HIV Dan IMS Kehamilan
HIV Dan IMS Kehamilan
dalam kehamilan
Pendahuluan
Kontaminasi darah/jaringan
Tranfusi darah dan produknya (plasma, trombosit)
Transplantasi organ yang tercemar HIV
Penggunaan alat medis yang tidak steril
Perinatal
Kehamilan → plasenta yang terinfeksi
Bayi → melalui darah atau cairan genital saat persalinan dan melalui asi pada masa laktasi
Resiko penularan HIV dari ibu ke anak
Tanpa upaya pencegahan/intervensi resiko penularan 20-50%
Dengan pelayanan pencegahan resiko penularan HIV <2%
Masa kehamilan → plasenta melindungi janin dari HIV
Bila terjadi peradangan, infeksi, atau kerusakan barrier plasenta → HIV
menembus plasenta → penularan dari ibu ke anak
Penularan HIV dari ibu ke anak lebih sering terjadi pada saat persalinan
dan masa menyusui
3 faktor resiko penularan HIV dari ibu ke anak
Ibu
Kadar HIV dalam darah ibu (viral load) : semakin tinggi kadarnya semakin besar
kemungkinan penularannya (khususnya saat/menjelang persalinan dan masa
menyusui)
CD4 : rendah (<350 sel/mm3) → daya tahan tubuh rendah
Kadar CD4 tidak selalu berbanding terbalik dengan viral load
Fase awal : CD4 dan VL bisa tinggi
Fase lanjut : CD4 dan VL bias rendah kalau penderita mendapat terapi ARV
Status gizi selama hamil : berat badan yang rendah dan kekurangan zat gizi
(protein, vitamin, mineral) selama kehamilan meningkatkan resiko ibu untuk
mengalami penyakit infeksi dan meningkatkan kadar HIV darah ibu→resiko
penularan ibu ke bayi bertambah
Penyakit infeksi selama kehamilan beresiko meningkatkan
kadar HIV dalam darah ibu → resiko penularan ke bayi
semakin besar
Masalah payudara → mastitis, puting lecet, abses→
meningkatkan resiko penularan HIV
Bayi
Usia kehamilan, BBL bayi (premature dan BBLR) rentan tertular HIV
Pemberian ASI, resiko penularan bila tanpa pengobatan 5-20%
Luka dimulut bayi penularan lebih besar ketika bayi diberi ASI
Tindakan obstetrik. Resiko penularan terbesar saat persalinan karena tekanan pada
plasenta meningkat, menyebabkan terjadi hubungan antara darah ibu dan darah bayi.
Juga bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir.
Jenis persalinan. Pervaginam > SC tapi SC memberi banyak resiko lain untuk
ibunya.
Lama persalinan
Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan
Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum, forsep
Perjalanan Alamiah dan Stadium Infeksi HIV
Stadium Laten
Mulai saat gejala sekunder primer hilang
Dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala/tanda klinis
15% penderita berlanjut ke stadium akhir (10-30 tahun sejak infeksi pertama)
Gejala koordinasi gerakan otot sulit, kelumpuhan, mati rasa, rasa tebal, kebutaan bertahap,
demensia
Akhirnya bakteri merusak organ dalam (otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati,
tulang, persendian)
Kegiatan Komprehensif Pencegahan
Penularan HIV & Sifilis dari Ibu ke Anak
Penyebarluasan KIE tentang pencegahan infeksi HIV dan Sifilis
Meningkatkan kesadaran masyarakat
Sasaran wanita usia reproduksi
Pencegahan umum
Untuk memutus mata rantai transmisi infeksi
Kewaspadaan standard meliputi :
Kebersihan tangan
Pemakaian alat pelindung diri
Pengelolaan limbah dan benda tajam
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Pengelolaan lingkungan
Pengelolaan linen
Penempatan pasien
Etika batuk
Praktek penyuntikan yang aman
Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi
Perlindungan dan kesehatan karyawan
Tatalaksana pasca pajanan dan ketersediaan
profilaksis pasca pajanan (PPP) dapat mengurangi
risiko penularan HIV pada petugas kesehatan dan
meningkatkan motivasi petugas kesehatan untuk
bekerja dengan orang yang terinfeksi HIV
Pertolongan pertama pasca pajanan
Untuk mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh dari sumber
pajanan
Untuk membersihkan dan dekontaminasi tempat pajanan
Jika terjadi luka pada kulit (akibat jarum/benda tajam) dianjurkan :
Jangan memijat, memencet atau menggosok daerah luka
Cuci segera dengan sabun/larutan disinfektan ringan
Jika tidak ada air mengalir bersihkan daerah luka dengan gel atau
larutan pembersih tangan lainnya
Jangan gunakan larutan disinfektan kuat seperti yodium ( dapat
mengiritasi dan memperburuk daerah luka)
Jika kena percikan darah atau cairan tubuh dianjurkan untuk :
Mengenai kulit yang utuh
Cuci dengan air mengalir
Jika tidak ada air mengalir, bersihkan dengan gel atau larutan pembersih tangan
lainnya
Jangan gunakan larutan disinfektan kuat
Mengenai mata
Basuh dengan air mengalir (irigasi), posisi kepala miring kearah mata yang terpecik
Jika menggunakan lensa kontak, lepaskan sebelum membasuh mata
Jangan gunakan sabun atau disinfektan di mata
Mengenai mulut
Buang atau ludahkan cairan di mulut dengan
segera, kumut-kumur menggunakan air atau larutan
garam faali dan buang kembali, ulangi beberapa
kali
Jangan gunakan sabun/disinfektan di mulut
Laporkan kepada petugas berwenang (atasan langsung,
komite PPI atau kesehatan dan keselamatan kerja (K3))
Penetapan pemenuhan syarat untuk PPP HIV
Waktu terpajan : secepat mungkin setelah pajanan (4 jam -
<72 jam)
Status HIV orang terpajan : bila infeksi HIV (+) →PPP tidak
diberikan
Jenis dan risiko pajanan : pajanan dikaji untuk menentukan
risiko penularan (membrane mukosa, kulit tidak utuh, cairan
tubuh atau status tidak diketahui)
Status HIV sumber pajanan
Pemberian obat untuk PPP HIV