Nurhasanah
Nuriza
Pandu
Puji Astuti
Purnama Dewi
Putri Utami
Riadlotus Raden Susan
Rika Agustina
Rilla Marel
Riri Septiani
Rizka Puspitasari
Istilah atau terminologi yang digunakan untuk 3
menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan
proses penyakit yang meliputi :
Akut
1. Angina pektoris tidak
Corronary stabil/apts
Syndrome (unstable angina/ua)
2. Infark miokard gelombang non-q atau infark miokard tanpa
elevasi segmen st (non-st elevation myocardial infarction/
nstemi)
Depkes RI,2006
3. Infark miokard gelombang q atau infark miokard dengan elevasi
segmen st (st elevation myocardial infarction/stemi)
1.Trombus tidak
oklusif pada flak
yang sudah ada
ETIOLOGI Depkes
RI,2006
4
Faktor Resiko
Usia
Jenis Kelamin
HIpertensi
Obesitas
Dipiro Ed 6, 2005
Dislipidemia
5
Manifestasi
Klinis
6
Disfungsi endotel, pembengkakan, dan pembentukan timbunan lemak berkontribusi Patofisi7
perkembangan plak arteri koroner aterosklerotik
ologi
Penyebab ACS di lebih dari 90% pasien mengalami ruptur, fissuring, atau erosi pada plak
ateromatosa (ateroklorosis) tidak stabil..
Bersamaan, aktivasi kaskade koagulasi ekstrinsik terjadi sebagai akibat dari paparan darah ke inti lipid trombogenik
dan endothelium yang banyak dalam jaringan. Hal ini menyebabkan terbentuknya bekuan fibrin yang tersusun dari
fibrin, platelet cross-linked, dan sel darah merah yang terjebak
Renovasi ventrikel terjadi setelah IM dan ditandai dengan dilatasi ventrikel kiri dan fungsi pemompaan yang
berkurang, yang menyebabkan gagal jantung
Komplikasi IM meliputi syok kardiogenik, gagal jantung (HF), disfungsi katup, aritmia,
perikarditis, stroke sekunder akibat trombus ventrikel kiri (LV) embolisasi, tromboemboli vena,
dan ruptur dinding tanpa LV
8
1. Inhibitor COX menghambat enzim cyclooxygenase (COX) (Asetilasi) sehingga menurunkan Aspirin
pembentukan TxA2 (F/ vasokontriksi lokal) Pasien PCI : Mencegah okulasi
Trombolitik berlangsung
Pasien Fibrinolitik : Mencegah kematian dan meningkatkan fibrinolisis
2. Inhibitor Reseptor ADP Menbentuk ikatan kovalen dan menginaktivasi reseptor platelet P2Y secara Ticlopidine
Pathway (Platelet P2Y12 irreversibel >> menghambat jalur (Pathway)ADP-dependent pada aktivasi Clopidogrel
Inhibitors) trombosit secara irreversibel.
3. Antagonis GPIIb-IIIa Memblock pengikatan fibrinogen pada reseptor platelet GPIIb-IIIa >> Eptifibatide
menghambat agregasi trombosit Abciximab
Tirofiban
Golongan Inhibitor COX (Aspirin)
• Dosis awal (oral) STEMI / NSTEMI : 160-325 mg tablet aspirin non-coated (tablet dikunyah lalu
ditelan)
• Dosis awal (rektal) : 300 mg (untuk pasien yang tidak bisa menelan)
• Dosis pemeliharaan STEMI : 75-162 mg (1x sehari)
• Dosis pemeliharaan NSTEMI : 75-100 mg (1x sehari)
• Dosis lazim : 500-1000 mg (1x), 1,5-3 g (1 hari)
• Dosis maksimum : 1 g (1x), 8 g (1 hari)
• Dosis lethal : 15 g
• Onset : 1-2 jam
• Durasi : 4-6 jam
• Waktu paruh : 2-3 jam
(Ticagrelor)
• Dosis awal : 0,25 mg/kg IV bolus, diberikan 10-60 menit sebelum PCI
• Dosis pemeliharaan : 0,125 mcg/kg/menit selama 12 jam
• Dosis maksimum (pemeliharaan) : 10 mcg/menit
• Pregnancy risk : C
• Waktu paruh : 30 menit
• Efek samping : hipersensitivitas, pendarahan GI, retroperitoneal,
pulmonary, dan thrombositopenia
18
Antagonis GPIIb-IIIa (Tirofiban)
• Dosis awal : 25 mcg/kg IV bolus
• Dosis pemeliharaan : 0,15 mcg/kg/menit selama 18-24 jam sesudah PCI
• Waktu paruh : 1,2- 2 jam
• Volume distribusi : 22-42 L
• Klirens : 213-329 ml/menit (normal), 152-267 ml/menit (coronary artery
disease)
• Efek samping : pendarahan GI, pulmonary, nausea, deman, sakit kepala,
thrombositopenia
• Durasi : 4-8 jam setelah pemberian dihentikan
• Kontra indikasi : hipersensitivitas, riwayat pendarahan dalam waktu kurang dari
30 hari, riwayat intracarnial hemorrhage, hipertensi parah (sistolik >180
mmHg, diastolik >110 mmHg)
Fibrinolitik
19
1. UFH (Unfractionated Heparin terikat dengan antitrombin menyebabkan Heparin perdarahan, kelainan
Heparin) inaktifasi khususnya trombin dan faktor Ixa, Xa dengan pembekuan darah (5%),
membentuk Kompleks stabil. (Rx. Meningkat 1000x) trombositopenia(7hari)
2. LMWH (Low Mekanisme sama dengan UFH namun spesifik pada Enoxaparin Hemorrhage (termasuk di
Molecular Weight penghambatan faktor Xa >> Trombin Dalteaprin tempat suntikan)+M7,
Heparin) ecchymosis, trombositopenia,
hematuria,
3. Fondarinux Fondarinux berikatan dengan antitrombin >> mengkatalisa Fondarinux
Pasien yang menjalani operasi
penghambataan faktor Xa oleh anti trombin
rekahan pinggul, hip-atau
penggantian lutut: Anemia,
bleeding, purpura
Segera setelah
tromboprofilaksis: subq 5000
injeksi IV Antikoagulas Konsentrasi
unit tiap 8-12 jam DVT/PE, IV
langsung atau i plasma
80 unit/kg (5000 units) i.v
UFH Hemorrhage, infus IV dosis dipertahanka puncak
diikuti infus 18 unit/jam (1300 i.v 8-12
{Unfractionated HEPARIN thrombocytopenia, penuh Dalam n dalam dicapai 2-4
unit/jam). NSTEMI: BOLUS 60 jam
Heparin) hemophillia, hypertensi, 20-60 menit perangkat jam setelah
unit/kg (max 4000 unit) diikuti
berikut injeksi selama 4-24 pemberian
infus 12 unit/kg/jam (max 1000
sub-Q yang jam sub-Q
unit)
mendalam
Propanolol
Mekanisme kerja belum di ketahui secara pasti, Hipotensi, bradikardia, Heart
Nadolol
ß - BLOCKER namun diduga bekerja mengurangi frekuensi dan Block, Bronkospasme, Gagal
1. Karteolol
NON SELEKTIF kekuatan kontraksi oto jantung dan menghambat Jantung Akut, Kelelahan, Depresi,
Karvenolol
pelepasan renin ginjal. disfungsi seksual
5 mg IV (1-2 menit),
Peroral : STEMI n PR segment ECG Target 50—60 denyut/menit.
diulangi tiap 5 menit
NSTEMI tanpa KI lebih dari 0,24 Insiasi terapi oral tanpa IV 3-6
sampai 15 mg. 1-2 6-12 jam
pada 24 jam detik, 180-240 lebih disukai. Pemberian β (Immedia
jam kemudian 25- (Immedia
β Blocker Non awal. IV : untuk atrioventricular mg Blocker oral diberikan selama 1-2 jam te) 8-
Propanolol 50mg oral tiap 6 jam. te) 24-27 30-40% 3-4 dd
Selektif pasien heart block, dibagi 3- 3 tahun pada pasien tanpa (oral) 10 jam
Untuk regimen jam (Long
hipertensi atau denyut jantung 4 kali disfungsi LV dan tanpa batas (long
konservatif dosis awal acting)
pasien angina kurang dari 60 waktu pada pasien dengan acting)
dikurangi menjadi 1-2
kelas 2A denyut/menit disfungsi LV
mg.
5 mg IV (1-2 menit),
PR segment ECG Target 50—60 denyut/menit.
diulangi tiap 5 menit 10-20
lebih dari 0,24 Utk pasien Insiasi terapi oral tanpa IV
sampai 15 mg. 1-2 jam
detik, gagal ginjal lebih disukai. Pemberian β
jam kemudian 25- (Immedia
atrioventricular 50-100 metoprolol Blocker oral diberikan selama 1,5 – 4
Metoprolol 50mg oral tiap 6 jam. te) 24jam 50% (oral) 3-8 jam 1 dd
heart block, mg, 2 dd lebih baik 3 tahun pada pasien tanpa jam
Untuk regimen (Long
Peroral : STEMI n denyut jantung daripada disfungsi LV dan tanpa batas
konservatif dosis awal acting) IV
NSTEMI tanpa KI kurang dari 60 atenolol waktu pada pasien dengan
dikurangi menjadi 1-2 5-8 jam
pada 24 jam denyut/menit disfungsi LV
mg.
β Blocker awal. IV : untuk
Selektif pasien
hipertensi atau 6-9 jam
5 mg IV (1-2 menit),
pasien angina PR segment ECG diulangi tiap 5 menit
Target 50—60 denyut/menit. (fungsi
kelas 2A lebih dari 0,24 Insiasi terapi oral tanpa IV ginjal
sampai 15 mg. 1-2 12-24
detik, lebih disukai. Pemberian β normal)
jam kemudian 25- jam
atrioventricular 50-100 Blocker oral diberikan selama 2-4 jam 15-35
Atenolol 50mg oral tiap 6 jam. (fungsi 1-2 dd
heart block, mg 3 tahun pada pasien tanpa (oral) Incomplete jam (
Untuk regimen ginjal
denyut jantung disfungsi LV dan tanpa batas prolonge
konservatif dosis awal normal)
kurang dari 60 waktu pada pasien dengan d dgn
dikurangi menjadi 1-2
denyut/menit disfungsi LV gang.
mg.
Ginjal)
β BLOCKER
STEMI
• Diberikan pada awal perawatan dan dilanjutkan tanpa batas waktu
• Menyebabkan penurunan HR, menurunkan kebutuhan oksigen, pengurangan HR meningkatkan
waktu diastolik, sehingga memperbaiki pengisian ventrikel dan koroner perfusi arteri.
• Terapi awal β bloker terutama IV dibatasi pada pasien hipertensi, memiliki tanda iskemia
miokard yang sedang berlangsung dan tidak menunjukkan HF akut.
• Β bloker harus diberikan paling tidak 3 tahun pada pasien dengan fungsi LV normal dan tanpa
batas waktu pada pasien dengan disfungsi systolic LV dan LVEF kurang dari atau sama dengan
40%.
NSTEMI
• Dimulai dalam 24 jam
• Keuntungan sama dengan STEMI
• ß bloker dilanjutkan tanpa batas waktu pada pasien dengan LVEF kurang dari atau sama dengan
40% (0,40) dan paling sedikit 3 tahun pada pasien dengan fungsi LV normal.
STATIN
Golongan Contoh
No Mekanisme Kerja Efek Samping Kontraindikasi
Obat Obat
NO menyebabkan aktivasi
pasien yang menerima
Guanylyl cyclase >> Guanylyl
inhibitor oral
cyclase yang teraktivasi Nitrogliserin
phosphodiesterase-5,
menyebabkan peningkatan Amil nitrit takikardia, pembilasan,
seperti sildenafil dan
pembentukan cGMP untuk Isosorbid sakit kepala dan
1. Nitrat Organik vardenafil, dalam 24
relaksasi otot vaskuler >> cGMP dinitrit hipotensi
jam terakhir dan
menyebabkan defosforilasi dari Nitroprusid
tadanafil dalam 48 jam
rantai ringan myosin tidak terjadi
terakhir
ikatan dengan aktin maka akan
terjadi relaksasi (Vasodilatasi)
Nama Obat Kapan Obat diberikan Farmakokinetik Dosis Onset Aturan Pakai
Dihidropiridin
- Nifedipin
Vasodilatasi >> menyebabkan relaksasi otot jantung - Amlodipine Pusing, sakit kepala, panas,
dan otot polos pembuluh darah dengan cara - Felodipin tremor, gugup, kelelahan, kram
1. CCB
menghambat kanal Ca2+ Benzothiazepin otot, mual, edema
- Diltiazem perifer,batuk,sakit tenggorokan
Fenilalkilamin
- Verapamil
Nama Obat Kapan Obat Diberikan Farmakokinetik KI Dosis Aturan Pakai
Dihidropiridin
Absorbsi
Setelah pemberian peroral dari kapsul konvensional,
sekitar 90% dari dosis yang diserap dengan konsentrasi
serum puncak biasanya dicapai dalam waktu 0.5 - 2 jam.
Bioavailaibilitas oral tablet extented realease adalah
awal, 10 mg 3 kali sehari.
sekitar 75 - 89% dari yang dicapai dengan dosis yang
Meningkatkan dosis secara Dosis Tunngal
sama pada kapsul konvensional
bertahap pada interval 7- Hypersensitivita 30 mg, Dosis Peroral 3x sehari 1
- Nifedipine Distribusi
14 hari hingga kontrol s Nifedipine Maksimum 180 capsul
Nifedipin didistribusikan ke air susu (ASI)
optimum dari angina mg
Metabolisme
diperoleh
Metabolisme ekstensif di hati oleh CYP isoenzim dalam
air, metabolit tidak aktif.
Eliminasi
Metabolit dieksresikan dalam urin (60-80%) dan feses
(mungkin melalui eliminasi bilier)
Absorbsi
konsentrasi plasma puncak amlodipine mencapai 6-12
jam setelah penggunaan oral. Absolute Bioavaibilitas
berkisar 64-90%
awal 5 mg 1 kali sehari
Distribusi Amlodipine
Meningkatkan dosis secara
tidak diketahui apakah amlodipine didistribusikan ke air dosis is 5-10
bertahap pada interval 7- Hypersensitivita Peroral 2x sehari 1
- Amlodipine susu (ASI) mg/hari; dosis
14 hari hingga kontrol s Amlodipine tab
Metabolisme pemantauan of
optimum dari angina
Amlodipine secara ekstensif dimetabolisme menjadi 10 mg /hari
diperoleh
metabolit aktif di liver (Hati)
Eliminasi
Amlodipine diekskresikan dalam urin sebagai metabolit
Nama Obat Kapan Obat Diberikan Farmakokinetik KI Dosis Aturan Pakai
Benzothiazepin
Absorbsi
Setelah pemberian peroral dari kapsul konvensional,
sekitar 90% dari dosis yang diserap dengan konsentrasi
serum puncak biasanya dicapai dalam waktu 0.5 - 2 jam.
Bioavailaibilitas oral tablet extented realease adalah
awal, 10 mg 3 kali sehari.
sekitar 75 - 89% dari yang dicapai dengan dosis yang sama
Meningkatkan dosis secara Dosis Tunngal
pada kapsul konvensional
bertahap pada interval 7-14 Hypersensitivita 30 mg, Dosis Peroral 3x sehari 1
Nifedipine Distribusi
hari hingga kontrol s Nifedipine Maksimum 180 capsul
Nifedipin didistribusikan ke air susu (ASI)
optimum dari angina mg
Metabolisme
diperoleh
Metabolisme ekstensif di hati oleh CYP isoenzim dalam air,
metabolit tidak aktif.
Eliminasi
Metabolit dieksresikan dalam urin (60-80%) dan feses
(mungkin melalui eliminasi bilier)
Absorbsi
konsentrasi plasma puncak amlodipine mencapai 6-12 jam
setelah penggunaan oral. Absolute Bioavaibilitas berkisar
64-90%
awal 5 mg 1 kali sehari
Distribusi Amlodipine
Meningkatkan dosis secara
tidak diketahui apakah amlodipine didistribusikan ke air dosis is 5-10
bertahap pada interval 7-14 Hypersensitivita Peroral 2x sehari 1
Amlodipine susu (ASI) mg/hari; dosis
hari hingga kontrol s Amlodipine tab
Metabolisme pemantauan of
optimum dari angina
Amlodipine secara ekstensif dimetabolisme menjadi 10 mg /hari
diperoleh
metabolit aktif di liver (Hati)
Eliminasi
Amlodipine diekskresikan dalam urin sebagai metabolit
(60%) dan obat tidak berubah (10%)
Absorbsi
Pemberian oral tablet konvensional, sekitar 80% dari dosis
cepat diserap pada saluran GI (gastrointestinal) Tablet :
Distribusi 4x sehari1 tablet 30
30 mg 3 kali 3-4 kali sehari sebelum
Diltiazem didistribusikan ke air susu (ASI) mg
sehari, dapat makan dan sebelum
Metabolisme Hypersensitivitas
Diltiazem ditingkatkan tidur.
Cepat dan hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati Diltiazem Kapsul :
s/d 60 mg 3
menjadi beberapa metabolit aktif. 120-180 mg sehari
kali sehari
Eliminasi Dosis maksimal 480
Diltiazem diekskresikan dalam urin sebagai metabolit , mg
dengan kisaran 2-4% dari dosis dieksresikan tidak berubah
(utuh)
Fenilalkilamin
Absorbsi
diserap dengan baik setelah pemberian oral tablet, tetapi
a. Difusi ventrikel kiri (
hanya sekitar 20-35% dari dosis oral mencapai sirkulasi
kecusli CHF adalah
sistemik sebagai obat tidak berubah karena metabolism.
sekunder untuk
Distribusi
takikardia
Verapamil mendistribusikan kedalam susu (ASI),
awal, 80 - 120 supraventricular untuk
konsentrasi dalam SI yang sama Tablet : 80 mg 3 atau 4
Verapamil mg 2 kali terapi verapamil) Oral dan IV
Metabolisme x Sehari
sehari b Hipotensi berat (SBP
Cepat dan hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati
<90 mmHg) atau Shock
menjadi beberapa metabolit aktif.
kardiogenik
Eliminasi
c. Hipersensitifitas
Diltiazem diekskresikan dalam urin sebagai metabolit ,
terhadap verapamil
dengan kisaran 2-4% dari dosis dieksresikan tidak berubah
(utuh)
Angiotensin Converting Enzyme – Inhibitor
(ACE I)
Golonga
No Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping
n Obat
memerlukan
50 mg dua kali hipersensitif terhadap kaptopril, inhibitor ACE Dewasa sehat: 1,9
Captensin kalbe beberapa minggu
6,25-12,5 sehari sampai 50 lainnya, atau komponen formulasi lainnya; jam; Gagal jantung:
farma (12,5-25 1-1,5 jam terapi sebelum
mg)
mg mg tiga kali angioedema terkait dengan pengobatan 2,06 jam; Anuria:
efek hipotensi
sehari sebelumnya dengan inhibitor ACE 20-40 jam
penuh
Hipertensi
Absorpsi valsartan setelah pemberian per oral cepat,
Golongan farmakoterapeutik: angiotensin II antagonist, polos, Dosis yang dianjurkan dari Valsartan adalah tablet salut selaput
meskipun jumlah yang diabsorpsi bervariasi secara luas.
kode ATC: C09C. A03 Hormon aktif RAAS adalah angiotensin II, 80 mg sekali sehari, terlepas dari ras, usia, atau jenis
Valsartan menunjukkan kinetik peluruhan multi-eksponensial
yang dibentuk dari angiotensin I melalui ACE. Angiotensin II kelamin. Efek antihipertensi secara substansial dapat dilihat
(t1/2α < 1 jam dan t1/2 β sekitar 9 jam). Farmakokinetik
berikatan dengan reseptor khusus yang terletak di membran sel dalam 2 minggu dan efek maksimal terlihat setelah 4
valsartanbersifat linier dalam kisaran dosis yang telah diuji.
dari berbagai jaringan. Angiotensin II memiliki berbagai efek minggu. Pada beberapa pasien yang tekanan darahnya tidak
Tidak ada perubahan kinetik valsartan pada pemberian
fisiologis, termasuk keterkaitan langsung maupun tidak terkontrol secara memadai, dosis dapat ditingkatkan menjadi
berulang, dan sedikit akumulasi ketika diberikan dalam dosis
langsung dalam pengaturan tekanan darah. Sebagai 160 mg, atau dapat ditambahkan diuretic.
sekali sehari. Konsentrasi plasma yang teramati serupa pada
vasokonstriktor kuat, angiotensin II memberikan respons tekanan
pria dan wanita.
langsung. Sebagai tambahan, zat ini juga menyebabkan retensi Gagal jantung
Valsartan berikatan secara kuat dengan protein serum (94-
natrium dan stimulasi sekresi aldosterone.Valsartan adalah Dosis awal yang dianjurkan adalah 40 mg Valsartandua kali
97%), terutama albumin serum. Volume distribusi kondisi
antagonis reseptor angiotensin II oral yang aktif, kuat, dan sehari. Peningkatan dosis hingga 80 mg dan 160 mg dua kali
mantap rendah (sekitar 17 L). Bersihan plasma relatif
spesifik. Valsartan bekerja secara selektif pada reseptor subtipe sehari harus dilakukan hingga mencapai dosis tertinggi yang
lambat (sekitar 2 L/ jam) bila dibandingkan dengan aliran
AT1 yang bertanggung jawab atas efek yang disebabkan oleh dapat ditoleransi oleh pasien. Penurunan dosis diureticdapat
darah hepatik (sekitar 30 L/jam). Dari dosis yang diabsorpsi
angiotensin II. Peningkatan kadar Ang II dalam plasma dipertimbangkan bila pemberiannya dilakukan bersamaan. Dosis Penggunaan pada anak-
pada pemberian per oral, 70% diekskresikan melalui feses
menyusul penghambatan terhadap reseptor AT1 dengan harian maksimum anak dan remaja : Tidak
dan 30% dalam urin, terutama dalam bentuk senyawa
valsartan dapat menstimulasi reseptor AT2 yang tidak dihambat, yang diberikan dalam sejumlah uji klinis adalah 320 mg dalam ada pengalaman tentang
yang tidak berubah . Ketika valsartan diberikan bersama
Valsartan yang tampaknya mengimbangi efek dari reseptor AT1. Valsartan dosis terbagi. Penggunaan bersama dengan ACE inhibitordan keamanan dan efek
dengan makanan, area di bawah kurva konsentrasi plasma
tidak menunjukkan aktivitas agonis parsial pada reseptor AT1 beta-blockertidak dianjurkan. Evaluasi pada pasien dengan gagal pemberian Candesartan
(area under curve/ AUC) dari valsartanberkurang sebesar
dan memiliki afinitas (sekitar 20.000 kali lipat) yang lebih besar jantung harus selalu mencakuppenilaian fungsi ginjal. cilexetil pada anak-anak
48%, meskipun pada sekitar 8 jam pasca pemberian dosis,
untuk reseptor AT1 daripada reseptor AT2. Valsartan tidak dan remaja
konsentrasi valsartanplasma serupa antara kelompok yang
menghambat ACE, yang juga dikenal sebagai kininase II, Pasca-infark miokard
puasa dengan kelompok yang tidak puasa. Namun, penurunan
yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan Terapi dapat dimulai segera dalam 12 jam setelah kejadian infark
AUC ini tidak disertai dengan penurunan efek terapeutik yang
menurunkan bradykinin. Oleh karena tidak adanya efek pada miokard. Setelah dosis awal 20 mg dua kali sehari, terapi
signifikan secara klinis sehingga valsartandapat diberikan baik
ACE dan tidak ada potensiasi dari bradykinin atau substansi P, valsartanharus dititrasi sampai 40 mg, 80
dengan atau tanpa makanan. Rata-rata waktu tercapainya
angiotensin II antagoniststidak berhubungan dengan batuk. Pada mg, dan 160 mg dua kali sehari selama beberapa minggu
konsentrasi puncak dan waktu paruh eliminasi valsartan pada
uji klinis yang membandingkan valsartan dengan sebuah ACE berikutnya. Dosis awal yang diberikan sebesar 40 mg.
pasien gagal jantung serupa dengan yang diamati pada
inhibitor, insidens batuk kering secara signifikan (P <0,05) lebih Pencapaian target dosis 160 mg dua kali sehari harus didasarkan
sukarelawan sehat. Nilai AUC dan Cmax valsartan
rendah pada pasien yang diterapi dengan valsartan pada tolerabilitas pasien terhadap valsartan selama masa
meningkat secara linier dan hampir proporsional dengan
dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan ACE titrasi. Jika gejala hipotensi atau disfungsi ginjal terjadi,
peningkatan dosis dalam rentang dosis klinis (40 hingga 160
inhibitor (2,6% banding 7,9% secara berurutan). Valsartan tidak penurunan dosisdapat dipertimbangkan.Valsartan dapat
mg dua kali sehari). Kisaran faktor akumulasi adalah sekitar
berikatan atau memblokir reseptor hormon atau saluran ion lain digunakan pada pasien yang diterapi dengan terapi pasca-
1,7. Bersihan valsartan setelah pemberian oral kurang lebih
yang diketahui berperan penting dalam pengaturan sistem infark miokard lain, seperti thrombolytic, acetylsalicylic acid, beta-
sekitar 4,5 L/ jam. Umur tidak mempengaruhi bersihan pada
kardiovaskular blocker, atau statin. Evaluasi pasien pasca-infark miokard selalu
pasien gagal jantung.
harus mencakup penilaian fungsi ginjal
Antagonis Aldosterone
B
Golongan obat Efek Pada Pasien
•Nitrogliserin
•Metapropanolol Aspirin Keuntungan indikasi dapat diterima
•Chlopidogrel
•eptifibrate Clopidogrel Keuntungan indikasi dapat diterima
C B-bloker • B-bloker oral menguntukan lansia lebih banyak
•Herparin
daripada orang dewasa .
•Atenolol • B-bloker IV berbahaya pada ACS dengan
•abciximab presentasi hipertensi.
X ACEI/ARB Bermanfaat dengan mengurangi efek. Jika CKD
untuk tingkat kreatinin dan kalium berubah.
•Tidak ada
Statin Memberikan manfaat yang lebih besar bagi lansia
dari pada pasien dengan usia muda. Efek
sampingnya lebih umum
43
STUDI KASUS
Studi Kasus 1
Ny. T. S (73 tahun) datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari SMRS yang disertai dengan rasa
tidak nyaman hingga nyeri pada dada sebelah kiri seperti tertindih benda berat, yang dirasakan selama
lebih dari 20 menit dan membaik dengan istirahat, pasien juga mengeluh nyeri pada daerah ulu hati dan
mual. Pasien belum pernah mengalami hal serupa. Pasien mengaku sedang menjalani pengobatan paru
selama 6 bulan tetapi tidak minum obat secara teratur. Riwayat menderita penyakit hipertensi,
dislipidemia, asma diakui, dan penyakit maag diakui pasien. Pasien mengaku jarang berolahraga.
44
Lanjutan
Pemeriksaan Penunjang:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Darah Rutin (22 Maret 2015) :
Kesadaran : Compos Mentis
- Hb : 11,7 g/dl (13,2-17,3 g/dl)
Kesan Gizi : Kurang
- Ht : 37 % (40-52%)
Tinggi badan : 151 Cm
- Leukosit : 10.300/mm3 (3800-10.6000/ul)
Berat badan : 33 Kg
- Trombosit : 308.000/mm3 (150000-440000/ul)
Vital Sign :TD : 130/80 mmHg
Fungsi Jantung (22 Maret 2015) :
Nadi : 88x/menit
- Troponin I : 0,74 ng/mL (<0,02ng/mL)
Respirasi : 40x/menit
Fungsi Ginjal (22 Maret 2015) :
Suhu : 37 °C
- Ureum : 50 mg/dL (10-50 mg/dL)
- Creatinin : 1,56 mg/dL (0,6-1,1 mg/dL)
45
Sindrom Koroner Akut, Asma Bronchiale, Sindrom Dyspepsia
Penatalaksanaan
Tablet ISDN 3 x 5 mg
Tablet Aspirin 1 x 80 mg
Injeksi Fondparinux Sodium 1x 2,5 mg Subcutan
Syrup Sucralfate 3 x I C
46
Metode S-O-A-P
1. Subjek
• Sesak napas sejak 3 hari SMRS
• Nyeri dada sebelah kiri
• Nyeri pada daerah ulu hati dan mual
47
2. Objektif
Pemeriksaan vital :
TD : 130/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Respirasi : 40x/menit
Suhu : 37 °C
48
3. Assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
49
Assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi
1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi mayor Menggunakan fondaparinux bersama-sama Penghantian pemberian obat aspirin
dengan aspirin dapat meningkatkan risiko dan clopidogrel sebelum penggunaan
perdarahan, termasuk pendarahan yang terapi fondaparinux agar
parah dan terkadang fatal meminimalisirkan interaksi antar
obat.
50
4. Plan
1. Konseling untuk meningkatkan kepatuhan
2. Rekomendasi: disarankan menghentikan pemberian aspirin
sebelum memulai terapi dengan fondaparinux
51
1. Subjek
Sesak napas (+), nyeri dada (+), nyeri uluhati (+), nyeri kepala (-), mual(-),
muntah (-), BAB susah (+) padat berwarna kecoklatan, dan BAK
berwarna kuning, demam (-)
53
2. Objektif
Pernafasan: 29x/ menit, nadi 88x/menit
54
Assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi Menggunakan fondaparinux bersama- Penghantian pemberian obat aspirin
mayor sama dengan aspirin dapat meningkatkan sebelum penggunaan terapi
risiko perdarahan, termasuk pendarahan fondaparinux agar meminimalisirkan
yang parah dan terkadang fatal interaksi antar obat.
2. Fondaparinux <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel dapat mempotensiasi resiko Penghantian pemberian obat
mayor komplikasi perdarahan terkait dengan clopidogrel sebelum penggunaan
penggunaan fondaparinux terapi fondaparinux agar
meminimalisirkan interaksi antar
obat.
3. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah
56
4. Plan
1. Rekomendasi: disarankan menghentikan pemberian
aspirin dan clopidogrel sebelum memulai terapi dengan
fondaparinux
2. Rekomendasi : disarankan untuk melanjutkan terapi
sucralfate karena pasien masih mengeluhkan nyeri
uluhati.
3. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk segera
melaporkan setiap tanda pendarahan ke dokter, termasuk
nyeri, tinja merah atau hitam, atau berdarah
57
1. Subjek
Sesak nafas berkurang, nyeri dada berkurang, nyeri uluhati (+),
pusing, makan dan minum menurun, mual (-), muntah (-), BAB
normal dan BAK normal, demam (-)
59
2. Objek
TD: 120/80 mmHg , suhu tubuh : 36,5 ⁰C, Pernafasan: 28x/ menit,
nadi 88x/menit .
60
assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
2. Tablet mini aspirin 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
3. Injeksi arixtra 1 x 2,5 mg subcutan Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 2,5 mg 1 x sehari
(AHFS)
4. Sirup laxadine Tepat obat Tepat Dosis
1 x sehari 1C (mims.com) (mims.com)
5. Plavix 1 x 1 tab Tepat obat Tepat Dosis
(AHFS) (AHFS)
6. Simvastatin 1 x 20 mg Tepat Obat Tepat Dosis
(DIH ed 17th) (DIH ed 17th)
7. Nitrokaf 2 x 2,5 mg Tepat obat Tepat dosis
(DIH ed 17th) (2,5 – 9 mg 2-4 x sehari)
(DIH ed 17th)
8. Sirup sucralfate 3 x 1C Tepat obat Tidak tepat dosis
(AHFS) (AHFS)
4 x 1 gram
61
assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi
1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi Menggunakan fondaparinux bersama- Penghantian pemberian obat
mayor sama dengan aspirin dapat meningkatkan clopidogrel sebelum penggunaan
risiko perdarahan, termasuk pendarahan terapi fondaparinux agar
yang parah dan terkadang fatal meminimalisirkan interaksi antar
obat.
2. Fondaparinux <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel dapat mempotensiasi resiko Penghantian pemberian obat
mayor komplikasi perdarahan terkait dengan clopidogrel sebelum penggunaan
penggunaan fondaparinux terapi fondaparinux agar
meminimalisirkan interaksi antar
obat.
3. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah
62
4. Plan
1. Rekomendasi: disarankan menghentikan
pemberian aspirin dan clopidogrel sebelum
memulai terapi dengan fondaparinux
2. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk
segera melaporkan setiap tanda pendarahan ke
dokter, termasuk nyeri, tinja merah atau hitam,
atau berdarah
63
1. Subjek
Sesak napas berkurang, nyeri dada berkurang, nyeri uluhati (+), nyeri
kepala (-), mual(-), muntah (-), BAB normal, dan BAK berwarna kuning,
demam (-)
65
2. Objek
TD: 120/80 mmHg , suhu tubuh : 36,5 ⁰C, Pernafasan: 28x/ menit,
nadi 88x/menit .
66
assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
2. Tablet mini aspirin 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
4. Sirup laxadine Tepat Dosis Tepat Dosis
1 x sehari 1C (mims.com) (mims.com)
5. Plavix 1 x 1 tab Tepat obat Tepat Dosis
(AHFS) (AHFS)
6. Simvastatin 1 x 20 mg Tepat Obat Tepat Dosis
(DIH ed 17th) (DIH ed 17th)
7. Nitrokaf 2 x 2,5 mg Tepat obat Tepat dosis
(DIH ed 17th) (2,5 – 9 mg 2-4 x sehari)
(DIH ed 17th)
8. Sirup sucralfate 3 x 1C Tepat obat Tidak tepat dosis
(AHFS) (AHFS)
4 x 1 gram
67
assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi
1. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah
68
4. Plan
1. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk
segera melaporkan setiap tanda pendarahan ke
dokter, termasuk nyeri, tinja merah atau hitam,
atau berdarah
69
Studi Kasus 2
Pasien datang dengan keluhan nyeri disekitar dada yang menjalar ke tangan, punggung dan ulu hati dan bertahan
selama 15 menit. Disertai keringat dingin satu hari sebelum masuk rumah sakit.
10 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh, demam yang datang secara mendadak dan tidak membaik
setelah minum paracetamol 2 hari.
Pada hari ke 2 setelah demam, pasien merasa sesak nafas diikuti batuk berdahak berwarna kekuningan bercampur
bercak kemerahan. Sesak nafas semakin lama semakin memburuk.
Pasien merasa cepat lelah dalam beraktivitas.
1 tahun yang lalu pasien memiliki riwayat nyeri dada serupa saat sedang terduduk menonton televisi didalam
rumahnya. Rasa sakit yang dirasakan hampir sama dengan keluhan nyeri dada saat ini hanya saja disertai keringat
dingin dan penjalaran nyeri ke leher. Pasien muntah beberapa kali. Dan nyeri dada tersebut mereda setelah
berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
Tidak pernah ada keluhan terbangun tiba tiba saat malam hari dengan keluhan sesak nafas yang mencekik, hanya
merasa sesak ketika aktivitas bertambah seperti sesak yang dirasakan ketika pasien menaiki tangga.
Untuk menaiki tangga 4 lantai, pasien berhenti disetiap satu lantai dan bernafas terengap-engap.
70
Kaki yang sedikit membengkak ketika selesai beraktivitas, dan membaik setelah bangun tidur.
Tidak pernah terdiagnosa TB Paru dan tidak mendapatkan pengobatan OAT
Tidak keringat malam dan tidak ada batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdarah dan penurunan berat badan yang
signifikan.
Pola makan pasien tidak teratur, frekuensi makan pasien adalah 3x/Hari. Dengan jenis makanan sedikit nasi dan
banyak daging-dagingan, jeroan, makanan berlemak dan santan. Pasien tidak mengkonsumsi buah dan sayuran.
Suka mengemil kue kering, makanan manis dimalam hari dan rutin minum kopi dimalam hari.
Merokok selama 20 Tahun dengan menghabiskan 1-2 bungkus rokok perhari nya. Tidak ada riwayat konsumsi
alcohol maupun NAPZA.
Pasien tidak berolahraga dikarenakan tidak dapat meluangkan waktunya.
Tidak ada penyakit kronis pada keluarga, kakak pasien sering berobat ke dokter jantung.
71
Hasil Pemeriksaan Lab Nilai Normal Keterangan
72
Hasil Pemeriksaan Lab Nilai Normal Keterangan
Monosit : 7% (0%-11%) Normal
MCH : 30.00 pg (28– 34 pg/sel) Normal
MCV : 91.50 fL (80 – 100 (fL) Normal
MCHC : 32.80 g/dL (32-36 g/dL) Normal
GDS : 129 mg/dL (<200 mg/dL) Normal
Ureum : 42.0 mg/dL (10-50 mg/dL) Normal
Creatinin : 1.39 mg/dL (0.6-1.3mg/dL)
eGFR : 58.7
CK : 1405 U/L (38 - 174) Nyeri dada
CK-MB : 90.9 U/L (7 - 25) Cedera seluler miokard
Troponin T : 2553.0 pg/ml (0.00 - 14.00) Kerusakan pada jantung
HDL : 29,0 (Low) 30 - 70 mg/dL Fibrosis cystic
LDL : 132 mg/dL 130 mg/dL Tinggi
73
Metode SOAP
Subjek
Objektif
74
Assesment
Diagnosa Nama obat Dosis Dosis Lazim Pemeriksaan penunjang Keterangan
1. Unstable Simvasatin 20mg 20-40 mg/ hari LDL Tinggi (132 mg/dl) menurunkan kadar Kolesterol LDL dalam darah dan
angina 1x/hari meringankan resiko dari stroke akibat thrombo emboli
(AHFS 2011) dan meringankan resiko serangan jantung
Aspirin 80mg 75-162 mg/hari mencegah agregrasi trombosit, adhesi platelet dan
1x/hari pembentukan thrombus melalui penekanan sintesis
tromboksan A2 dalam trombosit, mencegah Myocardial
Infarction pada orang dengan gangguan pembuludarah
seperti penyempitan dan hilangnya elastisitas normal
(AHFS 2011) pembuludarah
75
Diagnosa Nama obat Dosis Dosis lazim Pemeriksaan Keterangan
penunjang
2. Infark miokardium Ramipril 1.25mg 1x/hari 1,25 mg 2x/hari Nadi 125x/menit Riwayat infark miokard
tanpa elevasi segmen (tachycardia),
(NSTEMI) dan oedem Nafas 24x/menit dalam Ace inhibitor: mencegah high
posisi berbaring lurus blood pressure yang dapat
(orthopnea), nampak menyebabkan rupture
sedikit edema pada thrombus dan memicu
(AHFS 2011) kaki (+/+) pitting terjadinya emboli.
S3 heart sound (tanda
khas dari heart failure)
Lasix (Diuretic) 40mg 1x/Hari 40-80 mg/hari diuretic berkerja mengurangi
edema pada keadaan akut
dengan masa kerja 4-6 jam
(AHFS 2011) dan banyak digunakan pada
kasus edema otak dan paru-
paru. Penggunaan jangka
panjang menyebabkan
kehilangan Kalium.
76
Plan
Pemantauan tekanan darah, diuresis, elektrolit dan fungsi ginjal danjurkan.
77
Assesment + Planning
• Tidak ada
Tidak tepat obat
• Ramipril
Tidak tepat dosis
• Tidak ada
Ada indikasi tanpa obat
• Tidak ada
Ada obat tanpa indikasi
• Tidak ada
Gagal terapi
• Tidak ada
ROTD
78
Assesment + Planning (interaksi obat)
Assesment
Plan
• Pemantauan tekanan darah, diuresis, elektrolit dan fungsi ginjal danjurkan selama
pemberian bersama.
79
Lanjutan
Assesment
Plan
• Pantau tekanan darah teratur dan pemantauan klinis lain yang sesuai
seperti penilaian fungsi ginjal. Dosis terapeutik terendah dari aspirin perlu
digunakan.
80
Lanjutan
Assesment
Plan
81
PROFIL OBAT
No Komponen Uraian Pustaka
82
No Komponen Uraian Pustaka
3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap salisilat dan NSAID lain, asma, rinitis, DIH Ed. 17
jangan digunakan pada anak-anak (<16 tahun), kehamilan
(trimester ketiga)
5. Mekanisme Kerja Ireversibel menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 DIH Ed. 17
dan 2), yang menghasilkan penurunan pembentukan prekursor
prostaglandin, memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan
antiinflamasi
83
No Komponen Uraian Pustaka
84
No Komponen Uraian Pustaka
3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap ramipril, hipersensitivitas (termasuk angioedema) terhadap inhibitor ACE DIH Ed. 17
5. Mekanisme Kerja Ramipril adalah ACE inhibitor yang mencegah pembentukan angiotensin II dari angiotensin I dan DIH Ed. 17
menunjukkan efek farmakologis yang mirip dengan kaptopril. Ramipril harus menjalani saponifikasi
enzimatik oleh esterase di hati ke metabolit aktif biologisnya, ramiprilat. Efek farmakodinamik dari ramipril
dihasilkan dari afinitas tinggi, kompetitif, pengikatan ramiprilat dengan enzim pengonversi angiotensin,
sehingga mencegah pembentukan vasokonstriktor angiotensin II yang poten. Kompleks inhibitor-enzim yang
ter-isomerisasi ini memiliki laju disosiasi yang lambat, yang menghasilkan potensi tinggi dan durasi aksi
yang lama, mekanisme SSP juga dapat terlibat dalam efek hipotensi karena angiotensin II meningkatkan
aliran adrenergik dari SSP, kallikreins vasoaktif dapat dikurangi dalam konversi menjadi hormon aktif oleh
ACE inhibitor, sehingga mengurangi tekanan darah.
85
No Komponen Uraian Pustaka
4. Dosis 20-80 mg / dosis awalnya meningkat 20-40 mg / dosis dengan DIH Ed. 17
interval 6-8 jam; Interval dosis pemeliharaan biasa adalah dua
kali sehari atau setiap hari
5. Mekanisme Kerja Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam lengkung DIH Ed. 17
henle dan tubulus ginjal distal, mengganggu sistem
cotransport yang mengikat klorida, sehingga menyebabkan
peningkatan ekskresi air, natrium, klorida, magnesium, dan
kalsium.
86
DRP
DRP Simvastatin Aspirin Clopidogrel Ramipril Lasix (furosemide)
a. Tepat Obat Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH
Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17)
b. Tepat Dosis Tepat dosis (DIH Tepat dosis (DIH Tepat dosis (DIH Tidak Tepat dosis Tepat dosis (DIH
Ed. 17) Ed. 17) ed.17) (DIH ed. 17) Ed. 17)
c. Tepat Durasi - - - - -
87
Studi Kasus 3
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.Hairully
Umur : 45 tahun
BB/Tinggi : 78 kg/ 170cm
Jenis kelamin : Laki-Laki
Rumah sakit : RS Mintohardjo
Keluhan :
1. Nyeri dada Nyeri dada di sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
2. Nyeri dada di rasakan secara mendadak dan kurang lebih terjadi selama 20 menit. Nyeri dada menjalar ke leher
sampai kepala, lalu ke pundak kiri dan ke lengan. Saat serangan nyeri dada juga disertai sakit kepala seperti
tertusuk-tusuk dan keringat dingin. Tn.Hairully juga mengeluh sesak saat terjadi serangan nyeri dada
3. Sebelumnya sudah berobat lalu di berikan obat secara sublingual. Keluhan membaik namun serangan timbul
kembali. Selain itu ada keluhan nyeri di seluruh persendian sejak 1,5 bulan SMRS. Nyeri sendi terus menerus dan
nyeri saat sendi di gerakkan. Pasien sudah minum obat untuk mengatasi nyerinya namun keluhan tidak membaik.
4. Nyeri di persendian seluruh tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu SMRS
5. Keluhan tambahan yaitu sakit kepala, sesak dan keringat dingin saat terjadi serangan nyeri dada sejak 3 hari SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
• Tinggi Badan : 170 cm
• Berat Badan : 78 Kg
• Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis
• Kesan sakit : Sakit ringan
• Kesan Gizi : Baik
• Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• RR : 28x/menit
• Suhu : 36,5 derajat celcius
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah lengkap (12 April 2016)
• Leukosit : 6000 uL (5.000-10.000) normal
• Eritrosit : 4,93 juta/uL (4,6 – 6,2) normal
• Hemoglobin : 14,2 g/dL (14-16) normal
• Hematokrit : 41 % (42-48) normal
• Trombosit : 293.000 ribu/uL (150.000-450.000) normal
• Glukosa darah sewaktu : 113 mg/dL (<200) normal
• Ureum : 12 mg/dL (17-43) menurun
• Kreatinin : 0,9 mg/dL (0,7-1,3) normal
• Hepatitis Marker HBsAg : (-)
• Anti HCV : (-)
• HbA1c : 6,9 (meningkat)
Lanjutan
Rongent Thorax PA
• Jantung CTR 50% bentuk : Normal
• Corakan bronkovaskuler : Normal
• Tidak tampak bercak kesuraman
• Sinus costofrenikus dan diafragma : Baik
• Kostae dan tulang baik Kesan : Jantung dan Paru normal
Subjek
Metode SOAP
Tn.Hairully (45 thn) mempunyai keluhan nyeri dada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan
tambahan yaitu sakit kepala, sesak dan keringat dingin saat terjadi serangan nyeri dada sejak 3 hari SMRS.
Tn.Hairully juga mengeluh nyeri di persendian seluruh tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu SMRS. Keluhan nyeri dada di
sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dada di rasakan secara mendadak dan kurang lebih
terjadi selama 20 menit. Nyeri dada menjalar ke leher sampai kepala, lalu ke pundak kiri dan ke lengan. Saat
serangan nyeri dada juga disertai sakit kepala seperti tertusuk-tusuk dan keringat dingin. Tn.Hairully juga mengeluh
sesak saat terjadi serangan nyeri dada. Sebelumnya Tn.Hairully sudah berobat lalu di berikan obat secara
sublingual. Keluhan membaik namun serangan timbul kembali. Selain itu Tn.Hairully mengeluh nyeri di seluruh
persendian sejak 1,5 bulan SMRS. Nyeri sendi terus menerus dan nyeri saat sendi di gerakkan. Tn.Hairully sudah
minum obat untuk mengatasi nyerinya namun keluhan tidak membaik.
Objektif
Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
lanjutan
Objektif
Proses Assesment
Karakteristik pasien S O Terapi Obat DRP
Laki - laki (45 • mempunyai keluhan nyeri dada • Ureum : 12 - Loading aspilet 160 1. Terdapat interaksi
tahun) , BB: 78 kg sejak 3 hari sebelum masuk mg/dL (17-43) mg -> 1x 80 mg obat antara Aspirin
TB: 170 cm. rumah sakit (SMRS). menurun - Loading CPG 300 <> Fondaparinux
• Keluhan tambahan yaitu sakit • HbA1c : 6,9 mg -> 1x75 mg dengan tingkat
kepala, sesak dan keringat (meningkat) - Inj Arixtra 1x2,5mg signifikansi Mayor
dingin saat terjadi serangan • Cloride : 109 - Concor 1x5mg 2. Terdapat interaksi
nyeri dada sejak 3 hari SMRS. mmol/L (96- - Diazepam 1x5 mg obat antara
• Nyeri di persendian seluruh 108) meningkat Clopidogrel <>
tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu Fondaparinux
SMRS. dengan tingkat
• Keluhan nyeri dada di sebelah sigmifikasi Mayor
kiri seperti tertusuk-tusuk sejak
3 hari yang lalu. Nyeri dada di
rasakan secara mendadak dan
kurang lebih terjadi selama 20
menit.
Assesment + Planning
96
Plan
1. Pemberian obat aspirin dan clopidogrel setelah penggunaan
terapi fondaparinux agar meminimalisirkan interaksi antar
obat.
2. Melakukan monitoring tanda – tanda pendarahan seperti
apakan adanya pendarahan pada gusi, feses, dan urin.
Profil Obat
No Keterangan Uraian Pustaka
.
1. Nama Obat Aspilet ( asam acetylsalisilat )
Interaksi • Aspirin <> • Aspirin <> • Clopidgrel <> • Aspirin <> • Diazepam <>
Fondaparinux Fondaparinux Aspirin Bisoprolol Bisoprolol
Obat • Clopidogrel <> • Aspirin <> • Clopidogrel <> • Diazepam <> • Diazepam <>
Fondaparinux Bisoprolol Fondaparinux Bisoprolol makanan
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
Hari 1 Hari 3
❑ Adanya efek samping dari captopril yaitu apTT nomal, sehingga penggunaan obat
batuk Aspilet bisa dihentikan (ApTT Berhubungan
dengan nilai pembekuan darah)
2. Indikasi Utama Profilaksis Dan Pengobatan, Angina, Gagal Dih edisi 17th
Jantung Kiri
4. Dosis tukak lambung: Oral: 40 mg / hari selama 4-8 minggu DIH 17th
5. Mekanisme Kerja Penghambat aksi pompa Proton; menekan basal lambung DIH 17th
dan merangsang sekresi asam dengan menghambat parietal
sel H + / K + pompa ATP
No Komponen Uraian Pustaka
4. Dosis Pasien ginjal: Oral: Satu tablet atau kapsul setiap hari di DIH 17th
antara waktu makan; minum setelah perawatan jika
menggunakan dialisis
5. Mekanisme Kerja - DIH 17th
No Komponen Uraian Pustaka
a. Tepat Tepat obat Tepat Tepat obat Tepat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat Tepat obat
Obat (DIH 17th obat (DIH 17th obat (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th obat (DIH 17th
(AHFS (AHFS (DIH
2011) 2011) 17th
b. Tepat Tepat Dosis Tepat Tepat Tepat Tepat Dosis Tidak Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tidak Tepat
Dosis (DIH 17th Dosis Dosis Dosis (DIH 17th Tepat Dosis Dosis Dosis Dosis Dosis tepat Dosis
(AHFS (DIH 17th (AHFS Dosis (DIH 17th (DIH 17th (AHF (DIH 17th (DIH dosis (AHF
2011) 2011) (DIH S 17th (DIH S
17th) 2011) 17th) 2011)
c. Tepat - - - - - - - - - - - - -
Durasi
e. ROTD - - - - - - - - - - - - -
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
HARI KE- TERAPI YANG DIBERIKAN
HARI KE 1 DI IGD OBSERVASI
136
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
HARI KE- TERAPI YANG DIBERIKAN
HARI KETIGA (MASIH RL 6 tetes/mnt, D5% 45 mL + 10.000 IU Heparin, 1,25 mL/jam
DI ICU) ISDN 3 x 5 mg ( TD > 110 mmHg) PO
Simvastatin 1 x 20 mg tablet PO
Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
Captopril 2 x 12,5 mg tablet PO
Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
OBH 3 x 15 mL sirup PO
Vitamin B komplek 3 x 1 tablet PO
HARI KEEMPAT RL 6 tetes/mnt, D5% 45 mL + 10.000 IU Heparin,2 mL/jam
(MASIH DI ICU) Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO
Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
Amlodipine 1 x 5 mg tablet PO
Captopril 2 x 6,25 mg tablet PO
ISDN 3 x 5 mg tablet PO
Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
OBH 3 x 15 mL sirup PO
Parasetamol 3 x 500 mg tablet PO
Vitamin B Komplek 3 x 1 tablet PO
137
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
138
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
139
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
ISDN TEPAT 5 mg , 3 X SEHARI Angina:
Oral: 5-40 mg 4 kali / hari atau 40 mg setiap
8-12 jam dalam bentuk sediaan lepas
lambat (DIH 17Th)
140
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
CAPTOPRIL TEPAT H-1: 2 X 12,5mg Hipertensi oral: Awalnya, 25 mg 2 atau 3 kali sehari.
H-4: 2 X 6,25mg Jika tekanan darah tidak terkontrol setelah 1-2
minggu, naikkan dosis menjadi 50 mg 2 atau 3 kali
sehari. Dosis awal yang lebih rendah (mis., 6,25 mg
dua kali sehari hingga 12,5 mg 3 kali sehari) mungkin
efektif pada beberapa pasien, terutama yang sudah
menerima diuretic (AHFS 2011)
141
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPAT DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
AN
AMLODIPINE 5mg TEPAT HR-4:1 X 5mg Hipertensi: Oral: Dosis awal: 5 mg sekali sehari; dosis
HR-5: 1X 10mg maksimum: 10 mg sekali sehari. Secara umum, titrasi dalam
peningkatan 2,5 mg selama 7-14 hari. Kisaran dosis biasa (JNC
7): 2,5-10 mg sekali sehari (DIH 17TH)
PARACETAMOL TEPAT HR KE-5: Nyeri yang Terkait dengan Tension Headache Oral:
3 x 500 mg tablet PO Acetaminophen, dichloralphenazone, dan isometheptene
mucate: 1 atau 2 kapsul (masing-masing mengandung
acetaminophen 325 mg, dichloralphenazone 100 mg, dan
isometheptene mucate 65 mg) setiap 4 jam (hingga 8 kapsul
setiap hari). Nyeri yang Berhubungan dengan Osteoartritis
Oral: 1 g 4 kali sehari. Alternatifnya, 1,3 g sebagai tablet
pelepasan setiap 8 jam.
Demam
Oral: Untuk pengobatan sendiri, 650 mg atau 1 g setiap 4-6
jam sesuai kebutuhan (maksimum 4 g setiap hari) (AHFS 2011)
142
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPAT DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
AN
BISOPROLOL TEPAT HR KE-5 s.d pulang Hipertensi: Oral: 2,5-5 mg sekali sehari; dapat ditingkatkan
menjadi 10 mg dan kemudian hingga 20 mg sekali sehari, jika
perlu; kisaran dosis biasa (JNC 7): 2,5-10 mg sekali sehari
HF (penggunaan tanpa label): Awal: 1,25 mg sekali sehari;
Dosis maksimum yang disarankan: 10 mg sekali sehari.
Catatan: Tingkatkan dosis secara bertahap dan pantau tanda
dan gejala CHF(DIH 17TH)
DMP TEPAT HR -5:3 x 10 mg tablet Batuk
> Persiapan segera rilis
Oral: 10-20 mg setiap 4 jam atau 30 mg setiap 6-8 jam, tidak
melebihi 120 mg setiap hari, atau seperti yang diarahkan oleh
dokter (AHFS 2011)
143
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
FUROSEMIDE TEPAT HR-1: Edema, CHF, atau hipertensi (diuresis):
furosemide 40 Oral: 20-80 mg / dosis awalnya meningkat dengan peningkatan 20-40 mg /
mg IV, dosis dengan interval 6-8 jam; Interval dosis perawatan biasa adalah dua
HR-6: kali sehari atau setiap hari.
1 x 40 mg Kisaran dosis biasa untuk hipertensi (JNC 7): 20-80 mg / hari dalam 2 dosis
tablet PO terbagi I.M., I.V .: 20-40 mg / dosis, dapat diulang dalam 1-2 jam sesuai
kebutuhan dan ditingkatkan sebesar 20 mg / dosis dengan masing-masing
dosis berikutnya hingga 1000 mg / hari; Interval dosis biasa: 6-12 jam.
Note: Pedoman ACC / AHA 2005 untuk gagal jantung kongestif kronis
merekomendasikan dosis tunggal maksimum 160-200 mg.
I.V. berkelanjutan infus: Inisial I.V. dosis bolus 20-40 mg, diikuti oleh IV
terus menerus dosis infus 10-40 mg / jam. Jika output urin <1 mL / kg /
jam, gandakan seperlunya hingga maksimum 80-160 mg / jam. Risiko
terkait dengan tingkat infus yang lebih tinggi (80-160 mg / jam) harus
ditimbang terhadap strategi alternatif. Note: Pedoman ACC / AHA 2005
untuk gagal jantung kongestif kronis merekomendasikan 40 mg I.V. muat,
lalu infus 10-40 mg / jam. (DIH 17TH)
144
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
DIAZEPAM TIDAK HR KE-6: Diazepam Relaksan otot rangka (terapi tambahan): Oral: 2-10 mg 3-4 kali
TEPAT 1 x 2 mg tablet PO / hari (DIH 17th)
(malam hari)
HEPARIN TEPAT HR-1 & 2 16.000 IU tromboprofilaksis: subq 5000 unit tiap 8-12 jam DVT/PE, IV
diberikan 2ml/jam 80 unit/kg (5000 units) i.v diikuti infus 18 unit/jam (1300
HR- 3 10.000 IU unit/jam). NSTEMI: BOLUS 60 unit/kg (max 4000 unit)
diberikan 1,25 diikuti infus 12 unit/kg/jam (max 1000 unit).
ml/jam
HR 4 10.000 IU
diberikan 2ml/jam
145
KASUS 5 Hari ke-1
Pasien Tn. J 57 tahun, BB 65 tkg, TB 160 cm masuk RS dengan keluhan utama nyeri dada
kiri sejak 11 jam sebelum masuk RS. Nyeri dada timbul saat pasien sedang beraktivitas
yaitu bermain bulu tangkis, dan berlangsung selama ± 30 menit. Nyeri dirasakan seperti
diremas pada dada kiri dan menjalar ke punggung atas. Keluhan sesak juga dikeluhkan
oleh pasien. Saat kejadian pasien langsung ditolong dengan ditidurkan di kursi dan
dikatakan pasien sempat tidak sadar selama ± 5 menit. Saat sadar pasien langsung diantar
pulang ke rumah. Saat di rumah pasien sempat muntah 1x berisi sisa makanan, muntah
hitam disangkal, keluhan keringat dingin ada, dan tampak cemas. Pasien kemudian
dibawa ke klinik 24 jam dan disarankan untuk masuk RS. Sejak ± 2 bulan sebelum masuk
RS pasien kadang-kadang merasakan dada terasa nyeri saat beraktivitas berat, tetapi
nyeri menghilang saat pasien beristirahat. Tidak ada keluhan pada BAK dan BAB. Tidak
didapatkan riwayat penurunan BB pada pasien.
Riwayat penyakit pasien: kolesterol dan asam urat yang tinggi sejak 3 tahun sebelum
masuk RS tetapi pasien tidak pernah minum obat dan menjalani diet khusus. Riwayat
tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, ginjal, stroke, dan paru disangkal.
Pemerikasaan Hasil Lab Nilai Normal
Tekanan Darah 141/91 mmHg 90/60 – 120/80 mmHg
Nadi 57 kali/menit 60-100 kali/menit
Pernafasan 22 kali/menit 12-20 kali/menit
Suhu Badan 36,5 C 36-37 C
MAP 117 mmHg 90-100 mmHg
JVP 5+1 cm H2O < 8 cm H2O
IMT 25,4 kg/m2 18,5 – 24,9
Hb 12,7 g/Dl 13-18 g/dL
Ht 37,8 % 40%-50%
Leukosit 12.900/µL 3.200-10.000/µL
Pemeriksaan Hasil Lab Nilai Normal
Trombosit 308.000/µL 170.000/µL
LED 24 mm/1jam < 15 mm/1jam
CK 1101 µ/L 38-174 µ/L
CK MB 598 µ/L 7-25 µ/L
SGOT 217 U/L 5-40 µ/L
SGPT 41 U/L 7-56 µ/L
Ureum 58 mg/dL 7-20 mg/dL
Kreatinin 1,2 mg/dL 0,6-1,3 mg/dL
Asam Urat 9,3 mg/dL 3,6-8,5 mg/dL
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Na 137 mmol/L 135-144 mmol/L
K 4,1 mmol/L 3,6-4,8 mmol/L
Cl 106 mmol/L 97-106 mmol/L
Ca 2,24 mmol/L 2,2-2,6 mmol/L
Mg 1,7 mmol/L 0,85-1,15 mmol/L
TG 119 mg/dL 40-160 mg/dL
Kolesterol Total 286 mg/dL < 240 mg/dL
HDL 45 mg/dL 30-70 mg/dL
LDL 195 mg/dL < 130 mg/dL
GDP 106 mg/dL 70-130 mg/dL
GDP 2 JAM 128 mg/dL < 100 mg/dL
Tata Laksana
Heparin bolus 4000 IU, dilanjutkan dengan heparin 19.000 IU dalam D5% 43
mL, yang diberikan 2mL/jam.
Clopidogrel 75 mg
Captopril 3 x 6,25 mg
ISDN 5 mg sublingual
simvastatin 1 x 20 mg
diazepam 1 x 2 mg
aspirin 1 x 80 mg
Ranitidine 2 x 50 mg IV
Allopurinol 1x300 mg
151
SUBJEK OBJEKTIF
• Nyeri dada kiri sejak 11 jam sebelum masuk RS. Nyeri • Tekanan Darah 141/91 mmHg
dada timbul saat pasien sedang beraktivitas yaitu • Nadi 57 kali/menit
bermain bulu tangkis, dan berlangsung selama ± 30 • Pernafasan 22 kali/menit
menit. Nyeri dirasakan seperti diremas pada dada kiri • MAP 117 mmHg
dan menjalar ke punggung atas. • IMT 25,4 25,4 kg/m2
• Sesak • Hb 12,7 g/Dl
• Tidak sadar selama ± 5 menit. • Ht 37,8 %
• Muntah 1x berisi sisa makanan • Leukosit 12,7jam g/Dl
• Keringat dingin • Trombosit 308.000/µL
• Sebelum masuk RS pasien kadang-kadang merasakan • LED 24 mm/1
dada terasa nyeri saat beraktivitas berat, tetapi nyeri • CK 1101 µ/L
menghilang saat pasien beristirahat. • CK-MB 598 µ/L
• Riwayat penyakit pasien: kolesterol dan asam urat • SGOT 217 U/L
yang tinggi sejak 3 tahun sebelum masuk RS tetapi • Ureum 58 mg/dL
pasien tidak pernah minum obat dan menjalani diet • Asam urat 9,3 mg/dL
khusus. • Kolesterol Total 286 mg/dL
• LDL 195 mg/Dl
*
• GDP 2 JAM 128 mg/dL
• Pada pemeriksaan EKG didapatkan
ST elevasi.
Assesment
DRP Heparin Captopril ISDN Simvastatin Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurinol Clopidogrel
Tepat Obat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
DIH ed 17
Tepat Dosis Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
DIH ed 17
154
Hari Ke – 3
Didapatkan keluhan nyeri dada dan sesak sudah tidak ada. Pada pemeriksaan penunjang profil lipid
didapatkan TG 119 mg/dL, kolesterol total 286 mg/dL, kolesterol HDL 45 mg/dL, dan kolesterol LDL 195
mg/dL. Tekanan Darah 112mmHg. Pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) didapatkan hasil 106 mg/dL
dan GD 2 jam setelah makan 128 mg/dL. Tanda vital pasien stabil pada pemeriksaan urinalisis didapatkan
bakteri (+), sehingga terapi pasien ditambahkan dengan klindamisin 3 x 300 mg.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidine 2 x 50 mg IV
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Diazepam 2 mg (kalau perlu)
• Allupurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg
SUBJEK
Nyeri dada
OBJEKTIF
Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan bakteri (+)
Kolesterol total 286 mg/dL
Kolesterol HDL 45 mg/dL
Kolesterol LDL 195 mg/dL
Tekanan Darah 112mmHg
GDP 106 mg/dL
GD 2 jam setelah makan 128 mg/dL.
*
DRP Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17
158
Hari Ke - 4
Tidak ada sesak, nyeri dada, mual dan muntah. Kondisi pasien stabil sehingga pasien direncanakan untuk
dipindahkan ke ruang rawat biasa. Pada pemeriksaan penunjang yaitu ekokardiografi disimpulkan dimensi
normal, tidak ada pembesaran ventrikel kiri, kontraktilitas ventrikel kiri cukup dengan LVEF 60%, akinetik
anteroapikal, dan keadaan katup baik. TD 104/66 mmHg, Nadi 68 x/menit, Pemeriksaan 20 x/menit, Suhu
Tubuh 36 C, MAP 78 mmHg.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidine 2 x 50 mg IV
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Diazepam 2 mg (kalau perlu)
• Allopurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg,
Pasien pindah ruangan
*
SUBJEK
Kondisi pasien stabil
OBJEKTIF
TD 104/66 mmHg, MAP 78 mmHg.
DRP Heparin Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17
162
Hari Ke - 7
Pasien dipulangkan pada hari ketujuh. TD 110/60 mmHg, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 16 x / menit.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg PO (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidin 1 x 150 mg
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Allupurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg
OBJEKTIF
TD 110/60 mmHg, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 16 x / menit.
*
DRP Heparin Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17
3. Efek samping Pendarahan, kelainan pembekuan darah (5%), trombositopenia (7 hari) Dipiro 2009
4. Dosis Stemi 60 unit/kg iv bolus (mmax 4000 mikro) diikuti dengan iv konstan 12 Dipiro 2009
unit / kg/hari (max1000 unit/hari)
NSTEMI 60-70 unit/kg iv (maksimal 5000 mikro) diikuti dengan iv konstan
12-15 unit /kg / hari (max 1000 mikro/hari)
166
No. Komponen Uraian Pustaka
2. Indikasi Utama Pencegahan serangan artritis gout dan nefropati, pengobatan hiperurisemia DIH Ed. 17
sekunder yang dapat terjadi selama pengobatan tumor atau leukemia,
pencegahan batu kalsium oksalat berulang
3. Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap allopurinol DIH Ed. 17
4. Dosis Dosis: Dewasa Dosis> 300 mg harus diberikan dalam dosis terbagi. DIH Ed. 17
Gout: Oral:
Ringan: 200-300 mg / hari
Parah: 400-600 mg / hari. untuk mengurangi kemungkinan serangan gout
akut, berikan dosis 100 mg / hari dan pertambahan dosis mingguan sesuai
anjuran. Dosis harian maksimum: 800 mg / hari.
Hyperuricemia sekunder yang terkait dengan kemoterapi:
Oral: 600-800 mg / hari dalam 2-3 dosis terbagi untuk pencegahan nefropati
asam urat akut selama 2-3 hari mulai 1-2 hari sebelum kemoterapi
I.V .: 200-400 mg / m2 / hari (maksimum: 600 mg / hari)
5. Mekanisme Kerja Allopurinol menghambat xanthine oksidase, enzim yang bertanggung jawab DIH Ed. 17
untuk konversi hipoksantin menjadi xantin menjadi asam urat. Allopurinol
dimetabolisme menjadi oxypurinol yang juga merupakan penghambat
xanthine oksidase; allopurinol bekerja pada katabolisme purin, mengurangi
produksi asam urat tanpa mengganggu biosintesis purin vital.
No. Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Clindamycin
2. Indikasi Utama Pengobatan infeksi bakteri yang rentan, terutama yang DIH Ed. 17
disebabkan oleh anaerob, streptokokus, pneumokokus, dan
stafilokokus, bacterial vaginosis (krim vagina, supositoria
vagina), penyakit radang panggul (I.V.), topikal dalam
pengobatan jerawat parah, secara vagina untuk Gardnerella
vaginalis
3. Kontra Indikasi Kontraindikasi Hipersensitif terhadap clindamycin, DIH Ed. 17
lincomycin, atau komponen apa pun dari formulasi
4. Dosis Oral: 150-450 mg / dosis setiap 6-8 jam; dosis maksimum: DIH Ed. 17
1,8 g / hari
I.M., I.V .: 1.2-2.7 g / hari dalam 2-4 dosis terbagi; dosis
maksimum: 4,8 g / hari
5. Mekanisme Berikat secara terbalik pada subunit ribosom 50S yang DIH Ed. 17
Kerja mencegah pembentukan ikatan peptida sehingga
menghambat sintesis protein bakteri; bakteriostatik atau
bakterisida tergantung pada konsentrasi obat, tempat infeksi,
dan organisme
No. Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Clopidogrel 150 mg
2. Indikasi Utama Pengobatan awal sindrom koroner akut (ACS), DIH Ed. 17
Mengurangi laju kematian dan peristiwa aterotrombotik
pada pasien dengan STEMI
3. Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap clopidogrel, ulkus peptikum, DIH Ed. 17
gangguan koagulasi.
4. Dosis STEMI: 75 mg sekali sehari (dalam kombinasi dengan DIH Ed. 17
aspirin 75-162 mg/hari)
5. Mekanisme Clopidogrel membutuhkan biotransformasi in vivo untuk DIH Ed. 17
Kerja menjadi metabolit aktif yang tidak teridentifikasi.
Metabolit aktif ini secara ireversibel memblokir
komponen P2Y12 dari reseptor ADP pada permukaan
trombosit, yang mencegah aktivasi kompleks reseptor
GPIIb / IIIa, sehingga mengurangi agregasi trombosit.
Trombosit yang tersumbat oleh clopidogrel dipengaruhi
selama sisa umurnya.
No. Komponen Uraian Pustaka
4. Dosis • Hipertensi akut 12.5 – 25 mg dapat diulang sesuai kebutuhan DIH Ed. 17
• Hipertensi awal 12,5 – 25 mg 2-3 kali sehari. Dapat meningkat 12.5-
25 mg hingga 50 mg 3 kali/hari pada interval 1-2 minggu.
Dosis Maksimum 150 mg 3x sehari
Dosis lazim 100 mg/hari dalam 2 dosis terbagi
• Gagal jantung kongestive 6,25-12,5 mg 3x sehari
5. Mekanisme Kerja Menghambat / Menginhibisi Angiotensin Converting Enzym (ACE) DIH Ed. 17
secara kompetitif. Mencegah konversi angiotensin I menjadi
Angiotensin II, sebuah vasokontriktor, Menghasilkan penurunan jumlah
angiotensin II yang mengakibatkan Peningkatan Aktivitas renin plasma
dan mereduksi sekresi aldosterone.
No. Komponen Uraian Pustaka
2. Indikasi Utama Angina pektoris, gagal jantung kongestiv dan kejang pada esofagus dengan refluks GE. DIH Ed. 17
3. Kontra Indikasi Hipersensitifitas terhadap ISDN, nitrat organik. Pengugunaan bersamaan dengan DIH Ed. 17
inhibitor fosfodiestrase-5, glaukoma sudut tertutup, trauma kepala atau pendarahan
otak.
4. Dosis • Angina DIH Ed. 17
Oral 5-40 mg 4 kali sehari atau 40 mg tiap 8-12 jam dalam bentuk sediaan lepas
lambat
Sublingual 2,5-5 mg setiap 5 sampai 10 menit maksimum 3 dosis dalam 15-30 menit
atau untuk profilaksis 15 menit sebelum kegiatan yang dapat memprovokasi serangan
• Gagal Jantung kongestive
Dosis awal 20 mg 3-4 kali sehari
• GE
Oral 5-10 mg sebelum makan
Sublingual 2,5 mg setelah makan
5. Mekanisme Kerja Menstimulasi sintesis c-GMP sehingga merelaksasi sel-sel otot polos (melebarkan DIH Ed. 17
pembuluh darah arteri dan vena). Dilatasi pada vena akan meningkatkan pooling darah
perifer sehingga menurunkan tekanan ventrikel kiri (preload). Dilatasi pada arteri dapat
menurunkan resistensi arteri (afterload). Sehingga mengurangi kerja yang harus
dilakukan jantung untuk memompa darah.
No. Komponen Uraian Pustaka
3. Kontra Indikasi Hipersensitivitas thd simvastatin, gangguan fungsi hati, DIH Ed. 17
peningkatan transaminase serum persisten yang tidak dapat
dijelaskan, kehamilan, menyusui.
4. Dosis Hiperkolesterolemia 40 mg sehari sekali / 80mg/hari DIH Ed. 17
Hiperlipidemia 20-40 mg perhari dimalam hari kisaran 5 sampai
80 mg / hari
Kolesterol LDL = 10 mg sehari sekali
5. Mekanisme Simvastatin adalah turunan metilasi lovastatin yang menghambat DIH Ed. 17
Kerja 3-hidroksi-3-methyl glutaryl coenzim A (HMG-CoA) reduktase,
dimana enzim ini yang mengkatalisa perubahan HMG Co-A
menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari
sintesa kolesterol.
No. Komponen Uraian Pustaka
3. Kontra Indikasi Hipersensitiv thd salisislat, asma, rinitis polip hidung, kelainan DIH Ed 17
perdarahan bawaan, jangan digunakan pada anak anak,
syndrom reye kehamilan (trimester3)
4. Dosis Dosis awal: 162-325 mg (pasien harus mengunyah aspirin DIH ed 17
dilapisi nonenteric);
Untuk pasien yang tidak dapat scr oral, dapat menggunakan
supositoria rektal (300 mg).
Dosis Pemeliharaan (pencegahan sekunder): 75-162 mg sekali
sehari tanpa batas
5. Mekanisme Menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), DIH ed 17
Kerja yang mengakibatkan penurunan pembentukan prostaglandin;
memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan anti-
inflamasi
No. Komponen Uraian Pustaka
4. Dosis Ulkus duodenum 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg perhari DIH ed 17
H.pylori 100 mg 2 kali sehari
Kondisi hipersekretori oral 150 mg 2 kali sehari hingga 6 g/hari
Iv 1 mg/kg/jam dosis hingga 2.5 mg/kg/jam
5. Mekanisme Penghambatan kompetitif histamin di H2-reseptor sel parietal DIH ed 17
Kerja lambung, yang menghambat sekresi asam lambung, volume
lambung, dan konsentrasi ion hidrogen dikurangi. Tidak
mempengaruhi sekresi Pepsin, pentagastrin-merangsang sekresi
faktor intrinsik, atau gastrin serum.
INTERAKSI OBAT
Captopril <> Allopurinol (Mayor)
Menggabungkan captopril dengan allopurinol dapat meningkatkan resiko reaksi
alergi dan infeksi parah serta nutropenia, agranulositosis, demam mialgia,
atralgia, dermatitis eksfoliatif dan sindrom st johnson.
Rekomendasi
1. Monitoring secara berkala jumlah sel darah putih.
2. Disarankan untuk menghentikam obat-obat ini jika pasien mengalami sesak
nafas, penyempitan tenggorokan, pembengkakan pada wajah, bibir atau
lidah, urtikaria,ruam, demam, arthalhia atau mialgia.
3. Disarankan untuk menguhubungi dokter jika mengalami tanda-tanda gejala
demam, kedinginan, sakit tenggorokam, lesu, sakit badan, atau gejala flu
lainnya.
176
Interaksi Obat
Captopril <> Diazepam (Moderate)
Banyak agen psikoterapi dan aktif SSP (misalnya ansiolitik, sedatif, hipnotik, anti depresan, anti
psikotif, opioid, alkohol, relaksan obat) menunjukan efek hipotensi, terutama selama inisiasi terapi
dan peningkatan dosis. Pemberian bersamaan dengan anti hipertensi dan agen hipotensi lainnya,
khusus nya vasodilator dan alfa bloker, dapat mengakibatkan efek aditif pada tekanan darah dan
ortostasis
Rekomendasi:
Monitoring gejala hipotensi seperi kunang-kunang, kepala terasa ringan, pusing, tidak stabil atau
goyah.
Interaksi Obat
Captopril <> Aspirin (Moderate)
Pemberian bersamaan aspirin dapat melemahkan vasodilator dan efek
hipotensi dari ACEI.
Rekomendasi:
Obat masih dapat dgunakan, pasien dengan terapi jangka panjang dengan
kombinasi harus monitoring TD dan fungsi ginjal. Dosis terapetik terendah
dar aspirin harus digunakan.
Interaksi Obat
• Captopril <> Heparin (Moderate)
Penggunaan ACEI secara bersamaan atau ARB dan heparin atau
heparin dengan berat molekul rendah dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia. ACEI, ARB dan beberapa heparin scr individual telah
dikaitkan dengan peningkataan kadar kalium atau hiperkalemia.
Pasien dengan gangguan ginjal, diabetes, usia tua dan gagal ginjal
harus diperiksa secara teratur.
179
Interaksi Obat
• Aspirin <> Heparin (Moderate)
NSAID dan LWH dapat mempotensiasi risiko pendarahan. NSID
mengganggu adhesi dan agregasi trombosit dan dapat
memperpanjang waktu pendarahan pada orang sehat. NSAID
diketahui menyebabkan pendarahan GI.
Rekomendasi:
NSAID jika diberikan secara kronis atau dalam dosis tinggi sebaiknya
dihendari pada pasien yang menerima heparin atau LMWH
180
Interaksi Obat
Captopril <> ISDN (Moderate)
ACE bloker dapat meningkatkan efek vasodilator dan hipotensif dari
nitroglicerin. Inhibitor ACE dapat menurunkan resistensi vaskular
sistemik dan kerja jantung, yang selanjutnya meningktakan
efektifitas nitroglicerin.
Rekomendasi:
Nitrat dan vasodilator lainnya harus dihentikan sebelum memlai
ACEI dilanjutkan dengan dosis yang dikurangi.
Monitoring TD.
Diazepam <> ISDN (Moderate)
Banyak agen psikoterapi dan aktif SSP (misalnya ansiolitik, sedatif, hipnotik, anti depresan, anti
psikotif, opioid, alkohol, relaksan obat) menunjukan efek hipotensi, terutama selama inisiasi terapi
dan peningkatan dosis. Pemberian bersama dengan hipertensi dan agen hipotensi lainnya,
khususnya vasodilator dan alfa bloker, dapat mengakibatkan efek aditif pada tekanan darah dan
ortostatik.
Rekomendasi:
Monitoring gejala hipotensi seperi kunang-kunang, kepala terasa ringan, pusing, tidak stabil atau
goyah.
Interaksi Obat
Interaksi Obat
Aspirin <> Clopidogrel (Moderate)
Clopidogrel telah terbukti mempotensiasi penghambatan agregasi platelet karna
aspirin. Studi dosis tunggal belum menunjukan perpanjangan waktu pendarahan ketika
aspirin ditambahkan ke clopidogrel. Namun resiko pendarahan GI.
Rekomendasi:
Monitoring tanda dari pendarahan lambung misalnya tinja merah atau hitam / emesis
berdarah
Interaksi Obat
Simvastatin <> Makanan (Mayor)
Anggur secara signifikan dapat meningkatkan kadar simvastatin dalam
darah. Ini dapat meningkatkan resiko efek samping seperti kerusakan
hati dan kondisi langka namun serius yang disebut rhabdomyolysis
dapat menyebabkan kerusakan ginjal bahkan kematian
Rekomendasi
1. Konsultasikan dengan pasien, selama penggunaan simvastatin tidak
di anjurkan untuk mengkonsumsi anggur
2. Jika pasien mengalami nyeri otot atau kelemahan selama perawatan,
terutama jika mengalami gejala disertai dengan demam atau urin
berwarna gelap, konsultasikan dengan dokter