Anda di halaman 1dari 70

ICRA or PCRA

what should be prepared


during Acreditation

Ria E Sitorus, SKp.,MKep.,Sp.KMB


Seminar HIPPII - Gedung Pendidikan Eijkman
Bandung, 1 September 2019
PENDAHULUAN
• PPI di RS/Faskes merupakan suatu upaya
kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi (pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat RS)
• PPI harus jadi komitmen individu bersama
• Salah satu program PPI adalah kegiatan
menilai risiko infeksi (ICRA)
• ICRA sebaiknya dilakukan awal tahun sebelum
program dimulai
ICRA (1)
(Infection Control and Risk Assesment)

• Kegiatan dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan rumah sakit untuk menilai dan
mengontrol risiko infeksi di rumah sakit baik itu
dilakukan per unit bagian/instalasi maupun dapat
dilakukan secara keseluruhan di rumah sakit.

• Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yg


dapat timbul dari proses kegiatan saat sekarang
atau kejadian dimasa datang (ERM,Risk Management
Handbook for Health Care Organization )
ICRA (2)
(Infection Control and Risk Assesment)

• ICRA adalah proses berkesinambungan yang


memiliki fungsi preventif dalam peningkatan
mutu pelayanan.
• ICRA merupakan suatu perencanaan proses
dan bernilai penting dalam menetapkan
program dan pengembangan kontrol infeksi
(APIC/Association for Professionals In Infection Control and
Epidemiology),
ICRA TERDIRI DARI 2

1. ICRA Eksternal
– Terkait dengan komunitas: KLB dikomunitas
penyakit menular.
– Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi
pada makanan, air seperti hepatitis A dan
salmonela.
– Terkait dengan bencana alam : tornado, banjir,
gempa, dan lain-lain.
– Kecelakaan massal : pesawat, bus,
LANJUTAN..
2. ICRA Internal
– Risiko terkait pasien : Jenis kelamin, usia, populasi
kebutuhan khusus
– Risiko terkait petugas kesehatan
• Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (Kebersihan
tangan, pemakaian APD , tehnik isolasi),
– Risiko terkait pelaksanaan prosedur invasif & alat
yg digunakan
– Risiko terkait peralatan (instrumen , protease)
– Risiko terkait lingkungan (renovasi/bangunan)
MULTIDISIPLIN
Instrinsik Ekstrinsik
Usia PETUGAS
Status Gizi Kurang menerapkan
Diabetes Kewaspadaan Isolasi
Perubahan respon
imunitas LINGKUNGAN
Infeksi di tempat lain - Udara
Lama rawat inap - Permukaan Lingkungan
Pre operatif - Air
Obesitas
Merokok
Kolonisasi Peralatan
mikroorganisme
Perioperative
hypothermia

Antibiotika
STANDAR PPI - SNARS KARS EDISI 1

PPI
9 FOKUS
AREA

29 107 ELEMEN
STANDAR PENILAIAN
FOKUS AREA (1)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

• Kepemimpinan dan Tata Kelola (PPI 1; 2)


1.

• Sumberdaya (PPI 3; 4)
2.

• Tujuan Program PPI (PPI 5; 6; 6.1; 6.2 )


3.

• Peralatan Medis dan Alat Kesehatan Habis Pakai ( PPI 7;


4. 7.1;7.2;7.2.1;7.2.2;7.3;7.3.1)

• Limbah Infeksius (PPI 7.4; 7.4.1;7.5)


5.

Edit 29 Juni 2017


FOKUS AREA (2)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

• Pelayanan Makanan (PPI 7.6)


6.

• Risiko Konstruksi (PPI 7.7)


7.

• Transmisi Infeksi (PPI 8; 8.1;8.2;8.3; 9;9.1)


8.

• Peningkatan Mutu dan Program Edukasi (PPI 10; 11)


9.

Edit 29 Juni 2017


STANDAR PPI .1 (KPPI)

• Ditetapkan organisasi untuk melakukan koordinasi


kegiatan PPI yang melibatkan pemimpin rumah sakit,
staf klinis dan nonklinis sesuai dengan kompleksitas RS
dan peraturan perundang-undangan.

• Sesuai dengan peraturan perundang-undangan,


pimpinan rumah sakit membentuk organisasi pengelola
kegiatan PPI di rumah sakit & membuat
strategi/program menangani risiko.
STANDAR PPI.2 (IPCN)
• Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and
Control Nurse) yang memiliki kompetensi untuk
mengawasi serta supervisi semua kegiatan PPI.

