Anda di halaman 1dari 28

17/09/2019

Laporan Kasus

GENERAL ANESTESI PADA LAPAROSKOPI


CHOLECYSTECTOMI
MUCHTAR RIDHA, S.KED
140611015

PRESEPTOR :
dr. DICKY, Sp.An
1

BAGIAN ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Anestesi Umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara


sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.

Intubasi Trakhea adalah tindakan memasukkan pipa trakhea


kedalam trakhea melalui rima glotis, sehingga ujung distalnya berada
kira-kira dipertengahan trakhea antara pita suara dan bifurkasio
trakhea.

Prosedur pembedahan pada laparoskopi menggunakan alat


teleskop yang dimasukkan melalui dinding perut.
Laparoskopi dapat menjadi pilihan pada pembedahan
appendisitis.
17/09/2019 2
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas
◦ Nama : Ny. Nh
◦ Umur : 39 tahun
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ MR : 12.48.04
◦ Alamat : Mns Peusangan
◦ Pekerjaan : IRT
◦ Perkawinan : Kawin
◦ Agama : Islam
◦ Suku : Aceh
◦ Ruangan : VIP Kupula
◦ Tanggal Masuk Rumah sakit : 25 Agustus 2019
◦ Tanggal Operasi : 26 Agustus 2019

17/09/2019 3
Anamnesis
Pasien datang ke poli Bedah Digestif Cut Meutia dengan keluhan berupa
nyeri perut kanan atas. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 minggu terakhir,
nyeri dirasakan +/- 30 menit, nyeri hilang timbul dan muncul secara tiba-
tiba. pasien juga mengeluh mual dan menyangkal adanya muntah, tidak
ada gangguan buang air besar dan kecil.
Riwayat Riwayat pribadi
Keluhan Riwayat Penyakit dan kebiasaan
Keluhan Utama tambahan Penyakit Dahulu Keluarga
Nyeri perut mual -Riwayat alergi -Riwayat alergi -Merokok:
kanan atas. disangkal pada keluarga disangkal
-Riwayat disangkal -
hipertensi -Riwayat asma mengkonsumsi
disangkal pada keluarga alkohol
-Riwayat disangkal disangkal
diabetes -Riwayat
mellitus hipertensi
disangkal. pada keluarga
-Riwayat disangkall
penyakit -Riwayat
jantung diabetes
disangkal mellitus pada
keluarga
disangkal

17/09/2019 4
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: sedang ◦ Leher : pembesaran kgb
Kesadaran : composmentis submandibula (-).
TD : 120/90 mmHg ◦ Telinga : Normotia (+/+)
Nadi : 64 x/menit ◦ Hidung : Bentuk normal
RR : 20
◦ Mulut : Bibir edema (-), sianosis
Suhu : 37,3 0 C (-)
BB : 75 kg
◦ Thorax : dbn
TB : 156 cm
◦ Abdomen : nyeri tekan di
kuadran kanan atas(+)
◦ Kepala : mesosephal
◦ Ekstremitas : Edem (-/-) ,
◦ Wajah: simetris
Deformitas (-/-)
◦ Mata : konjungtiva anemis (-/-),
konjungtiva hiperemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), reflek pupil (+/+).

17/09/2019 5
Pemeriksaan Penunjang 15 Agustus 2019

Pemeriksaan Hasil ( satuan) Nilai Rujukan


Hematologi Rutin
Hemoglobin 12,7 (g /dL) 13-18
Eritrosit 3,92 (juta/ mm3) 4,5-6,5
Leukosit 11,03 (ribu/mm3) 4,0-11,0
Hematokrit 31,8(%) 42-52

Index Eritrosit
MCV 81,2 (fl) 79-99
MCH 32,4(pg) 27-32
MCHC 39,9(g%) 33-37
RDW-CV 13,8(%) 11,5-14,5
Trombosit 294(ribu/mm3) 150-450

Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaktu 162 (mg/dL) 110-200
Hemostasis
Masa Pendarahan/BT 2’ (Menit) 1-3
Masa Pembekuan/CT 7’ (Menit) 9-15

Fungsi Hati
Bilirubin Total 1,03 (mg/dL) 0,1-1,2
Bilirubin Direk 0,24 (mg/dL) 0,0-0,3
SGOT 15(IU/L) 15-37
SGPT 10(IU/L) 10-40
Alkali Phosphat 60(IU/L) 21-97

Fungsi Ginjal
Ureum 13,51 (mg/dL) 20-40
Kreatinin 0,77(mg/dL) 0,60-1,00
Asam Urat 4,6 (mg/dL) <7,2

17/09/2019 6
Assesment
Cholelithiasis + Cholecystitis

Penggolongan Status Fisik Pasien Menurut ASA


Status fisik ASA I

Rencana Pembedahan
Laparoskopi Cholesystectomi

Rencana Anestesi
Anestesi umum dengan intubasi endotrakeal tube

Kesimpulan
Pasien seorang perempuan usia 39 tahun, status fisik ASA I dengan diagnosis
Cholelithiasis +cholecystitis dengan rencana Anestesi Umum dengan intubasi
endotrakeal tube.

17/09/2019 7
Laporan Anestesi

◦ Ahli Anestesiologi : dr. Dicky . Sp.An


◦ Ahli Bedah : dr. Muhammad Sayuti, Sp. B (K) BD
◦ Diagnosis prabedah: Cholelithiasis + Cholecystitis
◦ Jenis Operasi : Laparoskopi Cholecystectomi
◦ Jenis Anestesi : GA Intubasi Endotrakeal Tube
◦ Lama Operasi : 100 menit
◦ Lama Anestesi : 120 menit

17/09/2019 8
Laporan Anestesi Kebutuhan cairan pasien

M (Maintenance)

Pre operatif 2 cc/ kgBB/ jam = 2 cc/ 75 kg/ jam  150 cc


/ jam
◦ Pasien di konsultasikan ke dr Zaki O (Operasi)
Fikran, Sp.An pada tanggal 22 Karena operasi ini termasuk operasi besar,
Agustus 2019 maka kebutuhan cairannya adalah:
8 ml x kgBB  8 ml x 75 kg  600 ml
◦ Informed consent
P (Puasa)
Karena pasien puasa selama 10 jam, maka
◦ Pasien dipuasakan 10 jam
kebutuhan cairannya adalah:
sebelum operasi
Lama puasa x M  10 x 150 ml 1500 ml

◦ Memakai pakaian operasi yang


Total cairan yang dibutuhkan:
telah disediakan di ruang
persiapan dan sudah terpasang Jam pertama  M + O + ½ P (150 + 600 +
infus Rl. 750 ml = 1500 ml
Jam II → ¼ P + M + O = 375 + 150 + 600 =
1.125 cc
17/09/2019 9
Laporan Anestesi
Intra Operatif
pukul 10.15 WIB
◦ TD= 135/89 mmHg, nadi= 83x/menit, saturasi O2: 99%.
◦ Teknik Anestesi : Posisi pasien supine Fentanyl 100 mcg iv 
atracurium 10mg iv Induksi dengan Propofol 100 mg iv
preoksigenasi dengan sungkup muka O2 5 liter / menit3 menit
pasien di intubasi dengan ETT non kingkin 7,0 dipasangkan ke
ventilator  suara paru kiri=kanan  fiksasi ETT

Pukul 10.35 WIB


Tindakan pembedahan dimulai, TD : 102/68 mmHg, Nadi : 79 x/mnt,
Saturasi O2 99%

Cairan infus Ringer Laktat 1 telah habis sebanyak 500 ml, digantikan
dengan infus Ringer Laktat 2.

17/09/2019 10
Laporan Anestesi
Pukul 10.55 WIB
◦ TD= 121/81 mmHg , nadi= 65 x/menit, saturasi O2 100%
◦ Injeksi ranitidin 50 mg/2 ml IV
◦ ondansetron 4 mg/2 ml IV
◦ Ketorolac 30 mg IV

Pukul 11.15 WIB


oTD= 110/75mmHg , nadi= 72 x/menit, saturasi O2 100%
oCairan infus Ringer Laktat 2 telah habis sebanyak 500 ml, digantikan
dengan infus Ringer Laktat 3.

Pukul 11.35 WIB


TD= 120/85mmHg , nadi= 81 x/menit, saturasi O2 100%

17/09/2019 11
Laporan Anestesi
Pukul 11.55 WIB
• TD= 123/96 , nadi= 89x/menit, saturasi O2 100%
• Pembedahan selesai
• Pemberian obat anestesi dihentikan, pemberian O2 dipertahankan
• prostigmin 0,5 mg + sulfas atropin 0,5 mg
• pasien bangunsuctionETT dikeluarkan  O2 5 liter/menit
• Cairan infus Ringer Laktat 3 telah habis sebanyak 500 ml, digantikan
dengan infus Ringer Laktat 4.
• pasien recovery room (RR).

17/09/2019 12
Laporan Anestesi
Post Operatif
Pukul 12.15 WIB
◦ Pasien masuk ke ruang pemulihan pada pukul 12 15 WIB.
◦ Kesadaran : compos mentis
◦ Tekanan darah 1 : 128/85 mmHg
◦ Nadi : 93 x/menit
◦ Respirasi : 22 x/menit
◦ Saturasi O2 :100%.

INSTRUKSI POST OP
◦ IVFD RL 20 gtt/i
◦ Bila muntah : Inj Ondansentrone 4 mg/12 jam/IV
◦ Bila nyeri : Inj Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
◦ Terapi lain sesuai bedah

17/09/2019 13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Cholelythiasis adalah
penyakit batu empedu
yang dapat ditemukan
didalam kandung
empedu atau di dalam
ductus choleducus atau
pada keduanya
Cholecystitis adalah Reaksi
akut dinding empedu
dengan atau tanpa
adanya batu yang disertai
keluhan nyeri perut, mual
dan demam
14
Etiologi & Klasifikasi

Gambaran mikroskopik : Etiologi


1. Batu Kolesterol Infeksi saluran empedu
2. Batu Kalsium bilirubinate Faktor diet
3. Batu pigmen hitam Statis empedu
malnutrisi

17/09/2019 15
Nyeri pada kolelitiasis
Manifestasi Klinis 1. Nyeri dapat menyebar ke
pnggung bagian tengah,
skapula

2. nyeri regio epigastrium, nyeri


kuadran kanan atas atau nyeri
didareh perikondrium

3. Dapat mengalami kolik bilier


Gejala : yang berlangsung >15 menitdan
1. Pasien Batu asimtomatik menghilang dalam beberapa
2. Pasien dengan batu simtomatik jam
3. Pasien dengan batu kolisistis akut,
ikterus, kolangitis

17/09/2019 16
Penatalaksanaan
Batu empedu asimtomatik tidak memerlukan terapi pembedahan
Non bedah : lisis bat dan pengeluaran secara endoskopi

Laparoskopi : teknik
Pembedahan
pembedahan invasif minimal
didalam rongga abdomen
Operasi terbuka : akan
menggunakan
dilakukan insisi di bagian
pnemoperitonium, sistem
abdomen ( Kocher)/(midline
endokamera dan instrumen
atau parameddian insisi
khusus.
Kelebihan rasa nyeri minimal,
masa pulih cepat, masa rawat
pendek dan luka parut sangat
minimal

17/09/2019 17
17/09/2019 18
Induksi Anestesi
Tindakan untuk membuat pasien
dari sadar menjadi tidak sadar

• Induksi
Intravena • Induksi
• Propofol Inhalasi • Obat
• Ketamin • No2 Pelumpuh
• Halotan Otot
• isofluran • atracurium

17/09/2019 19
Analgesik

Pethidin. Dosis premedikasi


Prostigmin 0,04 – 0,08 mg/kg BB.
dewasa 25 – 100 mg IV
Ephedrin 0,01 – 0,02 mg/kg BB
Tramadol : dosis 50 – 100 mg Sebagai vasopresor dan
bronkodilator
Atropin : mencegah hipersekresi ,
Morphin 10 – 20 mg
mencegah bradikardi

17/09/2019 20
General Anestesi
Keuntungan Kerugian

◦ Mencegah terjadinya kesadaran ◦ Perawatan yang lebih rumit


intraoperasi
◦ Efek relaksasi otot yang tepat ◦ Membutuhkan persiapan
dalam jangka waktu yang lama pasien pra operasi
◦ Bisa pengontrolan jalan napas ◦ Dapat menyebabkan
◦ Pasien hipersensitif terhadap zat fluktuasi fisiologi yang
anestesi lokal membutuhkan intervensi aktif
◦ Posisi pasien supinasi
◦ Terlambatnya pengembalian
◦ Disesuaikan bila waktu operasi
diperpanjang
fungsi mental normal
◦ cepat dan reversibel

17/09/2019 21
General Anestesi
Komplikasi Kontraindikasi

◦ Komplikasi kardiovaskular ◦ dekompresi kordis derajat III –


berupa hipotensi dimana IV
tekanan sistolik kurang dari 70
mmHg atau turun 25 % dari
sebelumnya ◦ AV blok derajat II – total
(tidak ada gelombang P).

◦ Gelisah setelah anestesi


◦ Kontraindikasi Relatif berupa
hipertensi berat/tak terkontrol
◦ Tidak sadar (diastolik >110), DM tak
terkontrol, infeksi akut, sepsis,
GNA.
◦ Hipersensitifitas ataupun
adanya peningkatan suhu
tubuh.
17/09/2019 22
17/09/2019 23
Intubasi ETT
indikasi Kontraindikasi

a. Menjaga patensi jalan a. Tumor : Higroma kistik, hemangioma,


hematom
nafas oleh sebab apapun
b. Infeksi : Abces mandibula, peritonsiler
Kelainan anatomi, bedah abces, epiglotitis
khusus, bedah posisi khusus, c. Kelainan kongenital : Piere Robin
pembersihan sekret jalan Syndrome, Syndrom Collin teacher, atresi
laring, Syndrom Goldenhar, disostosis
nafas dan lain-lain. kraniofasial
b. Mempermudah ventilasi d. Benda asing
positif dan oksigenasi e. Trauma : Fraktur laring, fraktur maxila/
Misalnya saat resusitasi, mandibula, trauma tulang leher
memungkinkan penggunaan f. Obesitas
relaksan dengan efisien, g. Extensi leher yang tidask maksimal :
ventilasi jangka panjang. Artritis rematik, spondilosis arkilosing, halo
traction
c. Pencegahan terhadap h. Variasi anatomi : Mikrognatia,
aspirasi dan regurgitasi. prognatisme, lidah besar, leher pendek,
gigi moncong
17/09/2019 24
Komplikasi Intubasi

a. Saat Intubasi b. Saat ETT di tempatkan


1) Salah letak : Intubasi esofagus, 1) Malposisi (kesalahan letak)
intubasi endobronkhial, posisi balon 2)Trauma jalan nafas : inflamasi dan
di laring. laserasi mukosa, luka lecet mukosa
2) Trauma jalan nafas : Kerusakan hidung.
gigi, laserasi mukosa bibir dan lidah, 3) Kelainan fungsi : Sumbatan ETT.
dislokasi mandibula, luka daerah
retrofaring.
c. Setelah ekstubasi
3) Reflek fisiologi : Hipertensi,
takikardi, hipertense intra kranial 1) Trauma jalan nafas : Udema dan
dan intra okuler, laringospasme stenosis (glotis, subglotis dan
trakhea), sesak, aspirasi, nyeri
4) Kebocoran balon. tenggorokan.
2) Laringospasme.

17/09/2019 25
BAB IV
PEMBAHASAN
Manajemen Pre-Operatif
◦ Sebelum tindakan laparoskopi dapat dilakukan diantaranya 
penekanan gas ke arah cephalad menekan diafragma
◦ Pada pasien ini diberikan infus RL
Manajemen Intra-Operatif
◦ Menjamin adekuatnya difusi CO2 ke luar tubuh, respiratory rate
harus diatur menggunakan mechanical ventilator dengan RR
yang cepat (hiperventilasi)
◦ Volume tidal yang tidak terlalu besar.
Manajemen Post-Operatif
◦ Diberikan anti-mual dan anti-muntah
◦ Pemberian analgesik dan antibiotik profilaksis
17/09/2019 26
BAB V
KESIMPULAN
◦ Pasien tergolong ASA 1
◦ Digunakan anastesi umum dengan pemasangan ETT nafas terkendali  airway
clear
◦ Sejak tindakan pembedahan pertama hingga terakhir telah tercapai trias anestesia
dengan pemberian obat-obatan anestesi seperti :
◦ fentanyl sebagai analgesik
◦ atracurium sebagai relaksan
◦ propofol sebagai induksi
◦ isofluran sebagai obat anestesi inhalasi dan juga sebagai maintanance anastesia bekerja
dengan baik.
◦ Setelah operasi selesai, pasien segera dipindahkan ke ruang recovery room. Pasien
segera diperiksa nilai kesadarannya , tekanan darah, respiratory rate, heart rate dan
keadaan umum.

◦ Hasil tindakan anestesi yang baik didapatkan dengan persiapan yang baik dan
tepat dengan dimulainya praanestesi, premedikasi, pemilihan teknik anestesi,
pemilihan obat-obatan anestesi serta melakukan pengawasan tanda-tanda vital
selama operasi dan tindakan pasca operasi.

17/09/2019 27
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

17/09/2019 28

Anda mungkin juga menyukai