Anda di halaman 1dari 21

OM

SWASTIASTU
Nama kelompok 1
• DEWA AYU YUNI WULANDARI
• I GUSTI AYU SANTHI DEWI
• NI KOMANG ARIE TRISNAWATI PUTRI
• NI PUTU AYU MEIDIANTI
• NI PUTU ARY PURNAMA DEWI
• VELINA QHOSILA
AKUNTANSI BIAYA

• Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan


bagi proses pelacakan dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan
dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa.
• Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan
menurut konvensi diukur dengan satuan uang. Pengguna kata beban adalah
pada saat biaya sudah habis terpakai.
PEMBAHASAN

Konsep Biaya

Klasifikasi Biaya

Metode Pengumpulan Dan Penetuan Harga


Pokok Produk
Konsep Biaya

• Menurut Supriyono (2000), Biaya adalah harga perolehan yang


dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau
revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
• Adapun pengertian lain, biaya yaitu semua pengorbanan yang secara
langsung ataupun tidak langsung dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
tertentu, misalnya kegiatan produksi atau membeli aset tetap. Sesaat setelah
transaksi terjadi, biaya tersebut menjadi biaya historis.
Klasifikasi Biaya

Klasifikasi Biaya Secara Umum


• Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan
antara lain penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian biaya
serta pengambilan keputusan, maka dari itu penyajian biaya diklasifikasikan
dengan tepat sangat diperlukan agar data yang dihasilkan akurat sebab
informasi tersebut diperlukan untuk tindak lanjut dalam melaksanakan
kegitan perusahaan dalam mengevaluasi serta melakukan perbaikan dimasa
yang akan datang.
Berikut klasifikasi biaya yang berlaku umum di
perusahaan dan masyarakat.
• Fixed Cost (Biaya Tetap)
• Variable Cost (Biaya Variabel)
• Direct Cost (Biaya Langsung)
• Indirect Cost (Biaya Tak Langsung)
• Operation Cost (Biaya Operasi)
• Maintenance Cost (Biaya Perawatan)
• First or Investment Cost (Biaya Investasi)
• Incremental Cost
• Marginal Cost
• Unit Cost
• Total Cost (Biaya Total)
• Recurring Cost (Biaya Terulang
• Unrecurring Cost (Biaya Tak Berulang)
• Sunk Cost
Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)

• Total Biaya : Biaya Produk + Biaya periode


• Biaya produk : Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja
langsung + Biaya overhead pabrikasi.
• Biaya Periode Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan
umum
Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam
hubungan dengan

Biaya dalam Hubungan dengan Produk

Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi

Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi

Biaya Dalam Hubungan dengan Periode Waktu

Biaya dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan


Metode Pengumpulan Dan Penentuan Harga Pokok

• Metode pengumpulan biaya, di dalam sebuah proses pembuatan


sebuah produk atau barang terdapat dua jenis kelompok biaya yaitu
biaya non produksi dan biaya produksi. Yang dimaksudkan biaya
produksi disini adalah ketika seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam
proses produksi bahan baku menjadi sebuah produk atau barang jadi.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan biaya non produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan di luar dari kegiatan produksi, misalnya saja
pada kegiatan pemasaran, administrasi ataupun kegiatan-kegiatan
umum lainnya.
Dua tipe yaitu perusahaan yang melakukan produksi berdasar dari
pesanan dan perusahaan yang melakukan produksi berdasar pada harga
pokok produksi

Metode Harga Pokok Proses (Process


Metode Harga Pokok Pesanan (Job
Cost Method) adalah metode
pengumpulan harga produk dimana
Order Cost Method) adalah metode biaya dikumpulkan untuk setiap
pengumpulan harga pokok produk
satuan waktu tertentu, misalnya
dimana biaya dikumpulkan untuk
bulan, triwulan, semester, tahun.
setiap pesanan atau kontrak atau jasa
Jumlah total biaya produksi dihitung
secara terpisah, dan setiap pesanan
pada setiap akhir periode dengan
atau kontrak atau jasa dapat
menjumlah semua elemen biaya yang
dipisahkan identitasnya.
dinikmati produk dalam satuan
waktu yang bersangkutan.
Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan
adalah:

Menentukan
Dapat Mempertimba
Digunakan harga dari
digunakan ngkan
untuk pokok
untuk penerimaan
Memantau menghitung persediaan
menentukan ataupun
realisasi dari keuntungan produk jadi
harag yang
proses produksi penolakan
akan diberikan dan kerugian dan produk
terhadap
kepada pihak yang didapat yang masih di
pesanan yang
pemesan perusahaan dalam tahap
ada
proses
Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok
proses antara lain adalah:

Menentukan harga
Memantau biaya Menghitung kerugian pokok dari barang
Dapat mementukan
realisasi dari biaya dan keuntungan secara persediaan yang sudah
harga jual dengan tepat
produksi periodik dan transparan jadi dan disajikan ke
dalam sebuiah neraca
Sistem Penentuan Harga Pokok dapat digolongkan menjadi:

