Prolog
Melayu Tinggi merupakan bentuk yang lebih resmi. Pada masa lalu
bentuk ini digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk ini lebih sulit karena
penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, agak sulit dimengerti
disbanding Melayu Pasar, tingkat toleransi kesalahan yang rendah,
dan tidak ekspresif sperti bahasa Melayu Pasar.
KELAHIRAN BAHASA INDONESIA
3. Suku Melayu berasal dari Riau. Sultan Malaka yang terakhir juga
lari ke Riau setelah Malaka direbut oleh Portugis. Selain itu,
bahasa Melayu Riau paling sedikit terpengaruh bahasa Cina
Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
12. Pada tahun 1976 Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa Indonesia
dan terdapat 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu 23 tahun hanya
terdapat 1.000 penambahan kata baru.
15. Kongres Bahasa Indonesia V dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara
sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda,
Jerman, dan Australia. Kongres ini dilakukan di Jakarta pada 28
Oktober s.d. 3 November 1988. Kongres ini juga mempersembahkan
karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berupa
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Perkembangan Bahasa Indonesia
16. Kongres Bahasa Indonesia VI dilaksanakan pada 28 Oktober s.d.
2 November 1993. Kongres ini pun tetap dilaksanakan di
ibukota, Jakarta dan belum pernah dilaksanakan di daerah-
daerah yang lain. Hasil kongres mengusulkan agar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa statusnya ditingkatkan
menjadi Lembaga Bahasa Indonesia. Selain itu, juga
mengusulkan agar Undang-Undang Bahasa Indonesia disusun.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini dipilih pemerintah Indonesia di masa-masa awal kemerdekaan
untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini resmi
menggantikan ejaan Van Ophuijsen pada tanggal 19 Maret 1947. Karena
berdekatan dengan proklamasi, ejaan ini disebut Ejaan Republik.
Penamaan ini sekaligus menunjukkan semangat kemerdekaan yang baru
berumur hamper dua tahun. Ciri-ciri ejaan ini yaitu
huruf oe diganti dengan u, misalkan guru, itu, umur, dsb.
bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan tak, pak,
rakjat, dsb.
kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, misalkan kanak2, ber-jalan2,
ke-barat2-an
awalan di- dan kata depan di ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca
USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA
3. Ejaan Melindo
Melindo merupakan kepanjangan dari Melayu—Indonesia. Ejaan
Melindo ini dikenal pada akhir tahun 1959. Peresmian ejaan ini batal
karena faktor perkembangan politik pada tahun-tahun berikutnya.
Ejaan dengan nama Melayu—Indonesia ini tentu tidak hanya berkaitan
dengan Republik Indonesia, melainkan juga dengan negeri tetangga
kawasan Melayu, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.