Anda di halaman 1dari 56

PATOFISIOLOGI

TELINGA
Shofiana Rahmawati/30101407329
Advisor: Kolonel CKM. Dr. Budi Wiranto Sp. THT-KL
Kelainan Telinga Kelainan Telinga
Luar Tengah
GANGGUAN
TELINGA LUAR
Gangguan Telinga Luar
Kelainan Daun Telinga Kelainan Liang Telinga Kelainan Kongenital

• Hematoma • Serumen • Bat’s Ear


• Perikondritis • Corpus Alienum • Mikrotia dan Atresia
• Pseudokista • Otitis Eksterna Liang Telinga
• Otomikosis • Fistula Preaurikular
• HZO
• Infx Kronis Liang
Telinga
• Otitis Eksterna
Maligna
KELAINAN KONGENITAL
Bat’s Ear Mikrotia Fistula Pre Aurikula

Dari muara fistel


Daun telinga Pada mikrotia sering keluar cairan
Nampak tidak bentuknya lebih yang merupakan
normal, lebih kecil dan tidak secret dari kelenjar
sempurna, dapat sebasea. Biasanya
lebar dan lebih disertai dengan
berdiri. Fx datang dengan
atresia liang telinga keluhan secret yang
pendengaran keluar tersumbat
tidak terganggu dan menimbulkan
selulitis.
KELAINAN YANG DIDAPAT
Hematoma Perikondritis Pseudokista

Terdapat kumpulan Adalah radang pada Kumpulan cairan kekuningan


darah diantara tulang rawan yang diantara lap perikondrium dan
perikondrium dan menjadi kerangka daun tulang rawan telinga
telinga. Biasanya terjadi benjolan. Tidak nyeri dan tidak
tulang rawan. karena trauma atau diketahui penyebabnya
Biasanya disebabkan operasi yang tidak steril.
oleh karena trauma
langsung pada daun
telinga
KELAINAN LIANG TELINGA
Kelainan Liang Telinga

• Serumen
• Corpus Alienum
• Otitis Eksterna
• Otomikosis
• HZO
• Infx Kronis Liang
Telinga
• Otitis Eksterna Maligna

Junqueira; Basic Histology Textbook and Atlas; Chapter 23 The Special


Sense; Ear
1. SERUMEN
• Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea,
kelenjar serumenosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu.
• Konsistensi dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim,
dan keadaan lingkungan (> lunak)
• Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga
akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa
tuli konduktif
• Serumen lunak  dapat dibersihkan dengan kapas yang
dililitkan oleh aplikator.

• Serumen yg lembek & letaknya terlalu dalam, sehingga


mendekati membran timpani  dapat dikeluarkan dengan
mengirigasi liang telinga.

• Serumen yang telah keras  dilembekkan terlebih dahulu dgn


karbogliserin 10 %, setelah itu dibersihkan dgn alat pengait atau
diirigasi.
2. BENDA ASING DI TELINGA
3. OTITIS EKSTERNA
• Adalah radang liang telinga akut / kronis yang terjadi karena infeksi jamur, bakteri / virus.
Faktor yang mempermudah radang liang telinga luar adalah perubahan pH di lian telinga

Otitis Eksterna
Akut

Otitis Eksterna
Sirkumskripta
Otitis Eksterna
(Furunkel) Difus
3.A Otitis Eksterna Sirkumskripta
• 1/3 telinga luar  adneksa kulit (folikel rambut, kel. Sebasea, dan kel serumen)
• Infeksi pada pilosebaseus : furunkel

• Etiologi : Staphylococcus aureus-Staphylococcus albus


Gejala: nyeri hebat, bila furunkel menyumbat telinga gg pendengaran

• Terapi yang diberikan tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi
abses, diaspirasi secara steril, dan diberikan AB topical dalam bentuk salep
seperti basitrasin
3.B Otitis Eksterna Difus
• Mengenai liang telinga 2/3 dalam. Tampak liang telinga hiperemis dan edema dengan
batas yang tidak jelas.
• Etiologi:
Staphylococcus albus, escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa. Sekunder dari otitis media supuratif kronis.
• Gejala:
- Nyeri tekan tragus
- Liang telina sempit
- KGB regional membesar & nyeri tekan
- Sekret berbau, tidak mengandung lendir (musin)
• Pengobatan antara lain memberikan antibiotic topical ke telinga
yang sakit.
4. Otitis Eksterna Maligna
• Infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya.
• Lokasi : istmus liang telinga
• Etiologi : Pseudomonas aeruginosa
• Terjadi pada orang tua dengan DM  pH serumen lebih tinggi
• Immunocomprize dan mikroangiopati, otitis eksterna otitis eksterna
maligna.
• Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara
progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan & tulang sekitarnya
 sehingga timbul kondritis, osteitis & osteomielitis yang
menghancurkan tulang temporal.
• Gejala :
Rasa gatal di telinga, nyeri, sekret yg banyak serta pembengkakan
liang telinga
Kemudian rasa nyeri makin hebat, jaringan granulasi cepat tumbuh.
Pseudomonas menyusuri basis cranii dan masuk ke belakang shg
melumpuhkan saraf cranial ke :
- for. Stilomastoideus  paralise N.VII
- For. Jugulare  paralise N.IX dan XI v. jugulare  sinus thrombosis
thrombophlebitis otak  abses otak
• Pengobatan (harus cepat) :
 Antibiotik (fluoroquinolone),(aminoglikosida)
 Diperlukan juga tindakan debridement.
5. OTOMIKOSIS
• Merupakan infeksi jamur yang terjadi di liang telinga. Patogen yang tersering antara
lain Pityrosporum, dan Aspergillus.
• Gejala utama yang dirasakan antara lain rasa gatal dan penuh di liang telinga.
• Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga dengan
lar asam asetat 2% dalam alkohol, lar povidon iodine 5%
atau tetes telinga yang mengandung camp AB dan steroid dan
dikombinasikan dengan antifungal topikal(klotimazol)
6. HERPES ZOOSTER OTIKUS
• Adalah kelainan yang disebabkan oleh infx virus Varicella zoster yang menyerang 1
atau lebih dermatom nervus cranialis.
• Gejala klinis yang dialami pasien antara lain otalgia, paralisis otot wajah, gangguan
SNHL, dan ditemukan vesikel dan krusta didaerah muka dan sekitar telinga
• Terapi disesuaikan dengan tatalaksana Herpes Zoster
R/ Acyclovir tab 800mg
S5dd1pc
R/ Methylprednisolone tab 10mg
S4dd1pc (tapering off)
7. INFEKSI KRONIS LIANG TELINGA
•Etiologi:
Infeksi bakteri dan jamur yang tidak diobati, iritasi
kulit disebabkan cairan otitis media, trauma
berulang, benda asing  dapat menyebabkan
radang kronis.

•Akibatnya:
Terjadi stenosis/penyempitan liang telinga
karena terbentuk jaringan parut (sikatriks)

•Pengobatan:
Operasi rekonstruksi liang telinga
Keratosis obturatorans
• Ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga disebabkan oleh
terbentuknya sel epitel berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah
telinga luar.
• Terjadi karena proses radang yg kronis
• Gejala :
Gangguan pendengaran & nyeri hebat disebabkan desakan epitel
berkeratin di liang telinga.
Erosi tulang terjadi menyeluruh  tampak liang telinga menjadi lebih luas

Terapi :
Terjadi gangguan migrasi epitel setelah gumpalan tersebut dikeluarkan 
debris akibat radang harus dibersihkan secara berkala.
Kolesteatoma Eksterna
• Erosi tulang terjadi hanya pada posteroinferior
• Byk tjd pada usia tua, unilateral
• Gejala :
 Otore
 Nyeri tumpul disebabkan oleh invasi kolesteatoma ke tulang yang menimbulkan periosteitis.

• Terapi :
 Operasi agar kolesteatoma & tulang yang nekrotik bisa terangkat sempurna dengan tujuan
mencegah berlanjutnya penyakit yang mengerosi tulang.
 Indikasinya: bila dekstruksi tulang sudah meluas ke telinga tengah, erosi tulang p’dengaran,
kelumpuhan saraf fasialis, fistel labirin atau otore berkpanjangan.
 Obat tetes telinga dari alkohol atau gliserin dlm H2O2 3% (3x seminggu), antibiotik topikal.
GANGGUAN TELINGA TENGAH
GANGGUAN TELINGA TENGAH

Gangguan
Barotrauma Otitis Media Otosklerosis
Fungsi Tuba
1. GANGGUAN FUNGSI TUBA
• TUBA TERBUKA ABNORMAL
Adalah keadaan dimana tuba terus menerus terbuka. Sehingga
udara masuk ke telinga saat respirasi.
Keluhan yang dirasakan a/l: rasa penuh di telinga, atau autofoni
(gema suara terdengar lebih keras di telinga)
PF ditemukan : MT tipis; atrofi; dan bergerak saat respirasi (a
telltale diagnostic sign)
• OBSTRUKSI TUBA
>> e.c massa di nasofaring, peradangan adenoid;
G/K : terbentuknya cairan pada telinga tengah (Otitis Media
Serosa)
2. BAROTRAUMA
•Adalah keadaan terjadinya perubahan tekanan
yang tiba – tiba diluar telinga tengah sewaktu di
dataran tinggi pesawat terbang; dan
menyelam. Apabila perbedaan tekanan s/d
90mmHg, otot tidak mampu membuka tuba.
Sehingga tekanan didalam telinga tengah
menjadi negative  rupture pembuluh darah
•Terapi dengan dekongestan lokal
3. OTITIS MEDIA
• Adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba auditiva,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid

Std. Oklusi Std. Std.


Tuba Supurasi Resolusi

Std. Std.
Hiperemis Perforasi
(Pre
Supuratif)
Std. Oklusi
Std.
Stadium Tuba Std. Supurasi Std. Perforasi Std. Resolusi
Hiperemis
Auditiva
Gejala dan Tanda adanya Vasodilatasi MT bulging Terjadi perforasi Bila MT tetap
oklusi tuba a/l: pembuluh kearah luar MT; nanah utuh, maka
Tanda retraksi MT; MT darah di karena edema mengalir keluar, keadaan MT
keruh; reflex Membran yang hebat TTV mulai stabil. perlahan –
cahaya (-) Timpani. MT pada mukosa lahan akan
tampak telinga tengah; menjadi normal
hiperemis dan hancurnya sel kembali. Bila
edem. epitel superfiisal; sudah terjadi
Dapat dan perforasi, maka
terbentuk secret terbentuknya secret akan
yang bersifat eksudat berkurang dan
serous, jadi purulent di mengering
sukar terlihat telinga tengah.
Pada keadaan
ini , TTV pasien
meningkat.

Gejala klinik OMA


Bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
Pada anak sering terdapat keluhan nyeri didalam telinga; suhu tubuh tinggi dan terdapat riwayat
bapil sebelumnya; anak menjadi gelisah dan saat tidur memegang telinga yang sakit
Pada dewasa dapat disertai rasa gangguan pendengaran
Stadium Stadium
Hiperemis Supuratif

Kesulitan mendiagnosa apabila liang


telinga bengkak secara keseluruhan
menghalangi pemeriksaan
membrana timpani.

Stadium
Perforasi
Stadium Std. Oklusi Tuba Std. Hiperemis Std. Supurasi Std. Perforasi Std. Resolusi

Tujuan Terapi TujTerapi: untuk Diberikan tetes Selain diberikan Diberikan AB dilanjut
dan Terapi membuka tuba AB golongan AB; idealnya cairan untuk untuk
auditiva penisilin / dapat disertai mencuci mencegah
kembali. ampisilin. dengan telinga dengan mastoiditis.
Sehinga Contoh: miringoromi bila H2O2 3%
tekanan Diberikan MT masih utuh. selama 3 – 5
negative di Amoksisilin Sehingga hari.
telinga tengah 40mg/kgBB terhindar dari
menghilang. perhari yang rupture MT.
Dapat dibagi dalam 3
diberikan obat dosis
tetes Efedrin
HCl dalam lar
fisiologis 0.5%
utk anak-anak
dan 1% untuk
dewasa. Selain
itu, terapi utk
sumber infeksi
Komplikasi OMA
• Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling
sering pada OMA ialah abses
subperiosteal sampai komplikasi berat:
meningitis & abses otak.

• Otitis media yang tidak diatasi


menyebabkan OMSK, kehilangan
pendengaran permanen.
3.A. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK)
• Perjalanan penyakit: OMA dengan perforasi MT yang
prosesnya berlangsung lama sampai lebbih dari 2
bulan.
• Letak Perforasi
Perforasi dapat terjadi sentral; marginal atau atik.
Pada perforasi sentral; perforasi terjadi di pars tensa.
Sedangkan di tepi perforasi terdapat sisa MT.
Perforasi atik adalah perforasi yang terletak di pars
flaksid
Letak Perforasi
Letak perforasi di membran timpani penting untuk
menentukan tipe/jenis OMSK :
Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa
Perforasi marginal : sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan anulus/sulkus timpanikum
Perforasi atik : perforasi terletak di pars flaksida
OMSK
• Jenis OMSK
Tipe mukosa / tipe aman / tipe benigna
Peradangan hanya terbatas di mukosa saja; tidak
mengenai tulang; Perforasi terletak di sentral
Tipe tulang / tipe bahaya / tipe maligna
OMSK yang disertai kolesteatoma (adl kista epithelial
yang berisi deskuamasi epitel yang menumpuk
sehingga bertambah besar). Perforasi terletak di
marginal / atik.
• OMSK tipe aman (tipe mukosa=Benigna)
 Proses peradangan terbatas di mukosa  tidak mengenai tulang
 Perforasi terletak di sentral
 Jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
 Tidak terdapat kolesteatoma

• OMSK tipe bahaya (tipe Maligna)


 Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa  mengenai tulang
 Perforasi terletak di marginal/di atik
 Menimbulkan komplikasi yang berbahaya/fatal
 Disertai dgn kolesteatoma
OMSK TUBOTIMPANAL

• Ditandai adanya perforasi sentral atau pars tensa


dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan
keparahan penyakit

Tipe :
• Permanent perforation syndrome : MT tetep berlubang (dry
eae), kambuh lagi bila ISPA, kemasukkan air
• Persistent mucosal disease : mukosa tdk dpt pulih kembali spt
semula krn berubah mjd jar fibrosis. polip, jar granulasi. Tdp
discharge : mukus, serous, purulen, byk tjd pd KU yg kurang
baik, anemis, penyk sistemik
OMSK ATICOANTHRAL

• Timpanomastoid : perforasi membran timpani


marginal/atik, discharge purulen, tdp pd
semua umur, komplikasi mastoiditis
• Lebih sering mengenai pars flasida dan
khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi
yang bertumpuknya keratin sampai
menghasilkan kolesteatom dan berbahaya
Diagnosis OMSK

Berdasarkan gejala klinis dan Pemeriksaan


telinga terutama pemeriksaan otoskopi.

• Px. Penala untuk mengetahui gangguan


pendengaran
• Px. Audiometri  untuk mengetahui jenis &
derajat gangguan pendengaran
• Px. Penunjang  foto rontgen mastoid serta
kultur & uji resistensi kuman dari sekret telinga
DIAGNOSIS OMSK TUBOTIMPANAL

ANAMNESIS
1. Tuli konduktif
2. Ottorhea (serous, mukus, purulen jarang)
3. Nyeri (jarang, karena tidak menyerang tulang)
4. Vertigo (jarang, jika terjadi perubahan tekanan
saja, atau perubahan suhu yang lebih mudah
akibat besarnya lubang)
5. Akibat ISPA
6. Pada tipe mukosa persisten bisa disebabkan KU
pasien kurang baik (anemi, penyakit sistemik)
PEMERIKSAAN

1. Garputalagangguan pendengaran konduktif (CHL)


2. Audiometri (biasanya tuli CHL)
3. Otoskopi
4. Perforasi membrane timpani sentral
5. Sekret mukus, serus, purulen (jarang) keluar ke CAE
6. Radiologi (untuk melihat penyebaran ke tulang  untuk tipe ini biasanya tidak perlu).
DIAGNOSIS OMSK ATICOANTHRAL

1. Tuli konduktif / sensorineural


2. Ottorhea (purulen:kuning, kental, bau) ANAMNESIS
3. Nyeri (sering choleastoma atau penjalaran ke
tulang, bisa juga akibat sekret yang tertahan)
4. Vertigo (sering  gangguan choleastoma 
labirin)

PEMERIKSAAN
1. Garputala (CHL atau SNHL)
2. Audiometri (CHL atau SNHL)
3. Otoskopi: Perforasi marginal atau di attic, sekret purulen
4. Radiologi
Terapi OMSK
• Terapi OMSK tipe aman
Bila sekret yg keluar terus menerus  obat pencuci
telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
Sekret berkurang  obat tetes telinga yg
mengandung antibiotika & kortikosteroid
Antibiotik (oral) golongan penisilin, ampisilin/
eritromisin
Pada infeksi yg dicurigai karena telah resisten
terhadap ampisilin  diberikan ampisilin as.
klavulanat
• Terapi OMSK tipe Bahaya
Dengan pembedahan  mastoidektomi
dengan atau tanpa timpanoplasti
Terapi dgn medikamentosa hanyalah terapi
sementara sebelum dilakukan pembedahan
Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi
abses sebaiknya dilakuakn tersendiri sebelum
mastiodektomi
Komplikasi
Biasanya komplikasi didapatkan pada penderita OMSK
tipe atikoantral :
Labirintis
 Abses retro aurikula
 Komplikasi intrakranial: meninginitis, abses ekstradural, abses otak.
 Kadangkala suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe tubatimpani pun
dapat menyebabkan suatu komplikasi
3.B OTITIS MEDIA NON SUPURATIF
• Otitis Media Serosa Akut
Adalah keadaan terbentuknya secret di telinga tenga secara tiba – tiba yang
disebabkan karena gangguan fungsi tuba; yang dapat disebabkan oleh sumbatan
tuba; inffx pathogen; alergi.
• Otitis Media Serosa Kronik (Glue Ear)
Terbentuk secret secara progresif; tidak terlalu nyeri; sering pada anak – anak. Sekret
sangat kental  glue ear.
4. OTOSKLEROSIS
• Adalah kelainan pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis sehingga
stapes kaku dan tidak dapat menghantarkan suara dengan baik.
• Pengobatan dengan stapedektomi yang nantinya stapes akan diganti bahan protesa;
dan dapat dibantu dengan ABD.
TINITUS

• Suara yang didengar seseorang dan suara tersebut


berasal dari dirinya sendiri
• Penilaian : 1. Tinitus subyektif >>
2. Tinitus obyektif
Ad. 1
- perub.pd sistem konduksi suara (serumen, sekret , fiksasi
stapes)
- kelainan vaskuler
- kontraksi klonik mm.timpani ( m.tensor timpani dan m.
stapedius)
- tuba paten → selalu terbuka
Ad.2
- perubahan patologi dlm sel2 organon korti
- distorsi pada N.Cohlearis
- kelainan SSP
PATOFISIOLOGI
• Gangguan Keseimbangan = imbalance=dysequilibrium
adalah ketidak mampuan utk mempertahankan postur maupun
bergerak secara memadai
• Imbalance dpt terjadi akibat vertigo atau kelainan neuromuskuler
• Vertigo selalu disertai dg imbalance, tapi imbalance tidak selalu
disertai vertigo
KESIMPULANNYA :
Imbalance dg vertigo penyebabnya di sistem sensorik/ SSP
Imbalance tanpa vertigo penyebabnya di motorik
• Sebab-sebab gangguan Keseimbangan
1. Ggn pada sistem sensorik
2. Ggn pada sistem saraf pusat (SSP)
3. Ggn pada sistem motorik
SEBAB-SEBAB GANGGUAN KESEIMBANGAN

A. Gangguan pada sistem Sensorik


1. Ggn. vestibuler → labirin dan n. vestibularis
2. Ggn. visual
3. Ggn. propioseptif

B. Gangguan pada SSP


1. kelainan organik
2. kelainan fungsional (psikis,psikologik)
3. gangguan kesadaran

C. Gangguan pada sistem motorik → tanpa vertigo


VERTIGO

• Suatu gejala dmn seseorang memiliki perasaan berputar baik


sekitar terhadap dirinya ( vertigo obyektif) maupun dirinya
terhadap sekitar (vertigo subyektif)
• Akibat lesi apparatus vestibuler
• Dizziness ~ akibat kelainan sirkulatorik atau psikoneurotik
→ vertigo non vestibuler
• Vertigo sering terjadi pd ggn keseimbangan !!
• Vertigo merupakan gejala – dlm ggn vestibuler
→ true vertigo → Sentral dan Perifer
Beda Vertigo Sentral dan Perifer

• Vertigo sentral • Vertigo perifer


Kausa : infeksi, neoplasma, trauma, Kausa : kelainan mata, propioseptif ,
intoksikasi, radang keln. telinga
Mulainya pelan Mulainya mendadak, episodik
Kontinyu dan berlangsung lama Berlangsung singkat (menit – jam)
Tidak berpengaruh → MENGHEBAT pd perub. Sikap
thd perubahan sikap Tinitus dan KP +
Tidak disertai tinitus dan KP Nistagmus horisontal
Nistagmus horisontal dan vertikal Tanpa tanda2 keterlibatan SSP
Disertai tanda-tanda pato SSP +
PENYAKIT MENIERE

Etiologi : Penyebab pasti belum diketahui.


Adanya hidrops endolimfe pada koklea dan
vestibulum, diduga akibat :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pd ujung arteri
2. Berkurangnya tek. Osmotik di dlm kapiler
3. Meningkatnya tek. Osmotik ruang ekstra kapiler
4. Tersumbatnya jalan keluar sakus endolimfatikus
 penimbunan cairan endolimfe
Gejala klinis :

• Trias sindrom Meniere : vertigo,tinitus dan tuli saraf


• Serangan pertama sangat berat .
• DD/ vertigo  tumor N.VIII , sklerosis multiple, neuritis
vestibuler, BPPV / VPPJ
• Pada BPPV :
ok. Adanya kotoran /debris yi. Sisa –sisa utrikulus yg terlepas dan
menempel pada kupula kss posterior atau terapung dalam
kanal.
TERAPI
• Simptomatik : sedatif,anti emetik
• Vasodilator perifer
• Antiiskemia dan neurotropik
• Shunting  mengurangi tekanan endolimfe
• Rehabilitasi

Anda mungkin juga menyukai