Anda di halaman 1dari 64

Pemicu 2 : Balada Ibu Muda

Kelompok 08
Blok Reproduksi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Jakarta 2018

1
Kelompok 08
• Tutor : dr . Susy
• Ketua : Jeffrey Eka Wijaya (405150167)
• Sekretaris : Alfred H. Alphanto (405150114)
• Penulis : Sandi Asbandi (405150030)
• Anggota :
• Ignasius Hans (405130153)
• Sanity Savant Suhendar (405140022)
• Jeffrey Eka Wijaya (405140167)
• Verren Natsya Nonski (405150029)
• Nicyela Jillien Harlendea (405150048)
• Tania Apriyanti H.Putri (405150105)
• Elizabeth Cindy Suganda (405150116)
• Zamila Khairatunnisa (405150050)
• Sugiarto Kamarudy Lay (405140208)
• Thalia Christabel (405150196)
2
Servisitis Gejala : profuse odorless, tidak iritasi, white-yellow
discharge
Definisi : Diagnosis
Kultur : gram-negatif coccobacillus invasi kolumnar
Peradangan berat pada mukosa dan submukosa serviks
dan transisional sel epitel
Etiologi : Pemeriksaan untuk infeksi menular seksual lainnya
Patogen utama C.trachomatis dan N.gonorrhoeae direkomendasikan, pasangannya juga perlu evaluasi

Neisseria gonorrhoeae : Tatalaksana : rekomendasi untuk dosis tunggal bila tidak


• Asimptomatik ada komplikasi
Ceftriaxone 125 mg IM
• Faktor risiko Cefixime 400 mg PO
• Usia ≤25 tahun atau lebih tua dengan faktor risiko Ciprofloxacin 500 mg PO
• Memiliki pasangan baru/lebih dari 1, jarang Ofloxacin 400 mg PO
menggunakan kondom, commercial sex Levofloxacin 250 mg PO
• Concurrent STD Menurut Smeltzer, 2008 : Jika tidak diobati, infeksi tersebut
• Riwayat infeksi chlamydial / gonorrhea dapat meluas ke dalam uterus, tuba fallopi dan rongga pelvis.
• Imunokompromais Jika wanita hamil terinfeksi, maka dapat terjadi lahir mati,
kematian neonatal, dan persalinan prematur.
• Drug use
Menurut Prawirahardjo, 2008: Infertilitas.
Salfingitis Faktor risiko
Definisi: • penyakit menular seksual (PMS).
• remaja Seksual aktif 3 kali > berisiko
infeksi (polimikrobial) pada tuba fallopi Etiologi:
• hubungan seksual pertama
N. gonorrhea, C. trachomatis • Multipartner seksual
• Frekuensi seksual
Gardnerella vaginalis, Escherichia coli,
• tanpa kondom
Haemophilus influenzae, kelompok B beta- • tidak pernah menikah
hemolitik streptokokus, streptococci nonhemolitik, • bercerai atau berpisah
Prevotella bivia, spesies Bacteroides, spesies • status sosial ekonomi rendah
Peptostreptococcus, Mycoplasma hominis, dan • Serviks dan rahim
Ureaplasma urealyticum.
Gejala klinis dan pemeriksaan • Perubahan hormon selama menstruasi
• nyeri perut bagian bawah • menstruasi Retrograde
• Nyeri adneksa Bilateral • Faktor virulensi
• nyeri gerak serviks
• >> Keputihan dan bau PP
• Perdarahan abnormal • suhu oral >38,3 ° C
Komplikasi • discharge serviks/vagina abnormal
• infertilitas • Peningkatan LED,leukosit dan CRP
• kehamilan ektopik • Kultur N gonorrhoeae atau C trachomatis
• nyeri panggul kronis • Histopatologis
• TOA • Laparoskopi TOA
• hydrosalpinx
PID ( Pelvic Inflammatory Disease )
• Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi pd alat genital atas, proses penyakitnya dapat meliputi
endometrium, tuba fallopii, ovarium, parametria, & peritonrum panggul
• Faktor risiko :
• Pasangan seks >2 pasangan dlm wkt 30hari
• Infeksi o/ organisme menular seksual
• Pemakaian AKDR dpt ↑ risiko PID 3-5x
• Tanda & gejala :
• Kriteria umum u/ diagnosis klinis (tiga2nya harus ada) : nyeri gerak serviks, nyeri tekan uterus, nyeri
tekan adneksa
• Kriteria tambahan :
• Suhu oral > 38,3ᵒC
• Cairan seviks atau vagina tdk mukopurulen
• Leukosit dlm jumlah byk pd pemeriksaan mikroskop sekret vagina dng salin
• ↑ LED
• ↑ CRP

• Dokumentasi lab infeksi serviks o/ N. gonorrhoeae atau C. trachomatis


• Diagnosis :
Recommended Parenteral Treatment of PID
Regimen A
Cefotetan 2 g IV every 12 hours or
Cefoxitin 2 g IV every 6 hours plus
Doxycycline 100 mg oral or IV every 12 hours
Regimen B
Clindamycin 900 mg IV every 8 hours plus
Gentamicin loading dose 2 mg/kg followed by a maintenance dose of http://emedicine.medscape.com/article/404537-
1.5 mg/kg every 8 hours. Single daily dosing at 5 to 7mg/kg per day may
be substituted. overview#a3
Endovaginal sonogram. This image shows anechoic
tubular structures in the adnexal area; the finding
Alternative Parenteral Regimens is compatible with a hydrosalpinx
Levofloxacin 500 mg IV once daily with or without
Metronidazole 500 mg IV every 8 hours or
Ofloxacin 400 mg IV every 12 hours with or without
Metronidazole 500 mg as above or
Ampicillin/sulbactam 3 g IV every 6 hours plus
Doxycycline 100 mg oral or IV as above
ABSES TUBA OVARIUM

