Anda di halaman 1dari 13

Presentasi Anestesi Cibinong UNTAR

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Anestesi RSUD Cibinong
Periode 22 Oktober 2018 - 25 November 2018
ASA (American Society of Anesthesiologist)
Status fisis dinyatakan dalam status ASA, dibagi menjadi beberapa tingkatan,
yaitu:
I : Pasien normal (sehat), tidak ada gangguan organik, fisiologis, atau
kejiwaan; tidak termasuk sangat muda dan sangat tua;sehat dengan
toleransi latihan yang baik.

II : Pasien memiliki kelainan sistemik ringan (misal:hipertensi, riwayat


asma, atau diabetes mellitus yang terkontrol). Tidak ada keterbatasan
fungsional; memiliki penyakit yang terkendali dengan baik dari satu
sistem tubuh; hipertensi terkontrol atau diabetes tanpa efek sistemik;
merokok tanpa penyakit paru obstruksi kronik (PPOK); obesitas ringan,
kehamilan.
III : Pasien dengan kelainan sistemik berat. Terdapat beberapa
keterbatasan fungsional; memiliki penyakit lebih dari satu sistem tubuh
atau satu sistem utama yang terkendali; tidak ada bahaya kematian;
gagal jantung kongestif terkontrol, angina stabil, serangan jantung
tua,hipertensi tidak terkontrol, obesitas morbid, gagal ginjal kronis;
penyakit bronkospastik dengan gejala intermiten.
IV : Pasien dengan kelainan sistemik berat + incapacitance (misalnya
pasien dengan gagal jantung derajat 3 dan hanya bisa berbaring di
tempat tidur saja). Pasien dengan setidaknya satu penyakit berat yang
tidak terkontrol atau pada tahap akhir; kemungkinan resiko kematian;
angina tidak stabil, PPOK bergejala, gejala CHF, kegagalan hepatorenal.
V : Pasien yang dengan atau tanpa operasi diperkirakan meninggal dalam
24 jam atau tidak diharapkan untuk hidup lebih dari 24 jam tanpa
operasi; resiko besar akan kematian; kegagalan multiorgan, sindrom
sepsis dengan ketidakstabilan hemodinamik, hipotermia, dan koagulopati
tidak terkontrol.

VI : Mati batang otak untuk donor organ

E : Emergency operation Example: An ASA 1 patient having an emergent


procedure would be ASA 1E
Trias Anestesi
1. Hipnotik atau sedatif, yaitu membuat pasien tertidur atau mengantuk/tenang.
2. Analgesia atau tidak merasakan sakit
3. Relaksasi otot, yaitu kelumpuhan otot skelet.

Saat ini, ditambah pula dengan stabilitas otonom antara saraf simpatis dan parasimpatis. Umumnya,
kombinasi anestetik yang digunakan untuk anestesi umum akan mengakibatkan gejala klinis sebagai
berikut :

1. Tidak berespons terhadap rangsangan yang menyakitkan


2. Tidak dapat mengingat apa yang terjadi (amnesia anterograd)
3. Depresi atau tidak mampu mempertahakan proteksi jalan napas yang memadai hingga
ketidakmampuan melakukan ventilasi spontan akibat kelumpuhan otot
4. Depresi kardiovaskular sehingga cenderung bradikardia dan hipotensi.
STATICS
S : Scope (Laringoskop, Stetoskop)

T : Tube (Endotracheal tube/ET)

A : Airway (Guedel/Mayo)

T : Tape (Plester/Hipafix)

I : Introducer (Stilet)

C : Connector (biasanya sudah terpasang di ET)

S : Suction dan Spuit


Peralatan Intubasi
Pipa Endotracheal

umur (tahun)
Ukuran ETT  4 
4
Oro-pharyngeal tube

• Masukkan bagian cekung ke arah atas, setelah mencapai pertengahan, diputar


180o, kemudian seluruhnya dimasukkan.
• Dapat memancing refleks muntah, yang kemudian diikuti dengan batuk, muntah,
laringospasme, atau bronkospasme.
Jaw Thrust - Chin Lift

Anda mungkin juga menyukai