Anda di halaman 1dari 14

Nama Kelompok : 5

1. Putri Indasari
2. Diah Feby Farahnisyah
3. Sody Riska Dinardilla
4. Lukluatul Mahbubah
5. Dina Aguslia
6. Fildzah Nur Masithoh
7. Risang Aji Bambang Joko Purnomo
8. Faiz Hammam Assariy

Dosen Pembimbing :
Ibu. Erika Martining Wardani,S.kep.,Ns,M.Ked.Trop
RASA
NYAMAN

Nyeri adalah segalah sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut
dan terjadi kapan saja serta seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri
(McCaffery dalam Potter dan Perry, 2006).

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis bertujuan untuk melindungi diri. Ketika


suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan bahan- bahan
yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti, serotonin, histamin, ion kalium,
bradikinin, rostaglandin dan suptanasi yang akan mengakibatkan respon nyeri
( intan , 2014 ).
Sifat Nyaman (Nyeri)

•Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi.


•Nyeri bersifat subyektif dan individual.
•Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab
darah.
•Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat
perubahan fisiologis tingkah laku dari pernyataan pasien.
•Hanya pasien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti
apa rasanya
•Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.
•Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
•Nyeri mengawali ketidakmampuan.
•Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen
nyeri menjadi tidak optimal
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam
tubuh. Rasa nyeri merupakan sebuah mekanisme yang terjadi
dalam tubuh, yang melibatkan fungsi organ tubuh, terutama
system saraf sebagai reseptor rasa nyeri. Reseptor nyeri adalah
Fisiologi organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.
Nyaman Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf bebas yang
berespon terhadap stimulus kuat scara potensial merusak.
( Nyeri )
Reseptor nyeri disebut juga nosireseptor, ada yang bermielin dan
ada juga yang tidak bermilielin dari saraf perifer.

Menurut Potter dan Perry (2006), terdapat tiga


komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi dan
reaksi. Stimulasi penghasil nyeri mengirimkan implus melalui
saraf perifer.
Faktor yang mempengaruhi rasa
nyaman (nyeri)

•Etnik dan nilai budaya


•Tahap perkembangan
•Lingkungan dan individu pendukung
•Pengalaman nyeri sebelumnya
•Ansietas dan stres
•Jenis kelamin
•Makna nyeri
•Perhatian
•Keletihan
•Gaya koping
•Dukungan keluarga dan sosial
Faktor penyebab rasa nyaman (nyeri)

1.Trauma : Mekanik, Termal, Kimia, Elektrik


2.Peradangan
3.Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh
darah.
4.Gangguan pada jaringan tubuh
5.Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
6. Iskemi pada jaringan
7. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
Klasifikasi Nyeri

Menurut Tempat Menurut waktu


Menurut Sifat
1.periferal pain 1.Nyeri akut
1.Insidentil
2.central pain 2.Nyeri kronis
2.steady
3.psychogenic pain
3.paraoxysmal
4.phantom pain
4.intractable
5.radiating pain
6.nyeri somatic dan
nyeri viseral
Stimulus terhadap rasa nyeri

•Respons fisiologis
Respons fisiologis terhadap nyeri sangat membahayakan induvidu. Kecuali pada
kasus-kasus nyeri berat yang menyebabkan individu mengalami syok, kebanyakan
individu mencapai tingkat adaptasi, yaitu tanda-tanda fisik kembali normal.

•Respons psikologis
Respons psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang
terjadi atau arti nyeri bagi klien. Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu, dan faktor
sosial budaya.

•Respons perilaku
Gerakan tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat
ditunjukkan oleh klien sebagai respons perilaku terhadap nyeri. Respons tersebut
seperti mengerutkan dahi,gelisah,memalingkan wajah ketika diajak bicara.
PENGKAJIAN

Nomor Nyeri Keadaan nyeri


0 Tidak ada nyeri
1 Nyeri ringan
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
Skala anak > 12 Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat berat

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan


nyeri yang efektif. Oleh karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu
mengkaji semua faktor yang memengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis,
psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas
dua komponen utama, yakni :
(1) riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien
(2) observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman
subjektif
Penatalaksanaan pada yang mengalami nyaman (nyeri)

Metode dapat dilakukan dalam upaya mengatasi nyeri sebagai berikut :

1. Distraksi adalah mengalihkan perhatian pasien dari nyeri. Tekniknya


adalah bernafas lambat dan berirama secara teratur, mendorong untuk
mengkhayal, mendengarkan musik dan masih banyak lagi. Misalnya,
memberi obat anelgesik berguna untuk mengurangi persepsi seseorang
tentang rasa nyeri, terutama lewat daya kerja atas sistem saraf central dan
mengubah respon seseorang terhadap rasa sakit.

2. Teknik relaksasi, teknik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh


berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri. Teknik ini
dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring atau
duduk di kursi. Dalam kata lain bisa juga menggunakan hipnotis yaitu
suatu teknik menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri yang dicapai
melalui gagasan-gagasan yang disampaikan oleh penghipnotis
Teori Nyaman
1. Teori spesifik ( Teori Pemisahan)
Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk menerima suatu
stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan
serabut C di perifer dan traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat
nyeri di thalamus.

2. Teori pola (pattern)


Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi sensoris.
Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul pada tingkat saraf
perifer dan stimulus tertentu menimbulkan pola aksi potensial tertentu.

3. Teori kontrol gerbang (gate control)


Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka
dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.

4. Teori Transmisi dan Inhibisi.


Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai