Anda di halaman 1dari 44

KELOMPOK 7

● I Ketut Dedy Saputera (31/1707532037)

● Ni Ketut Julia Sukma Dewi (32/1707532077)

● Niken Miftakhul Jannah (33/1707532079)

● I Kadek Dwi Handika Putra (34/1707532080)

● I Gusti Agung Oka Sudeva (35/1707532083)

● Gst. Ayu Intan Puspita Dewi (36/1707532088)

● Putu Ayu Sita Maha Utami (37/1707532089)


MATERI Asas Pengelolaan
Keuangan Desa

Struktur Organisasi
Keuangan Pemerintah Desa

PENGELOLAAN Perencanaan dan


Penganggaran Keuangan
KEUANGAN DESA Desa

Pelaksanaan APB Desa

Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
Desa
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Siklus Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa menurut UU Desa Pasal 71


adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur
dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.
Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban, dengan
periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk


1 Transparan mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan desa.
Perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
2 Akuntabel pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
setiap tindakan dilakukan dengan mengikutsertakan
3 Partisipatif keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
menyalurkan aspirasinya

4 Tertib dan Disiplin Anggaran anggaran harus dilaksanakan secara konsisten dengan
pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan prinsip
akuntansi keuangan di
STRUKTUR ORGANISASI
KEUANGAN PEMERINTAH DESA
STRUKTUR ORGANISASI KEUANGAN PEMERINTAH DESA

Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Desa dipegang oleh
Kepala Desa. Namun demikian
dalam pelaksanaannya, kekuasaan
tersebut sebagian dikuasakan
kepada perangkat desa sehingga
pelaksanaan pengelolaan
keuangan dilaksanakan secara
bersama-sama oleh Kepala Desa
dan Pelaksana Teknis Pengelolaan
Keuangan Desa (PTPKD).
STRUKTUR ORGANISASI KEUANGAN PEMERINTAH DESA
Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan
1 Kepala Desa mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang
dipisahkan.

Sekretaris Desa selaku Koordinator PTPKD membantu Kepala Desa dalam


melaksanakan Pengelolaan Keuangan Desa. Sekretaris Desa mendapatkan
2 Sekretaris Desa
pelimpahan kewenangan dari Kepala Desa dalam melaksanakan Pengelolaan
Keuangan Desa, dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Kepala Seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak
3 Kepala Seksi
sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya.

Bendahara Desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh
4 Bendahara Desa kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantu Sekretaris
Desa.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
KEUANGAN DESA
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

1 Perencanaan Keuangan Desa 5 Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah

2 Proses Penganggaran (APB Desa) 6 Belanja Desa

3 Struktur APB Desa 7 Pembiayaan

4 Pendapatan Desa 8 Perubahan APB Desa


PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

1 Perencanaan Keuangan Desa

Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya


dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Perencanaan pembangunan desa
disusun berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah desa yang pelaksanaannya paling lambat
pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.

ᴥ RPJM Desa

ᴥ RKP Desa
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

2 Proses Penganggaran (APB Desa)

4. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang


1. Pelaksana Kegiatan menyampaian usulan anggaran telah disepakati bersama sebagaimana selanjutnya
kegiatan kepada Sekretaris Desa berdasarkan RKP disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota
Desa yang telah ditetapkann melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga)
hari sejak disepakati untuk dievaluasi
5. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan
2. Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa
APB Desa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
tentang APB Desa (RAPB Desa) dan menyampaikan
diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APB
kepada Kepala Desa
Desa.
3. Kepala Desa selanjutnya menyampaikan kepada Badan
Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati
6. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling
bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APB
lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan
Desa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober
tahun berjalan antara Kepala Desa dan BPD
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
KEUANGAN DESA

Flowchart Penyusunan APB Desa


PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
Jadwal Penyusunan APB Desa
PENYUSUNAN APB-DESA
APBDesa adalah
rencana keuangan
tahunan Pemerintahan
Desa

RAB Desa adalah suatu


dokumen yang berisi
rincian kebutuhan dalam
kegiatan pelaksanaan, Laporan Realisasi dan
rincian komponen- Pertanggungjawaban
APB Desa
komponen (input) dan
besaran biaya dari
masing-masing komponen
suatu kegiatan

Rencana Kerja
Pemerintah Desa,
(RKPDesa) adalah
penjabaran dari
Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk
jangka waktu 1 tahun.
................................... PENYUSUNAN APB-DESA
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

3 Struktur APB Desa

APB Desa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang disetujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa. Format APB Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permendagri
113 Tahun 2014 ini bersifat tidak mengikat khususnya pada Kode Rekening Objek Belanja yang
bertanda „-„ seperti pasir, semen dsb (Level 4). Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengatur lebih
lanjut dengan merinci kode rekening belanja hingga Objek Belanja (level 4) sebagai alat pengendalian
dan pengklasifikasian.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