• Sistem Harga Pokok Sesungguhnya (historical cost system) adalah


sistem pembebanan harga pokok pada produk atau pesanan atau jasa
yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok atau biaya yang
sesungguhnya dinikmati.
• Sistem Harga Pokok yang Ditentukan di Muka (predetermined cost
system) adalah sistem pembebanan harga pokok pada produk atau
pesanan atau jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang
ditentukan di muka sebelum suatu produk atau pesanan atau jasa
mulai dikerjakan.
CONTOH KASUS

• Kasus Harga Pokok Produksi


• Perusahaan mebel “ANTIK” mempunyai 2 departemen produksi A dan departemen
• produksi B. Pada bulan Januari 2009 mendapat pesanan sebagai berikut:

• - Dari UNY 200 buah kursi kuliah @ Rp60.000,00.


• - Dari UGM 50 buah meja kerja @ Rp70.000,00.

• Catatan: Pesanan tersebut diberi kode masing-masing K-1 dan M-3.


• Pesanan K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan.
• Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut:
1. Pemakian bahan
Pesanan Dept.A Dept.B Jumlah
K-1 Rp. 4.000.000 Rp. 1.000.000 Rp.5.000.000
M-2 Rp. 1.500.000 Rp. 250.000 Rp. 1.750.000
Rp. 5.500.000 Rp. 1.250.000 Rp. 6.750.000

2. Biaya tenaga kerja langsung:

Pesanan Dept.A Dept.B Jumlah


K-1 1.600.000 800.000 2.400.000
M-2 500.000 200.000 700.000
2.100.000 1.000.000 3.100.000

3. Biaya overhead pabrik :

Departemen BOP-Dibebankan BOP-Sesungguhnya


A 50% biaya bahan baku 2.700.000
B 50% biaya tenaga kerja langsung 950.000
Jawaban :
Jurnal-jurnal yang diperlukan.
1. Mencatat pemakaian bahan:
BDP-bahan baku dept. A Rp5.500.000 -
BDP-bahan baku dept. A Rp1.250.000 -
Persediaan bahan baku - Rp6.750.000

2. Mencatat pembebanan gaji dan upah ke masing-masing pesanan:


BDP-TKL dept. A Rp2.100.000 –
BDP-TKL dept. B Rp1.000.000 –
Biaya gaji dan upah - Rp3.100.000
3. Mencatat biaya overhead yang dibebankan:
BDP-overhead pabrik dept. A Rp2.750.000* -
BDP-overhead pabrik dept. B Rp 800.000** -
BOP-Dibebankan dept. A - Rp2.750.000
BOP-Dibebankan dept. A - Rp 800.000
* 50% x (Rp4.000.000+Rp1.500.000)
** 80% x (Rp800.000+Rp200.000)

4. Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya:


BOP-sesungguhnya dept. A Rp2.700.000 –
BOP-sesungguhnya dept. B Rp 950.000 –
Macam-macam kredit - Rp3.650.000

5. Mencatat pemindahan barang selesai dari departemen A ke departemen B:
BDP-HPP dept. A dept. B Rp10.350.000 –
BDP-bahan baku dept. A - Rp5.500.000
BOP-tenaga kerja dept. A - Rp2.100.000
BOP-overhead pabrik dept. A - Rp2.750.000

6. Mencatat pemindahan dari departemen B ke produk jadi dan program BDP:


Persediaan produk jadi Rp10.040.000 -
Persediaan BDP Rp 3.360.000 –
BDP-HPP dept. A dept.B - Rp10.350.000
BDP-BB dept.B - Rp 1.250.000
BDP-TK dept.B - Rp 1.000.000
BDP-OP dept.B - Rp 800.000
7. Kartu pesananJurnal-jurnal yang diperlukan.Mencatat penyerahan pesanan:
1. Piutang dagang/Kas Rp12.000.000
Penjualan - Rp12.000.000
2. HPP Rp 10.040.000 –
Persediaan produk jadi - Rp10.040.000

Catatan:
Hal yang sama dapat dibuat untuk job order cost sheet atas pesanan dari UGM
A. Sisa bahan timbul karena:
1. Produksi dijalankan secara efisien.
2. Produksi dijalankan secara tidak efisien. C. Produk cacat timbul karena:
(Sisa bahan ada yang laku dijual, ada yang tidak laku dijual) 1. Sulitnya proses pengerjaan.
B. Produk rusak timbul karena: 2. Sifat normal proses produksi.3. Kurangnya
1. Sulitnya proses pengerjaan. pengawasan produksi.
2. Sifat normal proses produksi. (Produk cacat ada yang laku dijual, ada yang
3. Kurangnya pengawasan produksi. tidak laku
(Produk rusak ada yang laku dijual, ada yang tidak laku dijual)
dijual)
• OM SANTI, SANTI, SANTI OM

Anda mungkin juga menyukai