Anda di halaman 1dari 37

Kebijakan Akreditasi

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


(FKTP)

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

1
LATAR BELAKANG

3
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT

Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan

Yang Sehat Tetap Sehat


FKTP
Yang sehat Tidak Sakit 80 %

sehat / rujuk
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,
FKRTL balik
Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes, 20%
Desa Siaga) sakit
SEHAT ADALAH HARTAKU
meninggal
YANG HARUS KUJAGA DAN
KUPELIHARA

*Sumber : Susenas 2010


Dasar Kebijakan Akreditasi
Permenkes 71/2013
Tentang Yankes pada JKN
Pasal 6 (2)
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.

Pasal 41
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri
ini mulai berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
5
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Jaminan Kesehatan
Paradigma Sehat Penguatan Yankes Nasional
Program
Program Program
• Pengarusutamaan • Benefit
kesehatan dlm • Peningkatan Akses
• Sistem pembiayaan: asuransi –
pembangunan • Peningkatan Mutu azas gotong royong
• Prom prev sbg pilar utama • Regionalisasi Rujukan • Kendali Mutu & Kendali Biaya
upaya kesehatan • Sasaran: PBI dan Non PBI
• Pemberdayaan Indikator
masyarakat
• Jml Kecamatan yg memiliki
minimal 1 Puskesmas yg
Indikator tersertifikasi akreditasi Tanda
kepesertaan
• Kota Sehat • Jml Kab/Kota yg memiliki KIS – Kartu BPJS
• Kecamatan Sehat minimal 1 RSUD yg
Indikator:
terakreditasi
Total coverage

6
STRATEGI PENGUATAN
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

1 Peningkatan Akses

2 Peningkatan Mutu  Melalui Akreditasi

3 Regionalisasi Rujukan
Mutu (Kemenkes)
• Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu
pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan

8
Penyebab Masalah Mutu:
Variasi Proses

Proses tidak diukur dg baik

Proses tidak dimonitor dg baik

Proses tidak dikendalikan dg baik

Proses tidak dipelihara dg baik

Proses tidak disempurnakan

Proses tidak didokumentasikan dg baik


9
AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Definisi:

Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter dan praktik


dokter gigi yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan
tingkat pertama itu memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan secara
berkesinambungan.

10
MANFAAT AKREDITASI FKTP
 BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)
1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
 BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan
konsistensi dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
 BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA : Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko
 BAGI BPJS KESEHATAN : Sebagai syarat recredensialing FKTP
11
AKREDITASI FKTP

PARIPURNA

KLINIK PRATAMA
PUSKESMAS

PARIPURNA
UTAMA

DPM
MADYA TERAKREDITASI
MADYA
TIDAK
DASAR TERAKREDITASI
DASAR
TIDAK
TERAKREDITASI
TIDAK
TERAKREDITASI

1. ADIMINISTRASI 1. ADIMINISTRASI 1. ADIMINISTRASI


MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN
2. UKM 2. LAYANAN KLINIS 2. LAYANAN KLINIS
3. LAYANAN KLINIS
27 STD 20 STD
42 STD 503 EP 207 EP
776 EP
12
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
SOSIALISASI AKREDITASI FKTP DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

APA DASAR HUKUMNYA AGAR


PEMERINTAH DAERAH WAJIB
MENGIKUTI & MELAKSANAKAN
NSPK BIDANG KESEHATAN

13
UU 23/2014
Tentang Pemerintah Daerah
Pasal 17

(1) Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk


menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.

(2) Daerah dalam menetapkan kebijakan Daerah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), wajib berpedoman pada norma,
standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.

(3) Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat dalam rangka


penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah tidak mempedomani norma, standar,
prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pemerintah Pus at me mbatalk a n kebijakan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5) Pemerintah Pusat belum
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
penyelenggara Pemerintahan Daerah melaksanakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

14
UU 23/2014
Tentang Pemerintah Daerah

15
Langkah Persiapan Akreditasi
Puskesmas
Pendamping Akreditasi
Langkah Pendampingan Akreditasi di Puskesmas.
 Pendampingan Pra Akreditasi
 Pendampingan Paska Akreditasi

17
Pendamping Pra Akreditasi
• Langkah-langkah pendampingan praakreditasi:
– Lokakarya
– Pelatihan pemahaman standar dan instrument
akreditasi dan persiapan self assessment
– Self assessment
– Penyusunan dokumen yang dipersyaratkan
– Implementasi
– Presurvei akreditasi / Penilaian prasertifikasi
– Pengajuan permohonan untuk disurvei

18
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
1. Lokakarya di Puskesmas selama dua hari efektif untuk:
 menggalang komitmen dan pemahaman tentang Standar
dan Instrument Akreditasi,
 pembentukan Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas, dan
 pembentukan Kelompok Kerja, yaitu kelompok kerja
manajemen, kelompok kerja program, dan kelompok kerja
pelayanan klinis.

2. Pendampingan di Puskesmas diikuti oleh seluruh karyawan


puskesmas untuk memahami secara rinci standar dan
instrument akreditasi puskesmas dan persiapan self-
assessment.

19
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
3. Penyiapan Dokumen Akreditasi, dengan tahapan:
a. Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar
akreditasi,
b. Penyiapan tata naskah penulisan dokumen
c. Penyiapan dokumen akreditasi
 Dokumen internal, meliputi :
 Surat-surat keputusan
 Pedoman mutu
 Pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan dan program
 Kerangka acuan
 Standar prosedur operasional (SPO)
 Rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
 Dokumen eksternal yang perlu disediakan
20
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
d. Pelaksanaan self-assessment oleh Panitia Persiapan Akreditasi
Puskesmas
e. Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan
pembahasan hasil self assessment bersama Tim Pendamping
Akreditasi Puskesmas
f. menyusun Rencana Aksi untuk persiapan akreditasi.
g. Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi pengaturan
tentang kewenangan pembuatan, pemanfaatan dan
penyimpanan seluruh dokumen puskesmas.

21
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
h. Pelaksanaan kegiatan persiapan akreditasi dilaksanakan
minimal @ 2 hari, 5 kali dalam kurun waktu 6 (enam) bulan
i. Penilaian Prasertifikasi oleh Tim Pendamping Akreditasi
Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk
diusulkan dilakukan penilaian akreditasi.
j. Pengusulan Puskesmas yang siap diakreditasi dilakukan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan
rekomendasi hasil Penilaian Prasertifikasi oleh Tim Pendamping
Akreditasi.

22
TAHAPAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI
( SURVEI & PENETAPAN )

KOMISI 5
KOMISI MEMERINTAHKAN KOORDINATOR
SURVEIOR UNTUK MEMBENTUK TIM
MENERUSKAN AKREDITASI SURVEI

4 PERMOHONAN
AKREDITASI
10
KOMISI MELAKUKAN RAPAT
PEMBERITAHUAN PENETAPAN KELULUSAN
KELULUSAN BERDASARKAN
DINKES PROV REKOMENDASI 9
KOORDINATOR SURVEIOR
DI PROVINSI MEMBENTUK TIM 6
MENGUSULKANN
3 PERMOHONAN
AKREDITASI
SURVEI
MENERUSKAN PEMBERITAHUAN 11
YA KELULUSAN KE KAB/KOTA

TIM SURVEIOR MENYERAHKAN


8 REKOMENDASI HASIL SURVEI
SYARAT
TERPENUHI TIM SURVEIOR
TIDAK MELAKUKAN 7
SURVEI/PENILAIAN

DINKES KAB/KOTA MELAKUKAN MELAKUKANPERBAIKAN


VERIFIKASI DOKUMEN &
2 LAPANGAN

FKTP ALUR SURVEI

DINKES KAB PERMOHONAN ALUR PENETAPAN


AKREDITASI 1
Pendamping Paska Akreditasi
• Setelah lulus akreditasi, puskesmas/fasyankes tingkat pertama
harus dilakukan surveilans tiap 6 bulan (1 tahun ?) sekali
• Surveilans dilakukan minimal oleh satu orang tenaga
pendamping untuk menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi
yang diberikan oleh tim surveyor apakah sudah dilaksanakan
atau belum
• Pendamping akreditasi juga melakukan review terhadap hasil
audit internal dan rapat tinjauan manajemen, dan menyarankan
upaya-upaya peningkatan mutu dan kinerja
• Pada tahun ketiga pendamping akreditasi membantu puskesmas
untuk melakukan self assessment ulang dan melakukan
pembinaan untuk persiapan akreditasi periode berikutnya

24
Akreditasi Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan usulan
Dinas Kesehatan Kab/Kota

Akreditasi Klinik dan Dokter Praktik Mandiri dilaksanakan


sesuai dengan usulan Klinik dan Dokter Praktik Mandiri yang
bersangkutan
Pada tahun 2019 akreditasi akan menjadi persyaratan PPK 1
sebagai provider JKN (recredentialing fasilitas primer)

25
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
DAN
AUDIT INTERNAL
Standar akreditasi puskesmas
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH ELEMEN
BAB JUDUL STANDAR KRITERIA
PENILAIAN (EP)

I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 3 13 59


II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas 6 29 121
(KMP)
III Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko 1 7 32
(PMMR) 212
IV Upaya Kesehatan Masyarakat yang 3 10 53
Berorientasi Sasaran (UKMBS)
V Kepemimpinan dan Manajemen Upaya 7 22 101
Kesehatan Masyarakat (KMUKM)
VI Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) 1 6 29
183
VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) 10 33 151
VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 7 36 172
IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan 4 12 58
Pasien (PMKP) 381
776
Kelompok standar administrasi dan
manajemen
• Bab I:
– Perencanaan puskesmas
– Akses masyarakat thd puskesmas
– Evaluasi kinerja puskesmas
• Bab II:
– Tatakelola sarana, pengelolaan sdm
– Pengelolaan Puskesmas: pengorganisasian,
komunikasi dan koordinasi, pengelolaan keuangan,
pengelolaan data dan informasi
• Bab III:
• Peningkatan mutu dan manajemen risiko
Kelompok standar UKM
• Bab IV:
– Analisis kebutuhan masyarakat sebagai dasar perencanaan kegiatan
tiap-tiap UKM
– Akses sasaran thd UKM
– Evaluasi kinerja UKM
• Bab V:
– Tanggung jawab dalam pengelolaan UKM
– Pengelolaan tiap-tiap UKM: Perencanaan prgoram/kegiatan UKM,
pengorganisasian, komunikasi dan koordinasi, akuntabilitas
pengelolaan UKM, hak dan kewajiban sasaran
• Bab VI:
– Sasaran kinerja UKM: komitmen dan peran dalam perbaikan kinerja
UKM, tata nilai dalam penyelenggaraan program/kegiatan UKM, Upaya
perbaikan kinerja berkesinambungan berdasarkan analisis kinerja
untuk tiap-tiap UKM, keterlibatan sasaran dalam perbaikan kinerja
UKM
Kelompok standar UKP
• Bab VII:
– Kesinambungan pelayanan klinis (continuity of care):
mulai dari pendaftaran sampai dengan pemulangan
atau rujukan
• Bab VIII:
– Manajemen penunjang pelayanan klinis: pelayanan
lab, obat, radiodiagnostik, rekam medis, manajemen
keamanan lingkungan puskesmas, manajemen
peralatan klinis, manajemen sdm klinis
• Bab IX:
– Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien
Perhatikan
• 1.1.1. EP 1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang
disediakan berdasarkan prioritas.

• Pokok Pikiran:
• Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyediakan pelayanan kepada
masyarakat. Oleh karena itu perlu ditetapkan jenis-
jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan
mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses
pemberdayaan masyarakat.
Audit internal dalam standar akreditasi
• Audit internal merupakan salah satu program
mutu manajerial
• Standar akreditasi Bab 3, Kriteria 3.1.4. EP 2,
EP 3, dan EP 4 mensyaratkan dilakukan audit
internal secara periodik
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas
(PMP)
Kriteria 3.1.4.
• Pimpinan Puskesmas dan Penanggung jawab
Upaya Puskesmas melakukan evaluasi
kegiatan perbaikan kinerja melalui audit
internal yang dilaksanakan secara periodik.
Pokok Pikiran:
• Upaya perbaikan mutu dan kinerja perlu dievaluasi apakah
mencapai sasaran-sasaran/indikator-indikator yang
ditetapkan. Hasil temuan audit internal disampaikan
kepada Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab
manajemen mutu, Penanggung jawab Program/Upaya
Puskesmas dan pelaksana kegiatan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan.
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit
internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
Pimpinan dan karyawan Puskesmas, maka permasalahan
tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk ditindak lanjuti.
• Elemen Penilaian:
• Data kinerja dikumpulkan, dianalisis dan digunakan untuk
meningkatkan kinerja Puskesmas.
• Dilakukan audit internal secara periodik terhadap upaya
perbaikan mutu dan kinerja dalam upaya mencapai sasaran-
sasaran/indikator-indikator mutu dan kinerja yang ditetapkan.
• Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada
Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Manajemen mutu dan
Penanggung jawab Upaya Puskesmas untuk mengambil keputusan
dalam strategi perbaikan program dan kegiatan Puskesmas.
• Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi dari
hasil audit internal.
• Terlaksananya rujukan untuk menyelesaikan masalah dari hasil
rekomendasi jika tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Puskesmas.
Audit internal dalam standar akreditasi
• Difokuskan pada penilaian kinerja
• Bertujuan untuk peningkatan kinerja
• Dilakukan secara periodik
• Dilaporkan kepada kepala puskesmas
• Diumpan-balikkan pada auditee
• Wajib ditindak lanjuti
• Jika tidak dapat diselesaikan oleh puskesmas,
dilakukan rujukan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai