Struktur Organisasi
Keuangan Pemerintah Desa
Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
Desa
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Siklus Pengelolaan Keuangan Desa
4 Tertib dan Disiplin Anggaran anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan
pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip
akuntansi keuangan di
STRUKTUR ORGANISASI
KEUANGAN PEMERINTAH DESA
STRUKTUR ORGANISASI KEUANGAN PEMERINTAH DESA
Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Desa dipegang oleh
Kepala Desa. Namun demikian
dalam pelaksanaannya, kekuasaan
tersebut sebagian dikuasakan
kepada perangkat desa sehingga
pelaksanaan pengelolaan
keuangan dilaksanakan secara
bersama-sama oleh Kepala Desa
dan Pelaksana Teknis Pengelolaan
Keuangan Desa (PTPKD).
STRUKTUR ORGANISASI KEUANGAN PEMERINTAH DESA
Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan
1 Kepala Desa mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang
dipisahkan.
Kepala Seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak
3 Kepala Seksi
sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya.
Bendahara Desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh
4 Bendahara Desa kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantu Sekretaris
Desa.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
KEUANGAN DESA
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
ᴥ RPJM Desa
ᴥ RKP Desa
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
Rencana Kerja
Pemerintah Desa,
(RKPDesa) adalah
penjabaran dari
Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk
jangka waktu 1 tahun.
................................... PENYUSUNAN APB-DESA
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
APB Desa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang disetujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa. Format APB Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permendagri
113 Tahun 2014 ini bersifat tidak mengikat khususnya pada Kode Rekening Objek Belanja yang
bertanda „-„ seperti pasir, semen dsb (Level 4). Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengatur lebih
lanjut dengan merinci kode rekening belanja hingga Objek Belanja (level 4) sebagai alat pengendalian
dan pengklasifikasian.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
4 Pendapatan Desa
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Desa yang merupakan hak
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
2. Transfer
3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
2. Transfer Lain-lain
Pendapatan Asli hasil pungutan desa
Desa
3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
2. Transfer
Bantuan Keuangan APBD
Kabupaten/Kota
3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
Kelompok Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah berupa Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat berupa pemberian berupa uang dari pihak ke tiga, hasil kerjasama dengan pihak ketiga
atau bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
6 Belanja Desa
Belanja Desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja
desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
7 Pembiayaan
APB Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa dimungkinkan untuk dilakukan perubahan.
Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Tata cara
pengajuan perubahan APB Desa secara umum sama dengan tata cara penetapan APB Desa.
Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi :
Pendapatan Lain-Lain
3 Pelaksanaan Pengeluaran/Belanja
PELAKSANAAN APB DESA
1 Prinsip Pelaksanaan Keuangan Desa
Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yang harus ditaati yang
mencakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu diantaranya bahwa seluruh penerimaan dan
pengeluaran desa dilaksanakan melalui Rekening Kas Desa. Pencairan dana dalam Rekening
Kas Desa ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa. Namun khusus bagi desa yang
belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya lebih lanjut akan
ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Dengan pengaturan tersebut, maka pembayaran
kepada pihak ketiga secara normatif dilakukan melalui transfer ke rekening bank pihak ketiga.
PELAKSANAAN APB DESA
2 Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan
Pelaksanaan penerimaan pendapatan yaitu proses menerima dan mencatat pendapatan desa.
Pendapatan desa yang bersifat Pendapatan Asli Desa berasal dari masyarakat dan lingkungan
desa, sedangkan pendapatan transfer berasal dari pemerintah supra desa. Pihak yang terkait
dalam proses penerimaan pendapatan adalah pemberi dana (Pemerintah Pusat/Prov/Kab/Kota,
Masyarakat, Pihak ketiga), Penerima Dana (Bendahara Desa/Pelaksana Kegiatan/Kepala Dusun)
dan bank.
2 Transfer Desa
3 Pendapatan Lain-Lain
1 Pendapatan Asli Desa
2 Transfer Desa
PELAKSANAAN APB DESA
3 Pelaksanaan Pengeluaran/Belanja
Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam
Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Hal tersebut seluruhnya tertuang dalam RKP Desa yang
pelaksanaannya akan diwujudkan melalui APB Desa.
Setelah APB Desa ditetapkan dalam bentuk Peraturan Desa, program dan kegiatan
sebagaimana yang telah direncanakan baru dapat dilaksanakan. Hal ini dikecualikan untuk
Belanja Pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang diatur dalam
Keputusan Kepala Desa. Dengan adanya ketentuan dari kepala desa tersebut, maka belanja
pegawai dan operasional dapat dilakukan tanpa perlu menunggu penetapan APB Desa.
Pelaksanaan APB Desa dilakukan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh desa
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DESA
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA
Flowchart Penyusunan Laporan Realisasi
Laporan Realiasasi Pelaksanaan Pelaksanaan APB Desa Semesteran
APB Desa disampaikan kepada
Bupati/Walikota melalui camat,
terdiri dari :
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada bupati/walikota setiap semester.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan :
● Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran
berjalan.
● Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA
Laporan KMD mengambarkan akumulasi Kekayaan Milik Desa per tanggal tertentu. Laporan
KMD disajikan secara komparatif dengan tahun sebelumnya untuk melihat
kenaikan/penurunannya.
Laporan KMD merupakan hal yang baru bagi desa. Peraturan sebelumnya belum
mengamanatkan laporan ini, sehingga sebagai langkah awal penyusunan Laporan KMD harus
dilakukan inventarisasi. UU Desa pasal 116 ayat 4 mengamanatkan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan inventarisasi Aset Desa paling lambat 2 (dua) tahun sejak UU
Desa berlaku. Inventarisasi desa merupakan hal yang penting dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota dalam mengimplementasikan UU Desa untuk memberi kejelasan jumlah
Kekayaan Milik Desa.
Tata cara inventarisasi Kekayaan Milik Desa yang dilakukan bersama antara pemerintah
kabupaten/kota dan pemerintah desa akan dibahas secara lebih rinci dalam Panduan Pengelolaan
Kekayaan Milik Desa.
KASUS
KORUPSI APBES, BENDAHARA DESA ANGKAH
Atas putusan itu, JPU dari Kejari Tabanan masih
DENPASAR, BALIPOST.com – Majelis hakim Tipikor menyatakan pikir-pikir. Sedangkan terdakwa memilih
Denpasar pimpinan I Made Sukereni dengan hakin menerima putusan hakim tersebut. Memang, putusan
anggota I Wayan Sukanila dan Hartono, sepakat dengan majelis hakim tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa. JPU
JPU bahwa terdakwa Ni Wayan Suantini alias Bu Edi Made Rai Joni Artha dkk., menuntut supaya terdakwa
(45), terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dihukum tujuh tahun penjara dan pidana denda sebesar Rp
dana APBDes Angkah tahun anggaran 2017. 200 juta subsider tiga bulan kurungan dan wajib membayar
uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 285.063.451.
Tak pelak, majelis hakim menjatuhkan pidana pada Sebelumnya dalam pembelaan, Ni Wayan Suantini mengaku
terdakwa yang merupakan Bendahara Desa Angkah, sangat menyesal atas apa yang telah dia lakukan.
Tabanan, dengan pidana penjara selama empat tahun tujuh
bulan. Selain itu, terdakwa juga dihukum membayar denda Di hadapan majelis hakim, terdakwa dalam pledoinya mohon
Rp 200 juta subsider satu bulan kurungan. Masih dalam majelis hakim untuk memberikan hukuman yang seringan-
putusan yang dibacakan majelis hakim, terdakwa diberikan ringannya. Dia juga memohon maaf kepada warga Desa
hukuman tambahan berupa membayar uang pengganti Angkah dan keluarganya. Dan dia mengakui kesalahannya
sebagai akibat kerugian keuangan negara sebesar Rp yang membuat dirinya duduk di kursi pesakitan Pengadilan
285.063.451. Jika tidak punya uang pengganti, maka harta Tipikor Denpasar. Terdakwa mengaku tidak ada maksud
bendanya dapat disita dan dilelang negara. Dan jika tidak untuk melukai perasaan keluarga, terutama anak-anak,
memenuhi, maka diganti dengan pidana penjara satu tahun suami dan orang tua. Begitu juga dengan jajaran staf Kantor
sembilan bulan. Desa Angkah.
SESI DISKUSI
SEKIAN DAN TERIMAKASIH