Anda di halaman 1dari 25

EJA AN

DEFINISI EJAAN

Menurut Hasan Alwi (2002: 285) dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia, ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf), serta penggunaan tanda baca.
PEMAKAIAN
PENULISAN KATA
HURUF

EJAAN

PEMAKAIAN PENULISAN UNSUR


TANDA BACA SERAPAN
PEMAKAIAN HURUF

• Pengertian huruf menurut Sugihastuti (2006: 29) adalah gambar atau


lambang bunyi (bahasa).

• Sugihastuti (2006: 37) menekankan bahwa salah tulis huruf tidak


boleh disepelekan karena akan menjadikan salah makna kata.
PEMAKAIAN HURUF
Huruf Abjad

Huruf Vokal

Huruf Konsonan

Huruf Diftong

Gabungan Huruf Konsonan

Huruf Kapital

Huruf Miring

Huruf Tebal
PENULISAN KATA

Dalam kamus linguistik pengertian kata (word)


menurut Kridalaksana (2008: 110), yaitu 1)
morfem/kombinasi morfem yang oleh bangsawan
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas. 2) satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal/gabungan
morfem. Dalam beberapa bahasa pola tekanan juga
menandai bahasa. 3) satuan terkecil dalam sintaksis dan
telah mengalami proses morfologis.
PENULISAN KATA
Kata Bentuk Gabungan
Kata Dasar
Berimbuhan Ulang Kata

Pemenggalan Singkatan
Kata Depan Partikel
Kata dan Akronim

Kata
Angka Kata Ganti
Sandang
PEMAKAIAN TANDA BACA
• Kalimat tertulis mempunyai kaitan dengan pedoman ejaan, khususnya
dalam penulisan huruf kapital, pemakaian tanda titik, tanda tanya,
tanda koma, tanda titik dua, dan tanda seru (Suhardi, 2008: 21)

• Kridalaksana (2008: 234) menuturkan dalam Kamus Linguistik (edisi


keempat), pengertian tanda baca adalah tanda grafis yang
dipergunakan secara konvensional untuk memisahkan pelbagai bagian
dari satuan bahasa tertulis dan yang sedikit-banyaknya mempengaruhi
makna satuan bahasa yang bersangkutan.
TANDA BACA
Titik koma Tanda
Titik (.) Koma (,) Titik dua (:)
(;) hubung (-)

Tanda pisah Tanda tanya Tanda seru Tanda petik Petik


(--) (?) (!) (“...”) tunggal (‘...’)

Tanda Kurung siku Garis Apostrop


Eliosis (...)
kurung (()) ([ ]) miring (/) (‘)
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagimenjadi dua kelompok besar.

1. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa


Indonesia, seperti de facto dan de jure. Unsur-unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing.

2. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan


kaidah bahasa Indonesia.
FUNGSI EJAAN

Landasan pembakuan tata bahasa

Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan

Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam


bahasa Indonesia

Membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi


yang disampaikan secara tertulis
Aspek fonologis, yaitu pelambangan
fonem (bunyi bahasa) dengan huruf
dan penyusunan abjad.

Aspek morfologis, yaitu


ASPEK EJAAN pelambangan satuan-satuan
morfemis (awalan, akhiran)

Aspek sintaksis, yaitu pelambangan


ujaran dengan tanda baca
EJAAN VAN OPHUIJSEN (1901)
• huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti pada
kata jang, pajah, sajang.
• huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’, seperti pada kata-
kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong ‘au’ tetap ditulis ‘au’).
• tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan
bunyi hamzah, seperti pada kata-
kata ma’moer,‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
• ä, ë, ï dan ö = suku kata
• Kata ulang diberi angka 2, misalnya: jalan2 (jalan–jalan)
EJAAN SOEWANDI (1947 )
• Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
• Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada
kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-
jalan2, ke-barat2-an.
• Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada
dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada
ditulis, dikarang.

Masih menggunakan huruf /dj/ djalan


untuk kata jalan, /j/ pajung untuk kata
payung, /nj/ bunji untuk kata bunyi, /tj/
tjukup untuk kata cukup, /ch/ tarich
untuk kata tarikh.
EJAAN PEMBARUAN
Ejaan Pembaruan (1957)
Pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Diprakarsai oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan
Kebudayaan pada saat itu, Moehammad Yamin. Permasalahan ejaan kembali
muncul sebagai salah satu mata acara pertemuan. Kongres tersebut
memutuskan agar dibentuk badan yang menyusun peraturan ejaan yang praktis
bagi bahasa Indonesia. Panitia yang dimaksud dibentuk oleh Menteri
Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 44876/S
tanggal 19 Juli 1956. Pada 1957, panitia berhasil membuat patokan-patokan
baru dalam berbahasa yang dikenal sebagai Ejaan Pembaruan. Namun, sistem
ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.
• Hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah
disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan
huruf tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini :

 Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


 Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
 Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
 Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
 Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
 Selain itu, gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
EJAAN MELINDO (melayu-Indonesia)
• Ejaan Melindo (1959)
• Tindak lanjut perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dan Persekutuan Tanah
Melayu pada 1959 antara lain berupa usaha mempersamakan ejaan bahasa kedua
negara tersebut. Pada akhir tahun 1959, siding perutusan Indonesia yang diwakili oleh
Slametmuljana dan Melayu yang diwakili oleh Syed Nasir bin Ismail menghasilkan
konsep ejaan bersama atau Ejaan Melindo. Namun, karena terjadinya pergolakan politik
selama bertahun-tahun, ejaan ini akhirnya diurungkan untuk diresmikan. Hal yang
berbeda ialah :
 gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta
 gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih
baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan ń.
EJAAN BARU (LBK)
• Kerjasama panitia Ejaan LBK
dan panitia ejaan dari malaysia
• berdasarkan
• surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september
1967.

• Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK :


• a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Diresmikan saat pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus
1972.
Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja
panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun
1966 dan merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari
pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai sejak
dipakai sejak bulan Maret 1947.
BEBERAPA KEBIJAKAN BARU YANG DITETAPKAN DI
DALAM EYD
a. Perubahan Huruf
Ejaan Lama EYD
Djika Jika
Tjakap Cakap
Njata Nyata
Sjarat Syarat
Achir Akhir
Supaja Supaya
b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa
asing diresmikan pemakaiannya, misalnya: Khilaf,Fisik, valuta,
Zakat
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan, misalnya: pada kata Furqan, dan
xenon.
d. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.
Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan,
misalnya: Anak-anak, bukan anak2, Bermain-main, bukan
bermain2, Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
e. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di - yang
merupakan kata depan. Sebagai awalan, di - ditulis sering
kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di -
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh penulisan di- :

Awalan Kata Depan

Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Dilatar belakangi Di tanah
MASALAH EJAAN
Problem ejaan di Indonesia biasanya terdapat pada kata-
kata serapan dari bahasa asing. Orang Indonesia sulit
membedakan penggunaan huruf yang dinilai sama, yaitu
huruf p untuk mengganti huruf f dan v karena kedua huruf
ini dianggap huruf dari bahasa asing. Padahal sebenarnya
huruf f dan v sudah masuk ke dalam sistem EYD dan
digunakan sebagaimana mestinya.
Menurut EYD, penulisan kata-kata baru bahasa Indonesia yang
berasal dari luar sebisa mungkin jangan ditulis terlalu jauh dari ejaan
asalnya agar dapat dibedakan mana yang merupakan kata serapan
dan mana yang merupakan kata asli dalam bahasa Indonesia.

corruption (bahasa Inggris) menjadi korupsi

contraction (bahasa Inggris) menjadi kontraksi

focus (bahasa Inggris) menjadi fokus

organization (bahasa Inggris) menjadi organisasi

Anda mungkin juga menyukai