Anda di halaman 1dari 27

OLEH :

SRI ANDRIANI SKM,M.KES


PENGERTIAN
Suatu tatanan pengamatan
 yang mendukung sikap tanggap
 terhadap suatu perubahan/penyimpangan
dalam masyarakat
 berkaitan dengan kecenderungan
terjadinya kesakitan / kematian,
pencemaran makanan/lingkungan
 Sehingga dapat dilakukan tindakan yang
cepat dan tepat
 Untuk mencegah/mengurangi korban.
LATAR BELAKANG
 Mengetahui keadaan yang menjurus akan
terjadinya KLB
 Merupakan bagian integral dari sistem yang
ada
 Bukan merupakan sistem baru
 Terjadinya KLB interaksi
Host
Agent Environment

kuman
bahan kimia
Upaya kesehatan :
 Pengamatan thd mata rantai& variabel yg
 Pengendalian memungkinkan timbulnya peny
 Cara intervensinya,
sehingga dapat menghindari/mengurangi
kerugian yang timbul
Dukungan legalitas
 Undang-undang RI N0.4 tahun 1984
tanggal 22 Juni 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular.
 Permenkes RI
No.560/Menkes/Per/VIII/1989 tanggal 23
Agustus 1989 tentang Jenis penyakit
tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan tata cara penanggulangan seperlunya.
 PP No.40 tahun 1991 tanggal 3 Juli 1991
tentang Penanggulangan Wabah
penyakit Menular.
TUJUAN
 UMUM :
Terantisipasinya keadaan yang
mempengaruhi terjadinya :
- kesakitan/kematian
- pencemaran makanan
- pencemaran lingkungan
sehingga dapat dilakukan tindakan
yang cepat & tepat untuk pencegahan
KLB.
 KHUSUS :
1. Untuk mengetahui tanda sebagai
indikator kewaspadaan dini tentang
kemungkinan akan timbulnya KLB.
2. Untuk mengetahui kualitas/kondisi
lingkungan,tempat pengelolaan
makanan yang diduga erat
kaitannya dengan penyakit yang
ditularkan melalui makanan
(keracunan makanan)
3. Mengetahui jenis/kadar
mikroba atau kontaminan lain
yang merupakan penyebab
menurunnya kualitas H & S
makanan/bahan makanan
4. Mengetahui jenis/kadar bahan
berbahaya/pesticida yang
merupakan penyebab
menurunnya kualitas
lingkungan yang
membahayakan kesehatan
INDIKATOR
Adalah faktor-faktor / tanda
yang mempengaruhi
terjadinya kesakitan /
kematian yang dipantau
terus untuk mengetahui
adanya perubahan /
penyimpangan
SKD diarahkan untuk kelompok :
 SKD Penyakit menular

 SKD keracunan makanan

 SKD keracunan bahan berbahaya


SKD PENYAKIT MENULAR
 Kewaspadaan dini ditujukan terhadap
yang dapat dikenal :
- Sebelum terjadi kasus
- Setelah terjadi kasus
SKD SKD Penanggulangan

Penyakit
Endemis KASUS KLB
Variabel yang dipakai sebagai tanda dini :

 Variabel umum : - Status gizi


- H&S
- PSP
- musim
- penyebab penyakit
 Variabel khusus
SKD KERACUNAN MAKANAN
1. Pengamatan makanan
- jenis
- asal makanan
- cara pengangkutan
- cara penyimpanan
2. Pengamatan lingkungan
- tempat
- lingkungan
- alat
- metode
- orang
- angka kontaminasi
3. Pengamatan terhadap
manusia yang terpapar
- Kelompok risti
- kelompok yang
mengkomsumsi makanan
4. Pengamatan kasus
Bila sudah ada gejala pada
masyarakat tetapi belum ada
KLB
SKD SKD Penanggulangan

Keracunan Determinan Kasus KLB

makanan
lingkungan
manusia yang terpapar
SKD KERACUNAN BAHAN BERBAHAYA
a. Komoditas yang menyebabkan
keracunan
- limbah
- media obat
- obat tradisional / kosmetika
- alat kesehatan
b. Pengolahan bahan berbahaya
- import bahan baku
- produksi
- pengemasan
- penandaan
- penyimpanan
- transportasi
- distribusi
- penggunaan
SKD SKD SKD

BAHAN PRODUKSI HANDLING PEMAKAIAN


BERBAHAYA
RUANG LINGKUP
A. SKD PD3I
PRA KASUS POST KASUS
1. Cak .Imun P4/C di Pusk
< 80% 1. Peningkatan
2. Cak .Imun Pusk >= 80% kasus/kematian
tetapi Cak.Imun kel ada PD3I
yang <80%
2. Kematian
3. Suhu L.E di luar 2-8
derajad Celcius,sampai Neonatal
bbrp hari/bulan
A. PD3I
SUMBER INFORMASI RENCANA TINDAK LANJUT
 Buku hasil vaksinasi bayi  Cak.Imunisasi ditingkatkan,

 PWS imunisasi
manfaatkan KLP,KLS
 Perbaikan L.E, peningkatan
 Kartu suhu L.E
pemeliharaan L.E, termos
 Sensus harian penyakit
 Lap.kematian neonatus
 Lap W1,W2 lacak ke lapangan
 Data kesakitan tindak lanjut thd FR
 Lap masyarakat  Peningkatan
kasus/kematian PD3I
pencarian kasus aktif ke
lapangan
 Supervis & Bimtek
B. PENYAKIT DBD
PRA KASUS POST KASUS

1. HI > 5 % 1. Ada 2 kasus atau lebih


2. Kompleks perumahan pada suatu daerah dan
baru HI > 5 %
3. Seculer Trends 2. Ada penderita DBD
mis : Cyclus 5 tahunan meninggal
4. Perubahan musim
B. PENYAKIT DBD
SUMBER INFORMASI RENCANA TINDAK LANJUT
 PJB  Tanpa kasus :
 Sensus harian Penyakit - PSM PSN
 Laporan RS/KDRS - PJB
 Data kesakitan - Abatisasi Selektif
 W2  Ada kasus :

 Hasil - PE
pemantauan/Inspeksi - PSN
sanitasi - PJB
 Pemantauan kasus - AS
tahunan - Fogging
 BMG - Pemantauan kepadatan
jentik
C. P2 RABIES
PRA KASUS POST KASUS
1. Adanya penderita gigitan
vektor Rabies
2. Adanya seekor anjing
yang menggigit > 1
orang
3. Cakupan vaksinasi
anjing < 80 %
4. Cakupan eliminasi anjing
< 20 %
5. Specimen positip pada
hewan
C. P2 RABIES
SUMBER INFORMASI RENCANA TINDAK LANJUT

 Laporan masyarakat  PKM


 Laporan vaksinasi Dinas Pemeliharaananjing
Peternakan sesuai ketentuan mis.
 Laporan Dinas Bila jalan2 diikat rantai
Peternakan max 2 m dan diberangus
 Laporan laoratorium  Vaksinasi
 PKM kasus gigitan
 Observasi vektor oleh
Din.Peternakan
 Eliminasi anjing liar
D. P2 DIARE
PRA KASUS POST KASUS
1. Sanitasi lingkungan
a. Cak,jamban sehat < 80%
1. Penderita/kematian
b. Cak.air bersih 2. Oralit/RL Use Rate.
c. Resiko pencemaran SAB
> 60 % 3. Cak Imun C < 80 %
d. Pembuangan sampah
dan limbah RT
4. Penatalaksanaan
e. Pengelolaan mak-min penderita diare
f. Personal Hygiene
2. Perilaku 5. Dehidrasi penderita
a. Pemanfaatan jamban sehat diare
< 80 %
b. N/D < 80 %
3. Agent : Px Spec tinja : kolera pos
4. Musim :
a. Kemarau panjang
b. Kemarau hujan
c. Hujan kemarau
d. Bencana/banjir
D. P2 DIARE
SUMBER INFORMASI RENCANA TINDAK LANJUT

 Pencatatan H & S  PE
 Pencatatan kader  Penatalaksanaan SOP
diare
 Pemeriksaan
 Penanggulangan lapangan:
Laboratorium
- Pengobatan kontak
 BMG
- Lisolisasi
- Kaporisasi
- Px.laboratorium
 PKM
 Koordinasi LP/LS
 Logistik : oralit,RL,kaporit
dll

Anda mungkin juga menyukai