Anda di halaman 1dari 33

ACEH : ISTIMEWA DAN KHUSUS

Oleh : DR. H. TAQWADDIN HUSIN, S.H., S.E., M.S.


Kepala OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan Aceh ,
Ka Pokja Pencegahan pada Satgas Saber Pungi Aceh
Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Disampaikan pada Kegiatan Diskusi Publik Menakar Efetivitas Kekhususan Acehdalam


UUPA,LAN, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Hukum Administrasi Negara,
Banda Aceh, 30 Januari 2019

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 1


Aceh dalam Konstitusi dan Legislasi
• Pasal 18 A (1) Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten,dan kota, atau antara provinsi
dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. **)
• Pasal 18 B (1) UUD 1945, Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang
diatur dengan undang-undang. **)

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 2


DASAR LEGISLASI
DAERAH ISTIMEWA DAN KHUSUS DI INDONESIA

ISTIMEWA KHUSUS
• ACEH (UU 44/1999) • DKI JAKARTA (UU 29/2007)
• YOGYAKARTA (UU 13/2012) • ACEH (UU 18/2001, UU
11/2006)
• PAPUA (UU 21/2001)

ACEH memiliki 4 Keistimewaan, Jadi ACEH adalah satu-satunya


daerah yang ISTIMEWA dan
ACEH memiliki 26 kekhususan. KHUSUS. Tetapi masalahnya
adalah mengapa Aceh masih
belum maju dan sejahtera ?

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 3


KEISTIMEWAAN ACEH
Keistimewaan merupakan pengakuan bangsa lndonesia yang diberikan
kepada Daerah karena perjuangan dan nilai-nilai hakiki masyarakat
yang tetap dipelihara secara turun-temurun sebagai landasan spiritual.
moral, dan kemanusiaan (Ps 3 UU 44/1999)

Penyelenggaraan Keistimewaan meliputi :


• Penyelenggaraan kehidupan berAgama
• Penyelenggaraan kehidupan Adat
• Penyelenggaraan Pendidikan
• Peran Ulama dlm Penetapan Kebijakan Daerah

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 4


KEKHUSUSAN ACEH DALAM UUPA
Kajian Sistematis berdasarkan Urutan
Ketentuan

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 5


1. Diakui lagi Pmerintahan Mukim Dan Gampong

Diakuinya lagi pemerintahan mukim dan


pemerintahan gampong sebagai struktur
resmi dalam hirarkhi Pemerintahan Aceh
(Pasal 2 jo pasal 114).

• QNAD 4/2003 ttg Pemerintahan Mukim


• QNAD 5/2003 ttg Pemerintahan Gampong
• QnKab/Kota ttg Pemerintahan Mukim
• QnKab/Kota ttg Pemerintahan Gampong

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 6


2. Keharusan Konsultasi dan pertimbangan

• Adanya peran DPRA dan Pemerintah Aceh


dalam hal konsultasi dan memberikan
pertimbangan kepada Pemerintah atau DPR
RI terhadap rencana pembuatan persetujuan
perjanjian Internasional, pembentukan UU
dan kebijakan Administratif yang berkaitan
langsung dengan Aceh (Pasal 8 UUPA).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 7


3. Kerjasama Internasional
• Kewenangan Pemerintah Aceh dapat
mengadakan kerja sama internasional dengan
lembaga atau badan di luar negeri dengan
persetujuan DPRA dalam kegiatan seni
budaya, dan olah raga kecuali yang menjadi
kewenangan Pemerintah (Pasal 9 jo Pasal 23).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 8


4. Kewenangan Pembentukan Lembaga, Badan, Komisi

• Kewenangan Pemerintah Aceh dan Pemerintah


kabupaten/kota dalam membentuk lembaga,
badan dan komisi dengan persetujuan DPRA
atau DPRK (Pasal 10).
• Produk hukum persetujuan DPRA/DPRK adalah
Qanun. Jadi, Lembaga, Badan, atau Komisi
hanya boleh dibentuk dengan Qanun.

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 9


5. Asas Keislaman
• Adanya Asas Keislaman dalam
penyelenggaraan pemerintahan sebagai asas
utama, yang didukung oleh asas : kepastian
hukum, kepentingan umum, tertib
penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi, efektivitas, dan asas kesetaraan
(Pasal 20).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 10


6. Jumlah Anggota DPRA
• Jumlah anggota DPRA paling banyak 125%
(seratus dua puluh lima persen) dari yang
ditetapkan undang-undang (Pasal 22).
• Mnr Ps 188 (2d) UU 7/2017 ttg Pemilu, bagi
penduduk 5.000.000 – 7.000.000 jiwa jumlah
kursinya adalah utk 65 orang. Shg jmlh
Anggota DPRA : 125% x 65 = 81 kursi.

