Anda di halaman 1dari 36

RESPONSI KASUS PREEKLAMPSIA

Indra Prabowo 011723143057


Raesita Aliefa Sekardira 011723143059
Kartika Wensdi Renantriandani 011723143123
Febriyani Aulia Dini 011723143124
Sarrah Dwiananda Mayasafira 011723143125
Mauliddya Fajar Pratiwi 011723143126

BAG./ SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD SIDOARJO


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
EPIDEMIOLOGI

▪ Sekitar 800 perempuan dari seluruh dunia meninggal dari komplikasi


terkait kehamilan dan persalinan setiap harinya

▪ AKI di Indonesia masih tinggi  359 per 100.000 kelahiran hidup


▪ Penyebab kematian ibu di Indonesia akibat preeklampsia dan eklampsia
berkisar sebesar 27,1% dari seluruh penyebab kematian ibu
Faktor Risiko
A.Determinan A.Determinan Determinan
proksi/dekat intermediat kontekstual

Status reproduksi Status Kesehatan Perilaku Sehat Pendidikan

Usia Riwayat preeklampsia Pemeriksaan Antenatal Sosial ekonomi

Penggunaan alat
Paritas Riwayat Hipertensi Pekerjaan
kontrasepsi

Kehamilan Ganda Riwayat DM

Genetika Status Gizi

Stress
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

▪ Genetik
▪ Iskemia Plasenta
▪ Prostasiklin-tromboksan
▪ Imunologis
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA
BERAT
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Hipertensi Kronik

▪ Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah
persalinan

▪ Diagnosis:
▫ Tekanan darah ≥140/90 mmHg
▫ Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada
usia kehamilan < 20 minggu
▫ Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
▫ Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Hipertensi Kronik Superimposed Preeklampsia

▪ Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia


kehamilan 20 minggu)

▪ Tes celup urin menunjukkan proteinuria > +1 atau trombosit <


100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Hipertensi Gestasional

▪ Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang
setelah persalinan

▪ Diagnosis:
▫ Tekanan darah ≥140/90 mmHg
▫ Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <
12 minggu
▫ Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
▫ Dapat disertai tanda dan gejala preeclampsia, seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia

▪ Diagnosis pasti ditegakkan pasca persalinan


TATALAKSANA PREEKLAMPSIA

Preeklampsia

1. Rawat Jalan (Ambulatoir)

2. Dirawat di rumah sakit (rawat inap)

a. Bila tidak ada perbaikan: desakan darah, kadar protinuria selama 2


minggu

b. Adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeclampsia berat

3. Sikap terhadap Kehamilan


REKOMENDASI:
1. Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat (Level evidence II, Rekomendasi
C)
2. Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus preeklampsia tanpa gejala berat. (Level evidence
IIb, Rekomendasi B)
3. Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
- Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien
- Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
- Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu
Level evidence II, Rekomendasi C
- Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2 kali dalam seminggu)
- Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, evaluasi menggunakan doppler
velocimetry terhadap arteri umbilikal direkomendasikan
Level evidence II, Rekomendasi A
TATALAKSANA PREEKLAMPSIA BERAT

Perawatan Ekspektatif Pada Preeklampsia Berat


REKOMENDASI:
1. Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia berat dengan sia kehamilan kurang dari 34
minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin stabil.
2. Manajemen ekspektatif pada preeklampsia berat juga direkomendasikan untuk melakukan perawatan di fasilitas
kesehatan yang adekuat dengan tersedia perawatan intensif bagi maternal dan neonatal (Level evidence II,
Rekomendasi A)
3. Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preekklamsia berat, pemberian
kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu pematangan paru janin (Level evidence I , Rekomendasi A)
4. Pasien dengan preeklampsia berat direkomendasikan untuk melakukan rawat inap
selama melakukan perawatan ekspektatif (Level evidence IIb , Rekomendasi B)
PEMBERIAN MgSO4

REKOMENDASI
1. Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama eklampsia
2. Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada pasien preeklampsia berat (Level
evidence I, Rekomendasi A)
3. Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang
4. Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang (Level evidence Ia, Rekomendasi A)
5. Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium sulfat direkomendasikan
sebagai prevensi dan terapi eklampsia (Level evidence II, Rekomendasi A)
6. Evaluasi kadar magnesium serum secara rutin tidak direkomendasikan (Level evidence I, Rekomendasi C)
7. Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika
tidak didapatkan gejala pemberatan (preeklampsia tanpa gejala berat) (Level evidence III, Rekomendasi C)
ANTIHIPERTENSI