Pembengkakan di tuba-ovarium yg ditandai Diagnosa :


radang bernanah, uni/bilateral. • P.Lab : Hitung jenis leukosit, urinalisis, LED, C-reaktif protein
• USG : Deteksi perubahan tjd progressi, regresi, ruptur / pembentukan
pus.
Etiologi : Streptococcus, E.coli, Bacteroides • CT : Massa peradangan yg padat & kistik.
sp. & Peptococcus. •Kuldosentesis : Tdk ruptur (Reaction fluid), Ruptur (cairan purulen)
Tanda & Gejala :
Nyeri (88%), Demam (35%), Massa
adneksa (35%), Diare (24%), Muao Faktor Resiko :
muntah (18%), Haid tdk teratur (12%). Multiple partner, status ekonomi rendah,
Riw.PID, AKDR, riw.STD
Tata Laksana “CDC guidline for treatment of PID” :
• Rawat jalan dg TOA utuh tanpa gejala :
-Ceftriaxone 250 mg/im + Doxycycline 100 mg/12 jam p.o. 14 hari
- Ofloxacine 400 mg/12 jam p.o. + Clyndamycine 450 mg/6 jam 14 hari
•Rawat inap TOA dg gejala
-Cefoxitine 2 g/12 jam IV + Doxycycline 100 mg/12 jam p.o.
- Clindamycine 900 mg/8 jam IV + Gentamycine dosis awal 2 mg/kgBB/IV  1,5 mg/kgBB/IV tiap 8 jam
- TOA Pecah  Emergency (Laparotomi).
• Komplikasi  kerusakan
ireversible
• FR : multiple sexual partners,
riwayat vaginitis, servisitis,
salpingitis, abses bartholin, dll
• PP : USG
• Tatalaksana : operasi + http://www.pathologyoutlines.com/topic/ovarynontu
antibiotik morabscess.html

https://www.netterimages.com/tubo-
ovarian-abscess-labeled-gynecology-frank-h-
netter-10356.html

http://www.emdocs.net/tubo-ovarian-abscess-
pearls-pitfalls/

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC25714
86/?page=11
ABSES FOLIKEL RAMBUT &
KELENJAR SEBASEA
• Abses / nanah pada folikel rambut / kelenjar sebasea karena adanya proses
peradangan / inflamasi
• Etiologi
• folikulitis, furnkel, karbunkel  staphylococcus aureus
• Akne vulgaris
• PP : lab pewarnaan gram, kultur bakteri
• Tatalaksana : tergantung etiologi
Klasifikasi :
1. Folikulitis sperficialis :terdapat dlm epidermis
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
Sinonim :Impetigo Bockhart 9/57940/4/Chapter%20II.pdf
Gejala Klinis : Tempat predileksi di tungkai bawah.Kelainan berupa papul atau
pustulyang erimatosa dan ditengahnya terdapat rambut ,biasanya multiple

2. Folikulitis Profunda : sampai subkutan


Gambaran klinisnya seperti diatas ,hanya teraba infiltrat di subkutan.Contohnya
sikosis barbe yang berlokai di bibir atas dan dagu,bilateral.
Corpus Alineum Vagina
• Benda asing yang terdapat di dalam vagina akibat penderita lupa atau memang tidak mau mengluarkannya.
Pengaruh tergantung dari bentuk dan bjenis benda
• Kain  infeksi disertai leukorea yang bau
• Pesarium  infeksi, terbenam dalam dinding vagina
• Gejala : discharge, bleeding, gatal, berbau, disuria, bengkak, nyeri abdomen
• Pengobatan : removalGejala:
• Discharge vagina
• Perdarahan vagina
• Vaginal itching atau bau busuk
• Tidak nyaman saat buang air kecil
• Kemerahan dan rash pada kulit sekitar vagina
• Pembengkakakkan vagina dan inrtoitus vagina
• Abdominal atau pelvic pain
Corpus Alienum Vagina
• Diagnosis:
Anamnesis
• Keluhan pasien (leukorea, nyeri, perasaan tidak nyaman)
• Riwayat memasukkan benda asing ke dalam vagina
• Pengaruh corpus alineum dalam vagina tergantung dari bentuk dan jenis benda:
• Benda-benda yang terbuat dari kain cepat menimbulkan infeksi disertai leukorea berbau
• Benda-benda yang tidak steril dapat mengakibatkan perdarahan, tetanus, atau sepsis
• Tatalaksana:
• Mengambil benda asing, biasa menggunakan vaginal lavage atau irrigation
• Bila benda asing terlalu besar dan menyebabkan rasa sakit, beri anestesi
• Surgery bila benda asing berpindah dari vagina ke abdomen atau bagian tubuh lain yang sulit dicapai
• Melakukan pemulihan bentuk anatomik vagina dengan cara menghindari berhubungan seksual hingga
iritasi sudah sembuh
Kista Gartner
• Berasal dari sisa kanalis Wolfii (Duktus Gartner)yang berjalan di
sepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina
• Diameter kista tergantung dari ukuran duktus dan kapasitas tampung
cairan di dalamnya
• Berukuran yang relatif kecil (tidak menimbulkan penonjolan)
• Cukup besar-> mendorong dinding vagina ke arah tengah lumen atau dapat
memenuhi lumen dan mencapai introitus vagina
Kista Gartner
• Gambaran klinis :
• Lokasi utama : bagian anterolateral puncak vagina
• Pada perabaan, kista bersifat kistik, dilapisi oleh dinding translusen tipis yang
tersusun dari epitel kuboid atau kolumner, baik dengan atau tanpa silia dan
kadang-kadang tersusun dalam beberapa lapisan
• Terapi : insisi dinding anterolateral vagina dan eksisi untuk
mengeluarkan kista dari sisa kanalis Wolfii.
KISTA GARTNER
• PA : epitel kuboid / kolumnar dengan
atau tanpa silia, stratified
• Tatalaksana : insisi dinding
anterolateral vagina, eksisi http://www.webpathology.com/im
age.asp?n=6&Case=540

http://www.webpathology.com/i
Sumber : Buku Ilmu Kandungan, edisi ketiga mage.asp?n=5&Case=540
KISTA NABOTHI (KISTA RETENSI)
Gambaran Umum
• Epitel kelenjar endoserviks: kolumner tinggi yg sangat rentan infeksi/ epidermidisasi skuamosa
• Gangguan lanjut infeksi/ proses restrukturisasi endoserviks  metaplasia skuamosa  muara kel
endoserviks akan tertutup  secret tertahan  kantong kista (berukuran mikro hingga makro)
Gambaran Klinik
• Asimptomatik
• Px inspekulo: penonjolan kistik di area endoserviks dng batas relative tegas & berwarna merah muda dari
jaringan di sekitarnya (timbunan cairan musin yg terterangkap didlm ductus sekretorius kelenjar endoserviks)
• PD di mukosa endoservix (diatas kista) jadi lebih nyata (warna merah lebih kontras diatas dasar putih
kekuningan)
• Kista di pars vaginalis endoserviks: epitel kolumner ektopik  metaplasia skuamosa
• Semakin jauh keberadaan kista  makin luasnya zona transisional ekto & endo
Terapi : tidak diperlukan terapi khusus
Kista dan Abses Kelenjar Bartolini• Gejala :
• Infeksi akut disertai penyumbatan, indurasi, &
• Terbentuknya kista akibat tersumbatnya duktus kelenjar bartolini peradangan
dan bila kista tersebut terinfeksi, dapat menyebabkan timbulnya
• Gejala utama : nyeri sentuh & dispareunia
abses.
• Tahap supuratif : dinding kista warna kemerahan,
• Etiologi: trauma atau infeksi dapat menyebabkan obstruksi tegang, nyeri
duktus kelenjar bartolini. Infeksi bakteri yang sering adalah • Tahap eksudatif : (sudah tjd abses) rasa nyeri &
chlamydia dan gonorrhoeae serta bakteri STD lainnya, serta ketegangan dinding kista sdh sedikit berkurang disertai
E.coli dng penipisan dinding di area yg lebih putih dr
• Patogenesis : duktus kelenjar bartolini tersumbat  drainase sekitarnya
terganggu  akumulasi cairan yang menyebabkan kelenjar • Umumnya hanya tjd gejala & keluhan lokal & tidak
membengkak & membentuk kista  bila kista terinfeksi  menimbulkan gejala sistemik kecuali apabila tjd infeksi
terbentuk abses berat & luas
• Diagnosis :
• Pemeriksaan fisik : pembesaran dan/atau nyeri kelenjar
bartolini
• Pemeriksaan Lab : kultur discharge vagina
• PA : Biopsi
• Treatment
• Frequent warm soaks 4x1
• Drainase abses secara aspirasi atau insisi dengan
anestesi local
• Setelah drainase, dapat dimasukkan tuba kateter selama
Polip Cervix
• Gambaran klinis:
• Polip endoserviks: warna merah terang, rapuh, strukt spt sponge
• Polip ektoserviks: warna pucat, konsistensi lebih kenyal dr polip endoserviks
• Perdarahan terutama pasca sanggama
• Gambaran PA:
• Tersusun oleh epitel selapis kolumner, kel serviks, jar ikat longgar
• Epitel polip sering mengalami metaplasia
• Tdp sebukan sel radang
• Tatalaksana:
• Diekstirpasi: tangkai polip dijepit dg ring forceps → tangkai diputar (utk menghentikan aliran
darah ke polip) → polip terlepas → kuretase utk membersihkan dasar tangkai → pemberian
monsel paste (ferric subsulfate) utk hemostasis
Ilmu Kandungan. 3rd ed. 2017.
Williams Gynecology. 3rd ed. McGraw Hill Education; 2016.
https://www.sciencedirect.co
m/science/article/pii/S034403
3816301972
Prolaps Organ Pelvis (Prolaps Uterus,
Sistokel, Rektokel)
Faktor Risiko, Tanda & Gejala
Prolaps Uteri
• Deskripsi: hilangnya mekanisme support normal sehingga uterus
turun ke kanalis vaginalis, atau keluar dari introitus vagina
(procidentia)
• Epidemiologi: perempuan yg melahirkan pervaginam, usia reproduktif
akhir keatas
• Etiologi: kehilangan struktur support normal karena trauma
(persalinan), operasi, batuk kronis, mengangkat beban berat. Derah
yang sering terkena yaitu ligament uterosacral, m. levator ani, pelvic
floor muscle, trauma/neuropati saraf S1-S4L
Prolaps Uteri
• Tanda & Gejala: perasaan berat/tekanan pada
pelvis, masa/ protrusi diluar introitus vagina,
jaringan diluar vagina mengering, menebal,
inflamasi kronis, ulserasi  perdarahan, discharge,
bau
• DD: Sistokel, Uretrokel, Rektokel, Enterokel, Prolaps
leiomioma uteri, Kista Bartholin, Kisata/tumor
vagina, Hipertrofi servikal
• Tatalaksana: Ringan  menurunkan BB,
menghindari mengangkat beban berat, tatalaksana
batuk kronis (jika ada), Sedang-Berat  pessary,
operasi, histerektomi
Sistokel
• Deskripsi: Hilangnya support vagina anterior karena rupture/
melemahnya fascia pubovesicocervical yang ditandai prolapse uretra
(uretrokel) atau VU (sistokel)
• Epidemiologi: 10-15% pada usia reproduktif, 30-40% post menopause.
Usia rata-rata 40 tahun keatas
• Etiologi: Kehilangannya integritas jaringan yg normal karena trauma
(melahirkan pervaginam, luka obstetric, operasi)
• Faktor Risiko: Multiparitas, obesitas, batuk kronis, atrofi krn
perubahan estrogen
Sistokel
• DD: Divertikulum uretra, kista, tumor/abses kelenjar skene, enterokel
anterior, kista gartner
• Diagnosis: lakukan pemeriksaan pelvis saat pasien batuk/mengedan,
jika terdapat sistokel/uretrokel dinding vagina akan bergerak turun &
kedepan kearah introitus vagina. Dalam pemeriksaan ini, VU
disarankan terisi sebagian (100-250ml)
• Tatalaksana: Menurunkan BB, mengobati batuk kronis (bila
ada),penggunaan pessary, latihan otot pelvis, operasi. Menghindari
mengangkat beban berat dapat menghambat progresifitas &
menurunkan risiko rekuren
Rektokel
• Deskripsi: kegagalan mekanisme support normal antara rectum &
vagina sehingga terjadi hernia dinding posterior vagina & rectum
kedalam kanalis vaginalis hingga introitus vagina
• Epidemiologi: 10-15% pada usia reproduktif, 30-40% post menopause.
Usia dominan postmenopause
• Etiologi: Kehilangannya integritas jaringan yg normal karena trauma
(melahirkan pervaginam, luka obstetric, operasi)
• Faktor Risiko: Multiparitas, obesitas, batuk kronis, atrofi krn
perubahan estrogen, mengangkat beban berat
Rektokel
• DD: enterokel, hematoma rectovaginal, kanker rektal, kista inklusi
vagina (setelah episiotomy atau trauma obstetrik)
• Diagnosis: lakukan pemeriksaan pelvis saat pasien batuk/mengedan,
jika terdapat rektokel dinding vagina akan bergerak naik & kedepan
kearah introitus vagina
• Tatalaksana: Menurunkan BB, menghindari mengangkat beban berat,
perbanyak konsumsi serat, mengobati batuk kronis (bila
ada),penggunaan pessary, latihan otot pelvis, operasi.
FR

Fistula Vagina -Persalinan lama


-Operasi pelvis
Definisi
-Riwayat pelvic inflamatory disease - Keganasan pelvis
Terbentuknya fistel atau lubang pada dinding vagina yang menghubungkan
saluran dengan vagina, akibatnya urine atau feces keluar melalui saluran -Endometriosis
vagina tanpa disadari.
-Infeksi
Etiologi:
1. Komplikasi Obstetrik, yaitu terjadi karena persalinan -Diabetes
-Karena robekan oleh forceps, alat-alat yang meleset atau karena sectio sesare -Perubahan anatomi pelvis
(terjadi segera setelah partus) Diagnosis
-nekrosis/ pada partus lama=> (terjadi 4-7 hari post partum), dimana jaringan
-Tes pewarnaan Urine (Test Metilen Biru)-> dilakukan jika dengan
tertekan lama antara kepala anak dan sympisis seperti pada persalinan
dengan panggul sempit, hydrocepalus atau kelainan letak (pembukaan belum pemeriksaan Spekulum lokasi Fistel sukar ditentukan untuk mengetahui
lengkap->fistula cervicalis/fistel ureter, sedangkan pada pembukaan lengkap- lokasi Fistula Vesiko Vagina
>fistula vesico vaginalis)
-Test Tampon Moir-> untuk membedakan antara Fistula Utero Vagina yang
2. Operasi Ginekologi-> histerektomi abdominal dan vaginal atau operasi kecil dan Fistula Vesiko Vagina
untuk prolaps dapat terjadi perlukaan vesika urinaria.
3. Fistula Traumatik -Endoskopi ( Cystoscopy )-> dapat membedakan lokasi dan ukuran Fistel
- Pada abortus kriminalis serta derajat reaksi radang sekitar Fistel
- Perlukaan oleh benda-benda runcing, misalnya karena terjatuh pada benda -Pemeriksaan Radiologis -> IVP
yang runcing.
- Karena alat-alat : kateter, sonde, kuret
4. Peradangan saluran pencernaan, penyakit chronis, trauma yang berasal dari Tatalaksana
benda asing dan kelainan kongenital (jarang)
Bedah
Hematocolpos
• Hematocolpos : obstruksi darah • Px pelvic: palpasi  pembesaran,
menstruasi & m’gelembung pd vagina. lunak/tegang pd uterus
• Px :
• Obstruksi bisa krn kongenital/didapat.
- USG  halus, pembesaran simetri hypoechoic
• Didapat  bekas luka & neoplasma. - Urine
• Predisposisi lain : Asherman syndr./ - Serum β-hCG assay
malignan (uterus/serviks). - Biosi endometrium/endocerviks u/ singkirkan malignan
• DD:
• Gejala : nyeri pd grs tengah, siklus, kdg
- Awal kehamilan
LBP
- Kista Leiomyoma degenarasi
• Obstruksi total  amenorrhea - Leiomyosarcoma
• Bisa infeksi  demam & leukositosis - Gestational trophoblastic disease.
• Gambaran klasik kehamiian ektopik adalah
Kehamilan ektopik
• Terjadi bila telur yang sudah dibuahi menempel di tempat lain adanya :
selain uterus. - riwayat amenorea
• Epidemiologi: 1 tiap 150 live births.
-nyeri abdomen bagian bawah
• Sekitar 98% lokasinya adalah di tuba fallopi, lokasi lain bias di
peritonium atau viscera abdomen, ovarium, dan serviks. - perdarahan dari uterus.
• Etiologi:
• Pada keadaan subakut, dapat teraba massa di
• Salpingitis atau PID -> menyebabkan tuba terobstruksi
parsial atau total salah satu sisi forniks vagina.
• Jaringan parut bekas infeksi atau bedah
• Anatomi abnormal
• Diagnosis :
• Pemeriksaan fisik: pelvic exam (pain, tenderness, atau massa abdomen)
• Pemeriksaan Lab: CBC (anemia dan leukositosis rendah), level progesterone, serum Beta-hCG
• Radiologi: transvaginal ultrasound
• Laparoscopy (procedure of choice)
• Tatalaksana Umum
• Restorasi cairan tubuh dng cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dlm 15 menit I) atau 2 L dlm
2 jam I
• Segera rujuk ibu ke RS
• Tatalaksana Khusus
• Segera uji silang darah & persiapan laparotomi
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium & tuba fallopii:
• Jika tjd kerusakan berat pd tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian tuba yg mengandung hasil
konsepsi)
• Jika tjd kerusakan ringan pd tuba, usahakan lakukan salpingostomi u/ pertahankan tuba (hasil konsepsi
dikeluarkan, tuba dipertahankan)
• Sebelum memulangkan ps, beri konseling u/ penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4
minggu. Atasi anemia dng pemberian tablet besi SF 60 mg/hari selama 6 bulan
Sindrom Ovarium Polikistik
Definisi Terapi
• Proteksi endometrium dari stimulasi berkelanjutan akibat
Penyakit yang disebabkan oleh kelebihan hormon
estrogen dan mencegah perkembangan kanker endometrium
androgen
• Penanganan haid irregular  pemberian kontrasepsi oral
Etiologi • Penanganan infertilitas  klomifen sitrat 50-100 mg sehari
Terdapat peran genetik & obesitas • Penanganan akne  antibiotik topikal dan sistemik
Perubahan Hormon • Menurunkan resiko DM & penyakit jantung  perubahan gaya
• Peningkatan rasio LH : FSH hidup, olahraga, diet, pemberian OHO seperti metformin
• Konsentrasi estrone > estradiol • Peningkatan kualitas hidup  edukasi
• Androstenedione normal / meningkat • Penanganan hirsutisme  pemberian spironolakton 100 mg / hari
• Testosteron normal / meningkat (2x sehari).
Gejala Klinis
• Siklus haid ireguler
• Hirsutisme
• Akne
• Obesitas
• Resistensi insulin
• Intoleransi glukosa DD
• Infertilitas • Hiperplasia Adrenal Kongenital
• Kualitas hidup menurun • Cushing Syndrome
• Hipertensi • Hiperprolaktinemia
• Riwayat keluarga PCOS
• Depresi
dometrium •Etiologi
• Definisi : kondisi pra-keganasan endometrium atau kondisi hyperplasia yg •Ketidakseimbangan estrogen eksogen dan
menimbulkan kecurigaan perkembangan kanker dan penilaian risiko
• Hiperplasia dan karsinoma dpt muncul dan tjd bersamaan
endogen
• Temuan klinis : •Siklus anovulasi pd perimenopause, obesitas,
• Sbgian besar tjd pd decade 3 – 4 kehidupan, dan dpt ditemukan pd remaja
perempuan yg berkaitan dg anovulasi dan wanita menopause
penyakit ovarium polikistik, tumor ovarium yg
• Menstruasi yg berat dan tidak teratur adalah gejala yg tampak mensekresikan estrogen (tumor sel granulosa),
- Hiperplasia sederhana terapi tamoksifen (modulator reseptor estrogen
• Endometrium punya tampilan yg khas  keju swiss / swiss cheese / hyperplasia
kel. Kistik selektif), dan ketidakseimbangan terapi sulih
• Pembesaran lemah  terdpt pola campuran kel.2 dg berbagai ukuran  estrogen  hyperplasia endometrium
sebagian kel. Bersifat kistik  kel.2 dilapisi o/ epitel kuboid dan kolumnar
• Gambaran sel membelah (mitotik)
- Hiperplasia Atipik
•Inti sel atipik  pembentukan polipoid di dlm kel
- Hiperplasia Kompleks
(intraglandular polypoid) dan gambaran mitosis yg abnormal
• Gambaran yg paling mencolok  kel. Tampak ramai dan bergerombol serta
berhimpitan, epitel mengalami stratifikasi dan mitosis relative sering ditemukan •Kasus berat pd hyperplasia ini, tidak dpt dibedakan dg
• Tidak terdpt epitel atipik karsinoma
•Pemeriksaan lanjut
•Pemeriksaan pencitraan uterus  USG
•Utk menegakkan diagnosis  biopsy endometrium dg
atau tanpa penilaian histerektomi
Kanker Serviks

• Faktor Risiko
• Berhubungan dan disebabkan oleh hPV khususnya tipe 16, 18, 31, dan 45.
• Aktivitas seksual pada usia muda (<16 thn), hubungan seksual dgn multipartner, menderita HIV
atau mendapat penyakit/penekanan kekebalan yg bersamaan dengan infeksi hPV, dan perempuan
perokok.
• Gejala dan Tanda (tidak spesifik)
• Sekret vagina, kadang disertai bercak perdarahan.
• Vaginal bleeding dan keputihan
• Penyakit lanjut  cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan
pinggul, sering berkemih atau buang air besar yang sakit.
• Diagnosis
• Tes Pap
• Biopsi servik (definitif)

Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Jakarta 2017.


Kista ovarium
1. Kista folikel
• Kista yang paling sering ditemukan di ovarium berukuran lebih besar sekitar 3-8cm dari ukuran
folikel pra ovulasi 2,5cm
• Terjadi karena kegagalan proses ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi
kembali
• Kista folikel yang besar dapat menimbulkan gejala seperti nyeri pelvik, dispareunia, dan kadang
terjadi perdarahan abnormal uterus
• Umumnya ditemukan melalui pemeriksaan USG transvaginal atau MRI
• DD : salfingitis, endometriosis, kista lutein
• Terapi :
• Pungsi langsung pada dinding kista menggunakan peralatan laparoskopi tetapi harus dipastikan dulu bahwa
itu kista folikel karena jika ternyata keganasan maka dapat menyebar ke dalam rongga peritoneum
2. Kista korpus luteum
• Akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atau perdarahan yang mengisi rongga
yang terjadi setelah ovulasi
• Terdapat 2 jenis yaitu kista granulosa dan kista teka
• Kista granulosa :
• Pembesaran non neoplastik ovarium
• Setelah ovulasi dinding sel granulosa akan mengalami luteinisasi dan kemudian saat tahap terbentuknya
vaskularisasi baru darah terkumpul di tengah rongga dan membentuk korpus hemorargikum ->
reabsorbsi darah diruangan ini menyebabkan terbentuk kista korpus luteum
• Jika persisten dapat menimbulkan nyeri lokal dan tegang dinding perut disertai amenorea atau mens
terlambat menyerupai gambaran kehamilan ektopik
• Kista ini juga dapat menyebabkan torsi ovarium sehingga dapat menimbulkan nyeri hebat/ perdarahan
intraperitoneal dan membutuhkan tindakan segera
• Kiata teka
• Biasanya tidak berukuran besar
• Umumnya bilateral dan berisi cairan jernih kekuningan
• Seringkali dijumpai bersamaan dengan PCOS, mola hidatidos, koriokarsinoma
• Kista ini biasanya dapat hilang secara spontan setelah mengevakuasi penyebabnya
seperti mola atau terapi korio karsinoma
• Apabila terjadi ruptur kista dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum
diperlukan tindakan laparotomi segera
Karsinoma Ovarium
• Diagnosis :
• Anamnesis dan PF
• USG
• Tumor marker : CA-125, β-hCG, AFP
• Pemeriksaan darah tepi, tes fungsi hati, ginjal, dan biokimia darah
• Foto thorax  menilai metastasis ke paru
• CT scan abdomen
• IVP  menilai perluasan ke saluran kemih
• Barium enema  menilai perluasan ke usus
Karsinoma Ovarium
• Terapi :
• Pembedahan : histerektomi, salfingo-ooforektomi, omentektomi
• Kemoterapi
• Prognosis :
• Baik jika derajat diferensiasi rendah, stadium awal, tumor ganas
potensi rendah, debulking optimal, usia muda.
• Buruk jika karsinoma sel jernih, jenis serosum, stadium lanjut, ada
asites, debulking tidak optimal, derajat diferensiasi tinggi, usia tua.
• Angka harapan hidup dalam 5 tahun :
• Stadium 1 : 90%
• Stadium 2 : 80%
• Stadium 3 : 15%
• Stadium 4 : 5%
dometrium •Etiologi
• Definisi : kondisi pra-keganasan endometrium atau kondisi hyperplasia yg •Ketidakseimbangan estrogen eksogen dan
menimbulkan kecurigaan perkembangan kanker dan penilaian risiko
• Hiperplasia dan karsinoma dpt muncul dan tjd bersamaan
endogen
• Temuan klinis : •Siklus anovulasi pd perimenopause, obesitas,
• Sbgian besar tjd pd decade 3 – 4 kehidupan, dan dpt ditemukan pd remaja
perempuan yg berkaitan dg anovulasi dan wanita menopause
penyakit ovarium polikistik, tumor ovarium yg
• Menstruasi yg berat dan tidak teratur adalah gejala yg tampak mensekresikan estrogen (tumor sel granulosa),
- Hiperplasia sederhana terapi tamoksifen (modulator reseptor estrogen
• Endometrium punya tampilan yg khas  keju swiss / swiss cheese / hyperplasia
kel. Kistik selektif), dan ketidakseimbangan terapi sulih
• Pembesaran lemah  terdpt pola campuran kel.2 dg berbagai ukuran  estrogen  hyperplasia endometrium
sebagian kel. Bersifat kistik  kel.2 dilapisi o/ epitel kuboid dan kolumnar
• Gambaran sel membelah (mitotik)
- Hiperplasia Atipik
•Inti sel atipik  pembentukan polipoid di dlm kel
- Hiperplasia Kompleks
(intraglandular polypoid) dan gambaran mitosis yg abnormal
• Gambaran yg paling mencolok  kel. Tampak ramai dan bergerombol serta
berhimpitan, epitel mengalami stratifikasi dan mitosis relative sering ditemukan •Kasus berat pd hyperplasia ini, tidak dpt dibedakan dg
• Tidak terdpt epitel atipik karsinoma
•Pemeriksaan lanjut
•Pemeriksaan pencitraan uterus  USG
•Utk menegakkan diagnosis  biopsy endometrium dg
atau tanpa penilaian histerektomi
ADENOMIOSIS
• Lesi pd lap.miometrium  invasi jinak Diagnosis :
endometrium. • P.dalam : Rahim membesar scr merata, nyeri tekan & sdkt lunak dg
• Perempuan > 40 th & multipara. p.bimanual sebelum prahaid (tanda Hallban).
• USG : Uterus membesar difus & penebalan dinding rahim tu
Patfis : bag.posterior dg fokus-fokus ekogenik, rongga endometriosis eksentrik,
• Pertumbuhan endometrium menembus hiperekoik, kantung-kantung kistik 5-7 mm spt sarang lebah.
membrana basalis  uterus membesar scr • MRI : Penebalan dinding miometrium yg difus.
difus & hipertrofi otot polos. • Histopatologi : Dr spesimen histerektomi; Pulau-pulai endometrium
• Endometrium ektopik  Perubahan siklus menyusup jauh dr membrana basalis jar.asal & kdg capai lapisan serosa.
haid. Ditengah ad cairan merah kecoklatan spt darah mens, Swiss-cheese
hyperplasia.
Etiologi : Belum pasti  Erupsi membrana
basalis (Krn trauma/persalinan berulang, SC,
kuretase)
Gejala Klinik :
Tata Laksana : • Menoragia (50%)
• Histerektomi • Dismenorea (30%)
• Aromatase Inhibitor kolik
• Hormonal GnRH Agonis selama 6 bln • Subfertilitas
• Suntikan Progesteron (Suntik KB)
• IUD yg mengandung hormon progesteron
Koriokarsinoma
• Jarang. Gestasional throphoblastic disease
• SS : pendarahan pervagina iregular, nyeri
• PP :
• Kadar hCG meningkat  kehamilan “palsu”
• CT scan
• MRI
• PA : Sel abnormal yang berasal dari trofoblas, tidak
ditemukan adanya vili chorialis, hanya proliferasi dari
sel-sel syncitiocytotrofoblast. Inti pleiomorfik
hiperkromatik
• Sering metastasis
• Tatalaksana : kemoterapi, histerektomi + radiasi http://www.webpathology.com/image.asp?
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/00149 n=1&Case=36
6.htm
Torsio & Ruptur Kista (3B)
Ruptur Kista Ovarium : Torsio Kista Ovarium :
• Perdarahan atw rupturnya kista • Pembesaran kista -> ovarium dpt berpindah dri
• Darah terakumulasi di rongga peritoneum -> tempat semula -> kemungkinan untk tuba falopii
nyeri. Terdapat tanda” penurunan volume berotasi
intravaskular • Dpt menyebabkan infertilitas
• Etiologi : Abdominal Trauma • Manifestasi Klinis : nyeri abdomen unilateral yg bsa
• Tanda & Gejala : nyeri kuat yang berlokasi di salah merambat sampai ke pelvis & paha, demam -> sdh
satu sisi dari abdomen (pada ovarium yang nekrosis
mengandung kista), anemia, Kadang • Diagnosis : USG -> Ovarium membesar dgn
Asimptomatik multiple folikel immatur/kecil di perifer . CT-scan/
• Tanda pertama yang bisa terjadi adalah terasa nyeri di MRI -> untuk memastikan diagnosis
abdomen bagian bawah, mual, muntah dan demam.
• Diagnosis : Laparoscopy/laparotomy, USG, CT-
scan/ MRI
• Tatalaksana : Oral analgesik -> Jika keadaan
stabil,Jika tdk stabil -> bedah
http://emedicine.medscape.com/article/253620-overview
Patofisiologi
INFERTILITAS
Kegagalan suatu pasangan untuk dapat kehamilan setelah
melakukan hubungan seksual yang benar selama 1 tahun, tanpa
memakai alat kontrasepsi

e/ non organik:
• Usia → usia meningkat kesempatan hamil semakin menurun
• Frekuensi senggama → angka kehamilan mencapai puncaknya saat
melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu
• Pola hidup
• Alkohol jumlah bayak → kualitas sperma ↓
• Rokok → fertilitas wanita dan pria ↓
• BB → BMI >29 (obesitas)
e/ Organik : INFERTILITAS
Pada vagina
• Dispareunia ANALISIS SPERMA
• Infeksi dan organik • Bila abnormal → analisis diulang 2-4 minggu
• Vaginismus (psikologik, atau anatomis)→ nyeri saat penis akan kemudian
penetrasi akibat kurang zat lubrikans, kontraksi otot pubokoksigeus • Pantang senggama minimal 2-3 hari
→ penyempitan lubang vagina • Kirimkan sampel secepat mungkin max. 1 jam
• Vaginitis : infeksi mis. C. trachomatis →rusakin tuba → infertilitas

Pada Uterus
• Serviks (servisitis, trauma serviks)
• kel. Anatomi cavum uteri
• Endometriosis kronis
• Adenomiosis

Pada Tuba
• Sumbatan pada tuba akibat infeksi atau endometriosis

Pada Ovarium :
• Sindrom ovarium polikistik : pengaruhi ovulasi dan fx matrasi oosit
Jenis kelamin Pemeriksaan Waktu periksa INFERTILITAS
LH Fase folikuler awal (Hari ke
FSH 3-4)
TSH
Prolaktin Pagii hari sebelum jam 9
Perempuan Testosteron Bila curiga
SHBG hiperandrogenisme
(hirsusitisme dan acne
banyak)
Serologi Rubela Meskipun sudah imunisasi
PAP Smear
Laki-laki Analisis Sperma Abstensi min 2-3 hari

Px Radiologis yg dapat dilakukan :


Histerosalpingografi (HSG) : untuk melihat patensi kedua tuba
fallopi
Pakai sinar x dan zat kontras
INFERTILITAS
Jenis Kelamin Indikator rujukan
Usia >35 thn
Riw. Kehamilan ektopik
Riw. Kelainan tuba (hidrosalphynx, abses tuba, PID,
atau PMS)
Perempuan Riw. Bedah pada tuba, ovarium, uterus, dan panggul
Endometriosis +
Gangguan haid (amenorrhea, oligomenorrhea)
Hirsusitisme atau galaktore
Kemoth/
Testis adesensus, orkidopeksi
Kemoth/ atau radioterapi
Laki-laki Riw. Bedah urogenital
Varikokel
Riw. PMS
Teknologi Bantu Reproduksi
In Vitro Fertilization:
Indikasi: Prosedur
• Saluran tuba tidak ada • Induksi ovulasi
• pelekatan panggul yang parah • Aspirasi folikel
• Riw. Endometriosis • persiapan sperma
• malformasi uterus • inseminasi
• Suami oligospermia berat atau • Kultur embrio
riwayat azoospermia • Transfer embrio
Pengambilan spermatozoa
• MESA
• TESE
• SWIM UP
• WASHING + SWIM UP
• KOLOM PERCOL
• KOLOM ALBUMIN (SWIM DOWN)
• MIGRASI GRAVITASI (SWIM UP + SWIM DOWN)
• SWIM OUT
Inseminasi

In vivo :
• GIFT

In vitro :
• Bayi tabung
• ZIFT
• PZD
• SUZI
• ICSI
Teknik bantu fertilisasi
• partial zona dissection (PZD)
• subzonal sperm injection (SUZI)
• ICSI
• assisted hatching (AH).
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
KIE pada Infertilitas
• Edukasi fertilitas dan gaya hidup
• Hubungan seksual setiap 2-3 hari
• Berhenti merokok dan minum alkohol
• Menjaga IMT ideal 20-25
• Informasikan pekerjaan dan penggunaan obat yang berbahaya bagi
fertilitas
• Informasikan screening keganasan
Tatalaksana infertilitas

Perempuan Pria
• Infeksi  antibiotik • Asthenospermia (varikokel) 
• Anomali kongenital terapi bedah
varicocelectomy atau dengan
• Polip endometrium ektirpasi  kuretase
• Endometriosis laparoskopi
embolisasi vena spermatika.
• Obstruksi tuba laparoskopi/ hysteroscopy/ • Oligospermia CI atau
tubal cannulation inseminasi intrauterin
• Clomiphene citrate  merangsang ovulasi
• Aromatase inhibitors (letrozole, anastrozole) 
menghambat enzyme aromatase (konvert
androgen estrogen)
• hMG merangsang ovulasi (amenore primer)

Anda mungkin juga menyukai