1. STANDARISASI
1 2. HERITABILITAS
3. RIPITABILITAS
4. KORELASI GENETIK
𝐵𝑆 − 𝐵𝐿
𝐵𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 𝑥 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑠𝑎𝑝𝑖ℎ + 𝐵𝐿 (𝐹𝐾𝑈𝐼)𝑥 𝐹𝐾𝐽𝐾 𝑥(𝐹𝐾𝑇𝐾)
𝑈
Keterangan :
BSterkoreksi = Berat sapih sesungguhnya (yang terkoreksi)
BS = Berat sapih sebenarnya
BL = Berat lahir
U = Umur pada saat penyapihan (hari)
FKUI = Faktor Koreksi Umur Induk
FKJK = Faktor Koreksi Jenis Kelamin
FKTK = Faktor Koreksi Tipe Kelahiran
2 HERITABILITAS
• Heritabilitas adalah persentase dari keragaman di antara sifat-sifat ternak yang
disebabkan oleh pengaruh genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi
atau proporsi ragam fenotip yang diakibatkan oleh ragam genotip.
• Manfaat heritabilitas:
Menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai dengan seleksi untuk suatu
sifat dalam suatu populasi.
Menduga besarnya kemajuan untuk program pemuliaan berbeda.
Menaksir nilai pemuliaan seekor individu ternak.
• Kategori nilai heritabilitas
0 < h2 ≤ 0,15 = rendah
0,15 < h2 ≤ 0,3 = sedang
0,3 < h2 ≤ 1 = tinggi
Terdapat dua pengertian mengenai heritabilitas dalam pemuliaan ternak, yaitu heritabilit
as dapat arti luas dan arti sempit.
Heritabilitas dalam arti luas (H) adalah perbandingan antara ragam genotip (𝜎𝑔2 ) dan rag
am fenotip (𝜎𝑝2 ) atau dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
𝜎𝑔2
𝐻= Keterangan :
𝜎𝑝2
H = Angka pewarisan dalam arti luas
𝜎𝑔2 = Ragam genotip
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip
Heritabilitas dalam arti luas (H) adalah perbandingan antara ragam genotip (𝜎𝑔2 ) dan rag
am fenotip (𝜎𝑝2 ) rumus sebagai berikut:
2 𝜎𝑎2
ℎ = 2 Keterangan :
𝜎𝑝
ℎ2 = Angka pewarisan dalam arti sempit
𝜎𝑎2 = Ragam aditif
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip
Penaksiran nilai heritabilitas dalam pemuliaan ternak dapat menggunakan
beberapa metode yaitu:
1. Metode regresi anak terhadap salah satu tetua
2. Metode regresi anak terhadap rerata tetua
3. Metode data saudara tiri sebapak dengan analisis rancangan acak leng
kap pola searah (halfshib)
4. Metode data saudara kandung dengan analisis pola tersarang (fullshib)
3 RIPITABILITAS
• Ripitabilitas (angka pengulangan) adalah suatu konsep yang masih erat kaitannya de
ngan heritabilitas dan berguna untuk menghitung pengulangan sifat – sifat yang munc
ul beberapa kali selama hidupnya, misalnya produksi susu, jumlah anak sepelahiran,
atau berat anak saat disapih.
• Rumus ripitabilitas adalah sebagai berikut:
𝜎𝑔2 + 𝜎𝑒𝑝
2
𝑟= Keterangan :
𝜎𝑝2
𝑟 = Angka pengulangan
𝜎𝑔2 = Ragam genetik
2
𝜎𝑒𝑝 = Ragam lingkungan permanen
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip
Metode taksiran ripitabilitas ada dua yaitu:
• Metode korelasi antar kelas, apabila terdapat dua pengukuran pada tiap individu
• Metode korelasi dalam kelas, apabila terdapat lebih dari dua pengukuran pada tiap in
dividu
4 KORELASI GENETIK
• Korelasi genetik merupakan hubungan antara dua ubahan secara statistik dan dapat
dinyatakan secara korelasi dan regresi.
• Korelasi genetik dapat berupa korelasi positif dan korelasi negatif.
Korelasi positif, yaitu apabila satu sifat meningkat sifat yang lain juga meningkat.
Contoh: korelasi antara bobot lahir dengan bobot sapih
Korelasi negatif yaitu satu sifat meningkat tetapi sifat lain menurun.
Contoh: korelasi antara panjang rambut domba dengan kekusutan rambut domba
• Manfaat:
1. Sebagai acuan seleksi
2. Sebagai acuan respon seleksi secara tidak langsung
3. Memperkirakan perubahan satu sifat terhadap sifat lainnya digenerasi berikutnya
• Metode statistik yang digunakan untuk menaksir besarnya korelasi genetik adalah ber
dasarkan analisis kovarian (peragam) untuk menaksir besarnya komponen ragam ma
upun peragam dari dua sifat.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan korelasi genetik adalah :
𝑐𝑜𝑣 𝑠
𝑟𝐺 =
2 2
[ 𝜎𝑠1 𝜎𝑠2 ]
Keterangan :
𝑟𝐺 = korelasi genetik
𝑐𝑜𝑣 𝑠 = komponen peragam antar pejantan
2
𝜎𝑠(𝑥) = komponen ragam antar pejantan pada sifat 1
2
𝜎𝑠(𝑦) = komponen ragam antar pejantan pada sifat 2
NP, MPPA dan
5 RESPON SELEKSI
• Nilai Pemuliaan (NP) atau Breeding Value (BV) adalah penilaian dari mutu genetik ter
nak untuk suatu sifat tertentu, yang diberikan secara relatif atas dasar kedudukannya
di dalam populasinya. Arti dari NP sangat penting terutama dalam menilai keunggulan
seekor pejantan yang akan digunakan sebagai sumber sperma beku, untuk mengesti
masi nilai NP diperlukan informasi nilai heritabilitas dan ripitabilitas.
Rumus nilai pemuliaan pejantan
𝑛ℎ2
𝑁𝑃 = 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ
1+ 𝑛−1 𝑟
Keterangan :
NP = Nilai Pemuliaan
n = jumlah anak
h2 = heritabilitas
r = ripitabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per pejantan
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
Rumus nilai pemuliaan calon pejantan dan calon induk
𝑁𝑃 = ℎ2 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ
Keterangan:
NP = Nilai Pemuliaan
h2 = heritabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per pejantan
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
• Most Probable Producing Ability (MPPA) adalah metode untuk mengukur
produktivitas induk pada masa mendatang dengan memperhatikan sifat sifat yang ber
ulang pada ternak.
• Rumus MPPA induk diestimasi sesuai petunjuk Hardjosubroto (1994) sebagai berikut
𝑛𝑟
𝑀𝑃𝑃𝐴 = 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ
1+ 𝑛−1 𝑟
Keterangan:
MPPA = Most Probable Producing Ability
n = jumlah anak
r = ripitabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per induk
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
• Respon seleksi adalah kenaikan nilai rata-rata fenotip dari generasi berikutnya, sebag
ai akibat adanya seleksi terhadap suatu populasi. Rumus respon seleksi dapat ditulis
kan sebagai berikut :
𝑅 = 𝑖ℎ2 𝜎𝑝
Keterangan:
i = intensitas seleksi
ℎ2 = heritabilitas
𝜎𝑝 = simpangan baku dari fenotipnya
• Karena “R” merupakan respon seleksi tiap generasi, maka untuk menghitung respon
seleksi tiap tahun, “R” harus dibagai dengan interval generasinya (I). Interval generasi
adalah rerata umur tetua pada saat anak dilahirkan dan dinyatakan dalam tahun. Ru
mus respon seleksi tiap tahun dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑖ℎ2 𝜎𝑝
𝑅=
𝐼
Keterangan:
I = interval generasi dalam tahun
THANK YOU!