• Elemen Penilaian PPI RS


– Menetapkan IPCN dengan rasio 1 IPCN : 100 TT (R)
– Bukti supervisi IPCN semua kegiatan PPI (D,W )
– Bukti terlaksana pelaporan IPCN kepada Ketua KPPI
(D,W)
BUKTI & HASIL SUPERVISI IPCN
(AUDIT KEWASPADAAN STANDAR)
STANDAR PPI 3 (IPCLN)
• Rumah sakit mempunyai perawat penghubung
PPI/IPCLN yang jumlah dan kualifikasinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
• Tugas IPCLN:
a) mencatat data surveilans HAIs dari pasien
b) memotivasi pelaksanaan kepatuhan PPI
c) memonitor kepatuhan Nakes dalam
Kewaspadaan Isolasi
STANDAR PPI. 4 (SUMBER DAYA)

• Pimpinan RS menyediakan sumber daya untuk


mendukung pelaksanaan program PPI.
• Elemen Penilaian :
– Tersedia anggaran yang cukup untuk menunjang
pelaksanaan program PPI (R)
– Tersedia fasilitas yang cukup untuk menunjang
pelaksanaan program PPI (O,W)
STANDAR PPI.7.7.1( KONTRUKSI)

• Rumah sakit menurunkan


risiko infeksi pada fasilitas
yang terkait dengan
pengendalian mekanis dan
teknis (mechanical dan
enginering controls) serta
pada saat melakukan
pembongkaran, konstruksi,
dan renovasi gedung.
Elemen Penilaian PPI 7.7
1. Rumah sakit menetapkan regulasi pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan engineering control) minimal untuk fasilitas yang
tercantum pada butir 1 sampai dengan 5 yang ada pada maksud dan
tujuan. (R)

2. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penilaian risiko pengendalian


infeksi (infection control risk assessment/ICRA) yang minimal meliputi
butir 1 sampai dengan 6 yang ada pada maksud dan tujuan. (R)

3. Fasilitas yang tercantum pada butir 1 sampai dengan 5 sudah dilakukan


pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering control). (D,
O,W)

4. Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi


(infection control risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi
dan demolisi sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
DAMPAK BONGKARAN/ RENOVASI

• Pembongkaran, konstruksi,
renovasi gedung di area mana
saja di RS merupakan sumber
infeksi.
• Paparan debu dan kotoran
konstruksi, kebisingan, getaran,
dan bahaya lain dapat
merupakan bahaya potensial
terhadap fungsi paru paru serta
keamanan staf dan pengunjung
Rumah Sakit
REGULASI UNTUK MENURUNKAN
RISIKO INFEKSI

Penilaian risiko infeksi (ICRA) meliputi :


1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan
kriteria
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien
dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas
infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
PANDUAN ICRA BANGUNAN
STANDAR MFK
• Rumah sakit mempunyai program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses
pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf (MFK2)

• Rumah sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan


dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf. (MFK 4)

• Rumah sakit melakukan asesmen risiko prakontruksi (PCRA)


pada waktu merencanakan kontruksi /pembangunan ,
pembongkaran, atau renovasi.(MFK 4.1)
Elemen Penilaian MFK 4

1. Rumah sakit mempunyai regulasi termasuk program


pengelolaan keselamatan dan keamanan yang meliputi
butir 1 sampai dengan 6 pada maksud dan tujuan.(R)
2. Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan keselamatan dan keamanan. (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan identifikasi area-area
yang berisiko mempunyai risk register (daftar risiko) yang
berhubungan dengan keselamatan dan keamanan
fasilitas. (D,W)
4. Rumah sakit telah memasang monitoring pada area
yang berisiko keselamatan dan keamanan. (O,W)
Maksud dan Tujuan MFK 4

• Keselamatan dalam standar ini adalah memberi


jaminan bahwa gedung, properti, teknologi
medik dan informasi, peralatan, serta sistem
tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap
pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
• Keamanan mempunyai arti melindungi property
milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan,
atau pengrusakan oleh orang yang tidak
berwenang.
Program pengelolaan
keselamatan keamanan yang harus dimiliki RS

• melakukan asesmen risiko secara komprehensif


dan proaktif untuk mengidentifikasi bangunan,
ruangan/area, peralatan, perabotan, dan fasilitas
lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera.
• melakukan asesmen risiko prakontruksi (pra
construction risk assessmen/PCRA) setiap ada
kontruksi, renovasi, atau penghancuran
bangunan/demolish;
LANJUTAN..
• merencanakan dan melakukan
pencegahan dengan
menyediakan fasilitas
pendukung yang aman dengan
tujuan mencegah kecelakaan
dan cedera,mengurangi
bahaya dan risiko, serta
mempertahankan kondisi
aman bagi pasien, keluarga,
staf, dan pengunjung;
• Risiko terhadap pasien, keluarga, staf,
pengunjung, vendor, pekerja kontrak, dan
entitas di luar pelayanan akan bervariasi
bergantung pada sejauh mana kegiatan
konstruksi serta dampaknya terhadap
infrastruktur dan utilitas.
• Sebagai tambahan kedekatan pembangunan ke
area pelayanan pasien akan berdampak pada
meningkatnya tingkat risiko.
• Risiko dievaluasi dengan melakukan
asesmen risiko prakonstruksi, juga
dikenal sebagai PCRA (Pra-
Contruction Risk Assessment).
Asesmen risiko prakonstruksi secara
komprehensif dan proaktif
digunakan untuk mengevaluasi
risiko dan kemudian
mengembangkan rencana agar
dapat meminimalkan dampak
kontruksi, renovasi, atau
penghancuran (demolish) sehingga
pelayanan pasien tetap terjaga
kualitas dan keamanannya.
Asesmen risiko prakonstruksi (PCRA)
meliputi area-area sebagai berikut

• 1. kualitas udara;
• 2. pengendalian infeksi (ICRA);
• 3. utilitas;
• 4. kebisingan;
• 5. getaran;
• 6. bahan berbahaya
• 7. layanan darurat, seperti respons terhadap kode; dan
• 8. bahaya lain yang memengaruhi perawatan,
pengobatan, dan layanan.
MONEV ICRA
• Selain itu, rumah sakit bersama dengan
manajemen konstruksi (MK) memastikan bahwa
kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
didokumentasikan.
• Sebagai bagian dari penilaian risiko maka risiko
pasien infeksi dari konstruksi dievaluasi melalui
• infeksi penilaian risiko kontrol yang dikenal
sebagai ICRA (Infection Control Risk
Assessment). (juga lihat PPI 7.7)
Alat Pelindung Diri Dalam K3
• Sabuk Keselamatan (safety belt)
• Sepatu Karet (sepatu boot)
• Sarung Tangan (Gloves)
• Masker (Respirator)
• Tali Pengaman (Safety Harness)
• Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
• Sepatu pelindung (safety shoes)
• Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
FORM ICRA
CONTOH LAPORAN ICRA
TUGAS KOTRAKTOR RS
• Membangun RS dengan fasilitas akses yang mudah bagi
pasien dan keluarganyamisalnya tempat parkir yang
luas dan dekat dengan UGD, akses ke UGD yang
langsung bisa terlihat dari pintu masuk, ruang tunggu
yang nyaman dan luas dan sebagainya.

• Membuat tata ruang yang sesuai dengan rumah sakit,


misalnya denah yang mudah dipahami oleh
pengunjung, kamar kecil yang jumlahnya memadai,
material yang cocok untuk lantai dan sebagainya.
LANJUTAN..
• Membangun pintu dan akses lain yang
ukurannya disesuaikan agar perlengkapan
medis termasuk ranjang bisa keluar masuk
dengan mudah.
• Kontraktor rumah sakit merupakan jasa
dengan keahlian dan pengalaman khusus;
pembangunan dan renovasi rumah sakit harus
melibatkan kontraktor khusus ini agar hasilnya
memuaskan.
PENGKAJIAN RISIKO (ICRA)
( ada 4 point)

1. Identifikasi Risiko
• Proses manajemen risiko bermula dari identifikasi
risiko dan melibatkan:
a) Penghitungan beratnya dampak potensial dan
kemungkinan frekuensi munculnya risiko.
b) Identifikasi aktivitas-aktivitas dan pekerjaan yang
menempatkan pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung
pada risiko.
c) Identifikasi agen infeksius yang terlibat, dan
d) Identifikasi cara transmisi
LANJUTAN..

2. Analisa risiko
a) Mengapa hal ini terjadi ?
b) Berapa sering hal ini terjadi ?
c) Siapa saja yang berkontribusi terhadap kejadian
tersebut ?
d) Dimana kejadian tersebut terjadi ?
e) Apa dampak yang paling mungkin terjadi jika
tindakan yang sesuai tidak dilakukan ?
f) Berapa besar biaya untuk mencegah kejadian
tersebut ?
LANJUTAN...

3. Kontrol risiko
a) Mencari strategi untuk mengurangi risiko
yang akan mengeliminasi atau mengurangi risiko
atau mengurangi kemungkinan risiko yang ada
menjadi masalah.
b) Menempatkan rencana pengurangan risiko
yang sudah disetujui pada masalah.
LANJUTAN..

• 4. Monitoring risiko
• a) Memastikan rencana pengurangan risiko
dilaksanakan.
• b) Hal ini dapat dilakukan dengan audit dan
atau surveilans dan memberikan umpan balik
kepada staf dan manajer terkait
APD SESUAI K3
HIMBAUAN SAFETY
KONDISI TIDAK SAFETY
PEDOMAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
APD SESUAI STANDAR
APD YG DIGUNAKAN VENDOR
PRIMUM, NON NOCERE
FIRST, DO NO HARM

HIPPOCRATES’S
TENET
(460-335 BC)

Anda mungkin juga menyukai