Obat Anastetik Inhalasi 2
Obat Anastetik Inhalasi 2
ANESTETIK
INHALASI
Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif
FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta
2. Ventilasi alveolar
Hiperventilasi meningkatkan konsentrasi
dalam alveoli
Konsentrasi alveoli lebih
cepat dibanding
konsentrasi inspirasi
Konsentrasi anestesia dlm alveoli lebih
rendah bila ada sumbatan nafas
Bermakna pada anestetik yg kelarutan
dalam darah rendah
Ekskresi / eliminasi
1. Ekshalasi
2. Metabolisme : hati
3. kulit
Farmakokinetik
Uptake dan eliminasi sangat cepat
dibandingkan anestetik inhalasi lain, ok.
koefisien partisi darah / gas rendah (0.46)
Eliminasi ekshalasi
Biotransformasi -?
Farmakodinamik
SSP
• Analgesia {MAC tinggi (104) harus dikombinasi dgn
anestetik lain}
Sistem kardiovaskular
• Menekan miokardium (ringan)
• Tekanan darah & laju jantung tidak berubah
• Meningkatkan tekanan vaskuler paru
Sistem pernafasan
• Menekan pernafasan (sangat ringan)
Penggunaan klinis
Kombinasi N2O:O2 = 70%:30%; 60%:40%; 50%:50%
Penggunaan Klinis
Perlu alat penguap (Vaporizer)
Pemberian adrenalin aman
• Konsentrasi 1 : 100.000 dalam 10 menit atau
kecepatan 30 ml/jam
Sifat Fisik :
Golongan eter halogenated
Bentuk cair, mudah menguap, bau enak, tidak
muntah terbakar
Tekanan uap : 180
Koefisien partisi darah / gas : 1,8
MAC : 1,7
Penggunaan Klinis
• Tidak pada pasien gagal ginjal
• Hati-hati pada pasien bedah saraf,
hemodinamik tidak stabil, hipertermi maligna
• Tolerans terhadap dosis adrenalin 4,5µ g/kg BB
Farmakodinamik
SSP
• Aliran darah otak dan tekanan intrakranial
tetap
• Gambaran EEG tidak berubah
Neuromuskular :
• Relaksasi otot skelet
• Tidak relaksasi otot uterus
Penggunaan klinis
Farmakodinamik
Neuromuskular
• Potensiasi dengan obat pelumpuh otot
Ginjal dan hati : tidak berpengaruh
buruk
Biotransformasi dan Ekskresi
• Metabolisme minimal
• Ekskresi lewat urin
Farmakodinamik
Neuromuskular
• Relaksasi otot intubasi trakea
Ginjal
• Aliran darah ginjal
Hati
• Menjaga aliran rahan hati dan
penghantaran O2
Penggunaan klinis