Anda di halaman 1dari 26

A Journal Reading

BLUNT ABDOMINAL TRAUMA


AND ORGAN DAMAGE AND ITS
PROGNOSIS
Babak Abri, Samad Shams-Vahdati, Seyedpouya Paknezhad, Pegah Sepehri-Majd, Sarvin Alizadeh
Trauma Tumpul Abdomen
Trauma tanpa penetrasi yang mengenai daerah abdomen yang menyebabkan timbulnya gangguan atau
kerusakan pada organ di dalamnya
Mekanisme Paling Sering

45% 22% 10% 7%

Kecelakaan Pejalan kaki Jatuh dari Lain-lain


kendaraan ketinggian
bermotor

TRM 05.03 Blunt Abdominal Trauma, 2018


Anatomi

Batas Cavum Abdomen :

Superior : SIC 5
2 Inferior : Apertura pelvis superior
Anterior : Dinding abdomen anterior
Posterior : Dinding abdomen posteri
3 or dan vertebrae

4
(Moore, K.L., 2014)
(Moore, K.L., 2014)
Organ Peritoneal
Intraperitoneal & Retroperitoneal
Organ yang sering terjadi kerusakan
Liver (24%)

Lien (22%)

Ginjal (9%)

Mesenterium/omentum (7%)

Colon (6%)
Patofisiologi
Elastic limit an
organ
Solid Organs
Intraperitoneal
bleeding
Force
(deceleration,
compression)
Leakage of gut
contents
Hollow Organs
Intraabdominal
sepsis
Pemeriksaan Fisik

TRM 05.03 Blunt Abdominal Trauma, 2018


Pemeriksaan Fisik

TRM 05.03 Blunt Abdominal Trauma, 2018


Courtesy of Kavitha Conti, MD and Richard
Saladino, MD. (uptodate.com)

Seat belt sign


Courtesy of Kavitha Conti, MD and Richard
Saladino, MD. (uptodate.com)
• FAST (Focus Abdominal Sonography for Trauma)

Menilai adanya cairan dalam rongga


abdomen
Jumlah cairan minimum 200cc
Sensitifitasnya tinggi
Non invasive, cepat
Bisa dilakukan bedside
Dapat menilai hemoperitoneum yang
progresif

-tergantung keahlian operator


• CT-Scan

Dapat memberikan informasi kerusakan organ yang spesifik


Memerlukan transport pasien ke ruang pemeriksaan
Sensitifitas tinggi  mendeteksi cairan dalam rongga abdomen (int
raperitoneal dan retroperitoneal)
• DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)

Bersifat invasif
Dapat mendeteksi adanya cedera pada hollow organ
Apabila didapatkan darah gross (>10mL)  laparotomi
Apabila tidak didapatkan darah atau tidak terdapat cairan usus
 lavage dengan kristaloid 1000mL (10mL/kgBB pada anak)

Positif apabila ditemukan :


RBC >100.000/mm3
WBC > 500/mm3
Identitas Jurnal
Judul Artikel Blunt Abdominal Trauma and Organ Damage and
Its Prognosis

Penulis Babak Abri, Samad Shams-Vahdati, Seyedpouya


Paknezhad, Pegah Sepehri-Majd, Sarvin Alizadeh

Penerbit Journal of Analytical Research in Clinical Medicine

Tahun Terbit 2016


Latar Belakang

Trauma merupakan
penyebab kematian ketiga
setelah penyakit
1 E
P
I
kardiovaskuler dan kanker D
S E
Mekanisme umum TTA – T
kecelakaan mobil. Perlu
pemeriksaan fisik dan
2 U
D
M
I
O
penunjang I L
O
Manajemen pasien TTA dan
respon terhadap tindakan
yang diberikan
3 G
I
Metode Penelitian

Descriptive Cross-sectional
Pasien TTA di RS Imam Reza
Iran sejak Maret 2012-2014 1
Variabel Penelitian
Penyebab Trauma
Kecelakaan mobil atau motor, 2 Usia, jenis kelamin, mekanisme
cedera, kerusakan organ,
kecelakaan oleh pejalan kaki,
jatuh, berkelahi, trauma 3 manajemen, outcome
akibat olahraga
Analisis Data
4 Deskriptif analitik,
menggunakan data rata-rata
dan standar deviasi (SPSS)
Hasil
Jumlah sampel penelitian : 322 orang

Usia 80 orang dekade 2, 76 orang decade 3

Jenis kelamin 63,9% Laki-laki, 36,1% Wanita

Mekanisme 41,6% Kecelakaan mobil

Organ yg terlibat 87,3% tidak terlibat, 16,7% terlibat

Cedera organ Hepar dan lien (24%)

Manajemen 9,6% Operatif, 90,4% Non-operatif

Prognosis 79,5% sembuh total, 18,7% mengalami morbiditas,


1,8% kematian
Kesimpulan
Prevalensi TTA meningkat setiap tahunnya, terutama di
negara berkembang (Iran)

TTA lebih sering terjadi pada laki-laki

Rentang usia paling banyak yaitu 20-40 tahun

Kerugian akibat TTA tidak hanya finansial, tetapi


disabilitas, pengangguran dan penurunan produktivitas

Manajemen awal pasien TTA merupakan faktor penting


dalam prognosis pasien
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai