Anda di halaman 1dari 6

BASIC NURSING SKILL

Pengertian
Undang-Undang No. 24 tahun 2007 mengartikan bencana sebagai suatu
peristiwa luar biasa yang mengganggu dan mengancam kehidupan dan
penghidupan yang dapat disebabkan oleh alam ataupun manusia, ataupun
keduanya (Toha, 2007). Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat
bencana, dibutuhkan dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan perawat.
Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berada di lini terdepan dalam
penanganan bencana di Indonesia Peran perawat dapat dimulai sejak tahap
mitigasi (pencegahan), tanggap darurat bencana dalam
fase prehospital dan hospital, hingga tahap recovery.
Indonesia kini tengah berduka karena sedang dirundung oleh berbagai
bencana nasional, mulai dari banjir Wasior, tsunami di Mentawai, letusan gunung
Merapi dan Bromo. Berbagai bencana yang datang kini meninggalkan luka yang
amat mendalam bagi bangsa ini. Indonesia memang rentan terhadap bencana
karena secara geografis terletak dalam Ring of Fire (Sabuk gunung berapi) juga
diantara 3 lempeng bumi yang aktif yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia
dan lempeng Eurasia. Kondisi seperti ini menjadikan Indonesia rentan bencana.
Selain factor alam, kontribusi manusia ternyata cukup besar dalam menimbulkan
bencana. Perusakan hutan dan pencemaran lingkungan sejak berabad-abad
melalui tehnologi industri, tehnologi transportasi, serta tehnologi energy telah
menyumbangkan pemanasan global.
Kota Cirebon terletak pada sisi timur Jawa Barat dan berbatasan langsung
dengan Propinsi Jawa Tengah. Sebagaimana daerah – daerah lain di Indonesia,
Cirebon juga menyimpan berbagai macam potensi bencana. Letaknya yang di
pantai utara memungkinkan datangnya bencana dari arah laut seperti bencana
Rob akibat naiknya permukaan air laut ke daratan. Sebelah selatan kota Cirebon
berdiri kokoh gunung Ciremai yang termasuk gunung berapi yang masih aktif, Di
sebelah barat terdapat kilang minyak Pertamina yang cukup besar, serta beberapa
tempat di sekitar Indramayu dan Cirebon terdapat sumur – sumur minyak yang
masih produktif.
Dengan adanya berbagai macam potensi bencana yang ada di Cirebon dan
sekitarnya, maka diperlukanlah kewaspadaan dan kesiapsiagaan segenap
warganya dalam menanggulangi bencana yang datangnya tidak dapat
diperkirakan kapan dan dimana. Denkesyah 03.04.03 Cirebon Kesdam III/Siliwangi
dengan wilayah tugas di Korem 063/ Sunan Gunung Jati Cirebon berupaya
menggalang segenap potensi yang ada di daerah guna bersama – sama
meningkatkan kewaspadaan dan kerjasama dalam penanggulangan bencana
alam. Materi pelatihan disampaikan berupa penyampaian materi di kelas dan
Pada akhir pelatihan dilasanakan Praktek Simulasi Bencana. Dalam simulasi ini
diskenariokan terjadi bencana alam berupa meletusnya Gunung Ciremai. Peserta
dibagi dalam 3 (tiga) Kelompok yaitu Kelompok Bantuan, Kelompok Rumah Sakit
Darurat dan Cadangan. Secara bergantian kelompok akan bertukar tempat
sehingga seluruh peserta dapat merasakan peran yang diskenariokan.
Simulasi dimulai dengan suara ledakan yang bergemuruh yang menandakan
adanya letusan gunung merapi. Mahasiswa yang tercerai berai segera kumpul di
Pos Komando yang terletak di Rumah Sakit Ciremai. Setelah ada permintaan
bantuan dari pihak yang berwenang maka para mahasiswa ini bersama dengan
Tim Kesehatan Lapangan Denkesyah 03.04.03 Cirebon segera menuju daerah
bencana. Setelah bekoordinasi dengan petugas lapangan khususnya arahan
daerah mana yang memerlukan bantuan juga yang lebih penting adalah daerah
aman yang diperbolehkan para relawan bantuan masuk ke daerah bencana.
Setelah sampai di lokasi, para peserta yang terbagi dalam beberapa kelompok
dengan pimpinan di masing – masing kelompok, mereka melakukan Triase
Lapangan berdasarkan tingkat keparahan dan ancaman nyawa pada masing –
masing korban. Segera para peserta memberikan pertolongan awal dan Bantuan
Korban yang telah diberikan pertolongan segera dirujuk ke Rumah Sakit Ciremai
dengan transportasi Ambulan yang sudah siap. Namun medan yang harus ditempuh
tidaklah mudah. Regu penolong harus melewati beberapa ringtangan seperti gorong
– gorong, perbukitan dan lembah – lembah pegunungan serta ringtangan pagar
tembok. Selama dalam Ambulans, peserta juga harus terus memonitor kondisi
korban secara terus menerus sehingga selamat sampai ke rumah sakit rujukan. Hal
yang penting adalah komunikasi kontinu anatara petugas Ambulans dengan petugas
rumah sakit yang diharapkan juga terus memonitor kondisi korban di Ambulans.
Sementara kelompok penolong memberikan bantuan di lapangan, Kelompok
Rumah Sakit Darurat diberi tugas untuk mempersiapkan Rumah Sakit Lapangan
Darurat, dalam scenario ini mereka harus biasa mendesain Garasi atau tempat parkir
mobil sebuah perusahaan yang ada di daerah aman yang gedungnya masih bisa
dipergunakan. Para peserta harus juga mampu mengatur berbagai macam bantuan
logistic dari para dermawan yang simpatik akan adanya bencana alam ini.

Anda mungkin juga menyukai