Anda di halaman 1dari 25

Asistensi dan General Pretest

Ilmu Pemuliaan Ternak 2019


Asisten Praktikum

Koordinator Sie Tata Tertib


Faridah Fatmawati Novita Kurniawati Laksa Ersa Anugratama Muhsin Wicaksono A
.
Asisten Praktikum

Lukman F. M. Diah Khursyana Husnul Yaqin Atikah Nur Baity


Asisten Praktikum

Elsa Cleantha A. Muchamad Aldi R. Lista Cahyawati


Tata Tertib
1. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak wajib melakukan pendaftaran praktikum pada
jadwal yang telah ditentukan.
2. Seluruh mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian acara praktikum (Asistensi, General Pretest, praktikum
dan responsi).
3. Bagi mahasiswa yang mendalami, tetap mengikuti seluruh rangkaian acara praktikum.
4. Bagi yang tidak mengikuti asistensi, maka nilai asistensi 0 dan tidak ada tugas pengganti.
5. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum acara praktikum dimulai, dengan toleransi keterlambatan 10 menit.
6. Praktikan wajib memakai baju yang rapi, sopan, dan berkerah, bersepatu, serta memakai jas laboratorium.
7. Praktikan wajib membawa kalkulator scientific, kartu praktikum, buku tugas, dan buku pr.
8. Persentase penilaian praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak 2019 :
Asistensi = 5%
General Pretest = 5%
Praktikum = 35%
Tugas = 15%
Laporan = 20%
Responsi = 20%
Total = 100%
9. Apabila praktikan tidak mengikuti salah satu acara praktikum, maka nilai 0 dan tidak ada tugas pengganti, kecu
ali berhalangan karena sakit dan menjadi delegasi fakultas (melampirkan surat keterangan).
Tata Tertib
10. Mahasiswa yang berhalangan hadir pada salah satu rangkaian acara praktikum diperbolehkan bertukar jadwal
dengan mengisi form online tukar jadwal yang tersedia maksimal 1 hari sebelum acara praktikum di laman
ugm.id/tukarpemul2019
11. Praktikum wajib ada praktikan dari kelompok asli seminimal mungkin 1 praktikan tiap kelompok
12. Praktikan wajib mengumpulkan buku kerja praktikum dan tugas yang ditulis tangan seminggu setelah acara pr
aktikum kepada asisten sebagai syarat masuk praktikum selanjutnya.
13. Laporan dibuat per kelompok, dikumpulkan seminggu sesudah acara praktikum.
14. Praktikan dilarang makan, minum, merokok, memainkan ponsel dan melakukan kegiatan yang mengganggu
jalannya praktikum.
15. Diadakan diskusi sebanyak minimal 1 kali oleh asisten pendamping, dengan jadwal yang disepakati oleh asist
en dan kelompok masing-masing.
16. Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercantum akan diatur selanjutnya oleh asisten.
Acara Praktikum

1. STANDARISASI

1 2. HERITABILITAS

3. RIPITABILITAS

4. KORELASI GENETIK

5. NP, MPPA dan RESPON SELEKSI


1 STANDARISASI
• Standarisasi adalah penyeragaman faktor yang mempengaruhi dat
a yang berupa pengaruh lingkungan sehingga data yang diperoleh
(performans) seakan-akan hanya dipengaruhi oleh genetik.
P = G + E + GEI
• Fungsi standarisasi adalah mengurangi efek dari eksternal atau lin
gkungan sehingga dapat menurunkan error data percobaan.
• Standarisasi data dapat dilakukan dengan menghitung faktor korek
si (FK) dari setiap faktor eksternal yang mempengaruhi. Contohnya
adalah untuk standarisasi berat lahir, faktor yang perlu dikoreksi ad
alah faktor jenis kelamin, umur induk/paritas, dan litter size.
Rumus yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

𝐵𝑆 − 𝐵𝐿
𝐵𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 𝑥 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑠𝑎𝑝𝑖ℎ + 𝐵𝐿 (𝐹𝐾𝑈𝐼)𝑥 𝐹𝐾𝐽𝐾 𝑥(𝐹𝐾𝑇𝐾)
𝑈
Keterangan :
BSterkoreksi = Berat sapih sesungguhnya (yang terkoreksi)
BS = Berat sapih sebenarnya
BL = Berat lahir
U = Umur pada saat penyapihan (hari)
FKUI = Faktor Koreksi Umur Induk
FKJK = Faktor Koreksi Jenis Kelamin
FKTK = Faktor Koreksi Tipe Kelahiran
2 HERITABILITAS
• Heritabilitas adalah persentase dari keragaman di antara sifat-sifat ternak yang
disebabkan oleh pengaruh genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi
atau proporsi ragam fenotip yang diakibatkan oleh ragam genotip.
• Manfaat heritabilitas:
 Menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai dengan seleksi untuk suatu
sifat dalam suatu populasi.
 Menduga besarnya kemajuan untuk program pemuliaan berbeda.
 Menaksir nilai pemuliaan seekor individu ternak.
• Kategori nilai heritabilitas
0 < h2 ≤ 0,15 = rendah
0,15 < h2 ≤ 0,3 = sedang
0,3 < h2 ≤ 1 = tinggi
Terdapat dua pengertian mengenai heritabilitas dalam pemuliaan ternak, yaitu heritabilit
as dapat arti luas dan arti sempit.
Heritabilitas dalam arti luas (H) adalah perbandingan antara ragam genotip (𝜎𝑔2 ) dan rag
am fenotip (𝜎𝑝2 ) atau dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
𝜎𝑔2
𝐻= Keterangan :
𝜎𝑝2
H = Angka pewarisan dalam arti luas
𝜎𝑔2 = Ragam genotip
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip

Heritabilitas dalam arti luas (H) adalah perbandingan antara ragam genotip (𝜎𝑔2 ) dan rag
am fenotip (𝜎𝑝2 ) rumus sebagai berikut:
2 𝜎𝑎2
ℎ = 2 Keterangan :
𝜎𝑝
ℎ2 = Angka pewarisan dalam arti sempit
𝜎𝑎2 = Ragam aditif
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip
Penaksiran nilai heritabilitas dalam pemuliaan ternak dapat menggunakan
beberapa metode yaitu:
1. Metode regresi anak terhadap salah satu tetua
2. Metode regresi anak terhadap rerata tetua
3. Metode data saudara tiri sebapak dengan analisis rancangan acak leng
kap pola searah (halfshib)
4. Metode data saudara kandung dengan analisis pola tersarang (fullshib)
3 RIPITABILITAS
• Ripitabilitas (angka pengulangan) adalah suatu konsep yang masih erat kaitannya de
ngan heritabilitas dan berguna untuk menghitung pengulangan sifat – sifat yang munc
ul beberapa kali selama hidupnya, misalnya produksi susu, jumlah anak sepelahiran,
atau berat anak saat disapih.
• Rumus ripitabilitas adalah sebagai berikut:

𝜎𝑔2 + 𝜎𝑒𝑝
2
𝑟= Keterangan :
𝜎𝑝2
𝑟 = Angka pengulangan
𝜎𝑔2 = Ragam genetik
2
𝜎𝑒𝑝 = Ragam lingkungan permanen
𝜎𝑝2 = Ragam fenotip
Metode taksiran ripitabilitas ada dua yaitu:
• Metode korelasi antar kelas, apabila terdapat dua pengukuran pada tiap individu
• Metode korelasi dalam kelas, apabila terdapat lebih dari dua pengukuran pada tiap in
dividu
4 KORELASI GENETIK
• Korelasi genetik merupakan hubungan antara dua ubahan secara statistik dan dapat
dinyatakan secara korelasi dan regresi.
• Korelasi genetik dapat berupa korelasi positif dan korelasi negatif.
 Korelasi positif, yaitu apabila satu sifat meningkat sifat yang lain juga meningkat.
Contoh: korelasi antara bobot lahir dengan bobot sapih
 Korelasi negatif yaitu satu sifat meningkat tetapi sifat lain menurun.
 Contoh: korelasi antara panjang rambut domba dengan kekusutan rambut domba
• Manfaat:
1. Sebagai acuan seleksi
2. Sebagai acuan respon seleksi secara tidak langsung
3. Memperkirakan perubahan satu sifat terhadap sifat lainnya digenerasi berikutnya
• Metode statistik yang digunakan untuk menaksir besarnya korelasi genetik adalah ber
dasarkan analisis kovarian (peragam) untuk menaksir besarnya komponen ragam ma
upun peragam dari dua sifat.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan korelasi genetik adalah :
𝑐𝑜𝑣 𝑠
𝑟𝐺 =
2 2
[ 𝜎𝑠1 𝜎𝑠2 ]
Keterangan :
𝑟𝐺 = korelasi genetik
𝑐𝑜𝑣 𝑠 = komponen peragam antar pejantan
2
𝜎𝑠(𝑥) = komponen ragam antar pejantan pada sifat 1
2
𝜎𝑠(𝑦) = komponen ragam antar pejantan pada sifat 2
NP, MPPA dan
5 RESPON SELEKSI
• Nilai Pemuliaan (NP) atau Breeding Value (BV) adalah penilaian dari mutu genetik ter
nak untuk suatu sifat tertentu, yang diberikan secara relatif atas dasar kedudukannya
di dalam populasinya. Arti dari NP sangat penting terutama dalam menilai keunggulan
seekor pejantan yang akan digunakan sebagai sumber sperma beku, untuk mengesti
masi nilai NP diperlukan informasi nilai heritabilitas dan ripitabilitas.
Rumus nilai pemuliaan pejantan
𝑛ℎ2
𝑁𝑃 = 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ
1+ 𝑛−1 𝑟
Keterangan :
NP = Nilai Pemuliaan
n = jumlah anak
h2 = heritabilitas
r = ripitabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per pejantan
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
Rumus nilai pemuliaan calon pejantan dan calon induk

𝑁𝑃 = ℎ2 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ

Keterangan:
NP = Nilai Pemuliaan
h2 = heritabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per pejantan
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
• Most Probable Producing Ability (MPPA) adalah metode untuk mengukur
produktivitas induk pada masa mendatang dengan memperhatikan sifat sifat yang ber
ulang pada ternak.
• Rumus MPPA induk diestimasi sesuai petunjuk Hardjosubroto (1994) sebagai berikut

𝑛𝑟
𝑀𝑃𝑃𝐴 = 𝑝ҧ − 𝑝Ӗ + 𝑝Ӗ
1+ 𝑛−1 𝑟
Keterangan:
MPPA = Most Probable Producing Ability
n = jumlah anak
r = ripitabilitas
𝑝ҧ = rata-rata berat badan anak per induk
𝑝Ӗ = rata-rata berat badan populasi
• Respon seleksi adalah kenaikan nilai rata-rata fenotip dari generasi berikutnya, sebag
ai akibat adanya seleksi terhadap suatu populasi. Rumus respon seleksi dapat ditulis
kan sebagai berikut :
𝑅 = 𝑖ℎ2 𝜎𝑝
Keterangan:
i = intensitas seleksi
ℎ2 = heritabilitas
𝜎𝑝 = simpangan baku dari fenotipnya

• Karena “R” merupakan respon seleksi tiap generasi, maka untuk menghitung respon
seleksi tiap tahun, “R” harus dibagai dengan interval generasinya (I). Interval generasi
adalah rerata umur tetua pada saat anak dilahirkan dan dinyatakan dalam tahun. Ru
mus respon seleksi tiap tahun dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑖ℎ2 𝜎𝑝
𝑅=
𝐼
Keterangan:
I = interval generasi dalam tahun
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai