Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

STEMI
dr. Muhammad Faris Afif

Pembimbing :
dr. Irma Kartikasari, Sp. JP
IDENTITAS PASIEN

• Nama pasien : Tn. K B


• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 51 Tahun
• Alama : Deket, Lamongan
• Pekerjaan : Pegawai
• Suku : Jawa
• Tgl. MRS : 2 November 2018
• No. Register : 274991
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Nyeri dada


• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke IGD RSUD dr. Soegiri dengan keluhan nyeri dada sejak 2 jam
sebelum MRS. Nyeri dirasakan mendadak, seperti tertindih, tidak dapat ditunjuk dan
tembus ke punggung serta menjalar ke lengan kiri. Keluhan dirasakan saat sedang duduk
dan semakin memberat. Pasien mengaku keluhan tersebut dirasakan pertama kali. Pasien
juga merasakan sesak ketika nyeri dada berlangsung. Tidak didapatkan keluhan mual,
muntah, nyeri perut nyeri BAK.
ANAMNESIS

• Riwayat Penyakit Dahulu


Trauma (-), stroke (-), penyakit lambung (-), DM (-), HT (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti pasien.
• Riwayat Pengobatan
Tidak pernah berobat. Riwayat imunisasi tidak diketahui.
• Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai pegawai PLN. Pasien merupakan perokok aktif dan menghabiskan 2 pak/hari sejak
pasien berumur 20 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : GCS 456
• Berat Badan : 60 kg
• Vital sign
Tekanan Darah : 130/80 MmHg Nadi : 64x/ menit
Respiration Rate : 24x/ menit Suhu : 36,80C
SpO2 : 99% dengan O2 nasal 3 lpm
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Interna • Pulmo


• Kepala/ leher Inspeksi: hemitoraks kanan dan kiri simetris, retraksi (-/-)
• Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
Palpasi: fremitus raba hemitoraks kanan dan kiri sama
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar
thyroid Perkusi: sonor pada hemitoraks kanan dan kiri
• Peningkatan JVP (-), deviasi trakea (-)
Auskultasi: suara dasar vesikuler di kedua lapang paru, wheezing (-
• Thorak /-), rhonki (-/-)
• Cor
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen • Ekstremitas
Inspeksi: datar Superior : Akral Hangat (+/+), Edema (-/-),
Auskultasi : bising usus (+) dbn Inferior : Akral Hangat (+/+), Edema (-/-),
Palpasi: soepel, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi: timpani
HASIL EKG

Kesimpulan :
sinus rhythm, HR
61x/min.

Iskemik inferior,
STEMI
Anterolateral
HASIL LABORATORIUM
Glukosa Darah Hasil Nilai Rujukan Satuan
Satuan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
2/11/2018
Glukosa Sewaktu 117 <200 mg/dL
Hematologi

Hemoglobin 17.3 11.7 – 15.5 g/dL


Fungsi Ginjal
Lekosit 23.750 3.600- 11.000 µL
Urea 27 10-50 mg/dl
LED 13-21 10-20/jam Jam
Serum Kreatinin 0.81 0.50 – 1.10 mg/dL
Trombosit 741.000 150.000-440.000 103 µL
Asam Urat 5.1 1.9-7.9 mg/dL
Diff count 5-0-0-59-26-10 2-4/0-1/50-70/25-
40/2-8
Elektrolit
Fungsi Hati Natrium 143 136 – 144 meq/l

SGOT 25 < 37 uL Kalium 4.3 3.8 – 5.0 meq/l

SGPT 33 <39 uL Clorida 107 94 - 111 meq/l


FOTO THORAKS
DIAGNOSIS

• STEMI anterolateral
PLANNING

• Planning tx:
• O2 nasal 3 lpm • Konsul dr. Bashori, Sp. JP :
• IVFD asering 1500cc/24 jam • Pro ICCU  Pro trombilitik
• Ceftriaxone 2x1 g iv • Cek CKMB
• Ranitidine 2x50 mg iv • Pasang DC
• Ondancentron 3x4 mg
• Oral :
• ISDN 5 mg Sub Lingual
• Clopidogrel 300 mg
• Aspilet 320 mg
PRE TROMBOLITIK (2 NOV 2018)
ICCU
• S : Nyeri dada. • A: STEMI anterolateral
• O: Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran : Compos • P:
Mentis,
• O2 nasal 3 lpm
• Vital sign • IVFD asering 500cc/24 jam
• Nadi : 67x/ menit RR : 20x/ menit • Cedocard 0,2cc/jam
• Fibrion 1,5 juta IU selama 1 jam
• Suhu : 36.70C TD : 150/100 MmHg
• Ceftriaxone 2x1 g iv
• K/L : a/i/c/d = -/-/-/-
• Ranitidine 2x50 mg iv
• Thorax : • Ondancentron 3x4 mg
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) • Oral :
• ISDN 2 x 5 mg
Pulmo : ves/ves, rhonki -/- , wheezing -/-
• Clopidogrel 1 x 75 mg
• Abdomen : flat, soepel, nyeri tekan -, timpani, BU(+)N • Aspilet 1 x 80 mg
• Ekstremitas : Akral Hangat (+/+), Edema (-/-)
HASIL LABORATORIUM

Satuan

Hasil Nilai Rujukan


Pemeriksaan

2/11/2018
CK-MB 26 < 25

Throponin I 0.87 0.00 – 0.10 ug/L


POST TROMBOLITIK (2 NOV 2018)
ICCU
• S : Nyeri dada berkurang, mual (-), Muntah (-). • A: STEMI anterolateral

• O: Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran : Compos • P: O2 nasal 3 lpm


Mentis, • IVFD asering 500cc/24 jam

• Vital sign • Cedocard 0,2cc/jam


• Ceftriaxone 2x1 g iv
• Nadi : 67x/ menit RR : 20x/ menit
• Ranitidine 2x50 mg iv
• Suhu : 36.70C TD : 130/80 MmHg • Ondancentron 3x4 mg

• K/L : a/i/c/d = -/-/-/- • Arixtra 1x1 (H-1)


• Oral :
• Thorax :
• ISDN 2 x 5 mg
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) • Clopidogrel 1 x 75 mg

Pulmo : ves/ves, rhonki -/- , wheezing -/- • Aspilet 1 x 80 mg


• Simvastatin 0 – 0 – 20 mg
• Abdomen : flat, soepel, nyeri tekan -, timpani, BU(+)N
• Alprazolam 0 – 0 – 1
• Ekstremitas : Akral Hangat (+/+), Edema (-/-)
• Captopril 12,5 mg 2 x ½
EKG PRE TROMBOLITIK EKG POST TROMBOLITIK
2 NOV 2018 – 16.00 2 NOV 2018 – 17.00
FOLLOW UP
HASIL LAB 8 NOVEMBER 2018

Satuan
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan

8/11/2018

Hematologi

Hemoglobin 15.6 11.7 – 15.5 g/dL

Lekosit 17.640 3.600- 11.000 µL

LED 50-65 10-20/jam Jam

Trombosit 823.000 150.000-440.000 103 µL

Diff count 7-1-0-70-13-9 2-4/0-1/50-70/25-40/2-8

Elektrolit

Natrium 140 136 – 144 meq/l

Kalium 4.2 3.8 – 5.0 meq/l

Clorida 105 94 - 111 meq/l


TINJAUAN PUSTAKA
Ambrose, John A. 2015. Pathophysiology of coronary artery disease leading to acute coronary syndrome
Durasi

Luas Obstruksi Lokasi

Iskemik

Infark

Gangguan Gangguan
Kotraktilitas dan Marker jantung elektrik
relaksasi meningkat
MANIFESTASI KLINIS

Fanaroff, Alexandra C., 2015. Acute Coronary Syndrome. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2468893.


DIAGNOSIS

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• EKG
• Pemeriksaan marker jantung

Roffi, Marco., Patrono, Carlo., Borger, Michael A. 2016. 2015 ESC Guidelines for management of acute
coronary syndrome in patient presenting without persistent ST -segment elevation
MARKER JANTUNG

Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
TATALAKSANA

Ibanez, Borja., Agewall, Stefan. 2017. 2017 ESC Guidelines for management of acute coronary syndrome in patient presenting persistent ST -segment elevation.
TERAPI REPERFUSI

• Terapi fibrinolitik direkomendasikan


diberikan dalam 12 jam sejak awitan
gejala
• Pada pasien tanpa kontraindikasi bila PCI
tidak bisa dilakukan dalam 120 menit
sejak kontak medis pertama

Ibanez, Borja., Agewall, Stefan. 2017. 2017 ESC Guidelines for management of acute coronary syndrome in patient presenting persistent ST -segment elevation.
KONTRAINDIKASI TERAPI FIBRINOLITIK

Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
OBAT FIBRINOLITIK

• Agen yang spesifk terhadap fibrin


(tenekteplase, alteplase, reteplase) lebih
disarankan dibandingkan agen-agen yang
tidak spesifk terhadap fibrin
(streptokinase) (Kelas I-B).

Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
• Antikoagulan direkomendasikan pada pasien-pasien STEMI yang diobati dengan fibrinolitik
hingga revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama dirawat di rumah sakit hingga 5 hari
(Kelas I-A).
• Pada pasien-pasien yang diberikan streptokinase, Fondaparinuks intravena secara bolus
dilanjutkan dengan dosis subkutan 24 jam kemudian (Kelas IIa-B).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai