Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

INTEGRASI GINJAL DAN ORGAN LAINNYA

Kelompok 4 S1-IV C :

Merinda Shafara (1701113)


M. Fadhlil Hadie (1701114)
Muslimaini (1701115)
Nora Handayani (1701116)
Nur Amalina (1701117)
Nurafika Kurniawan P (1701118)

Dosen Pengampu :
Adriani Susanty. M.Farm, Apt
SUB BAB
1
• Ginjal

2
• Hubungan ginjal terhadap volume cairan ekstraseluler

3
• Hubungan ginjal terhadap volume darah

4
• Mekanisme Natriuresis tekanan dan Diuresis tekanan

5
• Hubungan ginjal terhadap organ Jantung

6
• Hubungan ginjal terhadap organ hati

7
• Hubungan ginjal terhadap organ Tulang

• Keadaan yang menyebabkan peningkatan besar volume


8 darah dan volume cairan ekstrasel 2
Ginjal
• Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang
integral dengan homeostasis tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan, termasuk
keseimbangan fisika dan kimia
• Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas, dan
elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan
yang normal.

Fungsi ginjal :
 Mengatur volume dan osmolalitas cairan tubuh.
 Mengatur keseimbangan elektrolit
 Mengatur keseimbangan asam-basa
 Mengekskresikan sisa metabolic, toksin, dan zat asing
 Memproduksi dan mensekresi hormon
3
Cairan Tubuh

• Cairan tubuh total, terdistribusi antara cairan


Ekstraselular dan intraselular CAIRAN INTRASELULER
• Darah mengandung cairan ekstraseluler dan 40%
intraseluer CAIRAN TUBUH
• Volume darah rata-rata pada menusia dewasa 60% CAIRAN
normal aalah 8% dari berat tubuh, atau sekitar 5 EKSTRASELULER
liter. Sekitar 60% dari darah adalah plasma, dan 20%
sekitar 40% adalah sel darah merah.
• Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan
ekstraseluler oleh membran yang sangat selektif
permeabel thd air,tetapi tidak thd kebanyakan
elektrolit

4
Cairan tubuh
• Komposisi cairan tubuh :
-Air
-Solut (terlarut), terdiri dari elektrolit dan non elektrolit

• Fungsi cairan tubuh :


-Mengatur volume cairan dalam tubuh.
-Mengatur keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion
-Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh
-Eksresi sisa-sisa hasil metabolisme
-Fungsi hormonal dan metabolisme
-Pengaturan tekanan darah
-Pengeluaran zat beracun
• Volume cairan ekstrasel terutama ditentukan oleh keseimbangan
antara asupan dan keluaran air dan garam
• Oleh sebab itu, beban pengaturan volume ekstrasel terletak pada ginjal 5
untuk menyesuaikan pengeluaran garam dan air agar sesuai dengan
Peran ADH mengatur cairan ekstrasel

• ADH merupakan hormon peptida hidrofilik ini dibuat di


nukleus supraoptikus
• Hormon yang disintesis dikemas dalam granula sekreorik
dan disimpan di terminal neuron di hipofisis posterior
• ADH → merupakan hormon yang mengatur osmolalitas
cairan tubuh dengan mengubah ekskresi air oleh ginjal
• Tanpa adanya ADH tubulus pengumpul dan duktus
pengumpul umumnya impermeabel terhadap air sehingga
reabsorpsi air di bagian nefron terhambat.

6
Peran ADH mengatur cairan ekstrasel

• Peranan ADH → mengatur ekskresi air oleh ginjal untuk membentuk sedikit
volume urin pekat, dan mengeluarkan garam dalam jumlah normal.
• Bila cairan ekstrasel menjadi terlalu pekat, cairan akan ditarik dengan cara
osmosis ke darah, sehingga volumenya berkurang dan memberikan sinyal
saraf pada hipotalamus agar menghasilkan sekresi ADH tambahan
• Sebaliknya, bila cairan ekstrasel menjadi terlalu encer, air bergerak dengan
cara osmosis ke arah yang berlawanan, yaitu masuk ke dalam sel, dan
menurunkan sinyal untuk sekresi ADH.

7
Peran ADH mengatur cairan ekstrasel

• Sekresi ADH dipengaruhi oleh : ↑ osmolalitas plasma


• Hal ini dapat dideteksi oleh osmoreseptor di
hipotalamus
• Sehhingga hipotalamus memberikan sinyal pada
kelenjar hipofisis posterior untuk menyekresikan ADH
• ADH meningkatkan permeabilitas duktus koligentes
terhadap air, yang menurunkan osmolalitas plasma
menurun. Hal ini membantu tubuh untuk menyimpan air
dalam keadaan seperti dehidrasi.

8
berikatan
9
ADH DISEKRESI
PRODUKSI URINE BERKURANG

10
Permeabilitas tubulus
kolektivus terhadap air ↑

Akibat dari sekresi ADH : Reabsorpsi air ↑

Volume plasma ↑

Osmolalitas ↓
11
Integrasi ginjal untuk mengatur volume darah /
tekanan darah

• Volume plasma dipertahankan melalui reabsorpsi air dan pengendalian komposisi carian
ekstraselular (mis, terjadi dehidrasi).
• Modifikasi tonus vascular oleh ginjaljuga dapat mengatur tekanan darah. Hal ini
dilakukan terutama oleh sistem renin-angiotensin aldosterone.

• Renin adalah hormon yang disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang
disebut/prorenin didalam sel-sel jugstaglomerular (sel JG)
• Renin dikeluarkan oleh juksta glomerulus dari nefron sebagai respons terhadap
berkurangnya natrium hipoperfusi arteri renal, atau stimulasi saraf renal melalui
jaras simpatis waktu tekanan darah menurun
• Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut/prorenin didalam
sel-sel jugstaglomerular (sel JG) diginjal
12
• Renin menstimulasi konversi angiotensinogen (zat yang dikeluarkan
hepar) ke angiotensin I.
• Konversi angiotensin I ke angiotensin II oleh enzim pengubah
angiotensin dari paru-paru (ACE), menyebabkan vasokontriksi .
Mekanisme ini dapat membuat tekanan darah meningkat.
• Angiotensin II berperan dalam pengendali ekskresi ginjal, jika asupan
natrium meningkat melebihi normal, sekresi renin bekurang sehingga
pembentukan angiotensin II menurun.
• Berkurangnya angiotensin II menurunkan reabsorpsi natrium ditubulus,
dan sebaliknya.

13
• Reabsorpsi Na dan sekresi K oleh principal cells diatur oleh
hormon aldosterone.
• Aldosteron disekresikan oleh korteks adrenal, terutama bekerja
pada principal cells tubulus pengumpul dikorteks untuk
merangsang pompa Na-K ATPase yang meningkatkan reabsorpsi
Na dan sekresi K ke dalam tubulus
• Peranan aldosteron dalam mengatur ekskresi ginjal yaitu
meningkatkan reabsorbsi natrium, terutama pada tubulus
koligentes kortikalis.
• Pengaruh akhir aldosteron adalah membuat ginjal menahan
natrium dan air tetapi meningkatkan ekskresi kalium dalam urin.

14
15
Mekanisme Natriuresis dan Diuresis

• Mekanisme yang paling dasar dan kuat untuk mengatur volume


darah dan volume cairan ekstrasel adalah mekanisme natriuresis
tekanan dan tekanan diuresis.
• Diuresis merujuk → pengaruh peningkatan tekanan darah untuk
meningkatkan eksresi volume urin
• Natriuresis merujuk → peningkatan eksresi natrium yang terjadi
dengan peningkatan darah
• Natriuresis tekanan adalah komponen utama pada mekanisme
umpan-balik cairan tubuh-ginjal.