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 11


7. Pembentukan Qanun
• Kewenangan membentuk Qanun Aceh atau
Qanun Kabupaten/Kota oleh DPRA/DPRK
yang dibahas dengan Gub/Bup/Walikota
untuk mendapat persetujuan bersama (Pasal
23 jo Pasal 232).
Qanun Aceh dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Aceh, pengaturan hal yang berkaitan dengan kondisi khusus Aceh,
penyelenggaraan tugas pembantuan dan penjabaran lebih lanjut
Peraturan Perundang-undangan (Ps 4 QA 5/2011)

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 12


8. Pembentukan KIP
• Adanya Komisi Independen Pemilihan (KIP)
dan Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih)
yang pembentukannya diusulkan oleh
DPRA/DPRK, ditetapkan oleh KPU dan
diresmikan oleh Gubernur/Bupati/walikota
(Pasal 23 jo 56).
• Ps 557 UU 7/2017 ttg Pemilu, Kelembagaan Penyelenggara
Pemilu di Aceh wajib mendasarkan dan menyesuaikan
pengaturannya berdasarkan Undang-Undang ini.

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 13


9. Partai Politik Lokal
• Kewenangan Pembentukan Partai Politik Lokal.
Penduduk di Aceh dapat membentuk partai
politik lokal. Asas partai politik lokal tidak
boleh bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945 (Pasal 75 dan Pasal 77).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 14


10. Lembaga Wali Nanggroe
• Kewenangan membentuk Lembaga Wali
Nanggroe (LWN), sebagai pemersatu
masyarakat yang independen, berwibawa, dan
berwenang membina dan mengawasi
penyelenggaraan kehidupan lembaga-lembaga
adat, adat istiadat, dan pemberian
gelar/derajat dan upacara-upacara adat
lainnya (Pasal 96) jo QA 8/2012 jo QA 9/2013.

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 15


11. Peran Lembaga Adat
• Kewenangan memfungsikan kembali peranan
lembaga-lembaga adat sebagai wahana
partisipasi masyarakat di bidang keamanan,
ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban
masyarakat, serta penyelesaian masalah sosial
kemasyarakatan (Pasal 98) jo QA 9/2008 jo QA
10/2008
• Keuchik, Tuha Peut, dan Imum Meunasah berwenang
menyelesaikan perselisihan dan sengketa di gampong
terhadap 18 jenis perkara (Ps 13 QA 9/2008).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 16


12. Pelaksanaan Syariat Islam
• Kewenangan pelaksanaan Syariat Islam dalam bidang
aqidah, syar’iyah dan akhlak. Syari’at Islam dimaksud
meliputi : ibadah, ahwal al-syakhshiyah (hukum
keluarga), muamalah (hukum perdata), jinayah (hukum
pidana), qadha’ (peradilan), tarbiyah (pendidikan),
dakwah, syiar, dan pembelaan Islam.
• Setiap pemeluk agama Islam di Aceh wajib menaati
dan mengamalkan syari’at Islam.
• Setiap orang yang bertempat tinggal atau berada di
Aceh wajib menghormati pelaksanaan syari’at Islam
(Pasal 125 dan Pasal 126).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 17


13. Mahkamah Syariah
• Kewenangan pembentukan Mahkamah Syariah
yang merupakan pengadilan bagi setiap orang
beragama Islam dan berada di Aceh.
• Mahkamah Syariah berwenang memeriksa,
mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara
yang meliputi bidang ahwal al-syakhsiyah (hukum
keluarga), muamalah (hukum perdata), dan
jinayah (hukum pidana) yang didasarkan atas
Syari’at Islam (Pasal 128).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 18


14. Majelis Permusyawaratan Ulama
• Kewenangan membentuk Majelis
Permusyarawatan Ulama (MPU) yang
anggotanya terdiri atas ulama dan
cendekiawan muslim yang memahami ilmu
Agama Islam dengan memperhatikan
keterwakilan perempuan (Pasal 138).
• MPU berperan sbg mitra Pem Aceh,
Pemkab/Pemko dalam memberikan
pertimbangan penetapan kebijakan daerah

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 19


15. RTRW yang Islami
• Perencanaan pembangunan dan tata ruang
Aceh/kabupaten/kota harus memperhatikan :
nilai-nilai Islam, sosial budaya, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan, keadilan dan
pemerataan; dan kebutuhan (Pasal 141).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 20


16. Pengelolaan SDA
• Kewenangan Pem Aceh dan Pemkab/kota mengelola SDA
di Aceh baik di darat maupun laut. Bandingkan dg UU 23/2014
yang telah mengatur secara tegas antara Pemprov dengan Pemkab/kota.
• Pengelolaan SDA meliputi : perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pengawasan kegiatan usaha yang dapat
berupa eksplorasi, eksploitasi, dan budidaya.
• SDA tsb meliputi bidang : pertambangan (mineral, batu
bara, panas bumi), kehutanan, pertanian, perikanan, dan
kelautan yang dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
transparansi dan pembangunan berkelanjutan (Pasal
156).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 21


17. Pembentukan BPMA
• Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah
Aceh melakukan pengelolaan bersama SDA
minyak dan gas bumi yang berada di darat dan
laut di wilayah Aceh, dan kewenangan dapat
menunjuk atau membentuk Badan
Pengeloaan Migas Aceh (BPMA) (Pasal 160).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 22


18. Sumber Keuangan Aceh
• Pendapatan Daerah terdiri dari : PAD, Dana
Perimbangan, Dana OTSUS, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
• PAD : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan dan hasil
penyertaan modal, zakat, dll
• Dana perimbangan terdiri dari : Dana Bagi Hasil
Pajak, Dana Bagi Hasil yang bersumber dari
hidrokarbon dan SDA lain, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), serta
Tambahan Dana Bagi Hasil Migas (TDBHM).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 23


Lanjutan Sumber Keuangan Aceh

• Sumber keuangan Aceh yang besar, berasal dari Dana


Perimbangan dan Dana Otonomi Khsusus (Otsus).
• Dana Otsus merupakan penerimaan Pemerintah Aceh
yang ditujukan untuk membiayai : pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi
rakyat, pengentasan kemiskinan, pendanaan pendidikan,
sosial, dan kesehatan.
• Dana Otsus berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun, dengan rincian untuk tahun pertama (2007) sampai
dengan tahun kelima belas (2021) yang besarnya setara
dengan 2% (dua persen) plafon Dana Alokasi Umum
Nasional dan untuk tahun keenam belas (2022) sampai
dengan tahun kedua puluh (2026) yang besarnya setara
dengan 1% (satu persen) plafon Dana Alokasi Umum
Nasional (Pasal 183).
30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 24
19. Persetujuan Gubernur dalam Pengangkatan Kapolda

• Kewenangan kordinasi dan persetujuan


Gubernur dalam pengangkatan Kapolda Aceh.
• Kebijakan ketenteraman dan ketertiban
masyarakat di Aceh dikoordinasikan oleh Kapolda
kepada Gubernur (Pasal 204 dan Pasal 205).
• Seleksi untuk menjadi bintara dan perwira Polisi
di Aceh dilaksanakan oleh Kepolisian Aceh
dengan memperhatikan ketentuan hukum,
syari’at Islam dan budaya, serta adat istiadat dan
kebijakan Gubernur Aceh.
30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 25
20. Persetujuan Gubernur dakam Pengangkatan Kajati

• Pengangkatan Kepala Kajati Aceh dilakukan


oleh Jaksa Agung dengan persetujuan
Gubernur (Pasal 209).
• Kejaksaan di Aceh melaksanakan tugas dan
kebijakan teknis dibidang penegakan hukum
termasuk pelaksanaan Syariat Islam

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 26


21. Pertanahan
• Pemerintah Aceh berwenang memberikan hak
guna bangunan (HGB) dan hak guna usaha
(HGU) bagi penanaman modal dalam negeri
(PMDN) dan penanaman modal asing (PMA)
sesuai dengan norma, standar, dan prosedur
yang berlaku, yg diatur dengan Qanun (Pasal
214)

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 27


22. Pendidikan
• Setiap penduduk Aceh berhak mendapat
pendidikan yang bermutu dan Islami sejalan
dengan perkembangan IPTEK.
• Paling sedikit 30% TDBH Migas dialokasikan utk
membiayai pendidikan (Ps 183)
• Penduduk Aceh yang berusia 7 (tujuh) tahun
sampai 15 (lima belas) tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar tanpa dipungut biaya.
• Kewenangan pembentukan MPD yg merupakan
wadah partisipasi masy dlm bidang penddikan
(Pasal 215 - Pasal 220).
30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 28
23. Kebudayaan dan Kesenian

• Kewenangan melindungi, membina,


mengembangkan kebudayaan dan kesenian
Aceh yang berlandaskan nilai Islam (Pasal
221).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 29


24. Pelayanan Kesehatan
• Setiap anak yatim dan fakir miskin berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang
menyeluruh tanpa biaya (Pasal 224)..

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 30


25. Pembentukan KKR
• Pembentukan Pengadilan HAM dan KKR di
Aceh. Untuk mencari kebenaran dan
rekonsiliasi, dengan Undang-Undang ini
dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
(KKR) di Aceh (Pasal 228 jo Pasal 229).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 31


26. Bendera, Lambang, dan Himne

• Kewenangan Pemerintahan Aceh dalam


menentukan dan menetapkan Bendera,
Lambang, dan Himne Aceh sebagai simbol
keistimewaan dan kekhususan yang diatur
dalam qanun (Pasal 246 – Pasal 248).

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 32


KESIMPULAN
• Demikianlah hasil kajian saya terhadap substansi
UUPA, yang menemukan 26 (dua pulu enam)
Kekhususan Aceh dalam berbagai bidang.
• Berdasarkan kekhususan-kekhususan tersebut
silakan warga masyarakat Aceh atau pihak
berkepentingan untuk mengevaluasi
sejauhmanakah implementasi 12 tahun UUPA
telah menimbulkan dampak manfaat positif, baik
bagi masyakat maupun bagi Pemerintahan Aceh.

30 Jan 2019 Dr Taqwaddin 33

Anda mungkin juga menyukai