya sulit dibedakan tetapi anamnesis yang cermat dapat
membantu menegakkan diagnosis.
4. SYOK NEUROGENIK
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan
menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang
berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat
dianjurkan.
3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi
cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat sebaiknya
diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk
menilai respon terhadap terapi.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan
seperti ruptur lien)

Anda mungkin juga menyukai