Anda di halaman 1dari 184

2

Nurhasanah
Nuriza
Pandu
Puji Astuti
Purnama Dewi
Putri Utami
Riadlotus Raden Susan
Rika Agustina
Rilla Marel
Riri Septiani
Rizka Puspitasari
Istilah atau terminologi yang digunakan untuk 3
menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan
proses penyakit yang meliputi :
Akut
1. Angina pektoris tidak
Corronary stabil/apts
Syndrome (unstable angina/ua)
2. Infark miokard gelombang non-q atau infark miokard tanpa
elevasi segmen st (non-st elevation myocardial infarction/
nstemi)
Depkes RI,2006
3. Infark miokard gelombang q atau infark miokard dengan elevasi
segmen st (st elevation myocardial infarction/stemi)
1.Trombus tidak
oklusif pada flak
yang sudah ada

5.Faktor atau 2.Obstruksi


keadaan dinamik
pencetus

ETIOLOGI Depkes
RI,2006

4.Inflamasi dan 3.Obstruksi


atau infeksi mekanik yang
progesif

4
Faktor Resiko
Usia

Jenis Kelamin

HIpertensi

Obesitas
Dipiro Ed 6, 2005
Dislipidemia

5
Manifestasi
Klinis

Nyeri dada Angina yang


yang menjalar Angina awal berlangsung Mual dan Diaporesis dan
ke bahu, lengan onset sampai 20 muntah sesak nafas
kiri dan rahang menit

6
Disfungsi endotel, pembengkakan, dan pembentukan timbunan lemak berkontribusi Patofisi7
perkembangan plak arteri koroner aterosklerotik
ologi

Penyebab ACS di lebih dari 90% pasien mengalami ruptur, fissuring, atau erosi pada plak
ateromatosa (ateroklorosis) tidak stabil..

Bersamaan, aktivasi kaskade koagulasi ekstrinsik terjadi sebagai akibat dari paparan darah ke inti lipid trombogenik
dan endothelium yang banyak dalam jaringan. Hal ini menyebabkan terbentuknya bekuan fibrin yang tersusun dari
fibrin, platelet cross-linked, dan sel darah merah yang terjebak

Renovasi ventrikel terjadi setelah IM dan ditandai dengan dilatasi ventrikel kiri dan fungsi pemompaan yang
berkurang, yang menyebabkan gagal jantung

Komplikasi IM meliputi syok kardiogenik, gagal jantung (HF), disfungsi katup, aritmia,
perikarditis, stroke sekunder akibat trombus ventrikel kiri (LV) embolisasi, tromboemboli vena,
dan ruptur dinding tanpa LV
8

PEDOMAN TATALAKSANA SINDOM


KORONER AKUT, Ed IV. 2018
ACS
oksigen (jika saturasi O2 kurang dari 90% (0,90) Alogaritma ACS9
aspirin, SL NTG, IV NTG morfin sulfat

Strategi invasif awal opsional memulai penghambat GP 2B / 3A strategi konservatif awal


angiografi koroner dini direncanakan atau mengganti antikoagulan ke bialirudin: manajemen medis hanya
kurang dari atau sama dengan 12-24 jam berikan dosis pemuatan tambahan direncanakan
dari presentasi di rumah sakit clopidogrel / ticagrerol sebelum PCI
Clopidogrel 300 mg atau
IV UFH bivalirudin, subcut ticagrelor
enoxaparin, atau subcut intensitas tinggi statin Iskemia berulang, gagal jantung
fondapainux plus UHF diberikan sebelum pcl atau aritmia tidak ada iskemia rekuren, gagal
pada saat pcl jantung, atau aritmia
satu dari 2 pilihan angiografi yang angiografi yang tdak
mendesak mendesak Β-bloker, statin, ace inhibitor,(atau
a. Antara clopidogrel 600 mg atau
ARB), hentikan IV NTG dan
ticagrelor atau b. GP Iib/IIIa
antikoagulan
inhibitor
Intensitas statin tinggi PCI Tidak atau tidakkrisis CHD obati faktor
angiograpi resiko CHD teruskan Tes stress
clopidogrel/ticagrelor aspirin jika CAD
pertimbangkan prasugrel Tidak atau tidak CABG; lanjutkan temuan positif Temuan negatif
jika clopidogrel/ticagrelor kritical CAD; tidak
tidak diberikan atau tukar untuk iskemia untuk iskemia
diberikan antikoagulan untuk
sebelumnya; antikoagulan;
UHF;hentiakn Teruskan clopidogrel/ticagrelor,
menghentikan pengobatan faktor
antikoagulan; pedoman clopidogrel/ticagre hentikan antikoagulan teruskan GP
resiko CHD jika Iib/IIIa inhibitor, perpanduan,:
inhibitor PCIIIb / IIIa; CAD, lanjutkan P2Y lor dan GP IIb/IIIa mengobati faktor risiko
menghentikan NTG; inhibitor sebelum hentikan NTG : teruskan statin dan chd
inhibitor, aspirin dan
Continu statin dan aspiirin, oprasi aspirin , tambahkan β-bloker dan
staatin, tambahkan b-
tambahkan b-bloker dan bloker dan ACE ACE inhibitor atau ARB
ACE inhibitor atau ARB inhibitor atau ARB Dipiro Ed 9, 2015
• Antiplatelet
• Fibrinolitik
• Anti Koagulan
• -bloker
• Statin
• Nitrat
• Calsium Chanal Blocker
• ACE-Inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme – Inhibitor)
Anti Platelet
11

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat

1. Inhibitor COX menghambat enzim cyclooxygenase (COX) (Asetilasi) sehingga menurunkan Aspirin
pembentukan TxA2 (F/ vasokontriksi lokal) Pasien PCI : Mencegah okulasi
Trombolitik berlangsung
Pasien Fibrinolitik : Mencegah kematian dan meningkatkan fibrinolisis

2. Inhibitor Reseptor ADP Menbentuk ikatan kovalen dan menginaktivasi reseptor platelet P2Y secara Ticlopidine
Pathway (Platelet P2Y12 irreversibel >> menghambat jalur (Pathway)ADP-dependent pada aktivasi Clopidogrel
Inhibitors) trombosit secara irreversibel.

3. Antagonis GPIIb-IIIa Memblock pengikatan fibrinogen pada reseptor platelet GPIIb-IIIa >> Eptifibatide
menghambat agregasi trombosit Abciximab
Tirofiban
Golongan Inhibitor COX (Aspirin)
• Dosis awal (oral) STEMI / NSTEMI : 160-325 mg tablet aspirin non-coated (tablet dikunyah lalu
ditelan)
• Dosis awal (rektal) : 300 mg (untuk pasien yang tidak bisa menelan)
• Dosis pemeliharaan STEMI : 75-162 mg (1x sehari)
• Dosis pemeliharaan NSTEMI : 75-100 mg (1x sehari)
• Dosis lazim : 500-1000 mg (1x), 1,5-3 g (1 hari)
• Dosis maksimum : 1 g (1x), 8 g (1 hari)
• Dosis lethal : 15 g
• Onset : 1-2 jam
• Durasi : 4-6 jam
• Waktu paruh : 2-3 jam

(Dipiro edisi 9, 2015 dan DIH 17th)


13

Golongan Inhibitor COX (Aspirin)


• Bioavailabilitas : 50%-75% dalam sistem sirkulasi
• Volume distribusi : 170 ml/kg (dewasa)
• Kontra indikasi : Hipersensitivitas, Tukak lambung, Thrombositopenia, Hemofilia, Mengalami
pendarahan, dan sedang terapi antikoagulan
• Efek samping : Dyspepsia, Nausea, & (kemungkinan pendarahan GI)
• Hentikan penggunaan obat lain golongan NSAID dan inhibitor selektif COX-2 untuk kondisi
STE MI karena dapat meningkatkan resiko kematian, reinfarksi, gagal jantung
• Pemberian aspirin dilakukan 24 jam sebelum / sesudah pasien tiba di RS
Inhibitor Reseptor ADP Pathway / Platelet P2Y12 Inhibitor 14
(Klopidogrel)

• Dosis awal (oral) : 300 mg 1, 600 mg untuk pasien NSTEMI yang


tidak bisa mengkonsumsi aspirin
• Dosis pemeliharaan STEMI : 75 mg (1x sehari) dikombinasikan
dengan aspirirn (75-162 mg) / hari
• Dosis pemeliharaan NSTEMI : 75 mg (1x sehari) dikombinasikan
dengan aspirin (75-325 mg)/ hari
• Absorbsi obat : 50%
• Klirens : 10 mg/L/jam
• Onset : 1 jam
• Durasi : kuang dari 28 hari
• Waktu paruh : 8 jam
• Efek samping : Kelainan darah (auto imun), Stevens-Johnson
sindrom, myalgia, eritema
Inhibitor Reseptor ADP Pathway / Platelet P2Y12 Inhibitor 15

(Ticagrelor)

• Dosis awal (oral) : 180 mg


• Dosis pemeliharaan : 90 mg (2x sehari)
• Efek samping : nausea, diare, dyspnea,
bradiaritmia
Antagonis GPIIb-IIIa (Eptifibatide) 16

• Dosis awal : 180 mcg/kg IV bolus, kemudian dalam 10 menit berikutnya


diberikan kembali dengan dosis yang sama
• Dosis pemeriharaan : 2 mcg/kg/menit selama 18-24 jam setelah PCI
• Dosis maksimum (awal) : 22,6 mg
• Dosis maksimum (pemeliharaan) : 15 mg/jam
• Waktu paruh : 2,5 jam
• Klirens : 55-58 ml/kg/jam
• Onset : 1 jam
• Durasi : 4 jam setelah pemberian dihentikan
• Kontra indikasi : hipersensitivitas, riwayat pendarahan dalam waktu kurang dari
30 hari, riwayat hemorrhagic stroke, hipertensi parah (sistolik >200 mmHg,
diastolik >100 mmHg)
• Efek samping : pendarahan GI, pulmonary, retroperitoneal
• Pregnancy risk : B
17
Antagonis GPIIb-IIIa (Abciximab)

• Dosis awal : 0,25 mg/kg IV bolus, diberikan 10-60 menit sebelum PCI
• Dosis pemeliharaan : 0,125 mcg/kg/menit selama 12 jam
• Dosis maksimum (pemeliharaan) : 10 mcg/menit
• Pregnancy risk : C
• Waktu paruh : 30 menit
• Efek samping : hipersensitivitas, pendarahan GI, retroperitoneal,
pulmonary, dan thrombositopenia
18
Antagonis GPIIb-IIIa (Tirofiban)
• Dosis awal : 25 mcg/kg IV bolus
• Dosis pemeliharaan : 0,15 mcg/kg/menit selama 18-24 jam sesudah PCI
• Waktu paruh : 1,2- 2 jam
• Volume distribusi : 22-42 L
• Klirens : 213-329 ml/menit (normal), 152-267 ml/menit (coronary artery
disease)
• Efek samping : pendarahan GI, pulmonary, nausea, deman, sakit kepala,
thrombositopenia
• Durasi : 4-8 jam setelah pemberian dihentikan
• Kontra indikasi : hipersensitivitas, riwayat pendarahan dalam waktu kurang dari
30 hari, riwayat intracarnial hemorrhage, hipertensi parah (sistolik >180
mmHg, diastolik >110 mmHg)
Fibrinolitik
19

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping


1. Fibrinolitik Trombolitik : mengaktifkan plasminogen Alteplase Pendarahan,
untuk membentuk plasmin, yang Tenekteplase hematoma
mendegradasi fibrin dan kemudian
memecah trombus.

Dosis Awal (Insiasi) F. Kokinetik


Nama Obat Kontra Indikasi
Dosis Lazim
Onset Durasi T 1/2
Alteplase Pendarahan internal aktif, Infus 15 mg I.V. bolus 1-2 menit, 0,75 mg / kg 30 menit 10 menit awal: 5 menit
sejarah stroke, operasi (≤50 mg) 30 menit berikutnya, diikuti 0,5 mg / (bentuk bebas),
intrakranial / intraspinal atau kg selama 60 menit berikutnya (≤ 35 mg). akhir: 72 menit
trauma dalam waktu 2 bulan,
neoplasma intrakranial,
Tenecteplase malformasi arteriovenosa atau
Tergantung berat badan, maksimal 50 mg 30 menit 10 menit 1,5-2 jam
aneurisma, pendarahan diatesis,
hipertensi berat tidak terkontrol
ANTIKOAGULAN

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping

1. UFH (Unfractionated Heparin terikat dengan antitrombin menyebabkan Heparin perdarahan, kelainan
Heparin) inaktifasi khususnya trombin dan faktor Ixa, Xa dengan pembekuan darah (5%),
membentuk Kompleks stabil. (Rx. Meningkat 1000x) trombositopenia(7hari)
2. LMWH (Low Mekanisme sama dengan UFH namun spesifik pada Enoxaparin Hemorrhage (termasuk di
Molecular Weight penghambatan faktor Xa >> Trombin Dalteaprin tempat suntikan)+M7,
Heparin) ecchymosis, trombositopenia,
hematuria,
3. Fondarinux Fondarinux berikatan dengan antitrombin >> mengkatalisa Fondarinux
Pasien yang menjalani operasi
penghambataan faktor Xa oleh anti trombin
rekahan pinggul, hip-atau
penggantian lutut: Anemia,
bleeding, purpura

4. Warfarin Mencegah metabolisme reduktif vitamin K epoksida in Warfarin


aktif kembali ke bentuk hidrokuiono yang aktif.
Vitamin K adalh kofaktor yang berperan dalam aktivasi
Homorrhage
factor pembekuan darah II, VII, IX, X yaitu dalam
mengubah residu asm glutamate menjadi residu asam
gama karboksiglutamat.
F. Kokinetik
Dosis Awal (Insiasi)
Golongan Obat Nama Obat Kontra Indikasi Aturan
Dosis Lazim
Onset Durasi Bioavaibilitas T 1/2 Pakai

Segera setelah
tromboprofilaksis: subq 5000
injeksi IV Antikoagulas Konsentrasi
unit tiap 8-12 jam DVT/PE, IV
langsung atau i plasma
80 unit/kg (5000 units) i.v
UFH Hemorrhage, infus IV dosis dipertahanka puncak
diikuti infus 18 unit/jam (1300 i.v 8-12
{Unfractionated HEPARIN thrombocytopenia, penuh Dalam n dalam dicapai 2-4
unit/jam). NSTEMI: BOLUS 60 jam
Heparin) hemophillia, hypertensi, 20-60 menit perangkat jam setelah
unit/kg (max 4000 unit) diikuti
berikut injeksi selama 4-24 pemberian
infus 12 unit/kg/jam (max 1000
sub-Q yang jam sub-Q
unit)
mendalam

UA/N-STEMI : Sub-Q 1 mg / Aktivitas


Pendarahan utama yang aktif, kg setiap 12 jam bersamaan anti-Factor
Aktivitas anti-
Trombositopenia dikaitkan dengan terapi aspirin. Diatur Xa
Factor Xa dan ketersediaan 4,5 jam
dengan tes in vitro positif selama minimal 2 hari dan substansial
anti-trombin hayati absolut (berdasar
LMWH (Low untuk antibodi anti-platelet berlanjut sampai stabilisasi tetap ada
maksimum 92% bila kan
Molecular dengan adanya obat klinis. Durasi pengobatan yang dalam plasma
ENOXAPARIN (anti-Factor diberi sub-Q aktivitas SC I.V
Weight Heparin) ini,Hipersensitivitas yang biasa adalah 2-8 hari. STEMI : selama
IIa) maksimal (berdasarkan anti-
diketahui terhadap natrium, IV, lalu Sub-Q Memuat dosis: sekitar 12
3-5 jam aktivitas anti- faktor
heparin, produk daging babi 30 mg dengan injeksi langsung jam setelah
setelah faktor Xa) Xa).
enoxaparin, atau bahan apapun IV.Dosis perawatan: 1 mg / kg pemberian
pemberian
dalam formulasi. sub-Q setiap 12 jam (40 mg sekali
sehari)
F. Kokinetik
Dosis Awal (Insiasi)
Golongan Obat Nama Obat Kontra Indikasi Bioavai
Dosis Lazim Durasi T 1/2
bilitas
Efek
Pasien dengan gangguan ginjal berat (Clcr
antikoagulan
<30 mL / menit atau SCR ≥3) .
UA / NSTEMI: SubQ: 2,5 mg dapat
Penggunaan profilaksis pada pasien yang
sekali sehari; memulai sesegera bertahan
menjalani operasi rekahan pinggul,
mungkin setelah diagnosis; selama 2-4
penggantian pinggul, penggantian lutut,
obati hingga 8 hari atau sampai hari setelah
atau operasi perut dengan berat badan <50
keluarnya rumah sakit. STEMI: penghentian
Fondarinux Fondarinux kg.1, Hipersensitivitas yang diketahui pada SubQ: 100%
I.V .: 2,5 mg sekali; dosis terapi pada
natrium fondaparinux.1, perdarahan mayor
berikutnya: SubQ: 2,5 mg pasien
aktif, endokarditis bakteri, atau
sekali sehari; obati hingga 8 dengan
trombositopenia yang terkait dengan tes in
hari atau sampai keluarnya fungsi ginjal
vitro positif untuk antibodi antiplatelet
rumah sakit. normal
(trombositopenia yang disebabkan
(yaitu, ≥3-5
heparin) dengan adanya obat
paruh).
Mulai 2-5 mg setiap hari
Intinya
selama 2 hari atau 5-10 mg
benar-benar
sehari selama 1-2 hari . 2-5 hari
kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, ORAL: 24- diserap
Warfarin warfarin Sesuaikan dosis sesuai dengan setelah satu
endokarditis bakterial. 72 JAM setelah
hasil INR. Dosis pemeliharaan dosis.
pemberian
biasa berkisar antara 2-10 mg
oral.
setiap hari
ß - BLOCKER

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping

Propanolol
Mekanisme kerja belum di ketahui secara pasti, Hipotensi, bradikardia, Heart
Nadolol
ß - BLOCKER namun diduga bekerja mengurangi frekuensi dan Block, Bronkospasme, Gagal
1. Karteolol
NON SELEKTIF kekuatan kontraksi oto jantung dan menghambat Jantung Akut, Kelelahan, Depresi,
Karvenolol
pelepasan renin ginjal. disfungsi seksual

blokade kompetitif reseptor β1-adrenergik yang Hipotensi, bradikardia, Heart


terletak pada miokardium. β1-Blockade Bisoprolol Block, Gagal Jantung Akut,
ß - BLOCKER
2. menghasilkan pengurangan detak jantung (HR), Metoprolol Kelelahan, Depresi, disfungsi
SELEKTIF
kontraktilitas miokard, dan tekanan darah (BP), Atenolol seksual
menurunkan kebutuhan oksigen miokard.
F. Kokinetik
Dosis Kondisi Aturan
Golongan Obat Nama Obat Kondisi Klinik Kontra Indikasi Dosis Awal (Insiasi) Comment Bioavaibilit
Lazim Pasien Khusus Onset Durasi T 1/2 Pakai
as

5 mg IV (1-2 menit),
Peroral : STEMI n PR segment ECG Target 50—60 denyut/menit.
diulangi tiap 5 menit
NSTEMI tanpa KI lebih dari 0,24 Insiasi terapi oral tanpa IV 3-6
sampai 15 mg. 1-2 6-12 jam
pada 24 jam detik, 180-240 lebih disukai. Pemberian β (Immedia
jam kemudian 25- (Immedia
β Blocker Non awal. IV : untuk atrioventricular mg Blocker oral diberikan selama 1-2 jam te) 8-
Propanolol 50mg oral tiap 6 jam. te) 24-27 30-40% 3-4 dd
Selektif pasien heart block, dibagi 3- 3 tahun pada pasien tanpa (oral) 10 jam
Untuk regimen jam (Long
hipertensi atau denyut jantung 4 kali disfungsi LV dan tanpa batas (long
konservatif dosis awal acting)
pasien angina kurang dari 60 waktu pada pasien dengan acting)
dikurangi menjadi 1-2
kelas 2A denyut/menit disfungsi LV
mg.

5 mg IV (1-2 menit),
PR segment ECG Target 50—60 denyut/menit.
diulangi tiap 5 menit 10-20
lebih dari 0,24 Utk pasien Insiasi terapi oral tanpa IV
sampai 15 mg. 1-2 jam
detik, gagal ginjal lebih disukai. Pemberian β
jam kemudian 25- (Immedia
atrioventricular 50-100 metoprolol Blocker oral diberikan selama 1,5 – 4
Metoprolol 50mg oral tiap 6 jam. te) 24jam 50% (oral) 3-8 jam 1 dd
heart block, mg, 2 dd lebih baik 3 tahun pada pasien tanpa jam
Untuk regimen (Long
Peroral : STEMI n denyut jantung daripada disfungsi LV dan tanpa batas
konservatif dosis awal acting) IV
NSTEMI tanpa KI kurang dari 60 atenolol waktu pada pasien dengan
dikurangi menjadi 1-2 5-8 jam
pada 24 jam denyut/menit disfungsi LV
mg.
β Blocker awal. IV : untuk
Selektif pasien
hipertensi atau 6-9 jam
5 mg IV (1-2 menit),
pasien angina PR segment ECG diulangi tiap 5 menit
Target 50—60 denyut/menit. (fungsi
kelas 2A lebih dari 0,24 Insiasi terapi oral tanpa IV ginjal
sampai 15 mg. 1-2 12-24
detik, lebih disukai. Pemberian β normal)
jam kemudian 25- jam
atrioventricular 50-100 Blocker oral diberikan selama 2-4 jam 15-35
Atenolol 50mg oral tiap 6 jam. (fungsi 1-2 dd
heart block, mg 3 tahun pada pasien tanpa (oral) Incomplete jam (
Untuk regimen ginjal
denyut jantung disfungsi LV dan tanpa batas prolonge
konservatif dosis awal normal)
kurang dari 60 waktu pada pasien dengan d dgn
dikurangi menjadi 1-2
denyut/menit disfungsi LV gang.
mg.
Ginjal)
β BLOCKER
STEMI
• Diberikan pada awal perawatan dan dilanjutkan tanpa batas waktu
• Menyebabkan penurunan HR, menurunkan kebutuhan oksigen, pengurangan HR meningkatkan
waktu diastolik, sehingga memperbaiki pengisian ventrikel dan koroner perfusi arteri.
• Terapi awal β bloker terutama IV dibatasi pada pasien hipertensi, memiliki tanda iskemia
miokard yang sedang berlangsung dan tidak menunjukkan HF akut.
• Β bloker harus diberikan paling tidak 3 tahun pada pasien dengan fungsi LV normal dan tanpa
batas waktu pada pasien dengan disfungsi systolic LV dan LVEF kurang dari atau sama dengan
40%.

NSTEMI
• Dimulai dalam 24 jam
• Keuntungan sama dengan STEMI
• ß bloker dilanjutkan tanpa batas waktu pada pasien dengan LVEF kurang dari atau sama dengan
40% (0,40) dan paling sedikit 3 tahun pada pasien dengan fungsi LV normal.
STATIN

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping

Sakit kandung kemih,


Menghambat secara kompetitif koenzim urin berdarah atau
Simvastatin
Statin (HMG CoA 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) mendung, dada sesak,
Atorvastatin
1. Reductase reduktase, yakni enzim yang berperan batuK, demam, sakit
Lovastatin
Inhibitor) pada sintesis kolesterol, terutama dalam kepala, nyeri sendI, sakit
rosuvastatin
hati. otot, kram, sesak.
F. Kokinetik
Kondisi Dosis Awal Dosis
Nama Obat Kontra Indikasi Comment Onse Bioavai Aturan
Klinik (Insiasi) Maximal
t Durasi bilitas T 1/2 Pakai
Kehamilan dan ibu menyususi, penyakit hati atau dewasa: 5-10 mg/ Dewasa:
>3
Simvastatin peningkatan kadar transaminase serum yang hari pada malam max. 20-40
hari
1,9 jam <5%
menetap. hari mg/hari
S1dd1
atorvastatin
sebelumnya
dan
menggunak
rosuvastatin an PCL
Atorvastati 10 mg atau 20
digunakan 1. Penyakit hati aktif 2.Kehamilan dan menyusui 3. Maximal: untuk 3-5 Kira-kira 14
kolestasis dan miopati
mg/hari, digunakan
mengurangi jam.
12%. S1dd1
n untuk terapi pada malam hari 80 mg/hari hari
kejadian
STEMI kelas
infrak
I DAN NSTE miocard
ACS kelas Iib
Maks: 80
Penyakit hati aktif atau transaminase akut yang tidak
Awal: 10-20 mg / hari mg / hari
terjelaskan. Penggunaan bersama w / inhibitor CYP3A4 3
di malam hari, dapat
(misalnya nefazodon, eritromisin, boceprevir, klaritromisin, sebagai satu 1-2
Lovastatin telitromisin, protease inhibitor HIV, itrakonazol, ketokonazol,
meningkat pada
atau 2
HA 2-4 jam 5%
jam.
S1DD1
interval minimal 4 RI
posasonazol, telaprevir), gemfibrozil, ciclosporin. Kehamilan
minggu. terbagi
dan menyusui.
dosis.
atorvastatin
sebelumnya
dan
menggunak
rosuvastatin an PCL
dewasa: 5-10 mg/ Maximal:
digunakan 1. Penyakit hati aktif 2.Kehamilan dan menyusui 3. untuk 3-5
rosuvastatin untuk terapi kolestasis dan miopati
hari pada malam 40 mg / mengurangi
20%
JAM
S1DD1
hari hari. kejadian
STEMI kelas
infrak
I DAN NSTE miocard
NITRAT

Golongan Contoh
No Mekanisme Kerja Efek Samping Kontraindikasi
Obat Obat
NO menyebabkan aktivasi
pasien yang menerima
Guanylyl cyclase >> Guanylyl
inhibitor oral
cyclase yang teraktivasi Nitrogliserin
phosphodiesterase-5,
menyebabkan peningkatan Amil nitrit takikardia, pembilasan,
seperti sildenafil dan
pembentukan cGMP untuk Isosorbid sakit kepala dan
1. Nitrat Organik vardenafil, dalam 24
relaksasi otot vaskuler >> cGMP dinitrit hipotensi
jam terakhir dan
menyebabkan defosforilasi dari Nitroprusid
tadanafil dalam 48 jam
rantai ringan myosin tidak terjadi
terakhir
ikatan dengan aktin maka akan
terjadi relaksasi (Vasodilatasi)
Nama Obat Kapan Obat diberikan Farmakokinetik Dosis Onset Aturan Pakai

- Absorbsi : BA diserap secara perkutan melalui kulit dan


mukosa oral - Lingual: Solusi lingual menggunakan
- 1 tablet SL NTG diberikan
Topikal (sistem transdermal) memberikan pelepasan sprayer pompa meteran: 1 atau 2
setiap 5 menit sampai 3 dosis
nitrogliserin yang kontinu dan terkendali ke kulit di mana obat - IV : 5-200 if/menit semprotan (0,4 atau 0,8 mg) ke atau di
- IV NTG dimulai pada semua
tersebut mengalami penyerapan perkutan. - SL : 0.3-0.6 mg bawah lidah;
pasien dengan ACS yang
- Distribusi : Didistribusikan secara luas ke dalam tubuh. Plasma dapat diulangi s/d 5 - 1 menit - Sublingual : Tablet sublingual: 0,3-0,6 mg
memiliki iskemia persisten, HF
Nitrogliserin Protein Binding Nitroglycerin: sekitar 60% terikat. kali tiap 5 menit - 2 menit ditempatkan di bawah lidah atau di
atau BP tinggi yang tidak
- Eliminasi : Metabolisme sampai 1,3-glyceryl dinitrate, 1,2- - Patch transdermal - 1-2 menit kantong bukal dan dibiarkan larut, dosis
terkontrol jika tidak ada KI. IV
glyceryl dinitrate, dan glyceryl mononitrate. Glyceryl : 5-10 mg selama tambahan dapat diberikan pada interval 5
NTG harus dilanjutkan selama
mononitrate, yang tidak aktif, adalah metabolit utama. 24 jam menit.
kurang lebih 24 jam setelah
metabolit nitrat dimetabolisme lebih jauh ke mononitrat yang
iskemia dilepaskan
tidak aktif dan akhirnya dimetabolisme. untuk gliserol dan
karbon dioksida

- Absorbsi : Secara mudah (dan hampir sepenuhnya) diserap


dari saluran pencernaan dan mukosa oral, namun variasi
- Sublingual: Pasien yang gagal menanggapi
bioavailabilitas yang cukup besar (10-90%) merupakan akibat
nitrogliserin lingual atau sublingual: 2,5-5
metabolisme first-pass ekstensif di hati
mg isosorbid dinitrate, dosis tambahan
- Distribusi : Distribusi yang luas ke dalam jaringan tubuh
- IV : 1.25-5 pada interval 5- sampai 10 menit;
manusia dan cairan belum sepenuhnya dicirikan. Protein Bakteri
Isosorbid mg/jam - 1 menit - Intrabuccal: Pasien yang gagal
Isosorbide dinitrate : Sekitar 28% .
dinitrat - SL : 2.5-10 - 3-4 menit menanggapi nitrogliserin secara lingual
- Eliminasi : Metabolisme Isosorbide dinitrate: Metabolisasi
mg/jam atau sublingual: 2,5-5 mg isosorbid
secara ekstensif; sekitar 15-25 dan 75-85% dosis dimetabolisme
dinitrate, dosis tambahan pada 5 - sampai
menjadi isosorbid-2-mononitrate dan isosorbid-5-mononitrate
interval 10 menit;
(disebut hanya sebagai monoitrate isosorbid); Kedua,
metabolitnya bersifat farmakologis, terutama isosorbide
mononitrate. rute eksresi melalui urin
CALCIUM CHANAL BLOCKERs
(CCBs)

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping

Dihidropiridin
- Nifedipin
Vasodilatasi >> menyebabkan relaksasi otot jantung - Amlodipine Pusing, sakit kepala, panas,
dan otot polos pembuluh darah dengan cara - Felodipin tremor, gugup, kelelahan, kram
1. CCB
menghambat kanal Ca2+ Benzothiazepin otot, mual, edema
- Diltiazem perifer,batuk,sakit tenggorokan
Fenilalkilamin
- Verapamil
Nama Obat Kapan Obat Diberikan Farmakokinetik KI Dosis Aturan Pakai
Dihidropiridin
Absorbsi
Setelah pemberian peroral dari kapsul konvensional,
sekitar 90% dari dosis yang diserap dengan konsentrasi
serum puncak biasanya dicapai dalam waktu 0.5 - 2 jam.
Bioavailaibilitas oral tablet extented realease adalah
awal, 10 mg 3 kali sehari.
sekitar 75 - 89% dari yang dicapai dengan dosis yang
Meningkatkan dosis secara Dosis Tunngal
sama pada kapsul konvensional
bertahap pada interval 7- Hypersensitivita 30 mg, Dosis Peroral 3x sehari 1
- Nifedipine Distribusi
14 hari hingga kontrol s Nifedipine Maksimum 180 capsul
Nifedipin didistribusikan ke air susu (ASI)
optimum dari angina mg
Metabolisme
diperoleh
Metabolisme ekstensif di hati oleh CYP isoenzim dalam
air, metabolit tidak aktif.
Eliminasi
Metabolit dieksresikan dalam urin (60-80%) dan feses
(mungkin melalui eliminasi bilier)
Absorbsi
konsentrasi plasma puncak amlodipine mencapai 6-12
jam setelah penggunaan oral. Absolute Bioavaibilitas
berkisar 64-90%
awal 5 mg 1 kali sehari
Distribusi Amlodipine
Meningkatkan dosis secara
tidak diketahui apakah amlodipine didistribusikan ke air dosis is 5-10
bertahap pada interval 7- Hypersensitivita Peroral 2x sehari 1
- Amlodipine susu (ASI) mg/hari; dosis
14 hari hingga kontrol s Amlodipine tab
Metabolisme pemantauan of
optimum dari angina
Amlodipine secara ekstensif dimetabolisme menjadi 10 mg /hari
diperoleh
metabolit aktif di liver (Hati)
Eliminasi
Amlodipine diekskresikan dalam urin sebagai metabolit
Nama Obat Kapan Obat Diberikan Farmakokinetik KI Dosis Aturan Pakai
Benzothiazepin
Absorbsi
Setelah pemberian peroral dari kapsul konvensional,
sekitar 90% dari dosis yang diserap dengan konsentrasi
serum puncak biasanya dicapai dalam waktu 0.5 - 2 jam.
Bioavailaibilitas oral tablet extented realease adalah
awal, 10 mg 3 kali sehari.
sekitar 75 - 89% dari yang dicapai dengan dosis yang sama
Meningkatkan dosis secara Dosis Tunngal
pada kapsul konvensional
bertahap pada interval 7-14 Hypersensitivita 30 mg, Dosis Peroral 3x sehari 1
Nifedipine Distribusi
hari hingga kontrol s Nifedipine Maksimum 180 capsul
Nifedipin didistribusikan ke air susu (ASI)
optimum dari angina mg
Metabolisme
diperoleh
Metabolisme ekstensif di hati oleh CYP isoenzim dalam air,
metabolit tidak aktif.
Eliminasi
Metabolit dieksresikan dalam urin (60-80%) dan feses
(mungkin melalui eliminasi bilier)
Absorbsi
konsentrasi plasma puncak amlodipine mencapai 6-12 jam
setelah penggunaan oral. Absolute Bioavaibilitas berkisar
64-90%
awal 5 mg 1 kali sehari
Distribusi Amlodipine
Meningkatkan dosis secara
tidak diketahui apakah amlodipine didistribusikan ke air dosis is 5-10
bertahap pada interval 7-14 Hypersensitivita Peroral 2x sehari 1
Amlodipine susu (ASI) mg/hari; dosis
hari hingga kontrol s Amlodipine tab
Metabolisme pemantauan of
optimum dari angina
Amlodipine secara ekstensif dimetabolisme menjadi 10 mg /hari
diperoleh
metabolit aktif di liver (Hati)
Eliminasi
Amlodipine diekskresikan dalam urin sebagai metabolit
(60%) dan obat tidak berubah (10%)
Absorbsi
Pemberian oral tablet konvensional, sekitar 80% dari dosis
cepat diserap pada saluran GI (gastrointestinal) Tablet :
Distribusi 4x sehari1 tablet 30
30 mg 3 kali 3-4 kali sehari sebelum
Diltiazem didistribusikan ke air susu (ASI) mg
sehari, dapat makan dan sebelum
Metabolisme Hypersensitivitas
Diltiazem ditingkatkan tidur.
Cepat dan hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati Diltiazem Kapsul :
s/d 60 mg 3
menjadi beberapa metabolit aktif. 120-180 mg sehari
kali sehari
Eliminasi Dosis maksimal 480
Diltiazem diekskresikan dalam urin sebagai metabolit , mg
dengan kisaran 2-4% dari dosis dieksresikan tidak berubah
(utuh)

Fenilalkilamin

Absorbsi
diserap dengan baik setelah pemberian oral tablet, tetapi
a. Difusi ventrikel kiri (
hanya sekitar 20-35% dari dosis oral mencapai sirkulasi
kecusli CHF adalah
sistemik sebagai obat tidak berubah karena metabolism.
sekunder untuk
Distribusi
takikardia
Verapamil mendistribusikan kedalam susu (ASI),
awal, 80 - 120 supraventricular untuk
konsentrasi dalam SI yang sama Tablet : 80 mg 3 atau 4
Verapamil mg 2 kali terapi verapamil) Oral dan IV
Metabolisme x Sehari
sehari b Hipotensi berat (SBP
Cepat dan hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati
<90 mmHg) atau Shock
menjadi beberapa metabolit aktif.
kardiogenik
Eliminasi
c. Hipersensitifitas
Diltiazem diekskresikan dalam urin sebagai metabolit ,
terhadap verapamil
dengan kisaran 2-4% dari dosis dieksresikan tidak berubah
(utuh)
Angiotensin Converting Enzyme – Inhibitor
(ACE I)

Golonga
No Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping
n Obat

1. Menghambat konversi angiotensin I Enalapril


menjadi angiotensin II Lisinopril
(Vasokontraktor yang poten Captropil
hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual (terkadang
menstimulan aldosteron). Benazepril
1. ACE I muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram otot, batuk
2. Menghambat degradasi bradikinin Quinapril
kering yang persisten, gangguan kerongkongan
dan menstimulan zat vasodilator Ramipril
lain seperti prostaglandin E2 dan Trandolapril
prostasiklin
Contoh Nama Farmakokinetik
Dosis
Dagang dan Target Dosis Kondisi Klinik Kontra Indikasi
Awal Onset Durasi Bioavaibilitas T 1/2
sediaan

memerlukan
50 mg dua kali hipersensitif terhadap kaptopril, inhibitor ACE Dewasa sehat: 1,9
Captensin kalbe beberapa minggu
6,25-12,5 sehari sampai 50 lainnya, atau komponen formulasi lainnya; jam; Gagal jantung:
farma (12,5-25 1-1,5 jam terapi sebelum
mg)
mg mg tiga kali angioedema terkait dengan pengobatan 2,06 jam; Anuria:
efek hipotensi
sehari sebelumnya dengan inhibitor ACE 20-40 jam
penuh

Hipersensitivitas terhadap enalapril atau


Dewasa: Sehat: 2
Renitec enalaprilat; angioedema terkait dengan
10 mg dua kali oral : 1 jam; Gagal jantung
Merck(10-20 2,5-5 mg STE ACS, rekomendasi kelas I di dalam 24 pengobatan sebelumnya dengan inhibitor ACE; jam oral : 12-24 jam
mg)
sehari kongestif: 3,4-5,8
jam pertama setelah presentasi rumah pasien dengan angioedema idiopatik atau jam
sakit untuk pasien dengan infark dinding herediter
anterior, tanda klinis gagal jantung dan
itu dengan EF kurang dari 40% jika tidak Ketahanan terhadap lisinopril atau komponen
ada kontraindikasi, rekomendasi kelas II a formulasi; angioedema terkait dengan Turun dengan
Interpril Interbat
2,5-5 mg 10-20 mg sehari untuk semua pasien lainnya tanpa pengobatan sebelumnya dengan inhibitor ACE; 1 jam 24 jam gagal jantung 11-12 jam
(5-10 mg)
adanya kontraindikasi NSTE ACS, pasien dengan angioedema idiopatik atau NYHA Class II-IV
rekomendasi kelas I untuk Pasien dengan herediter
gagal jantung, ventrikel kiri disfungsi, dan
EF kurang dari 40%, hipertensi, atau
diabetes melitus tipe 2. Pertimbangkan
pada semua pasien dengan CAD. Hypersensitivitas terhadap ramipril atau
Triatec Aventis 5 mg dua kali
Diindikasikan secara pasti untuk semua komponen formulasi; hipersensitivitas
(1,25, 2,5, 5, 10 1,25-2 mg sehari atau 10 1-2 jam 24 jam 28% 13-17 jam
pasien pasca-AMI. sebelumnya (termasuk angioedema) terhadap
mg) mg sekali sehari
inhibitor ACE

Hipersensitivitas terhadap trandolapril atau


Gopten Abbot
4 mg sekali komponen formulasi apapun; riwayat 72 jam setelah
Indonesia (0,5-2 1 mg 1-2 jam 10% 6 jam
mg)
sehari angioedema terkait dengan pengobatan dosis tunggal
sebelumnya dengan inhibitor ACE
Angiotensin Reseptor Blocker
(ARBs)
Golong
No an Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping Kontra Indikasi
Obat

Antagonis reseptor angiotensin II harus


digunakan dengan hati-hati pada
stenosis arteri ginjal. Dianjurkan
Menghambat secara
dilakukan pemantauan kadar kalium
langsung reseptor
plasma, terutama pada pasien lansia
angiotensin >> melawan biasanya ringan. Hipotensi simtomatik
dan pada pasien gangguan ginjal. Dosis
kerja angiotensin II seperti Candesartan termasuk pusing dapat terjadi, terutama
awal yang lebih rendah mungkin sesuai
vasokontriksi, pelepasan Eprosartan pada pasien dengan kekurangan cairan
untuk pasien ini. Antagonis reseptor
aldosteron, aktivasi Irbesartan intravaskular (misal yang mendapat
1. ARBs angiotensin II harus digunakan dengan
simpatik, pelepasan Losartan diuretika dosis tinggi). Hiperkalemia
hati-hati pada stenosis pembuluh
antidiuretik, hormon, Valsartan kadang-kadang terjadi; angioedema juga
“mitral” atau aorta dan pada
kontriksi efern artiola dan dapat terjadi pada beberapa antagonis
kardiomiopati hipertrofik obstruktif.
glomerulus. Namun tidak reseptor angiotensin II.
Pasien Afro-Karibian, terutama yang
menghambat bradikinin >>
mengalami hipertrofik ventrikel kiri tidak
tidak menyebabkan batuk
akan mendapat manfaat dengan
pemberian antagonis reseptor
angiotensin II.
Nama Obat Farmakokinetik Farmakodinamik Dosis Onset Aturan Pakai
Candesartan • Absorpsi: Setelah pemberian oral, bioavailabilitas candesartan adalah Candesartan menghambat Dosis awal Candesartan 3-4 jam • Pemberian Candesartan cilexetil sekali
sebesar 15%hingga 40%. Setelah konsumsi tablet, konsentrasi serum efek angiostensin II cilexetiladalah 4 mg sekali sehari sebelum makan atau setelah
puncak (Cmax) tercapai setelah 3-4 jam. Makanan tidak mempengaruhi tergantungpada dosis. sehari. Dosis dinaikkan makan.
bioavailabilitas candesartan setelah pemberian candesartan. Setelah pemberian 1 minggu sesuai dengan respon • Penggunaan pada anak-anak dan
• Distribusi: Volume distribusi candesartan adalah 0,13 L / kg. dosis 8 mg candesartan pengobatan sampai batas remaja : Tidak ada pengalaman tentang
Candesartan sangat terikat pada protein plasma (> 99%). Pasien diabetic satukali sehari, efek maksimal 16 mg sehari. keamanan dan efek pemberian
nefropati dengan proteinuria, dan mengalami penurunan kadar protein inhibisinya adalah sekitar Efekantihipertensi maksimal Candesartan cilexetil pada anak-anak dan
plasma, beresiko efek toksik apabila diberikandengan dosis tinggi. 90% pada akan dicapai dalam remaja (dibawah 18 tahun).
• Metabolisme : Candesartan dengan cepat dan lengkap diaktifasi konsentrasipuncak, dengan waktu 4 minggu setelah
melalui hidrolisis ester selama absorpsi dari saluran pencernaan. inhibisi yang masih bertahan pengobatan.
Candesartanmengalami metabolisme minor di hati oleh O-deethylation 50% selama 24
menjadibentuk metabolit tidak aktif. Penelitian secara in vitro jam.Konsentrasi plasma
menunjukkan bahwa sitokrom P450 isoenzim CYP 2C9 terlibat dalam angisotensin I dan
biotransformasi candesartan menjadimetabolit tidak aktif. angiostensin II dan
• Ekskresi: Total klirens plasma candesartan adalah 0,37 mL / menit / kg, PlasmaRennin Activity (PRA),
dengan klirensginjal 0,19 mL / menit / kg. Candesartan terutama meningkat tergantung dari
diekskresikan tidak berubah dalamurin dan feses (melalui empedu). dosis setelahpemberian oral
Ekskresi renal candesartan menurun seiring dengan menurunnya fungsi dan pengulangan dosis
ginjal. Hal ini menyebabkan perpanjangan waktu paruh obat. candesartan pada
Karena ARB dapat meningkatkan konsentrasi kalium dalam psubjeksehat, hipertensi,
darah,menggabung kancandesartan dengan obat lain yangdapat dan gagal jantung. Aktivitas
meningkatkan konsentrasi kalium dalam darah, sepertihydrodiuril ACE tidak berubah
(Dyazide), spironolakton (aldactone), dansuplemen kalium, dapat padasubjek sehat setelah
menyebabkan peningkatan berbahayapada kalium darah. pemberian candesartan
Menggabungkan candesartan atau ARB laindengan obat anti- berulang. Pemberiandosis
inflammatory drugs (NSAID) pada pasien yangsudah lanjut usia, volume candesartan satu kali sehari
cairan kurang (termasuk yang padaterapi diuretik), atau dengan fungsi sampai 16 mg pada subjek
ginjal yang buruk dapatmengakibatkan penurunan fungsi ginjal, sehattidak mempengaruhi
termasukgagal ginjal. Efek ini biasanya reversibel. konsentrasi aldosteron
Bioavailabilitas candesartan sebesar 15% hingga 40%candesartan sileksil plasma, tetapimenurunkan
metabolisme terjadi di dinding intestinaluntuk candesartan yang konsentrasi plasma
dikatalisasi enzim sitokrom p450 CYP2C9metabolisme terjadi di hepar aldosteron ketika diberikan
Waktu paruh candesartan adalah 5,1 sampai 10,5 jam, dankemudian padadosis 32 mg pada pasien
diekskresikan 33% melalui renal dan 67% melaluifeses. hipertensi. Disamping efek
candesartanterhadap sekresi
aldosteron, sedikit efek
terhadap Natirum serum
juga ditemukan.
Nama Obat Farmakokinetik Dosis Aturan Pakai
Losartan Antagonis reseptor angiotensin II. Sifatnya mirip Dosis umum: 50 mg Pemberian obat ini
dengan penghambat ACE, tetapi obat golongan ini sekali sehari, dapat dikonsumsi sehari sekali,
tidak menghambat pemecahan bradikinin dan kinin- ditingkatkan hingga sebelum atau sesudah
kinin lainnya, sehingga tidak menimbulkan batuk 100 mg sekali makanan. Penggunaan pada
kering persisten yang biasanya mengganggu terapi sehari. Untuk pasien anak-anak dan remaja : Tidak
dengan penghambat ACE. Karena itu, obat golongan dengan gangguan ada pengalaman tentang
ini merupakan alternatif yang berguna untuk pasien fungsi ginjal sedang keamanan dan efek
yang harus menghentikan penghambat ACE akibat sampai berat, pemberian Candesartan
batuk yang persisten. Antagonis reseptor angiotensin dialisis, deplesi cilexetil pada anak-anak dan
II digunakan sebagai alternatif dari penghambat ACE cairan, dimulai remaja
dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat dengan 25 mg sekali
diabetes. sehari.
Nama Obat Farmakokinetik Farmakodinamik Dosis Aturan Pakai

Hipertensi
Absorpsi valsartan setelah pemberian per oral cepat,
Golongan farmakoterapeutik: angiotensin II antagonist, polos, Dosis yang dianjurkan dari Valsartan adalah tablet salut selaput
meskipun jumlah yang diabsorpsi bervariasi secara luas.
kode ATC: C09C. A03 Hormon aktif RAAS adalah angiotensin II, 80 mg sekali sehari, terlepas dari ras, usia, atau jenis
Valsartan menunjukkan kinetik peluruhan multi-eksponensial
yang dibentuk dari angiotensin I melalui ACE. Angiotensin II kelamin. Efek antihipertensi secara substansial dapat dilihat
(t1/2α < 1 jam dan t1/2 β sekitar 9 jam). Farmakokinetik
berikatan dengan reseptor khusus yang terletak di membran sel dalam 2 minggu dan efek maksimal terlihat setelah 4
valsartanbersifat linier dalam kisaran dosis yang telah diuji.
dari berbagai jaringan. Angiotensin II memiliki berbagai efek minggu. Pada beberapa pasien yang tekanan darahnya tidak
Tidak ada perubahan kinetik valsartan pada pemberian
fisiologis, termasuk keterkaitan langsung maupun tidak terkontrol secara memadai, dosis dapat ditingkatkan menjadi
berulang, dan sedikit akumulasi ketika diberikan dalam dosis
langsung dalam pengaturan tekanan darah. Sebagai 160 mg, atau dapat ditambahkan diuretic.
sekali sehari. Konsentrasi plasma yang teramati serupa pada
vasokonstriktor kuat, angiotensin II memberikan respons tekanan
pria dan wanita.
langsung. Sebagai tambahan, zat ini juga menyebabkan retensi Gagal jantung
Valsartan berikatan secara kuat dengan protein serum (94-
natrium dan stimulasi sekresi aldosterone.Valsartan adalah Dosis awal yang dianjurkan adalah 40 mg Valsartandua kali
97%), terutama albumin serum. Volume distribusi kondisi
antagonis reseptor angiotensin II oral yang aktif, kuat, dan sehari. Peningkatan dosis hingga 80 mg dan 160 mg dua kali
mantap rendah (sekitar 17 L). Bersihan plasma relatif
spesifik. Valsartan bekerja secara selektif pada reseptor subtipe sehari harus dilakukan hingga mencapai dosis tertinggi yang
lambat (sekitar 2 L/ jam) bila dibandingkan dengan aliran
AT1 yang bertanggung jawab atas efek yang disebabkan oleh dapat ditoleransi oleh pasien. Penurunan dosis diureticdapat
darah hepatik (sekitar 30 L/jam). Dari dosis yang diabsorpsi
angiotensin II. Peningkatan kadar Ang II dalam plasma dipertimbangkan bila pemberiannya dilakukan bersamaan. Dosis Penggunaan pada anak-
pada pemberian per oral, 70% diekskresikan melalui feses
menyusul penghambatan terhadap reseptor AT1 dengan harian maksimum anak dan remaja : Tidak
dan 30% dalam urin, terutama dalam bentuk senyawa
valsartan dapat menstimulasi reseptor AT2 yang tidak dihambat, yang diberikan dalam sejumlah uji klinis adalah 320 mg dalam ada pengalaman tentang
yang tidak berubah . Ketika valsartan diberikan bersama
Valsartan yang tampaknya mengimbangi efek dari reseptor AT1. Valsartan dosis terbagi. Penggunaan bersama dengan ACE inhibitordan keamanan dan efek
dengan makanan, area di bawah kurva konsentrasi plasma
tidak menunjukkan aktivitas agonis parsial pada reseptor AT1 beta-blockertidak dianjurkan. Evaluasi pada pasien dengan gagal pemberian Candesartan
(area under curve/ AUC) dari valsartanberkurang sebesar
dan memiliki afinitas (sekitar 20.000 kali lipat) yang lebih besar jantung harus selalu mencakuppenilaian fungsi ginjal. cilexetil pada anak-anak
48%, meskipun pada sekitar 8 jam pasca pemberian dosis,
untuk reseptor AT1 daripada reseptor AT2. Valsartan tidak dan remaja
konsentrasi valsartanplasma serupa antara kelompok yang
menghambat ACE, yang juga dikenal sebagai kininase II, Pasca-infark miokard
puasa dengan kelompok yang tidak puasa. Namun, penurunan
yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan Terapi dapat dimulai segera dalam 12 jam setelah kejadian infark
AUC ini tidak disertai dengan penurunan efek terapeutik yang
menurunkan bradykinin. Oleh karena tidak adanya efek pada miokard. Setelah dosis awal 20 mg dua kali sehari, terapi
signifikan secara klinis sehingga valsartandapat diberikan baik
ACE dan tidak ada potensiasi dari bradykinin atau substansi P, valsartanharus dititrasi sampai 40 mg, 80
dengan atau tanpa makanan. Rata-rata waktu tercapainya
angiotensin II antagoniststidak berhubungan dengan batuk. Pada mg, dan 160 mg dua kali sehari selama beberapa minggu
konsentrasi puncak dan waktu paruh eliminasi valsartan pada
uji klinis yang membandingkan valsartan dengan sebuah ACE berikutnya. Dosis awal yang diberikan sebesar 40 mg.
pasien gagal jantung serupa dengan yang diamati pada
inhibitor, insidens batuk kering secara signifikan (P <0,05) lebih Pencapaian target dosis 160 mg dua kali sehari harus didasarkan
sukarelawan sehat. Nilai AUC dan Cmax valsartan
rendah pada pasien yang diterapi dengan valsartan pada tolerabilitas pasien terhadap valsartan selama masa
meningkat secara linier dan hampir proporsional dengan
dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan ACE titrasi. Jika gejala hipotensi atau disfungsi ginjal terjadi,
peningkatan dosis dalam rentang dosis klinis (40 hingga 160
inhibitor (2,6% banding 7,9% secara berurutan). Valsartan tidak penurunan dosisdapat dipertimbangkan.Valsartan dapat
mg dua kali sehari). Kisaran faktor akumulasi adalah sekitar
berikatan atau memblokir reseptor hormon atau saluran ion lain digunakan pada pasien yang diterapi dengan terapi pasca-
1,7. Bersihan valsartan setelah pemberian oral kurang lebih
yang diketahui berperan penting dalam pengaturan sistem infark miokard lain, seperti thrombolytic, acetylsalicylic acid, beta-
sekitar 4,5 L/ jam. Umur tidak mempengaruhi bersihan pada
kardiovaskular blocker, atau statin. Evaluasi pasien pasca-infark miokard selalu
pasien gagal jantung.
harus mencakup penilaian fungsi ginjal
Antagonis Aldosterone

No Golongan Obat Mekanisme Kerja Contoh Obat Efek Samping

Gangguan saluran cerna;


impotensi, ginekomastia,
1. Menghambat reabsorbsi Na+ dan Spironolaktone
menstruasi tidak teratur,
mencegah sekresi K+ dengan melawan
letargi, sakit kepala,
efek aldosteron di tubulus pengumpul.
Diuretik Hemat bingung; ruam kulit;
1. Terjadi melalui reseptor
Kalium hiperkalemia; hiponatremia;
mineralokortikoid
hepatotoksisitas,
2. Menghambat influks Na+ Melalui Trimterene
osteomalasia, dan gangguan
saluran ion di membran luminal amiloride
darah dilaporkan.
F. Kokinetik
Kondisi Dosis Awal (Insiasi) Kondisi Pasien
Nama Obat Kontra Indikasi Comment Bioavai Aturan
Klinik Dosis Lazim Khusus
Onset Durasi bilitas T 1/2 Pakai
Penambahan
antagonis
Pertimbangan aldosteron tepat
Anuria, pada Pasien diberikan pada
Insufisiensi ginjal Awal: 25-50 mg / hari pasien dengan
Peroral : Geriatri Bila
akut, dalam 1-2 dosis terbagi;
digunakan gejala gagal
STEMI n
Eplerenone Kerusakan meningkat 25-50 mg setiap jantung akut (HF)
NSTEMI bersamaan 1-3 jam 2-3 78-84 1- 2 kali
spironolactone substansial 5 hari sesuai kebutuhan. yang cukup parah (Oral)
>90%
tanpa KI dengan Hari menit sehari
fungsi ekskresi Sesuaikan untuk gangguan dan dapat
pada 24 penghambat
ginjal, ginjal. mengurangi
jam awal ACE, pantau
Hiperkalemia, Dosis Lazim25-100mg LVEF yang dapat
Hipersensitivitas pasien dipantau dengan
hiperkalemia. hati-hati (fungsi
ginjal dan
potasium serum.)
KLASIFIKASI RESTITENSI UNTUK IBU HAMIL

A KLASIFIKASI PENGOBATAN ACS UNTUK GERIATRIC


•Tidak Ada

B
Golongan obat Efek Pada Pasien
•Nitrogliserin
•Metapropanolol Aspirin Keuntungan indikasi dapat diterima
•Chlopidogrel
•eptifibrate Clopidogrel Keuntungan indikasi dapat diterima
C B-bloker • B-bloker oral menguntukan lansia lebih banyak
•Herparin
daripada orang dewasa .
•Atenolol • B-bloker IV berbahaya pada ACS dengan
•abciximab presentasi hipertensi.
X ACEI/ARB Bermanfaat dengan mengurangi efek. Jika CKD
untuk tingkat kreatinin dan kalium berubah.
•Tidak ada
Statin Memberikan manfaat yang lebih besar bagi lansia
dari pada pasien dengan usia muda. Efek
sampingnya lebih umum
43

STUDI KASUS
Studi Kasus 1
Ny. T. S (73 tahun) datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari SMRS yang disertai dengan rasa
tidak nyaman hingga nyeri pada dada sebelah kiri seperti tertindih benda berat, yang dirasakan selama
lebih dari 20 menit dan membaik dengan istirahat, pasien juga mengeluh nyeri pada daerah ulu hati dan
mual. Pasien belum pernah mengalami hal serupa. Pasien mengaku sedang menjalani pengobatan paru
selama 6 bulan tetapi tidak minum obat secara teratur. Riwayat menderita penyakit hipertensi,
dislipidemia, asma diakui, dan penyakit maag diakui pasien. Pasien mengaku jarang berolahraga.

44
Lanjutan
 Pemeriksaan Penunjang:
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Darah Rutin (22 Maret 2015) :
Kesadaran : Compos Mentis
- Hb : 11,7 g/dl (13,2-17,3 g/dl)
Kesan Gizi : Kurang
- Ht : 37 % (40-52%)
Tinggi badan : 151 Cm
- Leukosit : 10.300/mm3 (3800-10.6000/ul)
Berat badan : 33 Kg
- Trombosit : 308.000/mm3 (150000-440000/ul)
Vital Sign :TD : 130/80 mmHg
Fungsi Jantung (22 Maret 2015) :
Nadi : 88x/menit
- Troponin I : 0,74 ng/mL (<0,02ng/mL)
Respirasi : 40x/menit
Fungsi Ginjal (22 Maret 2015) :
Suhu : 37 °C
- Ureum : 50 mg/dL (10-50 mg/dL)
- Creatinin : 1,56 mg/dL (0,6-1,1 mg/dL)

45
Sindrom Koroner Akut, Asma Bronchiale, Sindrom Dyspepsia

Penatalaksanaan
 Tablet ISDN 3 x 5 mg
 Tablet Aspirin 1 x 80 mg
 Injeksi Fondparinux Sodium 1x 2,5 mg Subcutan
 Syrup Sucralfate 3 x I C

46
Metode S-O-A-P
1. Subjek
• Sesak napas sejak 3 hari SMRS
• Nyeri dada sebelah kiri
• Nyeri pada daerah ulu hati dan mual

47
2. Objektif
Pemeriksaan vital :
TD : 130/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Respirasi : 40x/menit
Suhu : 37 °C

Fungsi Jantung-> Troponin I : 0,74 ng/mL

48
3. Assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis

1. Tablet ISDN 3 x 5 mg Tepat obat Tepat dosis


(AHFS) 5 – 40 mg 4 x sehari
(AHFS)
2. Tablet Aspirin 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
3. Injeksi fondaparinux 1 x 2,5 mg Tepat obat Tepat dosis
subcutan (AHFS) 2,5 mg 1 x sehari
(AHFS)
4. Syr sucralfate 3 x 1C Tepat obat Tidak tepat dosis
(AHFS) 4 x 1 gram
(AHFS)

49
Assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi

1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi mayor Menggunakan fondaparinux bersama-sama Penghantian pemberian obat aspirin
dengan aspirin dapat meningkatkan risiko dan clopidogrel sebelum penggunaan
perdarahan, termasuk pendarahan yang terapi fondaparinux agar
parah dan terkadang fatal meminimalisirkan interaksi antar
obat.

50
4. Plan
1. Konseling untuk meningkatkan kepatuhan
2. Rekomendasi: disarankan menghentikan pemberian aspirin
sebelum memulai terapi dengan fondaparinux

51
1. Subjek
Sesak napas (+), nyeri dada (+), nyeri uluhati (+), nyeri kepala (-), mual(-),
muntah (-), BAB susah (+) padat berwarna kecoklatan, dan BAK
berwarna kuning, demam (-)

53
2. Objektif
Pernafasan: 29x/ menit, nadi 88x/menit

54
Assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis

1. Tablet ISDN 3 x 5 mg Tepat obat Tepat dosis


(AHFS) 5 – 40 mg 4 x sehari
(AHFS)
2. Tablet Aspilet 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
3. Injeksi arixtra 1 x 2,5 mg subcutan Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 2,5 mg 1 x sehari
(AHFS)
4. Sirup laxadine Tepat obat Tepat Dosis
1 x sehari 1C (mims.com) 1 x sehari 1C
(mims.com)
5. Plavix 1 x 1 tab Tepat obat Tepat Dosis
(AHFS) 75 mg 1 x sehari
(AHFS)
6. Simvastatin 1 x 20 mg Tepat indikasi Tepat indikasi
(DIH ed 17th) 20-40 mg 1 x sehari
(DIH ed 17th) 55
Assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi

1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi Menggunakan fondaparinux bersama- Penghantian pemberian obat aspirin
mayor sama dengan aspirin dapat meningkatkan sebelum penggunaan terapi
risiko perdarahan, termasuk pendarahan fondaparinux agar meminimalisirkan
yang parah dan terkadang fatal interaksi antar obat.

2. Fondaparinux <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel dapat mempotensiasi resiko Penghantian pemberian obat
mayor komplikasi perdarahan terkait dengan clopidogrel sebelum penggunaan
penggunaan fondaparinux terapi fondaparinux agar
meminimalisirkan interaksi antar
obat.
3. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah
56
4. Plan
1. Rekomendasi: disarankan menghentikan pemberian
aspirin dan clopidogrel sebelum memulai terapi dengan
fondaparinux
2. Rekomendasi : disarankan untuk melanjutkan terapi
sucralfate karena pasien masih mengeluhkan nyeri
uluhati.
3. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk segera
melaporkan setiap tanda pendarahan ke dokter, termasuk
nyeri, tinja merah atau hitam, atau berdarah

57
1. Subjek
Sesak nafas berkurang, nyeri dada berkurang, nyeri uluhati (+),
pusing, makan dan minum menurun, mual (-), muntah (-), BAB
normal dan BAK normal, demam (-)

59
2. Objek
TD: 120/80 mmHg , suhu tubuh : 36,5 ⁰C, Pernafasan: 28x/ menit,
nadi 88x/menit .

60
assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
2. Tablet mini aspirin 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
3. Injeksi arixtra 1 x 2,5 mg subcutan Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 2,5 mg 1 x sehari
(AHFS)
4. Sirup laxadine Tepat obat Tepat Dosis
1 x sehari 1C (mims.com) (mims.com)
5. Plavix 1 x 1 tab Tepat obat Tepat Dosis
(AHFS) (AHFS)
6. Simvastatin 1 x 20 mg Tepat Obat Tepat Dosis
(DIH ed 17th) (DIH ed 17th)
7. Nitrokaf 2 x 2,5 mg Tepat obat Tepat dosis
(DIH ed 17th) (2,5 – 9 mg 2-4 x sehari)
(DIH ed 17th)
8. Sirup sucralfate 3 x 1C Tepat obat Tidak tepat dosis
(AHFS) (AHFS)
4 x 1 gram

61
assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi

1. Fondaparinux <> Aspirin dengan signifiknsi Menggunakan fondaparinux bersama- Penghantian pemberian obat
mayor sama dengan aspirin dapat meningkatkan clopidogrel sebelum penggunaan
risiko perdarahan, termasuk pendarahan terapi fondaparinux agar
yang parah dan terkadang fatal meminimalisirkan interaksi antar
obat.
2. Fondaparinux <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel dapat mempotensiasi resiko Penghantian pemberian obat
mayor komplikasi perdarahan terkait dengan clopidogrel sebelum penggunaan
penggunaan fondaparinux terapi fondaparinux agar
meminimalisirkan interaksi antar
obat.
3. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah
62
4. Plan
1. Rekomendasi: disarankan menghentikan
pemberian aspirin dan clopidogrel sebelum
memulai terapi dengan fondaparinux
2. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk
segera melaporkan setiap tanda pendarahan ke
dokter, termasuk nyeri, tinja merah atau hitam,
atau berdarah

63
1. Subjek
Sesak napas berkurang, nyeri dada berkurang, nyeri uluhati (+), nyeri
kepala (-), mual(-), muntah (-), BAB normal, dan BAK berwarna kuning,
demam (-)

65
2. Objek
TD: 120/80 mmHg , suhu tubuh : 36,5 ⁰C, Pernafasan: 28x/ menit,
nadi 88x/menit .

66
assesment
No. Nama Obat Tepat Obat Tepat Dosis
2. Tablet mini aspirin 1 x 80 mg Tepat obat Tepat dosis
(AHFS) 75 – 100 mg / hari
(AHFS)
4. Sirup laxadine Tepat Dosis Tepat Dosis
1 x sehari 1C (mims.com) (mims.com)
5. Plavix 1 x 1 tab Tepat obat Tepat Dosis
(AHFS) (AHFS)
6. Simvastatin 1 x 20 mg Tepat Obat Tepat Dosis
(DIH ed 17th) (DIH ed 17th)
7. Nitrokaf 2 x 2,5 mg Tepat obat Tepat dosis
(DIH ed 17th) (2,5 – 9 mg 2-4 x sehari)
(DIH ed 17th)
8. Sirup sucralfate 3 x 1C Tepat obat Tidak tepat dosis
(AHFS) (AHFS)
4 x 1 gram

67
assesment
No. Nama Obat Mekanisme interaksi Rekomendasi

1. Aspirin <> clopidogrel dengan signifikansi Clopidogrel telah terbukti jika clopidogrel diberikan secara
moderate mempotensiasi penghambatan jangka panjang dengan obat yang
agregasi platelet karena aspirin dapat menyebabkan lesi GI. Pasien
harus disarankan untuk segera
melaporkan setiap tanda
pendarahan ke dokter mereka,
termasuk nyeri, tinja merah atau
hitam, atau berdarah

68
4. Plan
1. Rekomendasi : disarankan kepada pasien untuk
segera melaporkan setiap tanda pendarahan ke
dokter, termasuk nyeri, tinja merah atau hitam,
atau berdarah

69
Studi Kasus 2
 Pasien datang dengan keluhan nyeri disekitar dada yang menjalar ke tangan, punggung dan ulu hati dan bertahan
selama 15 menit. Disertai keringat dingin satu hari sebelum masuk rumah sakit.
 10 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh, demam yang datang secara mendadak dan tidak membaik
setelah minum paracetamol 2 hari.
 Pada hari ke 2 setelah demam, pasien merasa sesak nafas diikuti batuk berdahak berwarna kekuningan bercampur
bercak kemerahan. Sesak nafas semakin lama semakin memburuk.
 Pasien merasa cepat lelah dalam beraktivitas.
 1 tahun yang lalu pasien memiliki riwayat nyeri dada serupa saat sedang terduduk menonton televisi didalam
rumahnya. Rasa sakit yang dirasakan hampir sama dengan keluhan nyeri dada saat ini hanya saja disertai keringat
dingin dan penjalaran nyeri ke leher. Pasien muntah beberapa kali. Dan nyeri dada tersebut mereda setelah
berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
 Tidak pernah ada keluhan terbangun tiba tiba saat malam hari dengan keluhan sesak nafas yang mencekik, hanya
merasa sesak ketika aktivitas bertambah seperti sesak yang dirasakan ketika pasien menaiki tangga.
 Untuk menaiki tangga 4 lantai, pasien berhenti disetiap satu lantai dan bernafas terengap-engap.

70
 Kaki yang sedikit membengkak ketika selesai beraktivitas, dan membaik setelah bangun tidur.
 Tidak pernah terdiagnosa TB Paru dan tidak mendapatkan pengobatan OAT
 Tidak keringat malam dan tidak ada batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdarah dan penurunan berat badan yang
signifikan.
 Pola makan pasien tidak teratur, frekuensi makan pasien adalah 3x/Hari. Dengan jenis makanan sedikit nasi dan
banyak daging-dagingan, jeroan, makanan berlemak dan santan. Pasien tidak mengkonsumsi buah dan sayuran.
Suka mengemil kue kering, makanan manis dimalam hari dan rutin minum kopi dimalam hari.
 Merokok selama 20 Tahun dengan menghabiskan 1-2 bungkus rokok perhari nya. Tidak ada riwayat konsumsi
alcohol maupun NAPZA.
 Pasien tidak berolahraga dikarenakan tidak dapat meluangkan waktunya.
 Tidak ada penyakit kronis pada keluarga, kakak pasien sering berobat ke dokter jantung.

71
Hasil Pemeriksaan Lab Nilai Normal Keterangan

Hb : 14.20 g/dL (13 - 18 g/dL) Normal

Ht : 43.30 % (40% - 50 %) Normal

WBC : 18.770 /mm3 (3200-10.000 /mm3) Tinggi

RBC : 4.73 x 1012 (4.0-5.2 x 1012) Normal

Trombosit : 421.000 (170.000 – 380.000) Trombositosis

Basophil : 0% (0% - 2%) Normal

Eosinophil : 0% (0% - 6%) Normal

Batang : 3% (2.0-6.0%) Normal

Segmen : 78% (36% - 73%) Anemia Megalobasti

Limfosit : 12% (15% - 45%) Limfopenia

72
Hasil Pemeriksaan Lab Nilai Normal Keterangan
Monosit : 7% (0%-11%) Normal
MCH : 30.00 pg (28– 34 pg/sel) Normal
MCV : 91.50 fL (80 – 100 (fL) Normal
MCHC : 32.80 g/dL (32-36 g/dL) Normal
GDS : 129 mg/dL (<200 mg/dL) Normal
Ureum : 42.0 mg/dL (10-50 mg/dL) Normal
Creatinin : 1.39 mg/dL (0.6-1.3mg/dL)
eGFR : 58.7
CK : 1405 U/L (38 - 174) Nyeri dada
CK-MB : 90.9 U/L (7 - 25) Cedera seluler miokard
Troponin T : 2553.0 pg/ml (0.00 - 14.00) Kerusakan pada jantung
HDL : 29,0 (Low) 30 - 70 mg/dL Fibrosis cystic
LDL : 132 mg/dL 130 mg/dL Tinggi

73
Metode SOAP

Subjek

1 Tn. S usia 45, merasakan nyeri dada dan menjalar ke tangan


kanan dan ulu hati terasa tidak enak.

Objektif

Trombosit: 421.000, Segmen : 78%, Limfosit : 12%,


2
CK: 1405 U/L, CK-MB: 90.9 U/L, Troponin T: 2553.0
pg/ml, LDL: 132 mg/dl.

74
Assesment
Diagnosa Nama obat Dosis Dosis Lazim Pemeriksaan penunjang Keterangan

1. Unstable Simvasatin 20mg 20-40 mg/ hari LDL Tinggi (132 mg/dl) menurunkan kadar Kolesterol LDL dalam darah dan
angina 1x/hari meringankan resiko dari stroke akibat thrombo emboli
(AHFS 2011) dan meringankan resiko serangan jantung

Aspirin 80mg 75-162 mg/hari mencegah agregrasi trombosit, adhesi platelet dan
1x/hari pembentukan thrombus melalui penekanan sintesis
tromboksan A2 dalam trombosit, mencegah Myocardial
Infarction pada orang dengan gangguan pembuludarah
seperti penyempitan dan hilangnya elastisitas normal
(AHFS 2011) pembuludarah

Clopidrogrel 75mg 75 mg/hari menghambat atau mencegah agregasi platelet kepada


1x/Hari dinding pembuluh darah atau terhadap injured tissue
(AHFS 2011)

75
Diagnosa Nama obat Dosis Dosis lazim Pemeriksaan Keterangan
penunjang

2. Infark miokardium Ramipril 1.25mg 1x/hari 1,25 mg 2x/hari Nadi 125x/menit Riwayat infark miokard
tanpa elevasi segmen (tachycardia),
(NSTEMI) dan oedem Nafas 24x/menit dalam Ace inhibitor: mencegah high
posisi berbaring lurus blood pressure yang dapat
(orthopnea), nampak menyebabkan rupture
sedikit edema pada thrombus dan memicu
(AHFS 2011) kaki (+/+) pitting terjadinya emboli.
S3 heart sound (tanda
khas dari heart failure)
Lasix (Diuretic) 40mg 1x/Hari 40-80 mg/hari diuretic berkerja mengurangi
edema pada keadaan akut
dengan masa kerja 4-6 jam
(AHFS 2011) dan banyak digunakan pada
kasus edema otak dan paru-
paru. Penggunaan jangka
panjang menyebabkan
kehilangan Kalium.

Laxadine syrup 3x1ci PRN - Membantu buang air


besar,bila ada konstipasi
akibat penggunaan diuretic
jangka panjang.

76
Plan
Pemantauan tekanan darah, diuresis, elektrolit dan fungsi ginjal danjurkan.

• Simvastatin 20mg 1x/hari


• Aspilet (asam asetil salisilat) 80mg 1 x/hari
• Clopidogrel 75 mg 1x/hari
• Ramipril 1,25 mg 1x/hari
• Lasix 40 mg 1 x/hari
• Laxadine Syrup 3x1CI PRN

77
Assesment + Planning
• Tidak ada
Tidak tepat obat

• Ramipril
Tidak tepat dosis

• Tidak ada
Ada indikasi tanpa obat

• Tidak ada
Ada obat tanpa indikasi

• Furosemide < > Ramipril (Moderate) ;


Interaksi obat • Aspirin < > Ramipril (Moderate) ;
• Aspirin < > Clopidogrel (Moderate)

• Tidak ada
Gagal terapi

• Tidak ada
ROTD
78
Assesment + Planning (interaksi obat)

Assesment

• Furosemide < > Ramipril (Moderate)


• Diuretik dan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor mungkin memiliki
efek tambahan. Penggunaan bersama membuat hipotensi dan hipovolemia.
Beberapa ACE inhibitor dapat menipiskan peningkatan ekskresi natrium urin
yang disebabkan oleh beberapa diuretik loop. Beberapa pasien dengan diuretik,
terutama yang menggunakan dialisis atau pembatasan garam makanan, dapat
mengalami hipotensi akut dengan pusing setelah menerima dosis pertama ACE
inhibitor. Selain itu, ACE inhibitor dapat menyebabkan insufisiensi ginjal atau
gagal ginjal akut pada pasien dengan penipisan natrium atau stenosis arteri renalis
(Drugs.com).

Plan

• Pemantauan tekanan darah, diuresis, elektrolit dan fungsi ginjal danjurkan selama
pemberian bersama.

79
Lanjutan

Assesment

• Aspirin < > Ramipril (Moderate)


• Aspirin dapat melemahkan vasodilator dan efek hipotnsif dari ACE
inhibitor. Aspirin dapat menghambat kinerja ACE inhibitor pada mortilitas
pada infark miokard akut, penyakit jantung koroner dan gagal jantung
kongesif. Penghambatan aspirin dari siklooksigenase menghasilkan
penekanan sintesis prostaglandin dan efek hemodinamik yang dimediasi
prostaglandin dari ACE inhibitor.

Plan

• Pantau tekanan darah teratur dan pemantauan klinis lain yang sesuai
seperti penilaian fungsi ginjal. Dosis terapeutik terendah dari aspirin perlu
digunakan.

80
Lanjutan

Assesment

• Aspirin < > Clopidogrel (Moderate)


• Clopidorel mepotensiasi penghambatan agregasi platelet karena aspirin. Aspirin dapat meningkatkan
risiko perdarahan gastrointestinal (GI).

Plan

• Pasien disarankan untuk segera melaporkan tanda-tanda perdarahan kedokter mereka


apabila merasa sakit, tinja merah atau hitam, atau emesis berdarah atau kopi nanah. Pasien
harus mengihndari produk salisilat lain yang dijual bebas.

81
PROFIL OBAT
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Simvastatin

2. Indikasi utama Hiperlipidemia DIH Ed. 17

3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap simvastatin, ibu hamil, ibu DIH Ed. 17


menyusui

4. Dosis 20 mg/ hari DIH Ed. 17

5. Mekanisme Kerja Simvastatin bertindak dengan menghambat secara DIH Ed. 17


kompetitif 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme
A (HMG-CoA) reduktase yang mengkatalisis
langkah dalam pembatas laju biosintesis kolesterol.

82
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Aspilet (Asam Asetil Salisilat)

2. Indikasi utama Jantung koroner DIH Ed. 17

3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap salisilat dan NSAID lain, asma, rinitis, DIH Ed. 17
jangan digunakan pada anak-anak (<16 tahun), kehamilan
(trimester ketiga)

4. Dosis 75 – 100 mg/hari (biasanya 81 mg/hari) DIH Ed. 17

5. Mekanisme Kerja Ireversibel menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 DIH Ed. 17
dan 2), yang menghasilkan penurunan pembentukan prekursor
prostaglandin, memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan
antiinflamasi

83
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Clopidogrel

2. Indikasi utama Sindrom koroner akut DIH Ed. 17

3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap clopidogrel, ulkus peptikum, gangguan DIH Ed. 17


koagulasi.

4. Dosis 75 mg/hari DIH Ed. 17

5. Mekanisme Kerja Clopidogrel membutuhkan biotransformasi in vivo untuk DIH Ed.17


menjadi metabolit aktif yang tidak teridentifikasi. Metabolit aktif
ini secara ireversibel memblokir komponen P2Y12 dari reseptor
ADP pada permukaan trombosit, yang mencegah aktivasi
kompleks reseptor GPIIb / IIIa, sehingga mengurangi agregasi
trombosit. Trombosit yang tersumbat oleh clopidogrel
dipengaruhi selama sisa umurnya.

84
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Ramipril

2. Indikasi utama Gagal jantung DIH Ed. 17

3. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap ramipril, hipersensitivitas (termasuk angioedema) terhadap inhibitor ACE DIH Ed. 17

4. Dosis 1.25-2.5 mg/hari DIH Ed. 17

5. Mekanisme Kerja Ramipril adalah ACE inhibitor yang mencegah pembentukan angiotensin II dari angiotensin I dan DIH Ed. 17
menunjukkan efek farmakologis yang mirip dengan kaptopril. Ramipril harus menjalani saponifikasi
enzimatik oleh esterase di hati ke metabolit aktif biologisnya, ramiprilat. Efek farmakodinamik dari ramipril
dihasilkan dari afinitas tinggi, kompetitif, pengikatan ramiprilat dengan enzim pengonversi angiotensin,
sehingga mencegah pembentukan vasokonstriktor angiotensin II yang poten. Kompleks inhibitor-enzim yang
ter-isomerisasi ini memiliki laju disosiasi yang lambat, yang menghasilkan potensi tinggi dan durasi aksi
yang lama, mekanisme SSP juga dapat terlibat dalam efek hipotensi karena angiotensin II meningkatkan
aliran adrenergik dari SSP, kallikreins vasoaktif dapat dikurangi dalam konversi menjadi hormon aktif oleh
ACE inhibitor, sehingga mengurangi tekanan darah.

85
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Lasix (Furosemide) Mims.com

2. Indikasi utama Diuretiik DIH Ed. 17

3. Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap furosemide, sulfonilurea; anuria; DIH Ed. 17


pasien dengan koma hepatik atau dalam keadaan penipisan
elektrolit parah..

4. Dosis 20-80 mg / dosis awalnya meningkat 20-40 mg / dosis dengan DIH Ed. 17
interval 6-8 jam; Interval dosis pemeliharaan biasa adalah dua
kali sehari atau setiap hari

5. Mekanisme Kerja Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam lengkung DIH Ed. 17
henle dan tubulus ginjal distal, mengganggu sistem
cotransport yang mengikat klorida, sehingga menyebabkan
peningkatan ekskresi air, natrium, klorida, magnesium, dan
kalsium.

86
DRP
DRP Simvastatin Aspirin Clopidogrel Ramipril Lasix (furosemide)

a. Tepat Obat Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH Tepat obat (DIH
Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17) Ed. 17)

b. Tepat Dosis Tepat dosis (DIH Tepat dosis (DIH Tepat dosis (DIH Tidak Tepat dosis Tepat dosis (DIH
Ed. 17) Ed. 17) ed.17) (DIH ed. 17) Ed. 17)

c. Tepat Durasi - - - - -

d. Interaksi - • Aspirin < > - • Furosemid < >


Obat Ramipril Ramipril
(moderate) (Moderate)
• Aspirin < >
clopidogrel
(moderate)

87
Studi Kasus 3
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.Hairully
Umur : 45 tahun
BB/Tinggi : 78 kg/ 170cm
Jenis kelamin : Laki-Laki
Rumah sakit : RS Mintohardjo
Keluhan :
1. Nyeri dada Nyeri dada di sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
2. Nyeri dada di rasakan secara mendadak dan kurang lebih terjadi selama 20 menit. Nyeri dada menjalar ke leher
sampai kepala, lalu ke pundak kiri dan ke lengan. Saat serangan nyeri dada juga disertai sakit kepala seperti
tertusuk-tusuk dan keringat dingin. Tn.Hairully juga mengeluh sesak saat terjadi serangan nyeri dada
3. Sebelumnya sudah berobat lalu di berikan obat secara sublingual. Keluhan membaik namun serangan timbul
kembali. Selain itu ada keluhan nyeri di seluruh persendian sejak 1,5 bulan SMRS. Nyeri sendi terus menerus dan
nyeri saat sendi di gerakkan. Pasien sudah minum obat untuk mengatasi nyerinya namun keluhan tidak membaik.
4. Nyeri di persendian seluruh tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu SMRS
5. Keluhan tambahan yaitu sakit kepala, sesak dan keringat dingin saat terjadi serangan nyeri dada sejak 3 hari SMRS

Diagnosa : acute coronary syndrome, unstable angina pectoris


Kondisi Penyerta :-
Lanjutan

PEMERIKSAAN FISIK
• Tinggi Badan : 170 cm
• Berat Badan : 78 Kg
• Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis
• Kesan sakit : Sakit ringan
• Kesan Gizi : Baik
• Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• RR : 28x/menit
• Suhu : 36,5 derajat celcius
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah lengkap (12 April 2016)
• Leukosit : 6000 uL (5.000-10.000) normal
• Eritrosit : 4,93 juta/uL (4,6 – 6,2) normal
• Hemoglobin : 14,2 g/dL (14-16) normal
• Hematokrit : 41 % (42-48) normal
• Trombosit : 293.000 ribu/uL (150.000-450.000) normal
• Glukosa darah sewaktu : 113 mg/dL (<200) normal
• Ureum : 12 mg/dL (17-43) menurun
• Kreatinin : 0,9 mg/dL (0,7-1,3) normal
• Hepatitis Marker HBsAg : (-)
• Anti HCV : (-)
• HbA1c : 6,9 (meningkat)
Lanjutan

13 April 2016 jam 05.00


• Elektrolit Natrium : 140 mmol/L (134-146) normal
• Kalium : 3,41 mmol/L (3,4-4,5) normal
• Cloride : 109 mmol/L (96-108)meningkat

Rongent Thorax PA
• Jantung CTR 50% bentuk : Normal
• Corakan bronkovaskuler : Normal
• Tidak tampak bercak kesuraman
• Sinus costofrenikus dan diafragma : Baik
• Kostae dan tulang baik Kesan : Jantung dan Paru normal
Subjek
Metode SOAP
Tn.Hairully (45 thn) mempunyai keluhan nyeri dada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan
tambahan yaitu sakit kepala, sesak dan keringat dingin saat terjadi serangan nyeri dada sejak 3 hari SMRS.
Tn.Hairully juga mengeluh nyeri di persendian seluruh tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu SMRS. Keluhan nyeri dada di
sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dada di rasakan secara mendadak dan kurang lebih
terjadi selama 20 menit. Nyeri dada menjalar ke leher sampai kepala, lalu ke pundak kiri dan ke lengan. Saat
serangan nyeri dada juga disertai sakit kepala seperti tertusuk-tusuk dan keringat dingin. Tn.Hairully juga mengeluh
sesak saat terjadi serangan nyeri dada. Sebelumnya Tn.Hairully sudah berobat lalu di berikan obat secara
sublingual. Keluhan membaik namun serangan timbul kembali. Selain itu Tn.Hairully mengeluh nyeri di seluruh
persendian sejak 1,5 bulan SMRS. Nyeri sendi terus menerus dan nyeri saat sendi di gerakkan. Tn.Hairully sudah
minum obat untuk mengatasi nyerinya namun keluhan tidak membaik.

Objektif
Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
lanjutan

Objektif

• Leukosit : 6000 uL (5.000-10.000) normal


• Eritrosit : 4,93 juta/uL (4,6 – 6,2) normal
• Hemoglobin : 14,2 g/dL (14-16) normal
• Hematokrit : 41 % (42-48) normal
• Trombosit : 293.000 ribu/uL (150.000-450.000) normal
• Glukosa darah sewaktu : 113 mg/dL (<200) normal
• Ureum : 12 mg/dL (17-43) menurun
• Kreatinin : 0,9 mg/dL (0,7-1,3) normal
• Hepatitis Marker HBsAg : (-)
• Anti HCV : (-)
• HbA1c : 6,9 (meningkat)
• Elektrolit Natrium : 140 mmol/L (134-146) normal
• Kalium : 3,41 mmol/L (3,4-4,5) normal
• Cloride : 109 mmol/L (96-108) meningkat
Assesment

Proses Assesment
Karakteristik pasien S O Terapi Obat DRP
Laki - laki (45 • mempunyai keluhan nyeri dada • Ureum : 12 - Loading aspilet 160 1. Terdapat interaksi
tahun) , BB: 78 kg sejak 3 hari sebelum masuk mg/dL (17-43) mg -> 1x 80 mg obat antara Aspirin
TB: 170 cm. rumah sakit (SMRS). menurun - Loading CPG 300 <> Fondaparinux
• Keluhan tambahan yaitu sakit • HbA1c : 6,9 mg -> 1x75 mg dengan tingkat
kepala, sesak dan keringat (meningkat) - Inj Arixtra 1x2,5mg signifikansi Mayor
dingin saat terjadi serangan • Cloride : 109 - Concor 1x5mg 2. Terdapat interaksi
nyeri dada sejak 3 hari SMRS. mmol/L (96- - Diazepam 1x5 mg obat antara
• Nyeri di persendian seluruh 108) meningkat Clopidogrel <>
tubuh sejak 1,5 bulan yang lalu Fondaparinux
SMRS. dengan tingkat
• Keluhan nyeri dada di sebelah sigmifikasi Mayor
kiri seperti tertusuk-tusuk sejak
3 hari yang lalu. Nyeri dada di
rasakan secara mendadak dan
kurang lebih terjadi selama 20
menit.
Assesment + Planning

Tidak tepat obat • Tidak ada

Tidak tepat dosis • Tidak ada

Ada indikasi tanpa obat • Tidak ada

Ada obat tanpa indikasi • Tidak ada

• Clopidogrel < > Aspirin (Moderate) ; clopidogrel < >


Fondaparinux (mayor) ; Diazepam < > bisoprolol (moderat) ;
Interaksi obat Fondaparinux < > Aspirin (mayor) ; aspirin < > bisoprolol
(minor) ; diazepam < > makanan (moderate)

Gagal terapi • Tidak ada

ROTD • Tidak ada

96
Plan
1. Pemberian obat aspirin dan clopidogrel setelah penggunaan
terapi fondaparinux agar meminimalisirkan interaksi antar
obat.
2. Melakukan monitoring tanda – tanda pendarahan seperti
apakan adanya pendarahan pada gusi, feses, dan urin.
Profil Obat
No Keterangan Uraian Pustaka
.
1. Nama Obat Aspilet ( asam acetylsalisilat )

2. Indikasi utama Jantung koroner DIH 2015


3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap salisilat dan NSAID DIH 2015
lain, asma; rinitis; jangan digunakan pada
anak-anak (<16 tahun); kehamilan (trimester
ketiga khususnya)

4. Dosis Inisial dose : 75 – 325 mg/hari 1 kali sehari AHFS 2011


Maintenace : 75 – 100 mg/hari 1 kali sehari & DIH 2015
5. Mekanisme Kerja ireversibel menghambat enzim DIH 2015
siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2),
yang menghasilkan penurunan pembentukan
prekursor prostaglandin; memiliki sifat
antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan
antiinflamasi
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat CPG (clopidogrel)
2. Indikasi utama Sindrom koroner akut DIH 2015
3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap clopidogrel, ulkus DIH 2015
peptikum, gangguan koagulasi.
4. Dosis Initial : 300 mg/hari AHFS
Maintenace : 75 mg/hari 2011
5. Mekanisme Clopidogrel membutuhkan DIH 2015
Kerja biotransformasi in vivo untuk menjadi
metabolit aktif yang tidak teridentifikasi.
Metabolit aktif ini secara ireversibel
memblokir komponen P2Y12 dari
reseptor ADP pada permukaan trombosit,
yang mencegah aktivasi kompleks
reseptor GPIIb / IIIa, sehingga
mengurangi agregasi trombosit.
Trombosit yang tersumbat oleh
clopidogrel dipengaruhi selama sisa
umurnya.
No. Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Inj. Arixtra ( fondaparinux )
2. Indikasi utama Sebagai perawatan pembekuan DIH 2015
darah
3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap DIH 2015
fondaparinux atau komponen
apapun dari formulasi, gangguan
ginjal berat, endokarditis bakteri.
4. Dosis 2,5 mg/hari AHFS 2011
5. Mekanisme Kerja Parisakarida sintetik yang DIH 2015
menyebabkan penghambatan
selektif antitrombin, netralisasi
faktor Xa mengganggu pembekuan
darah dan menghambat
pembentukan trombin dan
perkembangan trombus.
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Concor (Bisoprolol fumarate)
2. Indikasi utama Hipertensi dan angina pektoris. DIH 2015
Gagal jantung kronik.
3. Kontrandikasi Blok jantung derajat 2 dan 3, DIH 2015
bradikardi, hipotensi, syok
kardiogenik, asidosis metabolik
4. Dosis 2.5 - 5 mg/hari AHFS 20151
5. Mekanisme Kerja Secara selektif memblok stimulasi DIH 2015
katekolamin reseptor beta1 –
adrenergik dijantung dan otot polos
pembulu darah. Hal ini
menyebabkan penurunan denyut
jantung, curah jantung, tekanan
darah sistol dan diastol, dan
mungkin potensi ortostatik refleks.
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Diazepam
2. Indikasi utama Gangguan kecemasan, relaksasi otot DIH 2015
rangka, pengobatan gangguan
kejang, penenang pra oprasi.
3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap diazepam atau DIH 2015
komponen lain dalam formula,
insuvisiensi pernafasan berat,
isuvisiensi hati berat, glaucoma sudut
sempit akut, tidak digunakan pada
anak-anak <6 bulan (anak)
4. Dosis 2-10 mg/hari DIH 2015
5. Mekanisme Mengikat reseptor benzodiazepin DIH 2015
Kerja stereospesifik pada neuron GABA
postsinaptik di beberapa tenpat
dalam sistem saraf pusat.
DRP
DRP Fondaparinux Aspirin Clopidogrel Bisoprolol Diazepam
Tepat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat
Obat (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed)
Alasan : Sesuai Alasan : Sesuai Alasan : Sesuai Alasan : Sesuai Alasan : Sesuai
dengan pengobatan dengan dengan dengan dengan pengobatan
yang anurkan pengobatan yang pengobatan yang pengobatan yang yang anurkan
alogaritma Nstemi anurkan anurkan anurkan alogaritma Nstemi
alogaritma Nstemi alogaritma Nstemi alogaritma Nstemi
Tepat Tepat dosis Tepat dosis Tepat dosis Tepat dosis Tepat dosis
Dosis (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed) (Dipiro ninth ed)

Interaksi • Aspirin <> • Aspirin <> • Clopidgrel <> • Aspirin <> • Diazepam <>
Fondaparinux Fondaparinux Aspirin Bisoprolol Bisoprolol
Obat • Clopidogrel <> • Aspirin <> • Clopidogrel <> • Diazepam <> • Diazepam <>
Fondaparinux Bisoprolol Fondaparinux Bisoprolol makanan
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR

Fondapurinux Tepat Untuk NSTEMI ACS diberikan 2,5mg Subcutan sekali


sehari

Aspirin Tepat Loading Aspilet 162-325mg peroral lalu dilanjutkan 75-162mg


160mg
Dilanjutkan
80mg/hari
Clopidogrel Tepat Loading clopidogrel 300mg untuk rekomendasi awal hingga 600mg untuk
300mg NSTEMI ACS diikuti dengan dosis pemeliharaan 75mg .
Dilanjutkan 75mg
Bisoprolol Tepat 5mg/hari Hipertensi: Oral: 2,5-5 mg sekali sehari; dapat
ditingkatkan menjadi 10 mg dan kemudian hingga 20
mg sekali sehari, jika perlu; kisaran dosis biasa (JNC 7):
2,5-10 mg sekali sehari
HF (penggunaan tanpa label): Awal: 1,25 mg sekali
sehari; Dosis maksimum yang disarankan: 10 mg
sekali sehari. Catatan: Tingkatkan dosis secara
bertahap dan pantau tanda dan gejala CHF(DIH 17TH)
Diazepam Tepat 5mg/hari Relaksan otot (terapi tambahan): Oral: 2-10 mg 3-4
kali / hari (DIH 17th)
Interaksi obat
Clopidgrel <> Aspirin
• Tingkat interaksi : moderate
• Clopidogrel telah ditunjukkan untuk mempotensiasi
penghambatan agregasi platelet karena aspirin, risiko
gastrointestinal (GI) perdarahan dapat ditingkatkan.
• Rekomendasi : jika clopidogrel diberikan secara jangka panjang
dengan obat yang dapat menyebabkan lesi GI. Pasien harus
disarankan untuk segera melaporkan setiap tanda pendarahan
ke dokter mereka, termasuk nyeri, tinja merah atau hitam, atau
berdarah
Interaksi Obat
Clopidogrel <> Fondaparinux
• Tingkat Interaksi : Mayor
• Interaksi : Dapat mempotensiasi risiko komplikasi
perdarahan.
• Rekomendasi : secara umum, setiap obat yang dapat
meningkatkan risiko perdarahan termasuk
antikoagulan lain harus dihentikan sebelum inisiasi
terapi fondaparinux. Pasien yang diobati dengan
agen ini juga harus dipantau sering untuk tanda dan
gejala gangguan neurologis seperti sakit punggung
tengah, sensorik dan motorik defisit (mati rasa atau
kelemahan pada tungkai bawah), dan usus atau
disfungsi kandung kemih.
Interaksi Obat
Diazepam <> Bisoprolol
• Tingkat Interaksi : Moderate
• Interaksi : Bisoprolol dan diazePAM mungkin memiliki efek aditif dalam menurunkan tekanan darah Anda. Anda
mungkin mengalami sakit kepala, pusing, sakit kepala ringan, pingsan, dan / atau perubahan denyut nadi atau detak
jantung. Efek samping ini paling mungkin terlihat pada awal pengobatan, setelah peningkatan dosis, atau ketika
pengobatan dimulai kembali setelah penghentian. Biarkan dokter Anda tahu jika Anda mengembangkan gejala-
gejala ini dan mereka tidak hilang setelah beberapa hari atau mereka menjadi menyusahkan. Hindari mengemudi
atau mengoperasikan mesin berbahaya sampai Anda tahu bagaimana obat mempengaruhi Anda, dan berhati-hatilah
saat bangun dari posisi duduk atau berbaring. Penting untuk memberi tahu dokter Anda tentang semua obat lain
yang Anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apa pun tanpa terlebih
dahulu berbicara dengan dokter Anda.
• Rekomendasi : Dianjurkan untuk memantau perkembangan hipotensi secara ketat. Pasien harus disarankan untuk
menghindari naik tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring dan untuk memberi tahu dokter mereka jika mereka
mengalami pusing, sakit kepala ringan, sinkop, ortostasis, atau takikardia.
Interaksi Obat
Aspirin <> Fondaparinux
• Tingkat Interaksi : Major
• Menggunakan fondaparinux bersama-sama dengan aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan,
termasuk pendarahan yang parah dan terkadang fatal. Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda
memiliki pertanyaan atau masalah. Dokter Anda mungkin sudah mengetahui risikonya, tetapi telah
menentukan bahwa ini adalah pengobatan terbaik untuk Anda dan telah mengambil tindakan
pencegahan yang sesuai dan memantau Anda dengan cermat untuk setiap kemungkinan komplikasi.
Anda harus mencari pertolongan medis segera jika Anda mengalami pendarahan yang tidak biasa
atau memar, atau memiliki tanda dan gejala pendarahan lainnya seperti pusing; pusing; merah atau
hitam, bangku kering; batuk atau muntah darah segar atau kering yang terlihat seperti bubuk kopi;
sakit kepala parah; dan kelemahan. Penting untuk memberi tahu dokter Anda tentang semua obat
lain yang Anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apa pun
tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda.
• Rekomendasi : Produk yang mengandung NSAID, terutama jika diberikan secara kronis atau dalam
dosis tinggi, sebaiknya dihentikan sebelum memulai terapi fondaparinux, Selain komplikasi
perdarahan, pasien juga harus sering dimonitor untuk tanda-tanda dan gejala gangguan neurologis
seperti nyeri punggung garis tengah, defisit sensorik dan motorik (mati rasa atau kelemahan pada
tungkai bawah), dan disfungsi usus atau kandung kemih.
Interaksi Obat
Aspirin <> Bisoprolol
• Tingkat Interaksi : Minor
• Salisilat dosis tinggi dapat menumpulkan efek antihipertensi beta-blocker, Selain itu,
beta-blocker dapat memberikan efek antiplatelet, yang mungkin aditif dengan efek
beberapa salisilat.
• Rekomendasi : pada penggunaan Aspirin dengan bisoprolol di beri jarak dalam
penggunaannya hal ini untuk meminimalisir potensi interaksi antar obatnya
Interaksi Obat
Diazepam <> makanan

• Tingkat interaksi : Moderate


• Konsumsi alkohol akut dapat mempotensiasi depresi SSP dan efek SSP
lainnya dari banyak benzodiazepin.
• Rekomendasi : Pasien harus disarankan untuk menghindari alkohol selama
terapi benzodiazepine.
Kasus 1
IDENTITAS PASIEN
 Nama Pasien : Ny. Y
 Usia : 56 tahun
 BB/TB : 55 KG/146 CM
 Jenis kelamin : Perempuan
 Rumah Sakit : Rumah Sakit Sumber Waras
 Keluhan : Rasa tidak nyaman di dada bagian kiri
seperti ditimpa benda berat dan nafas menjad pendek. Pasien juga
mengeluhkan punggung bagian atas dan leher terasa pegal.
 Diagnosa : NSTEMI
 Kondisi Penyerta : Hipertensi, dislipidemia, gangguan faal
hati,hiperurisemia, hipokalemia, hiperkalsemia.
Komponen Hasil Laboratorium Nilai Normal
Hemoglobin (Hb) 13,4 g/dL P 12 - 16 g/dL
Pasien tampak sakit sedang, lemah, L 13 - 18 g/dL
kesadaran penuh, TD 210/140 mmHg, hematokrit (Ht) 39 % P 35% - 45%
nadi 120x/menit, frekuensi napas 25 L 40% - 50 %
x/menit, saturasi O2 94%, suhu badan
37,5̊ C,mean arterial pressure (MAP)
eritrosit 4,68 X 106 juta/µl P 3,8-5,0 x 106 juta/µL
163 mmHg. L 4,4 - 5,6 x 106 juta/µl
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak Leukosit 9000/µl 3200 – 10.000 /µl
ikterik trombosit 168.000/µL 170.000 – 380.000 /µL
Hidung : Kanul O2 4 liter/mnt SGOT 142 U/L 5 – 35 U/L
wheezing - SGPT 24 U/L 5-35 U/L
(CRT) < 2” kreatinin 0,6 mg/dL 0,6 – 1,3 mg/dL
Paru: vesikuler, ronki +/+ ↓ & kadar asam urat 6,3 mg/Dl L ≥ 15tahun:3,6-8,5mg/dL
wheezing -/-
Jantung : BJ I-II murni, murmur &
P > 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dL
gallop tidak ada aPTT 60,6” 21 – 45 detik
Abdomen : BU (+) normal elektrolit Na 139 mmol/L 135 – 144 mmol/L
Ekstremitas : tidak ada edema RT< 2” Elektrolit K 3,4 mmol/L 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mmol/L
Genitalia : kateter urin 200 mL, warna ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L
kuning jernih. Elektrolit Ca 10,1 mg/dL 8,8 – 10,4 mg/dL
Elektrolit Cl 106 mmol/L 97 - 106 mmol/L
kolesterol HDL 55 mg/dL 30 - 70 mg/dL
kolesterol LDL 176 mg/dL 130 - 159 mg/dL
INSTRUKSI MEDIS
• RL 6 tetes/menit
• D5% 45 mL + 16.000 IU heparin,diberikan 2 mL/jam
• furosemide 40 mg IV,
• heparin 3300 IU bolus.
• Sedangkan terapi oral adalah ISDN 3 x 5 mg, simvastatin 1 x 10 mg,
aspirin 1 x 80 mg, captopril 2 x 12,5 mg, omeprazole 2 x 20 mg, dan
vitamin B kompleks 3 x 1 tablet.
Indikator Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
Nyeri dada kiri V V V V V - -
Sesak V V - - - V -
Batuk - V V V V - -
Pegal - - - V V V V
Indikator Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
TD (120/80 mmHg) 210/140 133/86 140/87 150/90 158 98 150/100 140/80
Nadi 120 80 80 80 88 84 80
(60-100x/menit)
MAP ( 90-100 mmHg) 163 102 105 110 118 - -
Suhu 37,5 36,6 36 36 6 37 36,5 36,6
Saturasi O2 94% 100% 100% 100% 100% - -
Respiratory Rate 25 20 18 16 22 23 20
aPTT (21 – 45”) 60,6” 60,6” 31,3” 37,4” 32,3”
CK (38 - 174) 1448 U/L - - - - - -
CK-MB (7 - 25) 258 U/L - - - - - -
Ureum (10-50 mg/dL) 33 mg/dl - - - - - -
Kolesterol Total 276 mg/dL - - - - - -
Kolesterol LDL 176 mg/dL - - - - - -
Trigliserida 194 mg/dL - - - - - -
Trombosit 168.000/µL - - 103.000/µL 138.000/µL 171.000/µL -
170.000 – 380.000 /µL
Assesment

Hari 1 Hari 3

❑ Interaksi obat captopril dan aspirin


 Adanya efek samping dari captopril yaitu
❑ Nilai aPTT diatas normal, penggunaan batuk
aspirin dilanjutkan

 Dilakukan substitusi obat penurun tekanan


❑ Nilai Kolesterol LDL diatas normal,
darah golongan lain
penggunaan simvastatin dilanjutkan

❑ Adanya efek samping dari captopril yaitu  apTT nomal, sehingga penggunaan obat
batuk Aspilet bisa dihentikan (ApTT Berhubungan
dengan nilai pembekuan darah)

 Sesak /nyeri dada hilang, penggunaan isdn


bisa dihentikan(indikasi isdn untuk angina)
Hari 7

 interaksi obat amlodipin dan bisoprolol

 Furosemid menyebabkan peningkatan ekskresi air, natrium,


klorida, magnesium, dan kalsium

 Subtitusi vitamin b complex dengan coenzym untuk


membantu proses penyembuhan penyakit jantung, dan
menghilangkan nyeri pada otot (jika dikombinasikan dengan
golongan statin) (Deichmann et al. 2010)
Hari 1 Hari 3
❑ Monitoring tekanan darah ❑ Penambahan obat batuk untuk
❑ Monitoring nilai aPTT mengatasai efek samping dari
❑ Monitoring nilai Kolesterol LDL penggunaan captopril
❑ Monitoring efek samping dari ❑ Monitoring nilai ApTT
captopril, saran diberi tambahan ❑ Monitoring keluhan nyeri dada bila
obat batuk sewaktu waktu timbul kembali
Hari 7
❑ Monitoring penggunaan amlodipin
bersamaan dengan bisoprolol
❑ Penggunaan furosemid jangan dikonsumsi
pada malah hari karena menyebabkan
peningkatan eksresi air dan urine, baiknya
pagi hari
❑ Monitoring gula darah pasien dikarenakan
efek samping dari coenzym dapat
menimbulkan peningkatan nilai gula darah
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Simvastatin DIH 17th
2. Indikasi utama Hiperlipidemia DIH 17th
3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap simvastatin, ibu hamil, ibu DIH 17th
menyusui
4. Dosis Pencegahan kardiovaskular, hiperlipidemia: Oral: 20- DIH 17th
40 mg sekali sehari di malam hari; kisaran: 5-80 mg /
hari
5. Mekanisme Kerja Simvastatin bertindak dengan menghambat secara DIH 17th
kompetitif 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A
(HMG-CoA) reduktase yang mengkatalisis langkah
dalam pembatas laju biosintesis kolesterol.
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Aspirin 80mg (Asam Asetil Salisilat) DIH 17th

2. Indikasi utama Jantung koroner DIH 17th


3. Kontrandikasi Hipersensitif terhadap salisilat dan NSAID lain, DIH 17th
asma; rinitis; jangan digunakan pada anak-anak
(<16 tahun); kehamilan (trimester ketiga khususnya)
4. Dosis 75 – 100 mg/hari (biasanya 81 mg/hari) DIH 17th
5. Mekanisme Kerja ireversibel menghambat enzim siklooksigenase-1 DIH 17th
dan 2 (COX-1 dan 2), yang menghasilkan
penurunan pembentukan prekursor prostaglandin;
memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan
antiinflamasi
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Isosorbid Dinitrate 5mg Dih edisi 17th

2. Indikasi Utama Profilaksis Dan Pengobatan, Angina, Gagal Dih edisi 17th
Jantung Kiri

3. Kontrandikasi Hipersensitivitas Terhadap Nitrat Dih edisi 17th

4. Dosis Angina: Dih edisi 17th


Oral: 5-40 mg 4 kali / hari atau 40 mg setiap 8-12
jam dalam bentuk sediaan lepas lambat
5. Mekanisme Kerja Perangsangan intraseluler siklik-GMP Dih edisi 17th
menghasilkan relaksasi otot polos pembuluh darah
pembuluh darah arteri dan vena. Peningkatan
pooling vena menurunkan tekanan ventrikel kiri
(preload) dan dilatasi arteri menurunkan resistensi
arteri (afterload).
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Captopril 12,5 mg DIH 17th

2. Indikasi utama hipertensi DIH 17th

3. Kontrandikasi Hipersensitivitas terhadap kaptopril, penghambat ACE DIH 17th


lainnya, hidroklorotiazid, obat yang diturunkan dari
sulfonamide, atau komponen apa pun dari formulasi;
angioedema atau hipersensitivitas serius yang terkait
dengan pengobatan sebelumnya dengan inhibitor ACE;
anuria
4. Dosis Hipertensi: Oral: Awal: 12,5-25 mg 2-3 kali / DIH 17th
hari;Maksimal: 150 mg 3 kali / hari. Tambahkan
diuretik sebelum dosis selanjutnya ditingkatkan
5. Mekanisme Kerja inhibitor kompetitif enzim angiotensin-converting DIH 17th
(ACE); mencegah konversi angiotensin I ke
angiotensin II, vasokonstriktor yang kuat;
menghasilkan tingkat angiotensin II yang lebih rendah
yang menyebabkan peningkatan aktivitas renin
plasma dan pengurangan sekresi aldosteron
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Omeprazole 20mg DIH 17th

2. Indikasi utama Ulkus duodenum aktif, tukak lambung DIH 17th

3. Kontrandikasi Hipersensitivitas pada omeprazole, benzimidazol DIH 17th


tersubstitusi (yaitu esomeprazole, lansoprazole,
pantoprazole, rabeprazole)

4. Dosis tukak lambung: Oral: 40 mg / hari selama 4-8 minggu DIH 17th

5. Mekanisme Kerja Penghambat aksi pompa Proton; menekan basal lambung DIH 17th
dan merangsang sekresi asam dengan menghambat parietal
sel H + / K + pompa ATP
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Vitamin B Kompleks DIH 17th

2. Indikasi utama Suplemen makanan DIH 17th

3. Kontrandikasi hipersensitivitas DIH 17th

4. Dosis Pasien ginjal: Oral: Satu tablet atau kapsul setiap hari di DIH 17th
antara waktu makan; minum setelah perawatan jika
menggunakan dialisis
5. Mekanisme Kerja - DIH 17th
No Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Furosemide


2. Indikasi utama Diuretiik DIH 2015
3. Kontrandikasi Hipersensitivitas terhadap furosemide, sulfonilurea; DIH 2015
anuria; pasien dengan koma hepatik atau dalam
keadaan penipisan elektrolit parah..
4. Dosis 20-80 mg / dosis awalnya meningkat 20-40 mg / dosis DIH 2015
dengan interval 6-8 jam; Interval dosis pemeliharaan
biasa adalah dua kali sehari atau setiap hari
5. Mekanisme Kerja Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam DIH 2015
lengkung henle dan tubulus ginjal distal, mengganggu
sistem cotransport yang mengikat klorida, sehingga
menyebabkan peningkatan ekskresi air, natrium,
klorida, magnesium, dan kalsium.
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Bisoprolol fumarate
2. Indikasi utama Hipertensi dan angina pektoris. Gagal jantung DIH 2015
kronik.

3. Kontrandikasi Blok jantung derajat 2 dan 3, bradikardi, DIH 2015


hipotensi, syok kardiogenik, asidosis
metabolik

4. Dosis 2,5 mg/hari DIH 2015


5. Mekanisme Kerja Secara selektif memblok stimulasi DIH 2015
katekolamin reseptor beta1 – adrenergik
dijantung dan otot polos pembulu darah. Hal
ini menyebabkan penurunan denyut jantung,
curah jantung, tekanan darah sistol dan
diastol, dan mungkin potensi ortostatik
refleks.
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Amlodipine
2. Indikasi utama Pengobatan hipertensi; pengobatan DIH 2015
simtomatik angina kronis
3. Kontrandikasi Hipersensitifitas terhadap Amlodipin DIH 2015

4. Dosis 10 mg/hari DIH 2015


5. Mekanisme Kerja Menghambat ion kalsium pada vaskuler otot DIH 2015
polos dan miokardium selama depolarisasi,
menghasilkan relaksasi otot polos pembuluh
darah koroner dan vasodilatasi koroner;
meningkatkan pengiriman oksigen miokard
pada pasien dengan vasospastik angina
No Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Coenzym Q10 ( Ubiquinone) Drugs.com
2. Indikasi utama Koenzim Q10 kemungkinan efektif dalam Drugs.com
pengobatan alternatif sebagai bantuan
dalam mengobati defisiensi koenzim Q-10,
atau mengurangi gejala gangguan
mitokondria (kondisi yang mempengaruhi
produksi energi dalam sel-sel tubuh).
3. Kontrandikasi Wanita hamil dan menyusui Drugs.com

4. Dosis 100 mg/hari


5. Mekanisme Kerja -
INTERAKSI OBAT
Captopril X Aspilet (moderate)
• MONITOR: Beberapa peneliti menyarankan bahwa pemberian bersama dengan aspirin dapat melemahkan
vasodilator dan efek hipotensif dari penghambat ACE. Selain itu, beberapa telah menemukan bahwa manfaat ACE
inhibitor pada morbiditas dan mortalitas pada infark miokard post-akut, penyakit jantung koroner, dan khususnya
gagal jantung kongestif dapat dikompromikan atau bahkan dibatalkan oleh aspirin. Mekanisme yang diusulkan
adalah penghambatan aspirin dari siklooksigenase, menghasilkan penekanan sintesis prostaglandin dan efek
hemodinamik yang dimediasi prostaglandin dari inhibitor ACE. Namun, bukti interaksi negatif sebagian besar
kontradiktif, dan interpretasi data yang relevan sering dipersulit oleh beberapa elemen pembaur serta sifat
retrospektif atau post hoc dari sebagian besar studi.
• MANAJEMEN: Berdasarkan data saat ini, sulit untuk menentukan kemungkinan interaksi negatif antara aspirin
dan ACE inhibitor dan relevansi klinisnya selama terapi jangka panjang, terutama pada gagal jantung kongestif.
Rekomendasi saat ini umumnya tidak menghalangi penggunaan kombinasi pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular atau faktor risiko yang mungkin mendapat manfaat dari obat secara independen. Namun, pasien
yang menerima terapi jangka panjang dengan kombinasi harus menjalani tekanan darah teratur dan pemantauan
klinis lain yang sesuai seperti penilaian fungsi ginjal. Dosis terapeutik terendah dari aspirin harus digunakan.
Sumber:drugs.com
captopril >< isosorbide dinitrate (Moderate)
MONITOR: Inhibitor Angiotensin converting enzyme (ACE) dapat meningkatkan efek vasodilator dan hipotensif dari
nitrogliserin. Data juga menunjukkan bahwa kaptopril dapat mencegah toleransi nitrat. Inhibitor ACE dapat
menurunkan resistensi vaskular sistemik dan kerja jantung, yang selanjutnya meningkatkan efektivitas nitrogliserin.
MANAJEMEN: Secara umum, kombinasi ini digunakan untuk keuntungan klinis; Namun, beberapa produsen
merekomendasikan bahwa nitrat dan vasodilator lainnya harus dihentikan sebelum memulai ACE inhibitor atau
dilanjutkan dengan dosis yang dikurangi. Dianjurkan untuk memonitor tekanan darah.
Sumber:drugs.com
omeprazole >< simvastatin (Moderate)
• MONITOR: Laporan kasus menunjukkan bahwa pemberian bersama dengan esomeprazole dapat meningkatkan
konsentrasi atorvastatin plasma dan risiko terkait miopati. Mekanisme yang diusulkan adalah penghambatan
kompetitif P-glikoprotein usus, menghasilkan penurunan sekresi obat ke dalam lumen usus dan meningkatkan
ketersediaan hayati obat. Mekanisme lain yang mungkin kecil adalah penghambatan kompetitif metabolisme
CYP450 3A4. Interaksi diduga pada pasien yang diobati dengan atorvastatin (lebih dari 1 tahun) dan esomeprazole
(6 minggu) yang mengembangkan rhabdomyolysis dengan AV block dua hari setelah penambahan clarithromycin.
Pasien melaporkan mengalami gejala peningkatan kelelahan, nyeri dada ringan, dan sesak napas yang bertepatan
dengan inisiasi esomeprazole sekitar enam minggu sebelum masuk. Secara teoretis,
• MANAJEMEN: Karena peningkatan risiko toksisitas muskuloskeletal terkait dengan aktivitas penghambatan
reduktase HMG-CoA dalam plasma yang tinggi, pasien yang diobati dengan atorvastatin, lovastatin, simvastatin,
dan beras ragi merah (yang mengandung lovastatin) harus dipantau lebih dekat selama penggunaan bersamaan.
inhibitor pompa proton. Semua pasien yang diobati dengan inhibitor reduktase HMG-CoA harus disarankan untuk
segera melaporkan kepada dokter mereka segala nyeri, kelembutan, atau kelemahan otot yang tidak dapat
dijelaskan, terutama jika disertai dengan malaise atau demam. Terapi harus dihentikan jika creatine kinase secara
nyata meningkat atau jika dicurigai atau didiagnosis miopati.
Sumber:drugs.com
Amlodipine >< Bisoprolol (Moderate)
Penurunan aditif dalam detak jantung, konduksi jantung, dan
kontraktilitas jantung dapat terjadi ketika penghambat saluran
kalsium digunakan bersamaan dengan penghambat beta, khususnya
pada pasien dengan kelainan ventrikel atau konduksi. Sementara
kombinasi ini mungkin berguna dan efektif dalam beberapa situasi,
efek samping kardiovaskular yang berpotensi serius seperti gagal
jantung kongestif, hipotensi berat, dan / atau eksaserbasi angina
dapat terjadi. Mekanisme yang diusulkan termasuk perlambatan
aditif dalam konduksi AV, penurunan kontraktilitas jantung sekunder
akibat beta-blokade, dan penurunan resistensi vaskular perifer
sekunder akibat blokade saluran kalsium. Selain itu, beberapa
penghambat saluran kalsium dapat menghambat metabolisme
CYP450 dari penghambat beta yang dimetabolisme hati,
menghasilkan peningkatan konsentrasi serum.
Sumber : Drugs.com 134
DRP Simvastatin Aspirin ISDN 5mg Captopril Omeprazol Vitamin b Furosemid Bisoprolol DMP Amlodipin Heparin Diazepam PCT
12, 5 mg Kompleks

a. Tepat Tepat obat Tepat Tepat obat Tepat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat obat Tepat Tepat obat
Obat (DIH 17th obat (DIH 17th obat (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th (DIH 17th obat (DIH 17th
(AHFS (AHFS (DIH
2011) 2011) 17th

b. Tepat Tepat Dosis Tepat Tepat Tepat Tepat Dosis Tidak Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tidak Tepat
Dosis (DIH 17th Dosis Dosis Dosis (DIH 17th Tepat Dosis Dosis Dosis Dosis Dosis tepat Dosis
(AHFS (DIH 17th (AHFS Dosis (DIH 17th (DIH 17th (AHF (DIH 17th (DIH dosis (AHF
2011) 2011) (DIH S 17th (DIH S
17th) 2011) 17th) 2011)

c. Tepat - - - - - - - - - - - - -
Durasi

d. Interaksi - captopril captopril - omeprazole - - - - - - - -


Obat >< >< ><
aspirin isosorbide simvastatin
dinitrate

e. ROTD - - - - - - - - - - - - -
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
HARI KE- TERAPI YANG DIBERIKAN
HARI KE 1 DI IGD OBSERVASI

HARI KEDUA (PASIEN RUJUK RL 6 tetes/mnt, D5% 45 mL + 16.000 IU Heparin, 2


MASUK ICU) mL/jam (bila tidak hematuria)
ISDN 3 x 5 mg ( TD > 110 mmHg) PO
Simvastatin 1 x 10 mg tablet PO
Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
Captopril 2 x 12,5 mg tablet PO
Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
OBH 3 x 15 mL sirup PO
Vitamin B komplek 3 x 1 tablet PO

136
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN
HARI KE- TERAPI YANG DIBERIKAN
HARI KETIGA (MASIH RL 6 tetes/mnt, D5% 45 mL + 10.000 IU Heparin, 1,25 mL/jam
DI ICU) ISDN 3 x 5 mg ( TD > 110 mmHg) PO
Simvastatin 1 x 20 mg tablet PO
Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
Captopril 2 x 12,5 mg tablet PO
Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
OBH 3 x 15 mL sirup PO
Vitamin B komplek 3 x 1 tablet PO
HARI KEEMPAT RL 6 tetes/mnt, D5% 45 mL + 10.000 IU Heparin,2 mL/jam
(MASIH DI ICU) Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO
Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
Amlodipine 1 x 5 mg tablet PO
Captopril 2 x 6,25 mg tablet PO
ISDN 3 x 5 mg tablet PO
Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
OBH 3 x 15 mL sirup PO
Parasetamol 3 x 500 mg tablet PO
Vitamin B Komplek 3 x 1 tablet PO

137
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN

HARI KE- TERAPI YANG DIBERIKAN


HARI Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
KELIMA Amlodipine 1 x 10 mg tablet PO Simvastatin 1 x 20 mg tablet PO
(MASIH Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO OBH 3 x 15 mL sirup
DI ICU) DMP 3 x 10 mg tablet
Vitamin B Komplek 3 x 1 tablet Koenzim Q10 1 x 100 mg

HARI Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO Aspilet 1 x 80 mg tablet PO


KEENAM Amlodipine 1 x 10 mg tablet PO Omeprazole 2 x 20 mg kapsul PO
(PINDAH Diazepam 1 x 2 mg tablet PO (malam hari)
RUANG Furosemide 1 x 40 mg tablet PO Simvastatin 1 x 20 mg tablet PO
RAWAT) Vitamin B Komplek 3 x 1 tablet PO Koenzim Q10 1 x 100 mg

138
MONITORING PEMBERIAN OBAT PASIEN

HARI KE- TERAPI YANG


DIBERIKAN
HARI KETUJUH Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO Aspilet 1 x 80 mg tablet PO
(DI RUANGAN Amlodipine 1 x 10 mg tablet PO Furosemide 1 x 40 mg tablet PO
BIASA) Simvastatin 1 x 20 mg tablet PO Vitamin B Komplek 3 x 1 tablet PO
Koenzim Q10 1 x 100 mg

PASIEN amlodipine 1 x 10 mg Bisoprolol 1 x 2,5 mg,


DIPULANGKAN aspirin 1 x 80 mg Furosemide 1 x 40 mg
SETELAH TUJUH simvastatin 1 x 20 mg vitamin B komplek 3 x 1
HARI DIRAWAT Koenzim Q10 100 mg 1 x 1

139
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
ISDN TEPAT 5 mg , 3 X SEHARI Angina:
Oral: 5-40 mg 4 kali / hari atau 40 mg setiap
8-12 jam dalam bentuk sediaan lepas
lambat (DIH 17Th)

SIMVASTATIN TEPAT 1 x 20 mg tablet Pencegahan kejadian kardiovaskular,


hiperlipidemia: Oral: 20-40 mg sekali sehari
di malam hari; kisaran: 5-80 mg / hari (DIH
17TH)
ASPILET TEPAT 1 x 80 mg tablet CAD dan MI> Dugaan IMA atau ACS Oral:
160-325 mg segera setelah IMA atau
dugaan ACS (selambat-lambatnya 24 jam
setelah onset gejala), dilanjutkan setiap hari
setelah MI
75-325 mg setiap hari awalnya untuk elevasi
non-ST-segmen (NSTE) ACS juga telah
direkomendasikan(AHFS 2011)

140
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
CAPTOPRIL TEPAT H-1: 2 X 12,5mg Hipertensi oral: Awalnya, 25 mg 2 atau 3 kali sehari.
H-4: 2 X 6,25mg Jika tekanan darah tidak terkontrol setelah 1-2
minggu, naikkan dosis menjadi 50 mg 2 atau 3 kali
sehari. Dosis awal yang lebih rendah (mis., 6,25 mg
dua kali sehari hingga 12,5 mg 3 kali sehari) mungkin
efektif pada beberapa pasien, terutama yang sudah
menerima diuretic (AHFS 2011)

OMEPRAZOLE TEPAT 2 x 20 mg Radang lambung: Oral: 40 mg / hari selama 4-8


minggu (DIH 17TH)
VITAMIN B TIDAK TEPAT 3 X 1 TABLET Suplemen makanan: Oral: Satu tablet setiap hari
COMPLEX Cairan Apatate®: Satu sendok teh setiap hari, 1 jam
sebelum makan tengah hari
Cairan Gevrabon®: Dua sendok makan (30 mL) sekali
sehari; kocok sebelum digunakan (DIH 17TH)

141
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPAT DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
AN
AMLODIPINE 5mg TEPAT HR-4:1 X 5mg Hipertensi: Oral: Dosis awal: 5 mg sekali sehari; dosis
HR-5: 1X 10mg maksimum: 10 mg sekali sehari. Secara umum, titrasi dalam
peningkatan 2,5 mg selama 7-14 hari. Kisaran dosis biasa (JNC
7): 2,5-10 mg sekali sehari (DIH 17TH)

PARACETAMOL TEPAT HR KE-5: Nyeri yang Terkait dengan Tension Headache Oral:
3 x 500 mg tablet PO Acetaminophen, dichloralphenazone, dan isometheptene
mucate: 1 atau 2 kapsul (masing-masing mengandung
acetaminophen 325 mg, dichloralphenazone 100 mg, dan
isometheptene mucate 65 mg) setiap 4 jam (hingga 8 kapsul
setiap hari). Nyeri yang Berhubungan dengan Osteoartritis
Oral: 1 g 4 kali sehari. Alternatifnya, 1,3 g sebagai tablet
pelepasan setiap 8 jam.
Demam
Oral: Untuk pengobatan sendiri, 650 mg atau 1 g setiap 4-6
jam sesuai kebutuhan (maksimum 4 g setiap hari) (AHFS 2011)

142
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPAT DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
AN
BISOPROLOL TEPAT HR KE-5 s.d pulang Hipertensi: Oral: 2,5-5 mg sekali sehari; dapat ditingkatkan
menjadi 10 mg dan kemudian hingga 20 mg sekali sehari, jika
perlu; kisaran dosis biasa (JNC 7): 2,5-10 mg sekali sehari
HF (penggunaan tanpa label): Awal: 1,25 mg sekali sehari;
Dosis maksimum yang disarankan: 10 mg sekali sehari.
Catatan: Tingkatkan dosis secara bertahap dan pantau tanda
dan gejala CHF(DIH 17TH)
DMP TEPAT HR -5:3 x 10 mg tablet Batuk
> Persiapan segera rilis
Oral: 10-20 mg setiap 4 jam atau 30 mg setiap 6-8 jam, tidak
melebihi 120 mg setiap hari, atau seperti yang diarahkan oleh
dokter (AHFS 2011)

143
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
FUROSEMIDE TEPAT HR-1: Edema, CHF, atau hipertensi (diuresis):
furosemide 40 Oral: 20-80 mg / dosis awalnya meningkat dengan peningkatan 20-40 mg /
mg IV, dosis dengan interval 6-8 jam; Interval dosis perawatan biasa adalah dua
HR-6: kali sehari atau setiap hari.
1 x 40 mg Kisaran dosis biasa untuk hipertensi (JNC 7): 20-80 mg / hari dalam 2 dosis
tablet PO terbagi I.M., I.V .: 20-40 mg / dosis, dapat diulang dalam 1-2 jam sesuai
kebutuhan dan ditingkatkan sebesar 20 mg / dosis dengan masing-masing
dosis berikutnya hingga 1000 mg / hari; Interval dosis biasa: 6-12 jam.
Note: Pedoman ACC / AHA 2005 untuk gagal jantung kongestif kronis
merekomendasikan dosis tunggal maksimum 160-200 mg.
I.V. berkelanjutan infus: Inisial I.V. dosis bolus 20-40 mg, diikuti oleh IV
terus menerus dosis infus 10-40 mg / jam. Jika output urin <1 mL / kg /
jam, gandakan seperlunya hingga maksimum 80-160 mg / jam. Risiko
terkait dengan tingkat infus yang lebih tinggi (80-160 mg / jam) harus
ditimbang terhadap strategi alternatif. Note: Pedoman ACC / AHA 2005
untuk gagal jantung kongestif kronis merekomendasikan 40 mg I.V. muat,
lalu infus 10-40 mg / jam. (DIH 17TH)

144
ANALISIS DRP TEPAT DOSIS
NAMA OBAT KETEPATAN DOSIS RESEP DOSIS LITERATUR
DIAZEPAM TIDAK HR KE-6: Diazepam Relaksan otot rangka (terapi tambahan): Oral: 2-10 mg 3-4 kali
TEPAT 1 x 2 mg tablet PO / hari (DIH 17th)
(malam hari)

COENZYM Q-10 TEPAT 1 x 100 mg 100mg/hari(Drugs.com)

HEPARIN TEPAT HR-1 & 2 16.000 IU tromboprofilaksis: subq 5000 unit tiap 8-12 jam DVT/PE, IV
diberikan 2ml/jam 80 unit/kg (5000 units) i.v diikuti infus 18 unit/jam (1300
HR- 3 10.000 IU unit/jam). NSTEMI: BOLUS 60 unit/kg (max 4000 unit)
diberikan 1,25 diikuti infus 12 unit/kg/jam (max 1000 unit).
ml/jam
HR 4 10.000 IU
diberikan 2ml/jam

145
KASUS 5 Hari ke-1
Pasien Tn. J 57 tahun, BB 65 tkg, TB 160 cm masuk RS dengan keluhan utama nyeri dada
kiri sejak 11 jam sebelum masuk RS. Nyeri dada timbul saat pasien sedang beraktivitas
yaitu bermain bulu tangkis, dan berlangsung selama ± 30 menit. Nyeri dirasakan seperti
diremas pada dada kiri dan menjalar ke punggung atas. Keluhan sesak juga dikeluhkan
oleh pasien. Saat kejadian pasien langsung ditolong dengan ditidurkan di kursi dan
dikatakan pasien sempat tidak sadar selama ± 5 menit. Saat sadar pasien langsung diantar
pulang ke rumah. Saat di rumah pasien sempat muntah 1x berisi sisa makanan, muntah
hitam disangkal, keluhan keringat dingin ada, dan tampak cemas. Pasien kemudian
dibawa ke klinik 24 jam dan disarankan untuk masuk RS. Sejak ± 2 bulan sebelum masuk
RS pasien kadang-kadang merasakan dada terasa nyeri saat beraktivitas berat, tetapi
nyeri menghilang saat pasien beristirahat. Tidak ada keluhan pada BAK dan BAB. Tidak
didapatkan riwayat penurunan BB pada pasien.
Riwayat penyakit pasien: kolesterol dan asam urat yang tinggi sejak 3 tahun sebelum
masuk RS tetapi pasien tidak pernah minum obat dan menjalani diet khusus. Riwayat
tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, ginjal, stroke, dan paru disangkal.
Pemerikasaan Hasil Lab Nilai Normal
Tekanan Darah 141/91 mmHg 90/60 – 120/80 mmHg
Nadi 57 kali/menit 60-100 kali/menit
Pernafasan 22 kali/menit 12-20 kali/menit
Suhu Badan 36,5 C 36-37 C
MAP 117 mmHg 90-100 mmHg
JVP 5+1 cm H2O < 8 cm H2O
IMT 25,4 kg/m2 18,5 – 24,9
Hb 12,7 g/Dl 13-18 g/dL
Ht 37,8 % 40%-50%
Leukosit 12.900/µL 3.200-10.000/µL
Pemeriksaan Hasil Lab Nilai Normal
Trombosit 308.000/µL 170.000/µL
LED 24 mm/1jam < 15 mm/1jam
CK 1101 µ/L 38-174 µ/L
CK MB 598 µ/L 7-25 µ/L
SGOT 217 U/L 5-40 µ/L
SGPT 41 U/L 7-56 µ/L
Ureum 58 mg/dL 7-20 mg/dL
Kreatinin 1,2 mg/dL 0,6-1,3 mg/dL
Asam Urat 9,3 mg/dL 3,6-8,5 mg/dL
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Na 137 mmol/L 135-144 mmol/L
K 4,1 mmol/L 3,6-4,8 mmol/L
Cl 106 mmol/L 97-106 mmol/L
Ca 2,24 mmol/L 2,2-2,6 mmol/L
Mg 1,7 mmol/L 0,85-1,15 mmol/L
TG 119 mg/dL 40-160 mg/dL
Kolesterol Total 286 mg/dL < 240 mg/dL
HDL 45 mg/dL 30-70 mg/dL
LDL 195 mg/dL < 130 mg/dL
GDP 106 mg/dL 70-130 mg/dL
GDP 2 JAM 128 mg/dL < 100 mg/dL
Tata Laksana
Heparin bolus 4000 IU, dilanjutkan dengan heparin 19.000 IU dalam D5% 43
mL, yang diberikan 2mL/jam.

Clopidogrel 75 mg
Captopril 3 x 6,25 mg
ISDN 5 mg sublingual
simvastatin 1 x 20 mg
diazepam 1 x 2 mg
aspirin 1 x 80 mg
Ranitidine 2 x 50 mg IV
Allopurinol 1x300 mg

151
SUBJEK OBJEKTIF
• Nyeri dada kiri sejak 11 jam sebelum masuk RS. Nyeri • Tekanan Darah 141/91 mmHg
dada timbul saat pasien sedang beraktivitas yaitu • Nadi 57 kali/menit
bermain bulu tangkis, dan berlangsung selama ± 30 • Pernafasan 22 kali/menit
menit. Nyeri dirasakan seperti diremas pada dada kiri • MAP 117 mmHg
dan menjalar ke punggung atas. • IMT 25,4 25,4 kg/m2
• Sesak • Hb 12,7 g/Dl
• Tidak sadar selama ± 5 menit. • Ht 37,8 %
• Muntah 1x berisi sisa makanan • Leukosit 12,7jam g/Dl
• Keringat dingin • Trombosit 308.000/µL
• Sebelum masuk RS pasien kadang-kadang merasakan • LED 24 mm/1
dada terasa nyeri saat beraktivitas berat, tetapi nyeri • CK 1101 µ/L
menghilang saat pasien beristirahat. • CK-MB 598 µ/L
• Riwayat penyakit pasien: kolesterol dan asam urat • SGOT 217 U/L
yang tinggi sejak 3 tahun sebelum masuk RS tetapi • Ureum 58 mg/dL
pasien tidak pernah minum obat dan menjalani diet • Asam urat 9,3 mg/dL
khusus. • Kolesterol Total 286 mg/dL
• LDL 195 mg/Dl

*
• GDP 2 JAM 128 mg/dL
• Pada pemeriksaan EKG didapatkan
ST elevasi.
Assesment
DRP Heparin Captopril ISDN Simvastatin Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurinol Clopidogrel

Tepat Obat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
DIH ed 17

Tepat Dosis Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
DIH ed 17

Interaksi Obat Captopril Allopurinol Captopril Captopril Captopril Captopril Aspirin


drugs.com Aspirin (mayor) Diazepam ISDN Heparin (mayor)
(Moderate) Diazepam Clopidogrel
Aspirin
Heparin
ISDN
(Moderate)

Tidak ada indikasi tanpa obat


Tidak ada obat tanpa indikasi
Planning
1. Monitoring gejala hipotensi.
2. Disarankan untuk menghentikan salah satu, jika pasien mengalami
sesak nafas, penyempitan tenggorokan, pembengkakan pada wajah,
bibir atau lidah, urtikaria,ruam, demam.
3. Monitoring tanda pendarahan seperti gusi berdarah dan BAB hitam.
4. Monitoring ES dari captopril
5. Disarankan untuk menguhubungi dokter jika mengalami tanda-tanda
gejala demam, kedinginan, sakit tenggorokan, lesu, sakit badan, atau
gejala flu lainnya.

154
Hari Ke – 3
Didapatkan keluhan nyeri dada dan sesak sudah tidak ada. Pada pemeriksaan penunjang profil lipid
didapatkan TG 119 mg/dL, kolesterol total 286 mg/dL, kolesterol HDL 45 mg/dL, dan kolesterol LDL 195
mg/dL. Tekanan Darah 112mmHg. Pada pemeriksaan gula darah puasa (GDP) didapatkan hasil 106 mg/dL
dan GD 2 jam setelah makan 128 mg/dL. Tanda vital pasien stabil pada pemeriksaan urinalisis didapatkan
bakteri (+), sehingga terapi pasien ditambahkan dengan klindamisin 3 x 300 mg.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidine 2 x 50 mg IV
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Diazepam 2 mg (kalau perlu)
• Allupurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg
SUBJEK
Nyeri dada

OBJEKTIF
Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan bakteri (+)
Kolesterol total 286 mg/dL
Kolesterol HDL 45 mg/dL
Kolesterol LDL 195 mg/dL
Tekanan Darah 112mmHg
GDP 106 mg/dL
GD 2 jam setelah makan 128 mg/dL.

*
DRP Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17

Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17

Interaksi Allopurinol Captopril - Captopril Captopril - Captopril Aspirin -


Obat (mayor) Diazepam ISDN Heparin (mayor)
drugs.com Diazepam Clopidogrel
Aspirin
Heparin
ISDN
(Moderate)
Tidak ada indikasi tanpa obat
Tidak ada obat tanpa indikasi
Planning
1. Monitoring gejala hipotensi.
2. Disarankan untuk menghentikan obat-obat ini jika pasien mengalami
sesak nafas, penyempitan tenggorokan, pembengkakan pada wajah,
bibir atau lidah, urtikaria,ruam, demam.
3. Monitoring tanda pendarahan seperti gusi berdarah dan BAB hitam.
4. Mnitoring ES dari captopril
5. Disarankan untuk menguhubungi dokter jika mengalami tanda-tanda
gejala demam, kedinginan, sakit tenggorokan, lesu, sakit badan, atau
gejala flu lainnya.

158
Hari Ke - 4
Tidak ada sesak, nyeri dada, mual dan muntah. Kondisi pasien stabil sehingga pasien direncanakan untuk
dipindahkan ke ruang rawat biasa. Pada pemeriksaan penunjang yaitu ekokardiografi disimpulkan dimensi
normal, tidak ada pembesaran ventrikel kiri, kontraktilitas ventrikel kiri cukup dengan LVEF 60%, akinetik
anteroapikal, dan keadaan katup baik. TD 104/66 mmHg, Nadi 68 x/menit, Pemeriksaan 20 x/menit, Suhu
Tubuh 36 C, MAP 78 mmHg.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidine 2 x 50 mg IV
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Diazepam 2 mg (kalau perlu)
• Allopurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg,
Pasien pindah ruangan
*
SUBJEK
Kondisi pasien stabil

OBJEKTIF
TD 104/66 mmHg, MAP 78 mmHg.
DRP Heparin Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17

Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17

Interaksi Captopril Allopurinol Captopril - Captopril Captopril - Captopril Aspirin -


Obat Aspirin (mayor) Diazepam ISDN Heparin (mayor)
drugs.com (Moderate) Diazepam Clopidogrel
Aspirin
Heparin
ISDN
(Moderate)
Tidak ada indikasi tanpa obat
Tidak ada obat tanpa indikasi
Planning
1. Monitoring gejala hipotensi.
2. Disarankan untuk menghentikan salah satu, jika pasien mengalami
sesak nafas, penyempitan tenggorokan, pembengkakan pada wajah,
bibir atau lidah, urtikaria,ruam, demam.
3. Monitoring tanda pendarahan seperti gusi berdarah dan BAB hitam.
4. Monitoring ES dari captopril
5. Disarankan untuk menguhubungi dokter jika mengalami tanda-tanda
gejala demam, kedinginan, sakit tenggorokan, lesu, sakit badan, atau
gejala flu lainnya.

162
Hari Ke - 7
Pasien dipulangkan pada hari ketujuh. TD 110/60 mmHg, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 16 x / menit.
• Aspirin 1 x 80 mg tablet
• Clopidogrel 1 x 75 mg tablet
• ISDN 5 mg PO (kalau perlu)
• Simvastatin 1 x 20 mg
• Ranitidin 1 x 150 mg
• Captopril 3 x 6,25 mg
• Allupurinol 1 x 300 mg
• Klindamisin 3 x 300 mg

Pasien direncanakan pulang


SUBJEK
Pasien dipulangkan

OBJEKTIF
TD 110/60 mmHg, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 16 x / menit.

*
DRP Heparin Captopril ISDN Simvas Diazepam Aspirin Ranitidin Allopurino Clopidogrel Clinda
tatin l mycin
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Obat
DIH ed 17

Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Dosis
DIH ed 17

Interaksi Captopril Allopurinol Captopril - Captopril Captopril - Captopril Aspirin -


Obat Aspirin (mayor) Diazepam ISDN Heparin (mayor)
drugs.com (Moderate) Diazepam Clopidogrel
Aspirin
Heparin
ISDN
(Moderate)
Tidak ada indikasi tanpa obat
Tidak ada obat tanpa indikasi
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Heparin

2. Indikasi Utama Untuk ACS/ STEMI Dipiro 2009

3. Efek samping Pendarahan, kelainan pembekuan darah (5%), trombositopenia (7 hari) Dipiro 2009

4. Dosis Stemi 60 unit/kg iv bolus (mmax 4000 mikro) diikuti dengan iv konstan 12 Dipiro 2009
unit / kg/hari (max1000 unit/hari)
NSTEMI 60-70 unit/kg iv (maksimal 5000 mikro) diikuti dengan iv konstan
12-15 unit /kg / hari (max 1000 mikro/hari)

166
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Allopurinol

2. Indikasi Utama Pencegahan serangan artritis gout dan nefropati, pengobatan hiperurisemia DIH Ed. 17
sekunder yang dapat terjadi selama pengobatan tumor atau leukemia,
pencegahan batu kalsium oksalat berulang
3. Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap allopurinol DIH Ed. 17

4. Dosis Dosis: Dewasa Dosis> 300 mg harus diberikan dalam dosis terbagi. DIH Ed. 17
Gout: Oral:
Ringan: 200-300 mg / hari
Parah: 400-600 mg / hari. untuk mengurangi kemungkinan serangan gout
akut, berikan dosis 100 mg / hari dan pertambahan dosis mingguan sesuai
anjuran. Dosis harian maksimum: 800 mg / hari.
Hyperuricemia sekunder yang terkait dengan kemoterapi:
Oral: 600-800 mg / hari dalam 2-3 dosis terbagi untuk pencegahan nefropati
asam urat akut selama 2-3 hari mulai 1-2 hari sebelum kemoterapi
I.V .: 200-400 mg / m2 / hari (maksimum: 600 mg / hari)
5. Mekanisme Kerja Allopurinol menghambat xanthine oksidase, enzim yang bertanggung jawab DIH Ed. 17
untuk konversi hipoksantin menjadi xantin menjadi asam urat. Allopurinol
dimetabolisme menjadi oxypurinol yang juga merupakan penghambat
xanthine oksidase; allopurinol bekerja pada katabolisme purin, mengurangi
produksi asam urat tanpa mengganggu biosintesis purin vital.
No. Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Clindamycin
2. Indikasi Utama Pengobatan infeksi bakteri yang rentan, terutama yang DIH Ed. 17
disebabkan oleh anaerob, streptokokus, pneumokokus, dan
stafilokokus, bacterial vaginosis (krim vagina, supositoria
vagina), penyakit radang panggul (I.V.), topikal dalam
pengobatan jerawat parah, secara vagina untuk Gardnerella
vaginalis
3. Kontra Indikasi Kontraindikasi Hipersensitif terhadap clindamycin, DIH Ed. 17
lincomycin, atau komponen apa pun dari formulasi
4. Dosis Oral: 150-450 mg / dosis setiap 6-8 jam; dosis maksimum: DIH Ed. 17
1,8 g / hari
I.M., I.V .: 1.2-2.7 g / hari dalam 2-4 dosis terbagi; dosis
maksimum: 4,8 g / hari
5. Mekanisme Berikat secara terbalik pada subunit ribosom 50S yang DIH Ed. 17
Kerja mencegah pembentukan ikatan peptida sehingga
menghambat sintesis protein bakteri; bakteriostatik atau
bakterisida tergantung pada konsentrasi obat, tempat infeksi,
dan organisme
No. Komponen Uraian Pustaka
1. Nama Obat Clopidogrel 150 mg
2. Indikasi Utama Pengobatan awal sindrom koroner akut (ACS), DIH Ed. 17
Mengurangi laju kematian dan peristiwa aterotrombotik
pada pasien dengan STEMI
3. Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap clopidogrel, ulkus peptikum, DIH Ed. 17
gangguan koagulasi.
4. Dosis STEMI: 75 mg sekali sehari (dalam kombinasi dengan DIH Ed. 17
aspirin 75-162 mg/hari)
5. Mekanisme Clopidogrel membutuhkan biotransformasi in vivo untuk DIH Ed. 17
Kerja menjadi metabolit aktif yang tidak teridentifikasi.
Metabolit aktif ini secara ireversibel memblokir
komponen P2Y12 dari reseptor ADP pada permukaan
trombosit, yang mencegah aktivasi kompleks reseptor
GPIIb / IIIa, sehingga mengurangi agregasi trombosit.
Trombosit yang tersumbat oleh clopidogrel dipengaruhi
selama sisa umurnya.
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Captopril 3x 6,25 mg


2. Indikasi Utama Hipertensi, gagal jantung kongestif DIH Ed. 17

3. Kontra Indikasi Kehamilan, Laktasi DIH Ed. 17


hipersensitif terhadap ACEI, Penyakit renovaskuler, Stenosis aortik atau IONI 2014
obstruksi keluarnya darah dari jantunporfiria.

4. Dosis • Hipertensi akut 12.5 – 25 mg dapat diulang sesuai kebutuhan DIH Ed. 17
• Hipertensi awal 12,5 – 25 mg 2-3 kali sehari. Dapat meningkat 12.5-
25 mg hingga 50 mg 3 kali/hari pada interval 1-2 minggu.
Dosis Maksimum 150 mg 3x sehari
Dosis lazim 100 mg/hari dalam 2 dosis terbagi
• Gagal jantung kongestive 6,25-12,5 mg 3x sehari
5. Mekanisme Kerja Menghambat / Menginhibisi Angiotensin Converting Enzym (ACE) DIH Ed. 17
secara kompetitif. Mencegah konversi angiotensin I menjadi
Angiotensin II, sebuah vasokontriktor, Menghasilkan penurunan jumlah
angiotensin II yang mengakibatkan Peningkatan Aktivitas renin plasma
dan mereduksi sekresi aldosterone.
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Isosorbid dinitrat 5 mg sublingual

2. Indikasi Utama Angina pektoris, gagal jantung kongestiv dan kejang pada esofagus dengan refluks GE. DIH Ed. 17

3. Kontra Indikasi Hipersensitifitas terhadap ISDN, nitrat organik. Pengugunaan bersamaan dengan DIH Ed. 17
inhibitor fosfodiestrase-5, glaukoma sudut tertutup, trauma kepala atau pendarahan
otak.
4. Dosis • Angina DIH Ed. 17
Oral 5-40 mg 4 kali sehari atau 40 mg tiap 8-12 jam dalam bentuk sediaan lepas
lambat
Sublingual 2,5-5 mg setiap 5 sampai 10 menit maksimum 3 dosis dalam 15-30 menit
atau untuk profilaksis 15 menit sebelum kegiatan yang dapat memprovokasi serangan
• Gagal Jantung kongestive
Dosis awal 20 mg 3-4 kali sehari
• GE
Oral 5-10 mg sebelum makan
Sublingual 2,5 mg setelah makan
5. Mekanisme Kerja Menstimulasi sintesis c-GMP sehingga merelaksasi sel-sel otot polos (melebarkan DIH Ed. 17
pembuluh darah arteri dan vena). Dilatasi pada vena akan meningkatkan pooling darah
perifer sehingga menurunkan tekanan ventrikel kiri (preload). Dilatasi pada arteri dapat
menurunkan resistensi arteri (afterload). Sehingga mengurangi kerja yang harus
dilakukan jantung untuk memompa darah.
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Simvastatin 1 x 20 mg

2. Indikasi Utama Hiperkolesterolemia DIH Ed. 17

3. Kontra Indikasi Hipersensitivitas thd simvastatin, gangguan fungsi hati, DIH Ed. 17
peningkatan transaminase serum persisten yang tidak dapat
dijelaskan, kehamilan, menyusui.
4. Dosis Hiperkolesterolemia 40 mg sehari sekali / 80mg/hari DIH Ed. 17
Hiperlipidemia 20-40 mg perhari dimalam hari kisaran 5 sampai
80 mg / hari
Kolesterol LDL = 10 mg sehari sekali
5. Mekanisme Simvastatin adalah turunan metilasi lovastatin yang menghambat DIH Ed. 17
Kerja 3-hidroksi-3-methyl glutaryl coenzim A (HMG-CoA) reduktase,
dimana enzim ini yang mengkatalisa perubahan HMG Co-A
menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari
sintesa kolesterol.
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Diazepam


2. Indikasi Gangguan kecemasan, Relaksan otot rangka, status epileptikus, kejang otot yang DIH ed 17
Utama terkait dengan tetanus, Sedasi
3. Kontra depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner IONI 2014
Indikasi akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut,
serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh
digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi.
4. Dosis Anti Kejang Rectal 0.2 mg/kg DIH ed 17
Kecemasan oral 2-10 mg 2-4 kali sehari, IV atau IM 2-10 mg dapat diulang 3-4
jam jika perlu
Kejang otot IV atau IM 5-10 mg
Relaksasi otot rangka 2-10 mg 3-4 kali sehari
Status epileptikus IV 5-10 mg setiap 5-10 mg
Sedasi pada pasien ICU: I. V.: 0.03-0.1 mg/kg setiap 30 menit sampai 6 jam.
Dosis maksimum 30 mg
5. Mekanisme Mempengaruhi neurotransmiter yang berfungsimemancarkan sinyal ke otak. DIH ed 17
Kerja Mmeperkuat fungsi hambatan GABA . Pada reseptor ini, benzodiazepim akan
bersifat agonis. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA thd
reseptonya akan meningkat . Dengan aktifnya reseptor GABA , saluran ion
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Aspirin

2. Indikasi Utama STEMI DIH ed 17

3. Kontra Indikasi Hipersensitiv thd salisislat, asma, rinitis polip hidung, kelainan DIH Ed 17
perdarahan bawaan, jangan digunakan pada anak anak,
syndrom reye kehamilan (trimester3)
4. Dosis Dosis awal: 162-325 mg (pasien harus mengunyah aspirin DIH ed 17
dilapisi nonenteric);
Untuk pasien yang tidak dapat scr oral, dapat menggunakan
supositoria rektal (300 mg).
Dosis Pemeliharaan (pencegahan sekunder): 75-162 mg sekali
sehari tanpa batas
5. Mekanisme Menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), DIH ed 17
Kerja yang mengakibatkan penurunan pembentukan prostaglandin;
memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan anti-
inflamasi
No. Komponen Uraian Pustaka

1. Nama Obat Ranitidin

2. Indikasi Utama Pemeliharaan ulkus duodenum, tukak lambung, DIH ed 17


gastroesophageal refluks.
Bagian dari regimen h.pylori
3. Kontra Indikasi penderita yang diketahui hipersensitif terhadap ranitidin DIH ed 17

4. Dosis Ulkus duodenum 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg perhari DIH ed 17
H.pylori 100 mg 2 kali sehari
Kondisi hipersekretori oral 150 mg 2 kali sehari hingga 6 g/hari
Iv 1 mg/kg/jam dosis hingga 2.5 mg/kg/jam
5. Mekanisme Penghambatan kompetitif histamin di H2-reseptor sel parietal DIH ed 17
Kerja lambung, yang menghambat sekresi asam lambung, volume
lambung, dan konsentrasi ion hidrogen dikurangi. Tidak
mempengaruhi sekresi Pepsin, pentagastrin-merangsang sekresi
faktor intrinsik, atau gastrin serum.
INTERAKSI OBAT
Captopril <> Allopurinol (Mayor)
Menggabungkan captopril dengan allopurinol dapat meningkatkan resiko reaksi
alergi dan infeksi parah serta nutropenia, agranulositosis, demam mialgia,
atralgia, dermatitis eksfoliatif dan sindrom st johnson.

Rekomendasi
1. Monitoring secara berkala jumlah sel darah putih.
2. Disarankan untuk menghentikam obat-obat ini jika pasien mengalami sesak
nafas, penyempitan tenggorokan, pembengkakan pada wajah, bibir atau
lidah, urtikaria,ruam, demam, arthalhia atau mialgia.
3. Disarankan untuk menguhubungi dokter jika mengalami tanda-tanda gejala
demam, kedinginan, sakit tenggorokam, lesu, sakit badan, atau gejala flu
lainnya.

176
Interaksi Obat
Captopril <> Diazepam (Moderate)

Banyak agen psikoterapi dan aktif SSP (misalnya ansiolitik, sedatif, hipnotik, anti depresan, anti
psikotif, opioid, alkohol, relaksan obat) menunjukan efek hipotensi, terutama selama inisiasi terapi
dan peningkatan dosis. Pemberian bersamaan dengan anti hipertensi dan agen hipotensi lainnya,
khusus nya vasodilator dan alfa bloker, dapat mengakibatkan efek aditif pada tekanan darah dan
ortostasis

Rekomendasi:
Monitoring gejala hipotensi seperi kunang-kunang, kepala terasa ringan, pusing, tidak stabil atau
goyah.
Interaksi Obat
Captopril <> Aspirin (Moderate)
Pemberian bersamaan aspirin dapat melemahkan vasodilator dan efek
hipotensi dari ACEI.
Rekomendasi:
Obat masih dapat dgunakan, pasien dengan terapi jangka panjang dengan
kombinasi harus monitoring TD dan fungsi ginjal. Dosis terapetik terendah
dar aspirin harus digunakan.
Interaksi Obat
• Captopril <> Heparin (Moderate)
Penggunaan ACEI secara bersamaan atau ARB dan heparin atau
heparin dengan berat molekul rendah dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia. ACEI, ARB dan beberapa heparin scr individual telah
dikaitkan dengan peningkataan kadar kalium atau hiperkalemia.
Pasien dengan gangguan ginjal, diabetes, usia tua dan gagal ginjal
harus diperiksa secara teratur.

179
Interaksi Obat
• Aspirin <> Heparin (Moderate)
NSAID dan LWH dapat mempotensiasi risiko pendarahan. NSID
mengganggu adhesi dan agregasi trombosit dan dapat
memperpanjang waktu pendarahan pada orang sehat. NSAID
diketahui menyebabkan pendarahan GI.

Rekomendasi:
NSAID jika diberikan secara kronis atau dalam dosis tinggi sebaiknya
dihendari pada pasien yang menerima heparin atau LMWH

180
Interaksi Obat
Captopril <> ISDN (Moderate)
ACE bloker dapat meningkatkan efek vasodilator dan hipotensif dari
nitroglicerin. Inhibitor ACE dapat menurunkan resistensi vaskular
sistemik dan kerja jantung, yang selanjutnya meningktakan
efektifitas nitroglicerin.

Rekomendasi:
Nitrat dan vasodilator lainnya harus dihentikan sebelum memlai
ACEI dilanjutkan dengan dosis yang dikurangi.
Monitoring TD.
Diazepam <> ISDN (Moderate)
Banyak agen psikoterapi dan aktif SSP (misalnya ansiolitik, sedatif, hipnotik, anti depresan, anti
psikotif, opioid, alkohol, relaksan obat) menunjukan efek hipotensi, terutama selama inisiasi terapi
dan peningkatan dosis. Pemberian bersama dengan hipertensi dan agen hipotensi lainnya,
khususnya vasodilator dan alfa bloker, dapat mengakibatkan efek aditif pada tekanan darah dan
ortostatik.
Rekomendasi:
Monitoring gejala hipotensi seperi kunang-kunang, kepala terasa ringan, pusing, tidak stabil atau
goyah.

Interaksi Obat
Interaksi Obat
Aspirin <> Clopidogrel (Moderate)
Clopidogrel telah terbukti mempotensiasi penghambatan agregasi platelet karna
aspirin. Studi dosis tunggal belum menunjukan perpanjangan waktu pendarahan ketika
aspirin ditambahkan ke clopidogrel. Namun resiko pendarahan GI.
Rekomendasi:
Monitoring tanda dari pendarahan lambung misalnya tinja merah atau hitam / emesis
berdarah
Interaksi Obat
Simvastatin <> Makanan (Mayor)
Anggur secara signifikan dapat meningkatkan kadar simvastatin dalam
darah. Ini dapat meningkatkan resiko efek samping seperti kerusakan
hati dan kondisi langka namun serius yang disebut rhabdomyolysis
dapat menyebabkan kerusakan ginjal bahkan kematian
Rekomendasi
1. Konsultasikan dengan pasien, selama penggunaan simvastatin tidak
di anjurkan untuk mengkonsumsi anggur
2. Jika pasien mengalami nyeri otot atau kelemahan selama perawatan,
terutama jika mengalami gejala disertai dengan demam atau urin
berwarna gelap, konsultasikan dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai