Oleh:
Dr. drg. Marion Siagian., M.Epid
Sistematika
4
KEBIJAKAN UMUM PROGRAM MALARIA
Eliminasi malaria
Promosi kesehatan merupakan
diimplementasikan melalui
bagian sangat penting dalam
penguatan Sistem Kesehatan di
pemberdayaan masyarakat
daerah yang terintegrasi
Kasus
Indigenous 0
1) < 1 kasus per 1000
API : 1 – 5 per
penduduk berisiko
1000 penduduk 3 Tahun
2) SPR < 5%
Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju 7
eliminasi pemeliharaan
Milestone Eliminasi Malaria di Indonesia
Kasus Semua Indonesia
indigenous provinsi mencapai
terakhir thn Semua
mencapai eliminasi
2021 kab/kota
eliminasi
mencapai
300 eliminasi 2030
kab/kota 2027
mencapai 2025
eliminasi
Perlu strategi
percepatan
285 kab/kota 2019
mencapai
penurunan
eliminasi endemis tinggi
2018 2020 : tidak ada lagi
kab/kota endemis
tinggi
2017
266 kab/kota
mencapai eliminasi Smp tahun
2016 2018 masih
247 kab/kota ada 39
mencapai eliminasi kab/kota dgn
endemsitas 8
tinggi
REGULASI
• PP No 66/2014 tentang Kesehatan Lingkungan : peran LP & LS dalam pencegahan
Malaria
• Pasal 27 :Keluarga, Masyarakat, Pemda, Swasta wajib mewejudkan lingkungan yang
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan & persyaratan kesehatan
– Pasal 28 :sanksi administratif
• Permenkes no. 41 tahun 2018 tentang pelaksanaan deteksi dini dan pemberian obat
anti malaria oleh kader malaria pada daerah dengan situasi khusus
• Permenkes No.50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No.52 Tahun 2015 tentang Pedoman penyusunan
APBD,Pasal 34 : Pemerintah daerah mensinergikan penganggaran program dan kegiatan
dalam penyusunan APBD
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pedoman Jejaring Dan
Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2013 tentang pedoman tata Laksana
Malaria
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 275 Tahun 2007 tentang surveilans malaria
• Surat Edaran Menteri Kesehatan No HK.02.01/Menkes/584/2018 tentang
Percepatan Penurunan Malaria di Wilayah Endemis Malaria
• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang
pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia 9
Komitmen Regional Untuk Eliminasi Malaria
JUMLAH BELUM
INDIGENOUS JUMLAH KAB % BELUM
Regional DINILAI WHO ELIMINASI SD
TERAKHIR KOTA ELIMINASI
TAHUN 2018
Jawa Bali 2019 2023 128 12 9%
Sumatera, Sulawesi, NTB 2021 2025 245 99 40%
Maluku Utara, Kalimantan 2023 2027 66 43 65%
Maluku, NTT 2024 2028 33 33 100%
Papua, Papua Barat 2025 2029 42 42 100%
Total 514 229 45%
Kab/Kot
a
2030
Sertifikat
Nasional 11
Strategi Spesifik Eliminasi Malaria
Eliminasi Menghentikan Kab/kota - PE dan respons 1-2-5 pada setiap kasus positif
/Pembebasan penularan endemis - Penemuan dini dan pengobatan tepat serta jejaringnya
setempat/kasus rendah - Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian vektor sesuai
indigenus bukti lokal
- Penemuan kasus aktif
Reseptivitas Vulnerabilitas
15
13
13
11
11
10
10
10 99
66
55
5
33 33 33 33
22
11 11 11 11
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0
INDIGENOUS
BEKASI
KT BEKASI KARAWANG IMPORT
KT DEPOK
INDRAMAYU
SUBANG
BOGOR
KT BOGOR PURWAKARTA
MAJALENGKA CIREBON
KT CIREBON
KT CIMAHI
KT SUKABUMI
KT BANDUNG
KUNINGAN
SUKABUMI BANDUNG
CIANJUR
CIAMIS
GARUT KT BANJAR
KT TASIKMALAYA
TASIKMALAYA
PANGANDARAN
Data Kab/Kota yang Mencapai Eliminasi Malaria s.d 2015
NO KABUPATEN/ KOTA TAHUN
1 Kabupaten Subang 2014
2 Kabupaten Purwakarta 2014
3 Kabupaten Bandung 2014
4 Kabupaten Sumedang 2014
5 Kabupaten Majalengka 2014
6 Kabupaten Cirebon 2014
7 Kabupaten Kuningan 2014
8 Kota Bogor 2014
9 Kota Sukabumi 2014
10 Kota Bandung 2014
11 Kota Cirebon 2014
12 Kota Cimahi 2014
13 KabupatenBogor 2014
14 Kabupaten Bekasi 2014
15 Kota Bekasi 2014
16 Kota Depok 2014
17 Kota Banjar 2014
18 Kota Tasikmalaya 2014
19 Kabupaten Indramayu 2014
20 Kabupaten Karawang 2014
21 Kabupaten Ciamis 2015
22 Kabupaten Cianjur 2015
23 Kabupaten Bandung Barat 2015
19
, HAKLI
20
LALU….
APA YANG AKAN
DILAKUKAN
TAHUN 2019-2020 ?
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MALARIA
HOST PARASITE
23
pemetaan pemetaan pemetaan
endemisitas reseptivitas kapasitas
desa desa fasyankes
1. Lakukan MBS di desa
merah pada waktu/bulan 1. Petakan tempat
perindukan 1. Cek/petakan fasyankes
puncak kasus dan diikuti
(puskesmas, pustu, RS) yang
penemuan kasus aktif 2. Lakukan pengendalian
mampu melakukan
selama 1 bulan, jika positif vektor di daerah reseptif
pemeriksaan Lab (mikr/RDT)
obati dan pantau minum sesuai tempat perindukan
nyamuk. Libatkan lintas 2. Cek/petakan fasyankes
obat sampai tuntas. Dapat swasta/praktek mandiri yang
sektor terkait. bentuk
memberdayakan forum koordinasi di bawah banyak menemukan kasus
masyarakat/kader untuk pimpinan pemda (kesra?). malaria atau berada di desa
membantu penemuan dan endemis dan reseptif malaria
3. Berikan edukasi kepada
pemantauan minum obat masyarakat ttg malaria 3. Perkuat kapasitas fasyankes
2. Identifikasi faktor risiko : (pencegahan, pengobatan (SDM,logistik, sistem
penggunaan kelambu, dll) termasuk tanam pencatatan pelaporan)
kebiasaan penduduk tanaman pengusir 4. Buat kemitraan dengan
keluar malam (berkumpul/ nyamuk di sekeliling fasyankes swasta/praktek
kongkow2, jamban, air rumah penduduk. mandiri terutama di desa
bersih, dll). Kemudian 4. Pastikan penemuan kasus endemis agar membantu
secara dini dan menemukan dan mengobati
Intervensi Faktor risiko
pengobatan tepat-tuntas siapkan logistik dan mekanisme
termasuk IRS. Jika ada pelaporan kasus
di daerah tersebut.
desa merah yang belum
dibagi kelambu, maka
dapat direncanakan untuk
dibagi.
DAERAH ENDEMIS RENDAH:
1. Kab.Tasikmalaya
2.Kab.Pangandaran
3. Kab.Sukabumi
4. Kab.Garut
PEMETAAN DI KABUPATEN/KOTA ENDEMIS RENDAH
36
TERIMA
KASIH