FAKTOR-FAKTOR RISIKO
Yasir Farhat
Pendahuluan
• Analisis situasi gizi dan faktor risiko bertujuan untuk mempelajari
masalah gizi yang ada di tingkat kabupaten atau kota dan
mengidentifikasi faktor risiko atau determinan masalah gizi di
kabupaten atau kota tersebut. Untuk analisis ini diperlukan data
lintas sektor yang terkait dengan masalah gizi.
• Dalam menganalisis data, Anda perlu memahami faktor risiko
masalah gizi, identifikasi faktor risiko masalah gizi, teknik analisis
sederhana faktor-faktor risiko, analisis, dan interpretasi hasil analisis
situasi gizi.
• Analisis situasi gizi pada dasarnya ditujukan untuk mengkaji
berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebab atau terkait
dengan status gizi masyarakat.
• Tujuan analisis situasi gizi adalah untuk menyediakan informasi bagi
pemangku kepentingan dalam rangka evaluasi program yang
dilaksanakan pada periode sebelumnya dan untuk melakukan
modifikasi kebijakan atau perencanaan program
Identifikasi Faktor-faktor Risiko Masalah Gizi
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis situasi
gizi adalah: faktor-faktor penyebab terjadinya masalah gizi.
Identifikasi faktor-faktor penyebab tersebut yang datanya
tersedia di wilayah bersangkutan dan analisis situasi gizi harus
melibatkan berbagai sektor terkait.
• Dalam kerangka konsep terjadinya masalah gizi di ada dua hal
yang mempengaruhi secara langsung yaitu: asupan zat gizi
yang rendah dan kejadian penyakit infeksi. Kedua faktor ini
saling mempengaruhi, bila seseorang mengalami kekurangan
gizi akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi.
Demukian pun jika seseorang mengalami penyakit infeksi
maka akan meningkatkan risiko kekurangan gizi karena akan
mengalami gangguan penyerapan zat gizi dalam tubuh
sebagai akibat penyakit infeksi.
lanjutan
• Analisis data situasi gizi dapat berupa analisis dekriptif dan analisis
analitik. Analisis deskriptif ditujukan untuk memberi gambaran umum
tentang data cakupan kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Dengan
analisis deskriptif kita dapat menentukan daerah prioritas untuk
melakukan pembinaan wilayah dan menentukan kecenderungan antar
waktu.
1. Menetapkan Daerah Prioritas untuk Pembinaan Wilayah
• Analisis deskriptif dilakukan untuk membandingkan antar wilayah
dilakukan dengan membandingkan hasil cakupan antar wilayah dengan
target yang harus dicapai. Wilayah yang cakupannya masih rendah harus
mendapat prioritas untuk dibina. Berikut adalah contoh cakupan D/S
(jumlah balita yang datang dan ditimbang di Posyandu) berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas.
lanjutan