Anda di halaman 1dari 40

ILMU PENYAKIT DALAM

KEBIDANAN
RADANG GENETALIA
INTERNA
Kelompok 2
SERVISITIS Adhitya
UROGENITAL Galdha
ENDOMETRIOSIS Galuh
MIOMETRITIS Nur
PARAMETRITIS Rima
ADNEKSITIS Titik
PERITONITIS PELVIS Yeyen
Yoelan
SERVISITIS

 Servisitis ialah radang dari selaput lendir kanalis


servikalis.

 Pathogen utama servisitis mukopurulen adalah C.


Trachomatis dan Neisseria Gonorrheae.

 Diagnosis dapat ditegakkan dengan dilakukan


pemeriksaan lab (pengecatan gram).
GEJALA UMUM

 Sekret biasanya kental atau purulent dan kadang-


kadang berbau.
 Sering menimbulkan erosi pada portio, yang
berwarna merah menyala.
 Pada pemeriksaan inspekulo dapat terlihat fluor
purulent keluar dari kanalis servikalis. Namun, jika
portio normal, tidak ada ektropion (mukosa kanalis
servikalis tampak dari luar), maka kemungkinan
gonnorea.
 Pada servisitis yang kronis kadang-kadang dapat
dilihat bintik putih (Ovula Nabothii) dalam daerah
selaput lendir yang merah, karena infeksi.
KLASIFIKASI

SERVISITIS AKUTA SERVISITIS KRONIKS

Servisitis Akuta

 Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada


gonorre. Infeksi post abortus, post partum, yang disebabkan
oleh streptococcus, stapilococus, dan lain-lain.

 Penyakit ini dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi


kronis.
Servisitis Kroniks

 Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus
memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks
serta kelenjar-kelenjar infeksi menahun.
 Gambaran patologis dapat ditemukan :
1. Serviks kelihatannya normal. Servisitis ini menimbulkan gejala,
yaitu : pengeluaran sekret yang agak putih-kuning.
2. Ada partio uteri disekitar ostium uteri eksterum, tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel
porsio di sekitarnya. Sekret yang dikeluarkan terdiri atas mucus
bercampur nanah.
3. Sobeknya serviks uteri lebih luas dan mukosa endoserviks lebih
kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan
demikian mudah terkena infeksi dari vagina.
Diagnosis Banding Pemeriksaan Khusus

 Kanker Serviks  Pemeriksaan Spekulum


 Lesi Tuberculosis  Sediaan hapus untuk
 Herpes Progenitali biakan dan tes
kepekaan.
 Pap smear.
 Biakan dan media.
 Biopsy.
Ibu Hamil
 Servisitis pada ibu hamil harus segera diketahui saat ANC,
kemudian dilakukan kolaborasi dan rujukan dengan tenaga
kesehatan lainnya dengan upaya untuk menjaga kesehatan ibu
dan bayinya agar tidak terjadi penularan lebih lanjut kepada
janinnya.
Ibu Melahirkan
• Jika memasuki waktu persalinan baru diketahui bahwa ibu mengidap
servisitis maka segera lakukan rujukan, karena di khawatirkan terjadi
komplikasi yang lebih berat pada ibu maupun bayinya sebelum, selama
atau sesudah dilahirkan.
• Jika kondisi ibu sudah mendekati pembukaan lengkap, maka siapkan
partus set dengan APD lengkap.
• Untuk penanganan selanjutnya lakukan kolaborasi maupun rujukan
dengan dokter.
Ibu Nifas
 Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah
melahirkan. Pengobatan terhadap infeksi ini dimulai dengan
pemeriksaan setelah 42 hari persalinan atau sebelum hubungan
seks dimulai.

 Harus segera diketahui sebelum ibu melakukan hubungan


seksual kembali dengan pasangan.

 Segera lakukan rujukan ke dokter.


UROGENITAL

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba


patogen, dan bersifat sangat dinamis. Infeksi Urogenital
disebabkan dari infeksi saluran kemih atau ISK, yang kemudian
menjalar ke organ-organ genetalia bahkan dapat ke ginjal.

Sebanyak 20% kasus infeksi saluran kemih


terjadi pada ibu hamil. Perempuan saat hamil
lebih beresiko menderita infeksi saluran kemih
karena perubahan anatomis dan fisiologis yang
terjadi pada tubuhnya.
BAKTERIURIA
ASIMTOMATIK

Bakteriuria asimtomatik adalah kolonisasi bakterial yang


persisten pada tractus urinarius tanpa gejala simtomatik atau
klinis. Prevalensi bakteriuria asimtomatik adalah 5% sampai 10%
pada wanita hamil.

Mikroorganisme patogen yang menjadi penyebabnya terutama


adalah Escherichia coli ( 75,2%- 86%), yang lainnya seperti
Staphilococcus, Streptoccocus, Klebsiella, Enterobacter, Proteus.
Pada bakteri yang masuk ke organ genetalia
seperti Escherichia coli dapat menyebabkan
penyakit servisitis non spesifik, Staphilococcus
dapat menyebabkan penyakit seperti adneksitis
dan servisitis non spesifik, Streptoccocus dapat
menyebabkan penyakit seperti adneksitisdan
servisitis non spesifik , dan N. Gonorhe dapat
menyebabkan penyakit seperti adneksitis dan
servisitis spesifik
PARASIT
TRICHOMONAS
VAGINALIS
Trichomonas vaginalis adalah parasit anaerobik bergerak
dengan flagella yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1836
oleh Donne´ (Donne, 1836) yang menemukannya pada sekret
vagina wanita yang mengalami keputihan.

Gejala
- keputihan yang disertai rasa gatal,
- nyeri berkemih dan nyeri daerah supra pubis
- secret vagina biasanya berwarna putih kehijauan (purulent),
berbusa dan berbau tajam
- strawberry cervix yang ditandai dengan lesi berbentuk bintik
bintik kemerahan akibat inflamasi.
PENATALAKSANAAN

Dosis tunggal Metronidazole 2 per oral atau 2 x 500


mg per hari selama 7 hari merupakan pilihan utama.
Untuk wanita hamil, Metronidazol aman diberikan
pada trimester kedua dan ketiga.

Pasangan dari penderita


harus diobati bersama sama
untuk menghindari efek bola
ping-pong
Pencegahan
Kontak sexual beresiko
seperti berganti ganti
pasangan harus dihindari
TANDA DAN
GEJALA ISK
Tanda dari terjadinya ISK adalah ditemukan bakteri dalam urin (bakteriuria). Spesimen
urin dikatakan bakteriuria signifikan apabila ditemukan jumlah kuman pada kultur
urin≥105 cfu/ml urin.
ISK atas yaitu pielonefritis menimbulkan gejala antara lain
• Demam
• Menggigil
• nyeri pinggang
• mual dengan atau tanpa muntah
• penurunan berat badan
• serta dapat pula disertai dengan gejala ISK bawah.

ISK bawah yaitu ureteritis, cystitis, prostatitis, epididimitis, dan uretritis menimbulkan
gejala antara lain
• nyeri supra pubis
• Disuria
• frekuensi berkemih meningkat
• Urgensi
• hematuria
PERAN BIDAN DALAM
PENANGANAN ISK

 Menganamnesa pasien
 Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis lainnya
 Lalu mengikuti arahan dokter dalam menangani pasien.
 Biasanya pasien akan dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan lainnya (dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
menggunakan foto polos abdomen, ultrasonography, intravena
phyelography, voiding sistouretrography, dan CT -scan)
ENDOMETRIOSIS

adanya kelenjar dan stroma endometrium ektopik atau di luar


dari kavum uterus dan dihubungkan dengan nyeri pelvik dan
infertilitas.

DIAGNOSIS

 nyeri pelvik
 Usg akan tampak struktur kista dengan internal berdifusi
rendah yang dikelilingi oleh kapsul ekogenik kering ( crisp
echogenic capsule)
 Infertilitas
PENATALAKSANAAN

 Dengan cara pembedahan untuk mengurangi nyeri,


 meningkatkan fertilitas/kehamilan dan menunda rekurensi selama
mungkin
 pengobatan medikamentosa dengan cara supresi hormonal, hingga
menyebabkan suasana hipoestrogenik sehingga mengurangi ukuran lesi
endometriosis .

Pengobatan medikamentosa meliputi :

 progestin,
 danazol,
 gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analogues,
 levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG -IUS) dan
 pil kontrasepsi.
 Pengobatan farmakologi lain seperti non-steroidal
antiinflammatory drugs (NSAIDs) secara luas digunakan untuk
mengobati nyeri kronik pada pasien endometriosis.
MIOMETRITIS

DEFINISI

Infeksi pada uterus setelah persalinan.


Keterlambatan terapi akan menyebaabkan
abseb, peritonitis, syok, thrombosis vena, emboli
paru, infeksi panggul kronik , sumbatan kulit,
infertilitas.
FAKTOR
PREDISPOSISI
 Persalinan persalinan
 Persalinan seksio sesarea
 Bakteriologi
 Patogenesis
TANDA DAN
GEJALA
 Demam berkisar
melebihi 38 o - 39 o C.
 Biasanya di sertai
menggigil
 biasanya mengeluhkan
adanya nyeri abdomen
 Lochea berbau. Tapi
bukan tanda pasti
PENATALAKSANAAN

1. Pada penderita metritis ringan pascapersalina normal


pengobatan dengan antibiotika oral biasanya memberikan
hasil yang baik.

2. Pada penderita metritis sedang dan berat termasuk


penderita pascaseksio sesarea, perlu diberikan antibiotika
dengan spectrum luas secara intravena, dan baisanya
penderita akan membaik dalam waktu 48-72 jam,.
PARAMETRITIS

Parametritis adalah
radang dari jaringan
longgar di dalam
lig.latum. Radang ini
biasanya unilatelar.
Parametritis adalah
infeksi jaringan pelvis
ETIOLOGI

Parametritis dapat terjadi dengan 4 cara :

 Melalui robekan serviks yang dalam


 Penjalaran endometritis atau luka serviks yang terinfeksi
melalui jalan lahir.
 Sebagai lanjutan thrombopheblitis
 Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
PATOFISIOLOGI

Endometritis → Infeksi meluas → Lewat


jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi
menyebar kemiometrium → Miometritis
MANIFESTASI
KLINIS
 Suhu tinggi dengan demam menggigil
 Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti
muntah, defense
 Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi
dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu
disertai rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau
kedua belah di perut bagian bawah, sering memancar pada kaki.
 Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri
di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan
tulang panggul, dapat meluas.
 Ditengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses.
 nadi cepat
DIAGNOSA

Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat


belum menunjukkan dengan nyata adanya perluasan infeksi,
yang lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita
dengan infeksi yang meluas tampaknya sakit, suhu meningkat
dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat,
keluhannya juga lebih banyak.
PENANGANAN

 Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah


gentamisin dan metronidazol.

 Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti


pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.

 Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera
di bawa ke rumah sakit daerah.

 Pasien diberi antibiotik dan jika ada fluktuasi perlu


dilakukan incisi. Tempat incisi ialah di atas lipat paha atau
pada cavum douglasi.
ADNEKSITIS

Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah


radang pada tuba falopi dan radang ovarium
yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi
karena infeksi yang menjalar ke atas sampai
uterus, atau akibat tindakan post kuretase
maupun post pemasangan alat kontrasepsi
(IUD)
ETIOLOGI

 Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH


rendah.
 Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis
yang menghalangi naiknya kuman-kuman. Radang
alat genetalia mungkin lebih sering terjadi di negara
tropis, karena:
1) Hygiene belum sempurna.
2) Perawatan persalinan dan abortus belum
memenuhi syarat-syarat.
3) Infeksi veneris belum terkendali
PATOFISIOLOGI

 Radang tuba fallopii dan radang ovarium


biasanya terjadi bersamaan

 Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba


dari uterus melalui mukosa

 Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum


uteri dengan jalan darah atau limfe ke
parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke
peritonium pelvik
TANDA DAN
GEJALA
 Gambaran klinik salpingo  Gejala – gejala salpingo ooforitis
ooforitis akuta : kronika
 Demam
 leukositosis • rasa nyeri cukup kuat di perut
 rasa nyeri disebelah kanan bagian bawah sebelah kiri atau
atau kiri uterus
kanan
 penyakit tersebut tidak jarang
dijumpai terdapat pada kedua • yang bertambah keras pada
adneksa pekerjaan berat, disertai dengan
 setelah lewat beberapa hari penyakit pinggang
dijumpai pula tumor dengan • Haid pada umumnya lebih banyak
batas yang tidak jelas dan dari biasanya dengan siklus yang
nyeri tekan.
sering kali tidak teratur
 Pada pemeriksaan air kencing
biasanya menunjukkan sel-sel • penderita sering mengeluh tentang
radang pada pielitis. dispareunia dan infertilitas dan
 Pada torsi adneksa timbul rasa dapat pula ditemukan dismenorea
nyeri mendadak
PENATALAKSANAAN
MEDIS

Pengobatan dengan anti-biotik


Terapi jaringan
Fisioterapi
Terapi bedah
PERITONITIS PELVIS

 Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yang


biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis. Kejadian
peritonitis akut sering dikaitkan dengan perforasi viskus
(secondary peritonitis).

 Peritonitis merupakan penyulit yang kadang – kadang terjadi


pada penderita pascaseksio sesarea yang mengalami
metritis disertai nekrosis dan dehisensi insisi uterus. Pada
keadaan yang lebih jarang didapatkan pada penderita yang
sebelumnya mengalami seksio sesarea kemudian dilakukan
persalinan pervaginam (VBAC : vaginal birth after c-
section). Abses pada parametrium atau adneksa dapat
pecah dan menimbulkan peritonitis generalisata.
ETIOLOGI

Ditinjau dari penyebabnya


1.Primer (peritonitis spontan)
 Disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan kelenjar
getah bening ke peritoneum.

 2. Sekunder (berkaitan dengan proses patologis pada


organviseral)
 Penyebab introgenik umumnya berasal dari trauma saluran
cerna bagian atas termasuk pankreas, saluran empedu dan kolon
juga dapat terjadi dari trauma endoskopi. Jahitan operasi yang
bocor (dehisensi) merupakan penyebab tersering terjadinya
peritonitis.
 Resiko terjadinya peritonitis sekunder dan abses makin
tinggi dengan adanya terlibatan duodenum, pancreas perforasi
kolon, kontaminasi peritoneal, syok perioperatif, dan transfusi
yang pasif.
PATOFISIOLOGI

Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah


keluarnya eksudat fibrinosa.
Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan
membran mengalami kebocoran. Jika defisit cairan tidak
dikoreksi secara cepat, maka dapat menimbulkan kematian
sel.
Organ-organ didalam cavum peritoneum termasuk
dinding abdomen mengalami oedem. Oedem disebabkan
oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ-organ
tersebut meninggi.
KLASIFIKASI

1 . Peritonitis Bakterial Primer

 Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial


secara hematogen pada cavumperitoneum dan tidak ditemukan
fokus infeksi dalam abdomen.Penyebabnya bersifat
monomikrobial, biasanya E. Coli, Sreptococus atau
Pneumococus.

 Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah


adanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresi
dan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah pasien
dengan sindrom nefrotik , gagal ginjal kronik , lupus
eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites.
2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)
 Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau per forasi
tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius.
 Bakteri anaerob,khususnya spesies Bacteroides, dapat memperbesar
pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi.

 Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum
peritoneal.
 Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis yang disebabkan oleh
bahankimia, perforasi usus sehingga feces keluar dari usus.
 Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya appendicitis.

3. Peritonitis Ter sier


Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis yang sumber kumannya
tidak dapat ditemukan. Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan
langsung, seper tii misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas,
dan urine.
TANDA DAN
GEJALA
1. Demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi
hipotermia, tatikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi.
2. Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum
maximum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi.
3. Dinding perut akan terasa tegang karena mekanisme
antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari
palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi
peritoneum.
4. Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk
membedakan nyeri akibat pelvic inflammatoru disease.
DIAGNOSIS

Diagnosis peritonitis ditegakan secara klinis dengan adanya nyeri abdomen (akut
abdomen) dengan nyeri yang tumpul dan tidak terlalu jelas lokasinya (peritoneun
visceral) yang makin lama makin jelas lokasinya (peritoneum parietal).

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan
penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-
merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang
dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.

1.Tes darah.
Pemeriksaan Penunjang 2.Uji pencitraan.
3.Analisis cairan
peritoneum
(paracentesis).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai