UNDANG–UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN A.LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup
penting setelah sandang dan pangan. Pemenuhan kebutuhan kesehatan bisa melalui berbagai cara, mulai dari pemeliharaan kesehatan sendiri (hygiene) yang bersifat preventif atau dengan bantuan orang lain. Pelayanan kesehatan di lakukan oleh tenaga kesehatan sesuai profesinya. Sesuai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi di bidang kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan yang semakin beraneka ragam, turut mempengaruhi jasa dan jenis pelayanan kesehatan. Ke aneka ragaman jenis obat baru ternyata menimbulkan pula masalah baru, dari mulai interaksi obat sampai masalah efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa waktu terakhir ini sering timbul masalah – masalah antara pemberi pelayanan kesehatan (dokter) dengan penerima pelayanan kesehatan (pasien).Masalah tersebut timbul sejak terjadinya hubungan antara dokter dengan pasien dalam suatu pelayanan pengobatan yang di rasakan tidak memuaskan atau merugikan salah satu pihak. Munculnya kasus-kasus dalam pelayanan kesehatan merupakan indikasi bahwa kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat dan semakin mengetahui akan hak dan kewajibannya. Hal inilah yang menyebabkan pasien tidak mau lagi menerima begitu saja sara pengobatan seperti yang di lakukan sebelumnya Dilihat dari segi hukum, hubungan antara dokter dan pasien bisa di lihat dari segi hukum perdata dan segi hukum pidana.Dari sudut hukum perdata, hubungan antara dokter dengan pasien merupakan hubungan hukum di dasarkan pada transaksi terapeutik. Hubungan antara pasien dengan dokter termasuk dalam ruang lingkup hukum perjanjian karena adanya kesanggupan dari dokter untuk mengupayakan kesehatan atau kesembuhan pasien, sebaliknya pasien menyetujui tindakan teurapetik yang di lakukan oleh dokter tersebut Dari sudut hukum pidana, persoalan pokok antara hukum kesehatan dengan hukum pidana ialah adanya kesalahan. Seorang dokter dapat di katakan melakukan suatu kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan profesinya, apabila dia tidak memenuhi kewajibannya dengan baik. B.IDENTIFIKASI MASALAH
Bagaimana perlindungan hukum terhadap dokter dengan kasus
resiko medis seperti kasus alergi obat menurut Undang – undang Praktik Kedokteran ? Bagaimana tanggung jawab hukum dokter dalam kasus alergi obat ? C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitianini secara spesifik untuk mengetahui perlindungan
hukum terhadap dokter, khususnya: Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap dokter pada kasus resiko medis seperti seperti alergi obat menurut Undang – Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab hukum dokter dengan kasus alergi obat. D. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian ini dari asfek teoritis, yaitu dapat mengupas
mengenai perlindungan hukum terhadap dokter pada kasus resiko medis menurut Undang – Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Mengingat dalam kegiatan sehari harinya seorang dokter tidak lepas dari resiko profesi. Jika di hubungkan dengan pembaharuan hukum, penelitian ini di harapkan dapat menberikan sumbangan bagi para pembuat undang – undang untuk merancang peraturan perundang – undangan yang bisa memberikan rasa aman terhadap dokter dalam menjalankan profesinya. Penulisan tesis ini juga dapat bermanfaat di dalam aspek praktis yaitu bagi masyarakat luas sebagai penguna jasa pelayanan medik, hasil penelitian ini di harapkan dapat menberikan pengertian terhadap masyarakat tentang perbedaan malpraktik dan resiko medis dalam suatu pelayanan ataupun tindakan medik. Bagi profesi dokter, hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dalam praktek sehari hari.