Calcium Channel Blocker


▪ Nifedipin  mencegah persalinan preterm (tokolisis) dan sebagai antihipertensi
▪ Regimen yang direkomendasikan adalah 10 mg kapsul oral, dosis max 30 mg
Beta-blocker
▪ Atenolol  beta-blocker kardioselektif (bekerja pada reseptor P1 dibandingkan P2)
Metildopa
▪ Metildopa biasa dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2 atau 3 kali sehari
▪ Dosis maksimum 3 g per hari.
▪ Alternatif lain penggunaan metildopa  intra vena 250-500 mg tiap 6 jam sampai
maksimum 1 g tiap 6 jam untuk krisis hipertensi
Rekomendasi:
1. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
Level evidence II, Rekomendasi A
2.Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
3. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short acting, hidralazine dan labetalol
parenteral
Level evidence I, Rekomendasi A
4.Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin, metildopa, labetalol
Level evidence I, Rekomendasi B
PENCEGAHAN

▪ Istirahat

▪ Restriksi garam

▪ Aspirin dosis rendah

▪ Suplementasi kalsium
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Nama : Ny. UD
Umur : 34 tahun
Alamat : Jend. S. Parman, Waru
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tanggal MRS : 20 Agustus 2019
No.RM : 2010675
ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan Ini

▪ Pasien merupakan pasien VK RSUD Sidoarjo dalam perawatan hari ke-6

▪ Pasien merupakan rujukan dari Klinik Almira Medika dengan PEB, dan hasil
laboratorium UL Proteinuria +3

▪ Pasien datang ke klinik pada 15 Agustus 2019 mengeluh nyeri kepala sejak
pagi hari, mereda setelah diberi obat antihipertensi

▪ Pasien mengeluh kaki bengkak sejak 5 hari sebelumnya


23
ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan Ini

▪ Saat ini pasien di VK keluhan nyeri kepala berkurang

▪ Keluhan pandangan kabur, sesak, nyeri ulu hati, mual, muntah, seluruhnya
disangkal

▪ Selama hamil, pasien dapat beraktivitas normal dan tidak pernah keluar
cairan serta perdarahan melalui vagina

▪ Keluhan kenceng-kenceng juga tidak dirasakan


24
ANAMNESIS

Riwayat Perawatan Antenatal

▪ Klinik Almira Medika 5x  KRT


ANAMNESIS

Riwayat Haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 5-7 hari

Nyeri sebelum/sesudah/setelah haid : -

Jumlah : 4x ganti pembalut/hari

Warna : Merah

Bau :-
ANAMNESIS

HPHT : 09-02-2019
27/28 minggu
TP : 16-11-2019

Riwayat Persalinan:
1. 9 bln/SC/RS DKT/P/2600 g/8 th
2. Hamil ini

Riwayat Pernikahan:
Menikah : 1x, Selama 9 tahun
Riwayat KB : Suntik/1 bulan  suntik/3 bulan  pil (terakhir
Oktober 2014)
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, pasien


mengonsumsi captopril namun tidak rutin. Pasien tidak memiliki riwayat
diabetes melitus maupun asma.

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu dan kakek pasien menderita hipertensi. Riwayat diabetes mellitus pada
keluarga disangkal.
RIWAYAT PERJALANAN SINGKAT

Februari 2019
Pasien terlambat haid, tes kehamilan sendiri  hasil (+), pasien tidak periksa kemanapun
oleh karena tidak ada keluhan
April s.d. Agustus 2019
Pasien kontrol ke Klinik Almira Medika 5x, dikatakan kehamilan resiko tinggi (bekas
operasi caesar). TD berkisar 160-190/110-130. Pasien mendapat terapi Aspilet 1 x 80 mg,
Kalk 2 x 500 mg, dan Metildopa 3 x 250 mg, dan SF 2 x 1 tab.

Hasil Laboratorium Klinik Almira Medika

Hb 12 HbsAg NR
Syp NR PITC NR
VK (15 AGUSTUS 2019, 21:40 WIB)

S: Pasien datang rujukan dari Klinik Almira Medika dengan keluhan nyeri kepala sejak pagi hari SMRS yang mereda
setelah diberi obat antihipertensi, kaki bengkak sejak 5 hari SMRS. Pandangan kabur, pandangan dobel, nyeri ulu
hati, mul, muntah, sesak disangkal.
STO USG
O: GCS: 456
DJJ: 153x/menit K/T/H
TD: 190/120 mmHg N: 93x/menit
TFU: setinggi pusat BPD dan FL ~ 24/25 mgg
RR: 20x/menit T: 36,5oC
VT: ø (-)/ bagian terendah EFW 646 g
K/L: A(-) I(-) C(-) D(-)
janin masih tinggi
Cor: S1/S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo: ves +/+, rh -/-, wh -/-
Extrimitas: edema tungkai +/+
A: GIIP1001 26/27 minggu THIU + HT SI PEB + BSC + Obese Kelas I + TBJ 646 g
P: VK (15 AGUSTUS 2019, 21:40 WIB)
PDx: Cek DL, UL, RFT, LFT, Albumin, LDH, GDA, FH
NST
Konsul Kardiologi
PTx:
- Tirah baring - Tab. Metildopa 500 mg / 8 jam PO
- O2 simple mask 8 lpm - Tab. Nifedipine 10 mg/ 8 jam PO bila TD > 160/110
- Pasang kateter urine - Inj. Nicardipine 0,5 mcg/kgBB/menit IV syringe pump
- Diet TKTPRG - Inj. Dexamethasone 6mg/ 12 jam IM selama 2 x 24 jam
- IVFD RD5 500 ml/ 24 jam - Balance cairan CM = CK + 500 ml, minum maksimal
- Inj. MgSO4 20% 4gram IV bolus lambat 1000 ml dalam 24 jam
- Inj. MgSO4 40% 1gram/ jam IV syringe pump

PMx: Keluhan pasien, tanda vital, tanda impending eclampsia, DJJ, produksi urine
PEMERIKSAAN FISIK (VK, 20 AGUSTUS 2019, 08.00 WIB)

Status Umum Status Obstetri


GCS 456 TFU : Setinggi pusat
TD 180/100 mmHg N 98x/menit DJJ : 12-13-12
RR 20x/menit T 36,5oC His : (-)
A(-) I(-) C(-) D(-) VT : Ø (-)/bagian terendah janin masih
Cor : S1/S2 tunggal, murmur (-) tinggi
Pulmo : ves +/+ , rh -/-, wh -/-
Edema : tungkai -/-
TB : 158 cm BB : 82 kg
BMI : 32,8 (Obesitas Kelas I)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi Kimia Klinik Faal Hemostasis


WBC 12.240 BUN 12,6 PPT 9,5
RBC 4,4 x 106 SK 0,7 APTT 35,8
Hb 12,0 SGOT 40
HCT 35,5% SGPT 35
Plt 232.000 Albumin 2,9
GDA 81

Urinalisis
Pro Glu Bil Ket SG pH Uro Nit Leu Eri
+3 - - - 1,025 5,0 N - +2 +3
Warna Clarity Eri Leu Epi Sil Kris
Kuning Agak 35- 15- Sedikit - -
keruh 38/lp 18/lp 2-4/lp
DIAGNOSIS

GIIP1001 27/28 minggu THIU + HT SI PEB + BSC + Obese


kelas I + TBJ 646 gram
TATALAKSANA

▪ Tirah baring ▪ TS cardio:

▪ O2 simple mask 8 lpm Inj. Nicardipine 0,5 mcg/kgBB/menit IV

▪ Pasang kateter urine syringe pump

▪ Diet TKTPRG Tab Amlodipin 5 mg/24 jam PO

▪ IVFD RD5 500 ml/ 24 jam Tab Hidroklorotiazid 25 mg/24 jam PO

▪ Tab. Metildopa 500 mg / 8 jam PO ▪ Balance cairan CM = CK + 500 ml,


minum maksimal 1000 ml dalam 24 jam
▪ Tab. Nifedipine 10 mg/ 8 jam PO bila TD
> 160/110 mmHg
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai