ditandai dengan mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991) • Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtivita atau mata merah atau pink eye. (Elizabeth, Corwin: 2001) • Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia. (Mansjoer, Arif dkk: 2001) Anatomi Mata
• Bola mata berbentuk bulat dengan panjang
maksimal 24 mm. Bagian anterior bola mata mempunyai kelengkungan yang lebih cembung sehingga terdapat bentuk dengan dua kelengkungan berbeda. Bola mata dibungkus oleh tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan sklera yang bagian terdepannya disebut kornea, lapisan uvea, dan lapisan retina. Di dalam bola mata terdapat cairan aqueous humor, lensa dan vitreous humor Konjungtiva Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berbatasan dengan kulit pada tepi palpebral dan dengan epitel kornea di limbus. Sklera Sklera merupakan jaringan ikat yang lentur dan memberikan bentuk pada mata. Jaringan ini merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya dam merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Kornea ini disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 µm di pusatnya (terdapat variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior kornea mempunyai lima lapisan, yaitu: 1. Epitel 2. Membran Bowman 3. Stroma 4. Membran Descemet 5. Endotel Uvea Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera yang terdiri, yaitu: 1. Iris 2. Badan siliar Aqueous Humor Aqueous humor diproduksi oleh badan siliar. Setelah memasuki bilik mata belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan. Vitreous Humor Vitreous humor adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Permukaan luar vitreous humor normalnya berkontak dengan struktur-struktur berikut: kapsul lensa posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi optici Retina Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya Fisiologi Mata Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui pupil, kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina. Fotoreseptor pada retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata, kemudian mengirimkan sinyal informasi tersebut ke otak melalui saraf optik. Semua bagian tersebut harus bekerja simultan untuk dapat melihat suatu objek. Berkas cahaya akan berbelok/ berbias (mengalami refraksi) apabila berjalan dari satu medium ke medium lain yang memiliki kepadatan berbeda kecuali apabila berkas cahaya tersebut jatuh tegak lurus di permukaan. Bola mata memiliki empat media refrakta, yaitu media yang dapat membiaskan cahaya yang masuk ke mata. Media refrakta mata terdiri dari kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor. Agar bayangan dapat jatuh tepat di retina, cahaya yang masuk harus mengalamai refraksi melalui media-media tersebut. Jika terdapat kelainan pada media refrakta, cahaya mungkin tidak jatuh tepat pada retina. Selain faktor media refrakta, faktor panjangnya sumbu optik bola mata juga berpengaruh terhadap jatuh tepat atau tidaknya cahaya pada retina. Misalnya, pada miopia aksial fokus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang. Lensa memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya biasnya untuk memfokuskan bayangan dari objek yang dekat. Kemampuan ini disebut dengan daya akomodasi. Akomodasi dipengaruhi oleh persarafan simpatis, di mana persarafan ini akan menyebabkan otot polos pada badan siliar yang merupakan perlekatan ligamen penggantung lensa (zonula Zinii) berkontraksi. Kontraksi dari badan siliar yang berbentuk melingkar seperti sfingter menyebabkan jarak antara pangkal kedua ligamen tersebut mendekat. Hal ini akan menyebabkan ketegangan dari ligamen tersebut berkurang sehingga regangan ligamen terhadap lensa pun juga berkurang. Bentuk lensa kemudian akan menjadi lebih cembung/ konveks. Keadaan mata dengan kemampuan refraksi normal disebut emetropia, sedangkan mata dengan kelainan refraksi disebut ametropia. Patofisiologi Konjungtivitis Konjungtiva, karena lokasinya, terpapar pada banyak mikroorganisme dan factor lingkungan lain yang mengganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mucus mengangkap debris dan kerja memompa dari palpebral secara tetap menghanyutkan air mata ductus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Pada hyperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papilla yang sering disertai sesai benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsag sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbu dari pembuluh darah yang hyperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea terkena. Hiperemia konjungtiva terjadi selama dilatasi pembuluha darah akibat iritan eksternal, pemberian obat dan infeksi okuler. Perdarahan konjungtiva disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah. Perdarahan konjungtiva biasanya benigna dan dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang dapat menyebabkan perdarahan pada tubuh. Dapat disebabkan oleh pengejanan dada bagian atas, seperti batuk atau muntah yang kuat. Bila merasa ketakutan, perdarahan kinjungtiva tidak menimbulkan gejala. Tanda ini juga cenderung hilang sendiri, direabsorbsi dalam dua minggu dan tidak memerlukan terapi. Tanda dan Gejala Adapun manifestasi sesuai klasifikasinya adalah sebagai berikut : 1. Konjungtivitis Alergi • Edema berat sampai ringan pada konjungtivitas • Rasa seperti terbakar • Injekstion vaskuler pada konjungtivitas • Air mata sering keluar sendiri • Gatal - gatal adalah bentuk konjungtivitas yang paling berat 2. Konjungtivitis Infektif • Pelebaran pembuluh darah • Edema konjungtiva sedang • Air mata keluar terus • Adanya secret atau kotoran pada mata • Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan 3. Konjungtivitis Viral • Fotofobia • Rasa seperti ada benda asing didalam mata • Keluar air mata banyak • Nyeri prorbital • Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada kornea • Kemerahan konjungtiva • Ditemukan sedikit eksudat Penatalaksanaan Konjungtivitis 1. Kultir dan smears untuk menentukan organisme penyebab 2. Terapi oral dengan tetrasiklin atau eritmosin selama 3-4 minggu yang juga diikuti terap\i obat topical jika obat sistemik tidak dapat digunakan/ditoleransi oleh klien 3. Koreksi bulu mata yang membalik ke dalam adalah membuat/memperbaiki kondisi sanitasi yaitu : • Kontrol populasi lalat (populasi sekitar) • Gunakan air hangat untuk membersihkan wajah dan mata • Jangan bertukar baju mandi/handuk dan cuci dengan air hangat • Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh mata (terutama jika terdapat rabas) • Jika drainasi keras menjadi masalah, gunakan kompres hangat dan lembab HATUR NUHUN