Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PROMOSI KESEHATAN

Seorang Laki-Laki 57 Tahun dengan Hiperurisemia


Disusun Oleh:
Alfian Arsyadi Sunanto
Pembimbing:
dr. M. Rehulina, M. Kes (Epid)
PENDAHULUAN

• Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis


merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena
penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin. Penyebab
penumpukan kristal tersebut diakibatkan tingginya kadar asam
urat dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan
purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara
0,5 – 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau
minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan,
margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung
lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh
terhadap pengeluaran asam urat.
TINJAUAN PUSTAKA
• Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat darah lebih
dari normal. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin
dalam tubuh. Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara
pembentukan dan degradasi nukleotida purin serta kemampuan
ginjal dalam mengekskresikan asam urat. Apabila terjadi
kelebihan pembentukan (overproduction) atau penurunan
ekskresi (underexcretion) atau keduanya maka akan terjadi
peningkatan kadar asam urat darah yang disebut dengan
hiperurisemia. Dikatakan hiperurisemia bila asam urat serum lebih
dari 7 mg/dL (lebih dari 0,42 mmol/l) pada pria dan lebih dari 5.7
mg/dL (lebih dari 0,34 mmol/l) pada wanita. Kadar asam urat
normal pada pria adalah 3.4-7.0 mg/dL, dan pada wanita adalah
2.4-5.7 mg/dL.4
Purin
• Purin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida
asam nukleat RNA dan DNA. Purin termasuk komponen non-
esensial bagi tubuh, artinya purin dapat diproduksi oleh tubuh
sendiri. Apabila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin, maka purin tersebut akan langsung dikatabolisme oleh
usus.
• Urat (bentuk ion dari asam urat), hanya dihasilkan oleh jaringan
tubuh yang mengandung xantin oxidase terutama dihati dan usus.
Produksi urat bervariasi tergantung konsumsi
makanan mengandung purin, kecepatan pembentukan,
biosintesis dan penghancuran purin di tubuh. Normalnya, 2/3 -3/4
urat di ekskresi oleh ginjal melalui urin. Sisanya melalui saluran
cerna.
Epidemiologi Hiperurisemia

• Angka kejadian hiperurisemia dan Gout berdasarkan berbagai


kepustakaan sangat bervariasi, diperkirakan antara 2.3-17.6%. Menurut
Vazquez dkk. pada tahun 2004 hiperurisemia terjadi pada 5-30% populasi
umum dan prevalensinya dapat lebih tinggi pada kelompok etnik tertentu.
Prevalensi hiperurisemia pada saat ini menunjukkan peningkatan di
seluruh dunia, diduga karena peningkatan prevalensi hipertensi dan
penggunaan obat-obatan.
• Data yang dikemukakan oleh Luk AJ dkk. pada tahun 2005, prevalensi
Gout bervariasi yaitu dari 0,2-10 % di Eropa dan Amerika Serikat.
Kejadian hiperurisemia dan Gout banyak dijumpai pada penduduk
Filipina, Samoan, Maori, dan penduduk di daerah Pasifik Selatan lainnya
dibandingkan bangsa Eropa. Hal tersebut diduga karena asupan
makanan tinggi purin seperti ikan laut dan faktor genetik.
Etiologi Hiperurisemia

• Berdasarkan penyebabnya, hiperurisemia dapat diklasifikasikan menjadi :


• Hiperurisemia primer
• Hiperurisemia primer merupakan hiperurisemia yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
Biasanya berhubungan dengan kelainan molekuler yang belum jelas dan adanya kelainan enzim.
• Hiperurisemia sekunder
• Hiperurisemia sekunder merupakan hiperurisemia yang disebabkan oleh penyakit atau
penyebab lain. Hiperurisemia jenis ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelainan yang
menyebabkan peningkatan denovo biosynthesis, peningkatan degradasi ATP, dan
underexcretion.
• Hiperurisemia idiopatik
• Hiperurisemia idiopatik merupakan jenis hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya
dan tidak ada kelainan genetik, fisiologi serta anatomi yang jelas.
Faktor Risiko Terjadinya Hiperurisemia

• Nutrisi
• Obat- obatan
• Usia dan Jenis Kelamin
• Obesitas
• Konsumsi Alkohol
Metabolisme Asam Urat
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

• Anamnesis ditemukan rasa nyeri pada sendi yang


spesifik dan timbul secara mendadak, rasa nyeri ini paling
sering timbul pada malam hari atau pagi dini hari. Tidak
didapatkan riwayat pernah terbentur sebelumnya.
Riwayat keturunan pada anggota keluarga yang juga
mengalami hiperurisemia. Usia dan jenis kelamin juga
dapat mempengaruhi faktor resiko terkena hiperurisemia.
• Pemeriksaan fisik pada penderita hiperurisemia bisa
ditemukan bengkak kemerahan pada sendi yang terkena,
terdapat krepitasi pada sendi yang timbul nyeri.
Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah


pemeriksaan asam urat serum, pemeriksaan urin rutin,
dan kristal asam urat cairan sendi
TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

• Tujuan Kegiatan
• a.Meningkatkan pengetahuan mengenai hiperurisemia,
gejala, dan pencegahannya.
• b.Meningkatkan pengetahuan mengenai penanganan dan
komplikasi dari hiperurisemia.

• Sasaran Kegiatan
• Sasaran kegiatan promosi kesehatan ini adalah penderita
hiperurisemia di Desa Kumendung
BENTUK KEGIATAN
• 1.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis
hiperurisemia. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap pasien,
kami menyimpulkan faktor resiko atau masalah apa saja yang dialami.
• 2.Penyuluhan mengenai Hiperurisemia
Penyuluhan langsung kepada penderita mengenai hiperurisemia. Materi berisi tentang
definisi, penyebab, gejala, factor-faktor yang mempengaruhi, penatalaksanaan dan
cara pencegahan.
• 3.Penyuluhan mengenai Diit Rendah Purin
Penyuluhan langsung kepada penderita menggunakan media leaflet.
• 4.Evaluasi mengenai perubahan perilaku
Kunjungan ulang untuk mengkonfirmasi pemahaman pasien mengenai materi yang
disampaikan dalam penyuluhan yang sudah dilakukan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
• 1.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik • 3.Penyuluhan mengenai Diit Rendah
• Tanggal : 10 Juni 2019 Purin
• Waktu : 10.00 -11.00 WIB • Tanggal : 10 Juni 2019
• Pelaksana : Alfian Arsyadi • Waktu : 10.00 -11.00
Sunanto • Pelaksana : Alfian Arsyadi
• 2.Penyuluhan mengenai Hiperurisemia Sunanto
• Tanggal : 10 Juni 2019 • Peraga : Leaflet
• Waktu : 10.00 -11.00 • 4.Evaluasi kegiatan
• Pelaksana : Alfian Arsyadi • Tanggal : 17 Juni 2019
Sunanto • Waktu : 10.00 -11.00
• Peraga : Leaflet • Pelaksana : Alfian Arsyadi
Sunanto
LAPORAN KEGIATAN

• Identitas Penderita
• Nama : Tn. S
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Pria
• Alamat : Desa Kumendung, Rembang
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien mengeluh nyeri jari dan pergelangan kaki kanan
sejak 3 hari yang lalu. Nyeri timbul secara tiba – tiba dan
hilang timbul dengan intensitas yang berbeda – beda,
nyeri pergelangan muncul apabila pasien memakan
makanan berlemak dan tinggi purin secara berlebih.
Keluhan lain seperti nyeri kepala, jantung berdebar, nyeri
dada, sesak, muntah dan gangguan tidur
disangkal.Pasien tidak melakukan diet dan tidak pernah
olahraga.
• Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat Penyakit Keluarga
• a)Riwayat sakit serupa: disangkal • a)Riwayat sakit serupa : disangkal
• b)Riwayat hipertensi : disangkal • b)Riwayat hipertensi :
• c)Riwayat sakit gula : disangkal disangkal
• d)Riwayat sakit jantung: disangkal • c)Riwayat sakit gula :
• e)Riwayat sakit ginjal : disangkal disangkal
• f)Riwayat kolesterol : disangkal • d)Riwayat sakit jantung : disangkal
• g)Riwayat alergi : disangkal • e)Riwayat sakit ginjal :
disangkal
• h)Riwayat mondok : diakui,
didiagnosis dengan BPH • f)Riwayat kolesterol :
disangkal
• Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien tinggal bersama istri. Pasien bekerja sebagai
petani
• Riwayat kebiasaan
• -Kebiasaan merokok : disangkal
• -Kebiasaan minum alkohol : disangkal
• -Kebiasaan olahraga : disangkal
• -Kebiasaan makan tinggi purin: diakui
Pemeriksaan Fisik Pasien

• Tanda Vital
• Tekanan darah : 130/80
• Nadi : 88x/menit
• RR : 20x/menit
• Temperature : 37,1oC
• Antropometri
• BB : 52 kg
• TB :162 cm
• Status Presens
• 1.Kepala : Mesosefal
• 2.Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-),
sklera ikterik (-)
• 3.Hidung : Discharge -/-
• 4.Telinga : Discharge -/-
• 5.Mulut : Anemis (-) T1-T1, faring hiperemis (-)
• 6.Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
• 7. Thorax
• Jantung :
– Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
– Palpasi : Thrill (-), pulsus epigastrium (-), sternal lift (-)
– Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
– Auskultasi: Suara dasar I –II reguler, bising (-)
• Paru :
– Inspeksi : Simetris, gerakan hemithoraks dextra =
sinistra
– Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
– Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
– Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
• 8.Abdomen • 9. Ekstremitas
• Inspeksi : Permukaan datar,
warna sama seperti
kulit di sekitar, ikterik
(-) Ekstremitas Superior Inferior

• Auskultasi : Bising usus (+)


normal Sianosis -/- -/-

• Perkusi : Timpani (+), pekak


Akral dingin -/- -/-
sesisi (-), pekak alih (-
)
Edema -/- +/-
• Palpasi :Nyeri tekan
hipokondrium sinistra Capillary refill < 2 detik < 2 detik
dan epigastrium (-),
benjolan (-)
Pemeriksaan Asam Urat
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kadar asam urat
pasien 7,9 mg/dl.
Kegiatan Promosi Kesehatan

• 1.Penyuluhan Tentang Hiperurisemia


• Pemberian edukasi dengan menggunakan media berupa
leaflet/print out materimengenai hiperurisemia, yang berisi
tentang definisi penyakit, penyebab, gejala,
akibat,pencegahan, dan pengobatan.
• 2.Penyuluhan Tentang Diit Rendah Purin
• Pemberian edukasi mengenai kelompok makanan yang
dianjurkan dikonsumsi (makanan rendah purin).
MONITORING

• a.Pada tanggal 10 Juni 2019 dilaksanakan kegiatan anamnesis dan


pemeriksaan pasien serta penggalian faktor resiko. Pada kegiatan tersebut
didapatkan pasien terkonfirmasi diagnosis hiperurisemia.
• b.Pada tanggal 10 Juni 2019 dilaksanakan kegiatan penyuluhan tentang
hiperurisemia, penyebab, gejala, dan penangannya.
• c.Pada tanggal 17 Juni 2019 dilaksanakan kunjungan evaluasi untuk menilai
pemahaman dari pasien mengenai materi penyuluhan yang telah
disampaikan. Pasien sudah paham tentang hiperurisemia yang diderita.
Pasien telah mulai memperbaiki gaya hidup dengan berolah raga dan
konsumsi makanan rendah purin.
EVALUASI

• Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan promosi kesehatan


ini berjalan dengan baik dan pasien sangat kooperatif.
• •Evaluasi pengetahuan pasien tentang Hiperurisemia
• Dari hasil tanya jawab pasien mengenai penyakit hiperurisemia
dengan kuisoner, pasien sudah cukup mengerti tentang
pengertian, gejala, penyebab, dan pencegahan dari penyakit
tersebut
• •Evaluasi pengaturan pola makan
• Pasien sudah makan teratur menghindari makan tinggi purin.
KESIMPULAN

• Dari evaluasi yang telah dilakukan, dapat ditarik


kesimpulan bahwa kegiatan promosi kesehatan dan
terapi komprehensif mengenai Hiperurisemia memberikan
pengaruh yang baik terhadap pengetahuan dan sikap
pasien pada pola makan dan pengendalian dari
penyakitnya. Dengan pengetahuan pentingnya
mengendalikan kadar asam urat, pasien menjadi lebih
baik dalam menjaga pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai