Anda di halaman 1dari 13

REFRESHING

RHINITIS
ALERGI
Avrin Gupita
Jessica
Khoirul Hakiem

Pembimbing : dr Endang Retoningsih Sp.THT-KL(K)


DEFINISI

• Adalah respon imunologi yang


diperantarai oleh IgE pada mukosa
hidung yang ditandai dengan nasal
discharge, hidung tersumbat,
bersin, gatal, serta dapat
menimbulkan gatal pada mata,
palatum, dan faring

(Dhingra, 2014)
Etiologi

Alergen inhalan (Masuk bersama dengan udara


pernafasan)
• Tungau, debu rumah, rerumputan, serbuk sari, gulma, bulu binatang

Alergen ingestan (masuk ke saluran cerna)


• Susu, telur, coklat, ikan laut, udang, kacang, kepiting

Alergen injektan (masuk melalui suntikan)


• Penisilin, sengatan lebah

Alergen kontaktan (masuk melalui kontak kulit)


• Bahan kosmetik, perhiasan
KLASIFIKASI

Berdasarkan episodenya

o Seasonal: serbuk sari, jamur


o Perennial: debu rumah, tungau

Berdasarkan gejala

o Intermittent: ≤ 4 hari / minggu atau ≤ 4 minggu

o Persistent: > 4 hari / minggu dan > 4 minggu

o Mild: tidur normal, gangguan aktivitas sehari-hari (-)

o Moderate-severe: gangguan tidur (+), gangguan aktivitas (+) (Dhingra, 2014)


PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala
Gangguan pendengaran

Bersin berulang Nasal sign

Hidung berair
Ocular sign, laringeal sign

Sumbatan Hidung Otologis sign, faring sign

Gatal pada
mata, palatum (Dhingra, 2014)
faring
Diagnosis

Anamnesis 01 Pemeriksaan fisik 02 Pemeriksaan penunjang 03


 Gejala utama yang menonjol (Trias yang  Rinoskopi anterior  mukosa  In vitro : Hitung eosinofil, IgE total, IgE
didahului gatal : bersin, pilek, hidung edema,basah, berwarna pucat, spesifik dengan RAST / ELISA, sitologi
buntu), usia timbulnya, frekuensi, lama disertai sekret encer yang hidung.
banyak. Bila gejala persisten,
dan beratnya, pengaruh terhadap  In vivo : tes cukit kulit, uji intrakutan /
mukosa inferior tampak hipertrofi.
aktivitas set point titration (SET), intracutaneus
 Gejala spesifik : allergic shiner, provocative dilutional food test (IPDFT),
 Faktor pencetus
allergic salute, allergic crease, uji eliminasi dan provokasi / challenge
 Riwayat atopi atau alergi dalam keluarga facies adenoid, cobblestone test (gold standard).
 Riwayat pengobatan dan hasilnya appearance, geographic tongue.

 Riwayat alergi organ lain (asthma, diare,


urtikaria) 7
Diagnosis of allergic rhinitis through
symptom assessment.

Adapted from ARIA Bousquet 2008


TERAPI

Terapi ideal : menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.


Medikamentosa : Obat diberikan berdasarkan dari klasifikasi diagnosis rinitis
alergi (sesuai algoritma WHO-ARIA 2008). Obat diberikan selama 2-4 minggu,
kemudian dievaluasi ulang ada/tidak adanya respons. Bila terdapat perbaikan,
obat diteruskan lagi 1 bulan. Obat yang direkomendasikan sbb:
•Antihistamin oral generasi kedua atau terbaru. Pada kondisi tertentu
dapat diberikan antihistamin yang dikombinasi dekongestan, antikolinergik
intranasal atau kortikosteroid sistemik.
•Kortikosteroid intranasal.
•Stabilisator sel mast : sodium cromoglycate 2% solution nasal drop.
•Pengobatan lainnya adalah anti leukotrien, anti IgE, DNA rekombinan.
TERAPI

Operatif : konkotomi parsial, inferior turbinoplasty bila konka inferior hipertrofi


berat dan tidak bisa dikecilkan dengan cara kauterisasi AgNO3 25% / TCA.
Imunoterapi : melalui intradermal dan sublingual.
Komplikasi
Recurrent sinusitis karena
obstruksi sinus ostia

Polip hidung (2%)

Otitis media serous

Masalah orthodontic  prolonged


mouth breathing
Dhingra, 2014
Prognosa

Sebagian besar gejala dari rinitis alergika dapat dikontrol


menggunakan medikamentosa
Untuk beberapa kasus berat, perlu dilakukan terapi
immunoterapi jangka panjang
Jika suatu substansi menyebabkan reaksi alergi, maka
substansi tersebut akan terus menyebabkan efek alergi
Terima Kasih!!

Anda mungkin juga menyukai