Anda di halaman 1dari 25

KONSEP ASUHAN DASAR

KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTEM


PENGELIHATAN : KONJUNGTIVITIS

Ffi Maghfiroh P27904117019


Rezki Nur Oktayani P27904117039
Sity Maryatul Kudriah P27904117047
Vani Septidian P27904117051
Definisi Konjungtivitis

• Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan


ditandai dengan mata tampak merah, sehingga
sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991)
• Konjungtivitis adalah peradangan pada
konjungtivita atau mata merah atau pink eye.
(Elizabeth, Corwin: 2001)
• Konjungtivitis merupakan peradangan pada
konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisan dalam
kelopak mata) yang disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), alergi, dan
iritasi bahan-bahan kimia. (Mansjoer, Arif dkk:
2001)
Anatomi Mata

• Bola mata berbentuk bulat dengan panjang


maksimal 24 mm. Bagian anterior bola mata
mempunyai kelengkungan yang lebih cembung
sehingga terdapat bentuk dengan dua
kelengkungan berbeda. Bola mata dibungkus
oleh tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan sklera
yang bagian terdepannya disebut kornea, lapisan
uvea, dan lapisan retina. Di dalam bola mata
terdapat cairan aqueous humor, lensa dan
vitreous humor
Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang
transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva
palpebralis) dan permukaan anterior sklera
(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berbatasan
dengan kulit pada tepi palpebral dan dengan
epitel kornea di limbus.
Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang lentur
dan memberikan bentuk pada mata. Jaringan ini
merupakan bagian terluar yang melindungi bola
mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea
yang bersifat transparan yang memudahkan
sinar masuk ke dalam bola mata.
Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian
selaput mata yang tembus cahaya dam
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola
mata sebelah depan. Kornea ini disisipkan ke
dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar
pada sambungan ini disebut sulcus scleralis.
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550
µm di pusatnya (terdapat variasi menurut ras);
diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan
vertikalnya 10,6 mm.
Dari anterior ke posterior kornea mempunyai lima
lapisan, yaitu:
1. Epitel
2. Membran Bowman
3. Stroma
4. Membran Descemet
5. Endotel
Uvea
Uvea adalah lapisan vaskular di dalam bola
mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera yang
terdiri, yaitu:
1. Iris
2. Badan siliar
Aqueous Humor
Aqueous humor diproduksi oleh badan siliar.
Setelah memasuki bilik mata belakang, aqueous
humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata
depan, kemudian ke perifer menuju sudut bilik
mata depan.
Vitreous Humor
Vitreous humor adalah suatu badan gelatin
yang jernih dan avaskular yang membentuk dua
pertiga volume dan berat mata. Permukaan luar
vitreous humor normalnya berkontak dengan
struktur-struktur berikut: kapsul lensa
posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan
epitel, retina, dan caput nervi optici
Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian
mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya
Fisiologi Mata
Cahaya yang melewati kornea akan
diteruskan melalui pupil, kemudian difokuskan
oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina.
Fotoreseptor pada retina mengumpulkan
informasi yang ditangkap mata, kemudian
mengirimkan sinyal informasi tersebut ke otak
melalui saraf optik. Semua bagian tersebut harus
bekerja simultan untuk dapat melihat suatu
objek. Berkas cahaya akan berbelok/ berbias
(mengalami refraksi) apabila berjalan dari satu
medium ke medium lain yang memiliki
kepadatan berbeda kecuali apabila berkas
cahaya tersebut jatuh tegak lurus di permukaan.
Bola mata memiliki empat media refrakta, yaitu
media yang dapat membiaskan cahaya yang
masuk ke mata. Media refrakta mata terdiri dari
kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous
humor. Agar bayangan dapat jatuh tepat di
retina, cahaya yang masuk harus mengalamai
refraksi melalui media-media tersebut. Jika
terdapat kelainan pada media refrakta, cahaya
mungkin tidak jatuh tepat pada retina.
Selain faktor media refrakta, faktor panjangnya
sumbu optik bola mata juga berpengaruh
terhadap jatuh tepat atau tidaknya cahaya pada
retina. Misalnya, pada miopia aksial fokus akan
terletak di depan retina karena bola mata lebih
panjang. Lensa memiliki kemampuan untuk
meningkatkan daya biasnya untuk
memfokuskan bayangan dari objek yang dekat.
Kemampuan ini disebut dengan daya
akomodasi. Akomodasi dipengaruhi oleh
persarafan simpatis, di mana persarafan ini
akan menyebabkan otot polos pada badan siliar
yang merupakan perlekatan ligamen
penggantung lensa (zonula Zinii) berkontraksi.
Kontraksi dari badan siliar yang berbentuk
melingkar seperti sfingter menyebabkan jarak
antara pangkal kedua ligamen tersebut
mendekat. Hal ini akan menyebabkan
ketegangan dari ligamen tersebut berkurang
sehingga regangan ligamen terhadap lensa pun
juga berkurang. Bentuk lensa kemudian akan
menjadi lebih cembung/ konveks. Keadaan mata
dengan kemampuan refraksi normal disebut
emetropia, sedangkan mata dengan kelainan
refraksi disebut ametropia.
Patofisiologi Konjungtivitis
Konjungtiva, karena lokasinya, terpapar
pada banyak mikroorganisme dan factor
lingkungan lain yang mengganggu. Beberapa
mekanisme melindungi permukaan mata dari
substansi luar. Pada film air mata, unsur
berairnya mengencerkan materi infeksi, mucus
mengangkap debris dan kerja memompa dari
palpebral secara tetap menghanyutkan air mata
ductus air mata dan air mata mengandung
substansi antimikroba termasuk lisozim.
Pada hyperemia konjungtiva ini biasanya
didapatkan pembengkakan dan hipertrofi
papilla yang sering disertai sesai benda asing
dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi
ini merangsag sekresi air mata. Transudasi
ringan juga timbu dari pembuluh darah yang
hyperemia dan menambah jumlah air mata. Jika
klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier
berarti kornea terkena.
Hiperemia konjungtiva terjadi selama
dilatasi pembuluha darah akibat iritan eksternal,
pemberian obat dan infeksi okuler. Perdarahan
konjungtiva disebabkan oleh rupturnya
pembuluh darah. Perdarahan konjungtiva
biasanya benigna dan dapat disebabkan oleh
segala sesuatu yang dapat menyebabkan
perdarahan pada tubuh. Dapat disebabkan oleh
pengejanan dada bagian atas, seperti batuk atau
muntah yang kuat. Bila merasa ketakutan,
perdarahan kinjungtiva tidak menimbulkan
gejala. Tanda ini juga cenderung hilang sendiri,
direabsorbsi dalam dua minggu dan tidak
memerlukan terapi.
Tanda dan Gejala
Adapun manifestasi sesuai klasifikasinya adalah
sebagai berikut :
1. Konjungtivitis Alergi
• Edema berat sampai ringan pada konjungtivitas
• Rasa seperti terbakar
• Injekstion vaskuler pada konjungtivitas
• Air mata sering keluar sendiri
• Gatal - gatal adalah bentuk konjungtivitas yang
paling berat
2. Konjungtivitis Infektif
• Pelebaran pembuluh darah
• Edema konjungtiva sedang
• Air mata keluar terus
• Adanya secret atau kotoran pada mata
• Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin
ditemukan
3. Konjungtivitis Viral
• Fotofobia
• Rasa seperti ada benda asing didalam mata
• Keluar air mata banyak
• Nyeri prorbital
• Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan
pada kornea
• Kemerahan konjungtiva
• Ditemukan sedikit eksudat
Penatalaksanaan Konjungtivitis
1. Kultir dan smears untuk menentukan
organisme penyebab
2. Terapi oral dengan tetrasiklin atau eritmosin
selama 3-4 minggu yang juga diikuti terap\i obat
topical jika obat sistemik tidak dapat
digunakan/ditoleransi oleh klien
3. Koreksi bulu mata yang membalik ke dalam
adalah membuat/memperbaiki kondisi sanitasi
yaitu :
• Kontrol populasi lalat (populasi sekitar)
• Gunakan air hangat untuk membersihkan wajah
dan mata
• Jangan bertukar baju mandi/handuk dan cuci
dengan air hangat
• Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh
mata (terutama jika terdapat rabas)
• Jika drainasi keras menjadi masalah, gunakan
kompres hangat dan lembab
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai