Anda di halaman 1dari 36

LUKA BAKAR

Ns. Muhammad Sardiman


IGD RSU Provinsi NTB
DEFINISI
• Kerusakan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan
sumber panas ataupun
suhu yang sangat dingin
(frost bite)
• Berupa :
– Thermis
– Elektris
– Khemis
– Radiasi
Anatomi Kulit
Faal Kulit
• Proteksi
• Absorbsi
• Eksresi
• Persepsi
• Pengatur suhu tubuh
• Membentuk pigmen
• Membentuk vitamin D
• Keratinisasi.
KLASIFIKASI
Berdasarkan kedalaman luka

Derajat I
Superfisial skin burn

LUKA Derajat II
BAKAR Partial thickness skin burn

Derajat III
Full thickness skin burn
Derajat I

• Superfisial skin burn


• Hanya mengenai
lapisan epidermis
• Kulit kering, eritema
• Nyeri
• Tidak ada bula
• Sembuh dlm 5 –10
hari
Derajat II

• Partial thickness skin burn


• Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
• Terdapat proses eksudasi
• Ada bula
• Dasar luka berwarna
merah/pucat
• Nyeri
Derajat II Lanjutan…

Dangkal (superfisial) Dalam (Deep)


• Kerusakan mengenai • kerusakan mengenai
bagian superfisial dari hampir seluruh dermis
dermis • Organ kulit seperti folikel
• Organ-organ kulit seperti rambut, kelenjar keringat
folikel rambut, kelenjar dan sebasea sebagian
sebasea, kelenjar besar masih utuh.
keringat masih utuh. • Penyembuhan lebih
• Penyembuhan terjadi lama yaitu 1 bulan dgn
spontan dlm waktu 10 – meninggalkan parut
14 hari.
Derajat III
• Full thickness skin burn
• Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih dalam
• Tidak ada bula
• Kulit berwarna abu-abu
dan pucat
• Kering
• Terdapat eskar
• Tidak nyeri
KLASIFIKASI
Berdasarkan luas luka bakar

Menggunakan luas permukaan palmar


pasien = 1% luas permukaan tubuh.

LUKA Rule of nine  orang dewasa


BAKAR
Rumus 10 – 15 – 20  anak

Rumus 10  bayi
Luas Luka Bakar Lanjutan…

 Rule of nine
 Luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang
dan bokong, ekstremitas
atas kanan, ekstremitas atas
kiri, paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki kiri
masing-masing 9%.
 Daerah genitalia = 1%.
Luas Luka Bakar Lanjutan…

• Pada anak dan bayi


digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki
lebih kecil.
• Rumus 10 untuk bayi
• Rumus 10-15-20 untuk
anak.
KLASIFIKASI
Berdasarkan tingkat keparahan

Berat (Major Burn)

LUKA
Sedang (Moderate Burn)
BAKAR
Ringan
Luka Bakar Ringan
 Luka bakar drajat I, luas < 50%
 Luka bakar drajat II, luas < 15 %
 Luka bakar drajat II, luas < 10 % (Pada Usia
<10 tahun atau >50 tahun)
 Luka bakar drjat III luas < 2 % pada segala
usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
dan perineum)
Luka Bakar Sedang
 Luka bakar derajat I dgn luas >50%
 Luka bakar derajat II dgn luas 15% – 30%
 Luka bakar derajat II dgn luas 10% – 20 %
(Pada Usia <10 thn atau >50 thn)
 Luka bakar derajat III dgn luas 2% – 10%
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum)
Luka Bakar Berat
 Derajat II >30 %, >20 %, usia <10 thn atau >50 thn
 Derajat III > 10 %
 Luka bakar derajat II atau III pada muka, telinga,
tangan, kaki, dan perineum
 Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi),
cedera jaringan lunak dan cedera tulang tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
 Luka bakar listrik tegangan tinggi
 Disertai trauma alat gerak
Penyulit pada luka bakar
• Usia penderita, biasanya mereka dengan usia
kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun.
Penanganan kelompok usia ini biasanya lebih
sulit.
• Adanya penyakit penyerta. Proses penata-
laksanaan sering menjadi sukar dan
berkepanjangan.
TRAUMA INHALASI
• Trauma luka bakar yang disebabkan oleh udara
panas yang mengenai mukosa saluran nafas.
• Terjadi pada kebakaran dalam ruang tertutup
atau akibat ledakan bom.
• Gejala : bulu rambut hidung terbakar, terdapat
jelaga, dahak mengandung jelaga, bila berat
dapat muncul gangguan pernafasan akibat
oedem mukosa saluran nafas
TRAUMA INHALASI
Lanjutan…

Obstruksi sal. Napas atas :


- Edema mukosa
- Percampuran epitel mukosa
yg nekrosis dgn sekret kental
(fibrin >>)
Obstruksi sal. Napas bawah :
Fibrin yg menumpuk pd
mukosa alveoli m’bentuk
membran hialin gang.
difusi & perfusi O2
ARDS
Gangguan Mekanisme Bernapas
• Eskar yg melingkar di perm. rongga toraks
gang. ekspansi rongga thoraks pada saat
inspirasi.
• Gangguan Sirkulasi
Ekspansi cairan intravaskuler, plasma
(protein) elektrolit ke ruang intersisiel
cairan di jar.intersisiel gang.
keseimbangan tek. hidrostatik & onkotik,
gang. perfusi metabolisme seluler
FASE LUKA BAKAR
1. FASE AKUT
 Sejak terjadinya trauma sampai 48 jam
 Problem Fase Akut :
 Gangguan pada jalan nafas
(trauma inhalasi)
 Shock
 Cairan dan elektrolit
Fase Luka Bakar Lanjutan…

2. FASE PASCA AKUT


Problema Fase Pasca Akut :
 Infeksi : nosokomial, terjadi 48 jam setelah
MRS
 Sepsis : febris, septic shock
 Penyembuhan luka :
- Luka derajat I & II dangkal  epithelisasi
- Derajat II dalam dan III  Skin Graft
 Fungsi anggota gerak : kontraktur
TERAPI
FASE AKUT
1. Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan
penyebab luka bakar
2. Nilai KU penderita  Obstruksi airway, nadi, tensi dan
kesadaran (ABC)
 Obstruksi airway  Bebaskan airway (intubasi,
trakeostomi)
 Shock  segera infus (grojog), tanpa memper-
hitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan
 Tidak shock segera infus sesuai perhitungan
kebutuhan cairan
Fase Akut Lanjutan…

3. Perawatan luka
• Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
• Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
• Bula besar ( > 3 cm )  bulektomi (dipecah)
• Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver
Sulfadiazine (SSD) contoh : Silvaden,
Burnazine, Dermazine dll
• Pemberian antibiotika bersifat
profilaktis jenis spektrum luas
Fase Akut Lanjutan..

• Antibotik tidak diberikan bila penderita datang <


6 jam dari kejadian
• Analgetika
• ATS / Toxoid
• Antasida
• Pasang catheter  pantau prod urin
• NGT(Nasogastric Tube)  hindari ileus
paralitik
Tatalaksana Resusitasi
• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Eskarotomi pada dinding toraks  memperbaiki
kompliansi paru
Tatalaksana resusitasi cairan
1. Per oral saja
Penderita dengan luka bakar tak luas
(< 15% grade II)
2. Infus (IVFD) : pada luka bakar > 15%
– Cara Evans
– Cara Baxter
Resusitasi cairan Lanjutan…

Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

• 1/2 dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.


• Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya
• Pada hari kedua diberikan 1/2 jumlah cairan hari
pertama.
• Pada hari ketiga diberikan 1/2 jumlah cairan hari kedua.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi – jika ada indikasi ARDS
• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
Komplikasi
1. Syok karena kehilangan cairan.
2. Sepsis / toksis.
3. Gagal Ginjal mendadak
4. Peneumonia
5. Hipertrofi jaringan parut
6. Kontraktur
Komplikasi
• Hipertrofi jaringan parut, dipengaruhi oleh:
a. Kedalaman luka bakar
b. Sifat kulit
c. Usia klien
d. Lamanya waktu penutupan
• Jaringan parut terbentuk secara aktif pada 6 bulan post
luka bakar dengan warna awal merah muda dan
menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut
terus berlangsung dan warna berubah merah, merah tua
dan sampai coklat muda dan terasa lebih lembut
Komplikasi
• Kontraktur, merupakan komplikasi yang sering menyertai
luka bakar serta menimbulkan gangguan fungsi
pergerakan. Beberapa hal yang dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kontraktor antara lain:
a. Pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini
b. Latihan ROM baik pasif maupun aktif
c. Presure garmen yaitu pakaian yang dapat
memberikan tekanan yang bertujuan menekan
timbulnya hipertrofi scar
ILUSTRASI KASUS
Kesadaran CM, BB 55 kg
Primary survey
A: Bebas, bulu hidung tidak
8 jam SMRS Kulit wajah, kedua lengan,
terbakar
dan kaki kiri melepuh karena tersambar
B: Spontan, frekuensi nafas
api. Pasien tersambar api dalam jangka
20x/menit, reguler, kedalaman
waktu yang sangat sebentar.
cukup
Terkurung dalam ruangan (-), sesak
C: Akral hangat, CRT < 2”, TD
nafas (-), pusing (-), mual (-), muntah (-)
100/80 mmHg, FN 112x/menit,
Luka bakar grade IIsuhu
↓ 11% ec. api
afebris
Dibawa ke Puskesmas terdekat dan
D: GCS 15, E4M6V5
diberikan perawatan luka dengan cairan
Secondary survey: dbN
NaCl 0,9%
Status lokalis: edema di mata kiri

dan bibir, terdapat bula berdiameter
Dirujuk ke RSUP NTB atas permintaan
±5 cm di ext. atas kiri dan kanan, luka
keluarga.
bakar di kepala dan leher: 4 %, ext.
atas kanan 2%, ext. atas kiri 3 %, dan
ext. bawah kiri 2 %  total 11%
• Resusitasi cairan  cara Baxter
4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11%
= 2.420 mL / 24 jam

Hari pertama:
8 jam pertama  1.210 mL.
16 jam kemudian  1.210 mL.
Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam.
Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam.

Jumlah cairan dapat dikurangi bahkan dihentikan bila


diuresis pasien memuaskan dan pasien dapat minum
tanpa kesulitan

Anda mungkin juga menyukai