16
• Mekanisme umpan-balik cairan tubuh-ginjal mencegah penimbunan
terus menerus garam dan air di tubh sewaktu terjadi peningkatan.
• Selama ginjal berfungsi normal dan natriuresis tekanan bekerja secara
efektif, peningkatan asupan garam air datapat diatasi.
• Selama terjadi perubahan dalam asupan natrium dan cairan,
mekanisme ini membantu tubuh mempertahankan keseimbangan
cairan dan memperkecil perubahan dalam volume darah,cairan
ekstraseluler dan tekanan arteri dengan cara sebagai berikut :

17
Peningkatan asupan cairan melebihi pengeluaran urine
menyebabkan akumulasi cairan di rubuh dan peningkatan
volume darah dan cairan ekstrasel

Peningkatan ekskresi ciran menyeimbangkan asupan


yang lebih besar, dan akumulasi cairan selanjutnya
dapat dicegah

↑curah jantung → ↑ tek.arteri, yang meningkatkan


pengeluaran urin melalui natriuresis tekanan.

Peningkatan vol.darah meningkatkan tekanan


pengisian sistemik rerata dan curah jantung

18
Integrasi ginjal terhadap Jantung

• Jika seseorang menderita gagal ginjal kronis, dimana pengeluaran


cairan tubuh terganggu, maka volume urin yang keluar akan sedikit
sehingga terjadi penimbunan cairan dalam tubuh
• Peningkatan cairan dalam tubuh mengakibatkan volume darah
meningkat, sehingga jantung memompa kuat.
• Ginjal yang memproduksi angiotensin II menyebabkan pengaktifan
saraf simpatis yang menyebabkan vasokontriksi, hal ini dapat
menyebabkan penyakit hipertensi

19
Integrasi ginjal terhadap sel darah
merah

• Ginjal memproduksi enzim yang disebut faktor


eritropoietin yang mengaktifkan eritropoietin,
hormone yang dihasilkan hepar.
• Fungsi eritropoiesis adalah menstimulasi sumsum
tulang untuk memproduksi sel darah, terutama sel
darah merah.
• Tanpa eritropoietin, sumsum tulang pasien penyakit
hepar atau ginjal tidak dapat memproduksi sel darah
merah.

20
Integrasi ginjal terhadap Tulang

• Gagal ginjal kronis dapat menimbulkan gangguan tulang


• salah satunya adalah penurunan sintesis 1,25-
dihydroxyvitamin D , yang akan menyebabkan kegagalan
mengubah bentuk inaktif Ca sehingga terjadi penurunan
absorbsi Ca.
• Penurunan absorbsi Ca ini akan menyebabkan hipokalsemia
dan osteodistrofi.
• Pada gagal ginjal kronis akan terjadi hiperparatiroidisme
sekunder yang terjad ikarena hipokalsemia, hiperfosfatemia,
resistensi skeletal terhadap PTH.

21
• Hiperparatiroidisme sekunder akan menyebabkan depresi
padasumsum tulang sehingga akan menurunkan
pembentukan eritropoetin yang pada akhirnya akan
menyebabkananemia.
• Selain itu hiperparatiroidisme sekunder juga akan menyebkan
osteodistrofi yang diklasifikasikanmenjadi osteitis fibrosa
cystic, osteomalasia, adinamik bone disorder, dan mixed
osteodistrofi

22
Keadaan yang menyebabkan peningkatan besar
volume darah dan volume cairan ekstrasel

• Terdapat keadaan-keadaan abnormal yang dapat memnyebabkan


peningkatan besar kedua variabel ini,seperti :

1).Penyakit jantung
Pada gagal jantung kongestif, volume darah meningkat 10-15%, dan
volume cairan ekstrasel kadang meningkat 200% atau lebih. Jika jantung
sudah sangat lemah, tekanan arteri tidak mampu meningkat hingga dapat
memulihkan pengeluaran ke urine normal. Jika hal ini terjadi , ginjal
menahan banyak urin sampai yang bersangkutan mengalami kongesti
sirkulasi berat dan akhirnya meninggal karena edema, terutama edema
paru.
23
• 2). Peningkatan kapasitas sirkulasi
• Setiap keadaan yang meningkatkan kapasias vaskuler juga
menyebabkan peningkatan volume darah. Contoh keadaan ini adalah
kehamilan karena akibat meningkatnya kapasitas vaskuler
uterus,plasenta dan organ-organ lain yang membesar.

24
THANKYOU

25

Anda mungkin juga menyukai