4 Pendapatan Desa

Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Desa yang merupakan hak
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

Pendapatan desa terdiri sesuai pasal 72 UU Desa bersumber dari :

5. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD


1. Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten/Kota
2. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 6. Hibah dan Sumbangan yang Tidak Mengikat dari Pihak
(Dana Desa) Ketiga
3. Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
7. Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah
Kabupaten/Kota
4. Alokasi Dana Desa
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

4 Pendapatan Desa Aliran Pendapatan Desa

Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan


uang melalui Rekening Kas Desa yang
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
desa.
Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan
menurut kelompok terdiri dari:

1. Pendapatan Asli Desa (PADesa)

2. Transfer

3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

4 Pendapatan Desa Pendapatan Asli Desa (PADesa)

Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan


uang melalui Rekening Kas Desa yang Hasil Usaha hasil BUM Desa, tanah kas desa.
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
tambatan perahu, pasar desa, tempat
desa. Hasil Aset
pemandian umum dan jaringan irigasi.
Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan
menurut kelompok terdiri dari: membangun dengan kekuatan sendiri
Swadaya,
yang melibatkan peran serta masyarakat
Partisipasi dan
berupa tenaga dan barang yang dinilai
1. Pendapatan Asli Desa (PADesa) Gotong Royong
dengan uang.

2. Transfer Lain-lain
Pendapatan Asli hasil pungutan desa
Desa
3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

4 Pendapatan Desa Pendapatan Transfer Desa

Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan Dana Desa


uang melalui Rekening Kas Desa yang
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun Bagian dari Hasil Pajak Daerah
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Kabupaten/Kota dan Retribusi
desa. Daerah

Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan Alokasi Dana Desa (ADD)


menurut kelompok terdiri dari:

Bantuan Keuangan dari APBD


1. Pendapatan Asli Desa (PADesa)
Provinsi

2. Transfer
Bantuan Keuangan APBD
Kabupaten/Kota
3. Pendapatan Lain-Lain
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

5 Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah

Kelompok Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah berupa Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat berupa pemberian berupa uang dari pihak ke tiga, hasil kerjasama dengan pihak ketiga
atau bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.

6 Belanja Desa

Belanja Desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja
desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

7 Pembiayaan

Pembiayaan meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar


kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN DESA

8 Perubahan APB Desa

APB Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa dimungkinkan untuk dilakukan perubahan.
Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Tata cara
pengajuan perubahan APB Desa secara umum sama dengan tata cara penetapan APB Desa.
Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi :

d) Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis


a) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial
pergeseran antar jenis belanja
yang berkepanjangan
b) Keadaan yang menyebabkan Sisa Lebih Perhitungan
e) Perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan
Anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus
Pemerintah Daerah
digunakan dalam tahun berjalan
c) Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam
pendapatan desa pada tahun berjalan
PELAKSANAAN APB DESA
PELAKSANAAN APB DESA

1 Prinsip Pelaksanaan Keuangan Desa

Pendapatan Asli Desa

2 Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan Transfer Desa

Pendapatan Lain-Lain

3 Pelaksanaan Pengeluaran/Belanja
PELAKSANAAN APB DESA
1 Prinsip Pelaksanaan Keuangan Desa

Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yang harus ditaati yang
mencakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu diantaranya bahwa seluruh penerimaan dan
pengeluaran desa dilaksanakan melalui Rekening Kas Desa. Pencairan dana dalam Rekening
Kas Desa ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa. Namun khusus bagi desa yang
belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya lebih lanjut akan
ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Dengan pengaturan tersebut, maka pembayaran
kepada pihak ketiga secara normatif dilakukan melalui transfer ke rekening bank pihak ketiga.
PELAKSANAAN APB DESA
2 Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan

Pelaksanaan penerimaan pendapatan yaitu proses menerima dan mencatat pendapatan desa.
Pendapatan desa yang bersifat Pendapatan Asli Desa berasal dari masyarakat dan lingkungan
desa, sedangkan pendapatan transfer berasal dari pemerintah supra desa. Pihak yang terkait
dalam proses penerimaan pendapatan adalah pemberi dana (Pemerintah Pusat/Prov/Kab/Kota,
Masyarakat, Pihak ketiga), Penerima Dana (Bendahara Desa/Pelaksana Kegiatan/Kepala Dusun)
dan bank.

1 Pendapatan Asli Desa

2 Transfer Desa

3 Pendapatan Lain-Lain
1 Pendapatan Asli Desa
2 Transfer Desa
PELAKSANAAN APB DESA
3 Pelaksanaan Pengeluaran/Belanja

Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam
Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah baik pemerintah pusat maupun
pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Hal tersebut seluruhnya tertuang dalam RKP Desa yang
pelaksanaannya akan diwujudkan melalui APB Desa.

Setelah APB Desa ditetapkan dalam bentuk Peraturan Desa, program dan kegiatan
sebagaimana yang telah direncanakan baru dapat dilaksanakan. Hal ini dikecualikan untuk
Belanja Pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang diatur dalam
Keputusan Kepala Desa. Dengan adanya ketentuan dari kepala desa tersebut, maka belanja
pegawai dan operasional dapat dilakukan tanpa perlu menunggu penetapan APB Desa.
Pelaksanaan APB Desa dilakukan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh desa
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DESA
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA
Flowchart Penyusunan Laporan Realisasi
Laporan Realiasasi Pelaksanaan Pelaksanaan APB Desa Semesteran
APB Desa disampaikan kepada
Bupati/Walikota melalui camat,
terdiri dari :

Laporan Semester Pertama,


▪ disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun berjalan

Laporan Semester Akhir Tahun,


▪ disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA

1 Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Setiap Akhir Tahun


Anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat terdiri dari Pendapatan, Belanja,
dan Pembiayaan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Desa. Setelah Pemerintah Desa dan
BPD telah sepakat terhadap Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa
dalam bentuk Peraturan Desa, maka Perdes ini disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai
bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa sebagaimana tercantum dalam pada
pasal 41 Permendagri 113/2014, disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun
anggaran berkenaan.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA

2 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada bupati/walikota setiap semester.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan :

● Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran
berjalan.

● Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA

3 Tata Cara Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa

Laporan KMD mengambarkan akumulasi Kekayaan Milik Desa per tanggal tertentu. Laporan
KMD disajikan secara komparatif dengan tahun sebelumnya untuk melihat
kenaikan/penurunannya.
Laporan KMD merupakan hal yang baru bagi desa. Peraturan sebelumnya belum
mengamanatkan laporan ini, sehingga sebagai langkah awal penyusunan Laporan KMD harus
dilakukan inventarisasi. UU Desa pasal 116 ayat 4 mengamanatkan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan inventarisasi Aset Desa paling lambat 2 (dua) tahun sejak UU
Desa berlaku. Inventarisasi desa merupakan hal yang penting dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota dalam mengimplementasikan UU Desa untuk memberi kejelasan jumlah
Kekayaan Milik Desa.
Tata cara inventarisasi Kekayaan Milik Desa yang dilakukan bersama antara pemerintah
kabupaten/kota dan pemerintah desa akan dibahas secara lebih rinci dalam Panduan Pengelolaan
Kekayaan Milik Desa.
KASUS
KORUPSI APBES, BENDAHARA DESA ANGKAH
Atas putusan itu, JPU dari Kejari Tabanan masih
DENPASAR, BALIPOST.com – Majelis hakim Tipikor menyatakan pikir-pikir. Sedangkan terdakwa memilih
Denpasar pimpinan I Made Sukereni dengan hakin menerima putusan hakim tersebut. Memang, putusan
anggota I Wayan Sukanila dan Hartono, sepakat dengan majelis hakim tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa. JPU
JPU bahwa terdakwa Ni Wayan Suantini alias Bu Edi Made Rai Joni Artha dkk., menuntut supaya terdakwa
(45), terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dihukum tujuh tahun penjara dan pidana denda sebesar Rp
dana APBDes Angkah tahun anggaran 2017. 200 juta subsider tiga bulan kurungan dan wajib membayar
uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 285.063.451.
Tak pelak, majelis hakim menjatuhkan pidana pada Sebelumnya dalam pembelaan, Ni Wayan Suantini mengaku
terdakwa yang merupakan Bendahara Desa Angkah, sangat menyesal atas apa yang telah dia lakukan.
Tabanan, dengan pidana penjara selama empat tahun tujuh
bulan. Selain itu, terdakwa juga dihukum membayar denda Di hadapan majelis hakim, terdakwa dalam pledoinya mohon
Rp 200 juta subsider satu bulan kurungan. Masih dalam majelis hakim untuk memberikan hukuman yang seringan-
putusan yang dibacakan majelis hakim, terdakwa diberikan ringannya. Dia juga memohon maaf kepada warga Desa
hukuman tambahan berupa membayar uang pengganti Angkah dan keluarganya. Dan dia mengakui kesalahannya
sebagai akibat kerugian keuangan negara sebesar Rp yang membuat dirinya duduk di kursi pesakitan Pengadilan
285.063.451. Jika tidak punya uang pengganti, maka harta Tipikor Denpasar. Terdakwa mengaku tidak ada maksud
bendanya dapat disita dan dilelang negara. Dan jika tidak untuk melukai perasaan keluarga, terutama anak-anak,
memenuhi, maka diganti dengan pidana penjara satu tahun suami dan orang tua. Begitu juga dengan jajaran staf Kantor
sembilan bulan. Desa Angkah.
SESI DISKUSI
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai