Kelompok 08
Blok Reproduksi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Jakarta 2018
1
Kelompok 08
• Tutor : dr . Susy
• Ketua : Jeffrey Eka Wijaya (405150167)
• Sekretaris : Alfred H. Alphanto (405150114)
• Penulis : Sandi Asbandi (405150030)
• Anggota :
• Ignasius Hans (405130153)
• Sanity Savant Suhendar (405140022)
• Jeffrey Eka Wijaya (405140167)
• Verren Natsya Nonski (405150029)
• Nicyela Jillien Harlendea (405150048)
• Tania Apriyanti H.Putri (405150105)
• Elizabeth Cindy Suganda (405150116)
• Zamila Khairatunnisa (405150050)
• Sugiarto Kamarudy Lay (405140208)
• Thalia Christabel (405150196)
2
Servisitis Gejala : profuse odorless, tidak iritasi, white-yellow
discharge
Definisi : Diagnosis
Kultur : gram-negatif coccobacillus invasi kolumnar
Peradangan berat pada mukosa dan submukosa serviks
dan transisional sel epitel
Etiologi : Pemeriksaan untuk infeksi menular seksual lainnya
Patogen utama C.trachomatis dan N.gonorrhoeae direkomendasikan, pasangannya juga perlu evaluasi
https://www.netterimages.com/tubo-
ovarian-abscess-labeled-gynecology-frank-h-
netter-10356.html
http://www.emdocs.net/tubo-ovarian-abscess-
pearls-pitfalls/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC25714
86/?page=11
ABSES FOLIKEL RAMBUT &
KELENJAR SEBASEA
• Abses / nanah pada folikel rambut / kelenjar sebasea karena adanya proses
peradangan / inflamasi
• Etiologi
• folikulitis, furnkel, karbunkel staphylococcus aureus
• Akne vulgaris
• PP : lab pewarnaan gram, kultur bakteri
• Tatalaksana : tergantung etiologi
Klasifikasi :
1. Folikulitis sperficialis :terdapat dlm epidermis
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
Sinonim :Impetigo Bockhart 9/57940/4/Chapter%20II.pdf
Gejala Klinis : Tempat predileksi di tungkai bawah.Kelainan berupa papul atau
pustulyang erimatosa dan ditengahnya terdapat rambut ,biasanya multiple
http://www.webpathology.com/i
Sumber : Buku Ilmu Kandungan, edisi ketiga mage.asp?n=5&Case=540
KISTA NABOTHI (KISTA RETENSI)
Gambaran Umum
• Epitel kelenjar endoserviks: kolumner tinggi yg sangat rentan infeksi/ epidermidisasi skuamosa
• Gangguan lanjut infeksi/ proses restrukturisasi endoserviks metaplasia skuamosa muara kel
endoserviks akan tertutup secret tertahan kantong kista (berukuran mikro hingga makro)
Gambaran Klinik
• Asimptomatik
• Px inspekulo: penonjolan kistik di area endoserviks dng batas relative tegas & berwarna merah muda dari
jaringan di sekitarnya (timbunan cairan musin yg terterangkap didlm ductus sekretorius kelenjar endoserviks)
• PD di mukosa endoservix (diatas kista) jadi lebih nyata (warna merah lebih kontras diatas dasar putih
kekuningan)
• Kista di pars vaginalis endoserviks: epitel kolumner ektopik metaplasia skuamosa
• Semakin jauh keberadaan kista makin luasnya zona transisional ekto & endo
Terapi : tidak diperlukan terapi khusus
Kista dan Abses Kelenjar Bartolini• Gejala :
• Infeksi akut disertai penyumbatan, indurasi, &
• Terbentuknya kista akibat tersumbatnya duktus kelenjar bartolini peradangan
dan bila kista tersebut terinfeksi, dapat menyebabkan timbulnya
• Gejala utama : nyeri sentuh & dispareunia
abses.
• Tahap supuratif : dinding kista warna kemerahan,
• Etiologi: trauma atau infeksi dapat menyebabkan obstruksi tegang, nyeri
duktus kelenjar bartolini. Infeksi bakteri yang sering adalah • Tahap eksudatif : (sudah tjd abses) rasa nyeri &
chlamydia dan gonorrhoeae serta bakteri STD lainnya, serta ketegangan dinding kista sdh sedikit berkurang disertai
E.coli dng penipisan dinding di area yg lebih putih dr
• Patogenesis : duktus kelenjar bartolini tersumbat drainase sekitarnya
terganggu akumulasi cairan yang menyebabkan kelenjar • Umumnya hanya tjd gejala & keluhan lokal & tidak
membengkak & membentuk kista bila kista terinfeksi menimbulkan gejala sistemik kecuali apabila tjd infeksi
terbentuk abses berat & luas
• Diagnosis :
• Pemeriksaan fisik : pembesaran dan/atau nyeri kelenjar
bartolini
• Pemeriksaan Lab : kultur discharge vagina
• PA : Biopsi
• Treatment
• Frequent warm soaks 4x1
• Drainase abses secara aspirasi atau insisi dengan
anestesi local
• Setelah drainase, dapat dimasukkan tuba kateter selama
Polip Cervix
• Gambaran klinis:
• Polip endoserviks: warna merah terang, rapuh, strukt spt sponge
• Polip ektoserviks: warna pucat, konsistensi lebih kenyal dr polip endoserviks
• Perdarahan terutama pasca sanggama
• Gambaran PA:
• Tersusun oleh epitel selapis kolumner, kel serviks, jar ikat longgar
• Epitel polip sering mengalami metaplasia
• Tdp sebukan sel radang
• Tatalaksana:
• Diekstirpasi: tangkai polip dijepit dg ring forceps → tangkai diputar (utk menghentikan aliran
darah ke polip) → polip terlepas → kuretase utk membersihkan dasar tangkai → pemberian
monsel paste (ferric subsulfate) utk hemostasis
Ilmu Kandungan. 3rd ed. 2017.
Williams Gynecology. 3rd ed. McGraw Hill Education; 2016.
https://www.sciencedirect.co
m/science/article/pii/S034403
3816301972
Prolaps Organ Pelvis (Prolaps Uterus,
Sistokel, Rektokel)
Faktor Risiko, Tanda & Gejala
Prolaps Uteri
• Deskripsi: hilangnya mekanisme support normal sehingga uterus
turun ke kanalis vaginalis, atau keluar dari introitus vagina
(procidentia)
• Epidemiologi: perempuan yg melahirkan pervaginam, usia reproduktif
akhir keatas
• Etiologi: kehilangan struktur support normal karena trauma
(persalinan), operasi, batuk kronis, mengangkat beban berat. Derah
yang sering terkena yaitu ligament uterosacral, m. levator ani, pelvic
floor muscle, trauma/neuropati saraf S1-S4L
Prolaps Uteri
• Tanda & Gejala: perasaan berat/tekanan pada
pelvis, masa/ protrusi diluar introitus vagina,
jaringan diluar vagina mengering, menebal,
inflamasi kronis, ulserasi perdarahan, discharge,
bau
• DD: Sistokel, Uretrokel, Rektokel, Enterokel, Prolaps
leiomioma uteri, Kista Bartholin, Kisata/tumor
vagina, Hipertrofi servikal
• Tatalaksana: Ringan menurunkan BB,
menghindari mengangkat beban berat, tatalaksana
batuk kronis (jika ada), Sedang-Berat pessary,
operasi, histerektomi
Sistokel
• Deskripsi: Hilangnya support vagina anterior karena rupture/
melemahnya fascia pubovesicocervical yang ditandai prolapse uretra
(uretrokel) atau VU (sistokel)
• Epidemiologi: 10-15% pada usia reproduktif, 30-40% post menopause.
Usia rata-rata 40 tahun keatas
• Etiologi: Kehilangannya integritas jaringan yg normal karena trauma
(melahirkan pervaginam, luka obstetric, operasi)
• Faktor Risiko: Multiparitas, obesitas, batuk kronis, atrofi krn
perubahan estrogen
Sistokel
• DD: Divertikulum uretra, kista, tumor/abses kelenjar skene, enterokel
anterior, kista gartner
• Diagnosis: lakukan pemeriksaan pelvis saat pasien batuk/mengedan,
jika terdapat sistokel/uretrokel dinding vagina akan bergerak turun &
kedepan kearah introitus vagina. Dalam pemeriksaan ini, VU
disarankan terisi sebagian (100-250ml)
• Tatalaksana: Menurunkan BB, mengobati batuk kronis (bila
ada),penggunaan pessary, latihan otot pelvis, operasi. Menghindari
mengangkat beban berat dapat menghambat progresifitas &
menurunkan risiko rekuren
Rektokel
• Deskripsi: kegagalan mekanisme support normal antara rectum &
vagina sehingga terjadi hernia dinding posterior vagina & rectum
kedalam kanalis vaginalis hingga introitus vagina
• Epidemiologi: 10-15% pada usia reproduktif, 30-40% post menopause.
Usia dominan postmenopause
• Etiologi: Kehilangannya integritas jaringan yg normal karena trauma
(melahirkan pervaginam, luka obstetric, operasi)
• Faktor Risiko: Multiparitas, obesitas, batuk kronis, atrofi krn
perubahan estrogen, mengangkat beban berat
Rektokel
• DD: enterokel, hematoma rectovaginal, kanker rektal, kista inklusi
vagina (setelah episiotomy atau trauma obstetrik)
• Diagnosis: lakukan pemeriksaan pelvis saat pasien batuk/mengedan,
jika terdapat rektokel dinding vagina akan bergerak naik & kedepan
kearah introitus vagina
• Tatalaksana: Menurunkan BB, menghindari mengangkat beban berat,
perbanyak konsumsi serat, mengobati batuk kronis (bila
ada),penggunaan pessary, latihan otot pelvis, operasi.
FR
• Faktor Risiko
• Berhubungan dan disebabkan oleh hPV khususnya tipe 16, 18, 31, dan 45.
• Aktivitas seksual pada usia muda (<16 thn), hubungan seksual dgn multipartner, menderita HIV
atau mendapat penyakit/penekanan kekebalan yg bersamaan dengan infeksi hPV, dan perempuan
perokok.
• Gejala dan Tanda (tidak spesifik)
• Sekret vagina, kadang disertai bercak perdarahan.
• Vaginal bleeding dan keputihan
• Penyakit lanjut cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan
pinggul, sering berkemih atau buang air besar yang sakit.
• Diagnosis
• Tes Pap
• Biopsi servik (definitif)
e/ non organik:
• Usia → usia meningkat kesempatan hamil semakin menurun
• Frekuensi senggama → angka kehamilan mencapai puncaknya saat
melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu
• Pola hidup
• Alkohol jumlah bayak → kualitas sperma ↓
• Rokok → fertilitas wanita dan pria ↓
• BB → BMI >29 (obesitas)
e/ Organik : INFERTILITAS
Pada vagina
• Dispareunia ANALISIS SPERMA
• Infeksi dan organik • Bila abnormal → analisis diulang 2-4 minggu
• Vaginismus (psikologik, atau anatomis)→ nyeri saat penis akan kemudian
penetrasi akibat kurang zat lubrikans, kontraksi otot pubokoksigeus • Pantang senggama minimal 2-3 hari
→ penyempitan lubang vagina • Kirimkan sampel secepat mungkin max. 1 jam
• Vaginitis : infeksi mis. C. trachomatis →rusakin tuba → infertilitas
Pada Uterus
• Serviks (servisitis, trauma serviks)
• kel. Anatomi cavum uteri
• Endometriosis kronis
• Adenomiosis
Pada Tuba
• Sumbatan pada tuba akibat infeksi atau endometriosis
Pada Ovarium :
• Sindrom ovarium polikistik : pengaruhi ovulasi dan fx matrasi oosit
Jenis kelamin Pemeriksaan Waktu periksa INFERTILITAS
LH Fase folikuler awal (Hari ke
FSH 3-4)
TSH
Prolaktin Pagii hari sebelum jam 9
Perempuan Testosteron Bila curiga
SHBG hiperandrogenisme
(hirsusitisme dan acne
banyak)
Serologi Rubela Meskipun sudah imunisasi
PAP Smear
Laki-laki Analisis Sperma Abstensi min 2-3 hari
In vivo :
• GIFT
In vitro :
• Bayi tabung
• ZIFT
• PZD
• SUZI
• ICSI
Teknik bantu fertilisasi
• partial zona dissection (PZD)
• subzonal sperm injection (SUZI)
• ICSI
• assisted hatching (AH).
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
KIE pada Infertilitas
• Edukasi fertilitas dan gaya hidup
• Hubungan seksual setiap 2-3 hari
• Berhenti merokok dan minum alkohol
• Menjaga IMT ideal 20-25
• Informasikan pekerjaan dan penggunaan obat yang berbahaya bagi
fertilitas
• Informasikan screening keganasan
Tatalaksana infertilitas
Perempuan Pria
• Infeksi antibiotik • Asthenospermia (varikokel)
• Anomali kongenital terapi bedah
varicocelectomy atau dengan
• Polip endometrium ektirpasi kuretase
• Endometriosis laparoskopi
embolisasi vena spermatika.
• Obstruksi tuba laparoskopi/ hysteroscopy/ • Oligospermia CI atau
tubal cannulation inseminasi intrauterin
• Clomiphene citrate merangsang ovulasi
• Aromatase inhibitors (letrozole, anastrozole)
menghambat enzyme aromatase (konvert
androgen estrogen)
• hMG merangsang ovulasi (amenore primer)