Anda di halaman 1dari 29

HUKUM ADAT

OLEH:
GUSWAN HAKIM,SH.MH.
• Tujuan Mempelajari Hukum Adat:
• Tujuan praktis:
 Hukum adat masih digunakan dalam
lapangan hukum perdata, khususnya dalam
perkara waris
 Secara faktual, masih banyak terdapat
eksistensi kehidupan indigenous people di
pelosok pedalaman nusantara
• Tujuan strategis:
 Hukum adat sebagai hukum asli bangsa
merupakan sumber serta bahan potensial
untuk pembentukan hukum positip Indonesia
dan pembangunan tata hukum Indonesia
Beberapa Pertanyaan Mendasar
1. Apakah Hukum Adat itu ?
2. Apakah Hukum Adat = Adat ?
Jika sama bagaimana persamaannya ?
Jika tidak apa perbedaannya ?
3. Bagaimanakah (ciri-ciri) Hukum Adat ?
Pengertian-Pengertian tentang
Hukum Adat
 Menurut Hilman, istilah adat bhs. Arab kebiasaan
 Istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama kali
merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah
“Adatrecht”
 Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan Snouck
Hurgronje dalam bukunya yang berjudul “De Atjehers”
 Dikembangkan lebih lanjut oleh Prof.Mr.Cornelis van
Vollenhoven dalam tulisan-tulisannya antara lain “Het
Adatrecht van Ned-Indie (1901-1933)”, “Een
Adatwetboekje voor heel Indie (1910)”, “De Ontdekking
van het Adatrecht (1928)”.
“Hukum Adat” adalah….
A. Menurut Van Vollenhoven:
“Hukum adat adalah aturan-aturan perilaku yg
berlaku bg orang-orang pribumi dan timur
asing, yg di satu pihak mempunyai sangsi
Konsep Hukum Adat (maka dikatakan hukum)
dan di lain pihak tidak dikodifikasi (maka
dikatakan adat) [Hilman Hadikusuma,
“Pengantar Ilmu Hukum Adat”]
“Hk.Adat = adat / kebiasaan yang bersangsi”
B. Menurut Mr.B.Ter Haar Bzn
“Hukum adat adalah aturan adat / kebiasaan
yang mendapat sifat hukum melalui
keputusan-keputusan atau penetapan-
penetapan petugas hukum seperti Kepala
Adat, Hakim, dll baik di dalam maupun di luar
persengketaan”
(Teori “Keputusan”/“Beslissingenleer” )
Menurut Prof.Dr. M. Koesnoe, terdapat
perbedaan tentang konsep hukum antara
pemikiran barat dan adat.
 Konsep pemikiran barat:
a. Memandang individu sebagai makhluk yang merdeka
b. Setiap individu memiliki kepentingan yang diusahakan
untuk selalu dipenuhi secara maksimal
c. Perlu diadakan penertiban atas usaha pemenuhan
kepentingan tersebut
d. Diperlukan sangsi untuk menjamin dilaksanakannya
penertiban tersebut
 Konsep pemikiran Adat:
a. Individu adalah bagian yg tak terpisahkan dari
masyarakatnya
b. Individu adalah bagian dari masyarakat yg
mempunyai fungsi masing-masing utk
melangsungkan dan kelangsungan masyarakat.
c. Tdk ada ketentuan adat yg memerlukan syarat
yg menjamin berlakunya dg menggunakan
paksaan (sanksi)
d. Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian
keseimbangan yang terganggu akibat adanya
pelanggaran
Karakteristik Hukum Adat
A. Wujud Hukum Adat
• Sebagian besar tidak tertulis / non statutair / ius non
scriptum
• Sebagian kecil berupa hukum tertulis seperti
peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh raja-raja
• Uraian-uraian hukum secara tertulis, seperti hasil
penelitian yang dibukukan
• Dikarenakan wujud di luar tidak tertulis hanya
merupakan bagian kecil, maka hukum adat cenderung
selalu disebut sebagai hukum tidak tertulis
B. Hukum adat bersifat dinamis (tidak statis)
C. Hukum adat berasal langsung dari kebudayaan rakyat,
yakni berupa kebiasaan-kebiasaan serta nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat
Dua Unsur Berlakunya Hukum Adat
1. Unsur kenyataan (pada kenyataannya) adat
itu dalam keadaan yang sama selalu
diindahkan oleh rakyat
2. Unsur psikologis terdapat adanya keyakinan
rakyat bahwa adat tersebut mempunyai
kekuatan hukum, sehingga menimbulkan
adanya kewajiban hukum (opinio juris
necessitatis)
Unsur-Unsur Pembentuk Hukum Adat:
 Mr.L.W.C van Den Berg teori “Receptio in
Complexu”
Hukum Adat

Hukum agama Penyimpangan²


 Van Vollenhoven:
Hukum Adat

Hukum tdk tertulis Hukum tertulis

Hukum asli penduduk Hukum agama


(Melayu Polynesia)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Perkembangan Hukum Adat:
1. Faktor magis dan animisme
2. Faktor agama
3. Faktor kekuasaan-kekuasaan yang lebih tinggi
dari persekutuan hukum adat
4. Hubungan dengan orang-orang ataupun
kekuasaan asing
DASAR HUKUM
BERLAKUNYA HUKUM
ADAT
3 Macam keberlakuan hukum:

1. Secara yuridis-formil
2. Secara empiris / sosiologis / faktual
3. Secara filosofis
Dua Unsur Berlakunya Hukum Adat
1. Unsur kenyataan (pada kenyataannya) adat
itu dalam keadaan yang sama selalu
diindahkan oleh rakyat
2. Unsur psikologis terdapat adanya keyakinan
rakyat bahwa adat tersebut mempunyai
kekuatan hukum, sehingga menimbulkan
adanya kewajiban hukum (opinio juris
necessitatis)
2 sudut pandang keberlakuan
hukum adat

secara internal secara eksternal

ilmu&sistem hukum ilmu&sistem hukum


adat di luar hukum adat
Secara internal
 Memberlakukan hk adat menurut sistem hk.adat:
 Keberlakuan secara faktual
2 unsur dalam keberlakuan hukum adat(Soerojo
1979):
a. kenyataan Dasar Berlakunya Hukum Adat
b. psikologis konsep hk. Adat (Bellefroid)
 Keberlakuan secara filosofis
hukum adat bersumber langsung dari nilai-nilai &
pandangan hidup masyarakat
Secara Eksternal
Memberlakukan hk.adat mll sistem hk di luar
hk.adat
selain secara faktual dan filosofis, keberlakuan
hukum adat juga harus ditopang atau
dipayungi oleh suatu hukum positip (legalisasi
keberlakuan hukum adat dlm suatu peraturan
per-UU-an)
menghasilkan

Keberlakuan scr yuridis-formil


Keberlakuan Hukum Adat Secara Yuridis
Formil
 Dapat ditinjau dalam lintasan sejarah
1. Jaman penjajahan
a. era VOC
……………………………revolusi Perancis
b. era kolonial
2. Era kemerdekaan
Era Pemerintahan Kolonial Belanda
 Adanya semangat liberalisme semangat
Bewuste Rechtpolitiek

Pembentukan peraturan per-UU-an di


tanah jajahan A.B
Pengaturan ttg Hkm Adat dlm Era
Kolonial:
Pasal 11 A.B
Pasal 75 R.R lama (1854)

Pasal 75 R.R baru (1920)


Pasal 131 ayat 2 sub b. I.S
Era Kemerdekaan
 UUD 1945:
-Pasal II AP pasal 131 I.S
 Konstitusi RIS:
-Pasal 192(1) pasal 131 I.S
-Pasal146(1)
 UUDS 1950:
-Pasal 104(1)
-Pasal 142 pasal 131 I.S
Dekrit 5 Juli 1959

 UUD 1945
-pasal II AP pasal 131 I.S
 UUD 1945 Amandemen
-pasal I AP pasal 131 I.S
-pasal 18B(2)
Pengaturan ttg Hukum Adat di
peraturan per-UU-an lain:
Pasal 146(1) Konstitusi RIS

Pasal 104 (1) UUDS 1950

UU Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman:


pasal 17 UU 19/64 jo pasal 23(1) UU 14/70 jo
pasal 25(1) UU 4/04
UUPA:
Pasal 5:
“Hukum agraria yg berlaku atas bumi, air, dan
ruang angkasa adalah hukum adat, sepanjang
tdk bertentangan dg kep.nasional dan negara,
yg berdasarkan atas persatuan bangsa,
dengan sosialisme Indonesia serta dg
peraturanperaturan yg tercantum dlm UU ini
dan dg peraturan-peraturan lainnya, segala
sesuatu dg mengindahkan unsur-unsur yg
berdasarkan pd hukum agama.
-Pasal 2(4) :
• mengatur tentang pelimpahan
kembali wewenang kepada
masyarakat adat utk melaksanakan
hak menguasai atas tanah
-Pasal 3:
• mengatur pelaksanaan hak ulayat
UU No1 Th 1974 (UU
Perkawinan)
-Pasal 35 & pasal 36 :
pengaturan ttg harta bersama
dan harta bawaan resepsi
konsep hukum adat

Anda mungkin juga menyukai