Anda di halaman 1dari 21

OLEH :

YUSRIL ILHAM FAHMI


014.06.0061
 Sindroma Horner merupakan akibat dari terganggunya suplai
persarafan simpatis ke mata dan bercirikan dengan triad klasik antara
lain miosis, ptosis parsial dan anhidrosis hemifasial.
 Dalam suatu rangkaian kasus besar, 40% dari kasus sindroma Horner
yang tidak diketahui diagnosisnya, dianggap berhubungan dengan
penyakit vaskular. Dari sisa 270 pasien, 13% berhubungan dengan lesi
sentral, 44% lesi preganglionik, dan 43% lesi postganglionik.
 Serabut simpatis sentral keluar dari hipotalamus posterolateral, turun
melalui otak tengah dan pons, dan berakhir dalam sel intermediolateral
dari sumsum tulang belakang pada servikal kedelapan hingga torakal
kedua (C8-T2 [pusat siliospinal Budge]).
 Serabut pupillomotor preganglionik keluar dari sumsum tulang
belakang setinggi torakal pertama (T1), dan memasuki rantai
simpatis serviks. Serabut naik melalui rantai simpatik dan sinaps
di ganglion servikal superior di tingkat bifurkasio dari arteri
karotid komunis (servikal ketiga hingga servikal keempat [C3-
C4]).
 Serabut pupillomotor postganglionik keluar dari ganglion servikal
superior dan naik di sepanjang arteri karotid internal, berjalan di
sepanjang arteri karotid eksternal untuk menginervasi pembuluh darah
dan kelenjar keringat pada wajah
 serabut meninggalkan pleksus karotis untuk bergabung dengan
nervus abdusen (N.VI) pada sinus kavernosus dan masuk
orbita melalui fisura orbital superior bersama dengan cabang
oftalmikus dari nervus trigeminus (N.V) melalui nervus ciliary
longus. Kemudian menginervasi dilator iris dan otot Müller.
 Menurut Dorland, 2006, sindroma Horner adalah suatu
sindroma yang terdiri dari kelainan berupa masuknya bola
mata, ptosis kelopak mata atas, kelopak mata atas sedikit
naik, kontraksi dari pupil, penyempitan dari fissura palpebra,
anhidrosis dan warna kemerahan di sisi wajah yang sakit,
disebabkan oleh paralisa saraf-saraf simpatis servikal.
 Kerusakan atau gangguan pada jalur saraf simpatis.
 ptosis, miosis, enoftalmus dan anhidrosis. Semua gejala klinis ini disebabkan
oleh karena adanya proses di tulang belakang pada servikal VIII sampai dengan
torakal I.
 Cocaine topikal
 Apraclonidine tetes

Mekanisme kerja cocaine adalah dengan mengeblok reuptake


norepinefrin yang normalnya dilepaskan dari ujung–ujung saraf.
 Jika pupil yang terpengaruh (yang lebih kecil) kurang berdilatasi
dibanding pupil normal, peningkatan anisokoria terjadi dan lesi
terdapat pada neuron postganglionik
 Jika pupil yang lebih kecil sekarang berdilatasi hingga menjadi
lebih besar, lesi adalah preganglionik dan neuron postganglionik
intak.
 Sentral
Penyebab sentral yang paling sering teridentifikasi adalah infark dari arteri cerebellar
posterior inferior atau penyumbatan arteri vetebralis distal yang menghasilkan
sindroma medullary lateral.

vertigo, kesulitan menelan, mati rasa wajah unilateral, dan kehilangan sensasi
nyeri dan suhu pada tungkai yang berlawanan
 Preganglionik
sering disebabkan oleh trauma atau tumor. Avulsi akar
saraf mengganggu jalur simpatik dapat menghasilkan
gejala mencapai distribusi plexus brachialis.
Postganglionik
disebabkan oleh kondisi mulai dari relatif tidak mengancam jiwa
sampai yang mengancam jiwa.
 Distribusi anatomikal meluas dari arteri carotis interna sampai ke
basis kranii, sinus cavernosus dan apeks orbita.
 Penyebab paling umum adalah diseksi arteri carotis spontan atau
traumatik, sering bersamaan dengan carotydynia (nyeri dari
wajah dan leher).
Pemeriksaan Laboratorium
 hitung sel darah lengkap

 tes fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS)

 tes Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)

 tes purified protein derivative (PPD)

 tes urine (sebagai contoh, vanillylmandelic acid [VMA]

 homovanillic acid [HVA])


Pemeriksaan Radiologis
 magnetic resonance imaging (MRI)

 angiografi

 ekstrakranial Ultrasonografi Doppler

 rontgen dada
Argyll Robertson pupi
 diakibatkan oleh cedera pada jalur parasimpatis sentral di area
periaquaduktus
 ditandai dengan hilangnya refleks pupil terhadap cahaya, pupil
tidak berkontraksi meskipun cahaya terang dipancarkan ke mata

 pemakaian unilateral obat-obatan miotikum dan keracunan obat-


obatan sistemik, serta lesi pada pons.
 Penatalaksanaan yang sesuai untuk sindroma Horner
tergantung pada etiologi yang mendasarinya. Tujuan
penatalaksanaan adalah untuk mengeradikasi proses penyakit
yang mendasarinya. Pada banyak kasus, bagaimana pun juga,
tatalaksana yang efektif tidak diketahui.
 Intervensi pembedahan diindikasikan dan dilakukan
berdasarkan etiologi tertentu, termasuk diantaranya bedah
saraf pada sindroma Horner yang terkait aneurisma, dan juga
bedah vaskular untuk penyebab seperti diseksi arteri karotis
atau aneurisma.
 Sindroma Horner adalah suatu sindrom yang terdiri dari kelainan
berupa masuknya bola mata, ptosis kelopak mata atas, kelopak
mata atas sedikit naik, kontraksi dari pupil, penyempitan dari
fissura palpebra, anhidrosis dan warna kemerahan di sisi wajah
yang sakit, disebabkan oleh paralisa saraf-saraf simpatis servikal.
Sindroma Horner terutama disebabkan oleh adanya kerusakan
pada jalur saraf simpatis baik sentral, preganglionik maupun
postganglionik.
 Menguji pupil dengan tetes mata cocaine
hydrochloride 10% dapat mengkonfirmasi diagnosis
sindroma Horner. 1% hydroxyamphetamine dapat digunakan
membedakan lesi sentral dan preganglionik dari
postganglionik. Pemeriksaan radiologis dapat dilakukan
bersamaan dengan konsultasi medis tergantung dari
lokalisasi dan etiologi yang dicurigai. Diantaranya termasuk
MRI/MRA, angiografi, ekstrakranial Ultrasonografi Doppler
dan rontgen dada.
 Penatalaksanaan yang sesuai untuk sindroma Horner
tergantung pada etiologi yang mendasarinya. Tujuan
penatalaksanaan adalah untuk mengeradikasi proses penyakit
yang mendasarinya. Pada banyak kasus, bagaimana pun juga,
tatalaksana yang efektif tidak diketahui.
 Intervensi pembedahan diindikasikan dan dilakukan
berdasarkan etiologi tertentu, termasuk diantaranya bedah
saraf pada sindroma Horner yang terkait aneurisma, dan juga
bedah vaskular untuk penyebab seperti diseksi arteri karotis
atau aneurisma.

Anda mungkin juga menyukai