Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap Kemampuan


Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Bangkinang

Disusun Oleh
Erni Anika
1484202003
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Bangkinang
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah yang sering muncul di dalam bidang studi matematika adalah Sebagian besar
siswa belum mampu mengerjakan soal yang diberikan apabila soal yang diberikan
dalam bentuk lain dengan menggunakan satu rumus yang sama. Dan sebagian besar
siswa juga belum mampu menyelesaikan soal-soal cerita, merubah soal cerita dalam
bentuk matematika. Ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa
sangat rendah dan harus ditindak lanjuti

Salah satu upaya perbaikan pada proses pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan mengadakan variasi proses pembelajaran,
misalnya dengan penerapan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung
untuk membangun pemahamannya. Model pembelajaran yang diyakini dapat membuat
siswa semangat dalam belajar dan yang lebih penting dapat mengoptimalkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa. Model pembelajaran yang dipilih peneliti adalah
Teams Games Tournament (TGT) Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat
dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok
diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan.
Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah “Apakah


terdapat pengaruh signifikan kemampuan pemahaman konsep
antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan siswa
yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional
di SMP Negeri 1 Bangkinang?”
Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada


atau tidaknya pengaruh signifikan kemampuan
Tujuan Penelitian pemahaman konsep antara siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dan siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran
konvensional di SMP Negeri 1 Bangkinang.

• Bagi siswa
Manfaat Penelitian • Bagi Guru
• Bagi Peneliti
Definisi Istilah

Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran


kooperatif yang mudah diterapkan, menyenangkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan.
Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat
disusun guru dalam bentuk turnamen berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran.

Pemahaman Konsep Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


para siswa dibiasakan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara
menghubungkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya
dengan konsep-konsep matematika baru yang akan dipelajarinya.
BAB II KAJIAN TEORI

Konsep Teoritis

Menurut Hamalik, pemahaman adalah


Hamalik
kemampuan untuk melihat hubungan antar
2008
berbagai faktor atau unsur.

Konsep merupakan sesuatu yang tergambar


Mawaddah
2016
dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau
suatu pengertian

Pemahaman terhadap konsep merupakan


Husna kemampuan dasar untuk mencapai
2014 kemampuan matematis yang lebih tinggi
seperti penalaran, koneksi, komunikasi,
representasi, dan pemecahan masalah
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI
Nomor 58 Tahun 2014 1. Menyatakan ulang konsep yang telah
yang termuat dalam dipelajari.
kurikulum 2013 2. Mengklasifikasikan objek-objek
indikator pemahaman berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan
konsep adalah: yang membentuk konsep tersebut.
3. Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau
konsep.
4. Menerapkan konsep secara logis.
5. Memberikan contoh atau contoh kontra
(bukan contoh) dari konsep yang dipelajari.
6. Menyajikan konsep dalam berbagai macam
bentuk representasi matematis (tabel, grafik,
diagram, gambar, sketsa, model matematika,
atau cara lainnya)
7. Mengaitkan berbagai konsep dalam
matematika maupun di luar matematika.
8. Mengembangkan syarat perlu dan/atau
syarat cukup suatu konsep.
Ahmat, 2015

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) merupakan salah
satu model pembelajaran yang efektif, karena ada kerjasama dalam kelompok,
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membagi siswa secara bervariasi, 4 – 6 orang
siswa dalam satu kelompok, seluruh anggota kelompok terlibat saling kerjasama
dalam menyelesaikan tugas, serta terdapat unsur permainan dalam bentuk lomba
akademik, siswa dilatih untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerjasama.
Dengan adanya lomba akademik inilah yang menjadi daya tarik siswa untuk belajar

Langkah-langkah TGT

• Penyajian materi,
• Belajar bersama kelompok,
• Melakukan turnamen,
• Penghargaan kelompok.
Hubungan antara model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dengan kemampuan
pemahaman konsep matematis

Melalui model pembelajaran TGT siswa dapat


bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan
penghargaan kelompok, selain itu terdapat
kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam
suatu permainan agar membuat siswa aktif mencari
penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain,
sehingga masing-masing siswa diharapkan lebih
memahami konsep dan menguasai materi.
Masalah:

1. Sebagian besar siswa siswa belum mampu mengerjakan soal yang diberikan apabila soal
yang diberikan dalam bentuk lain dengan menggunakan satu rumus yang sama.
2. Sebagian besar siswa belum mampu menyelesaikan soal-soal cerita, merubah soal cerita
dalam bentuk matematika.

Kelas kontrol Kelas eksperimen Model


Pembelajaran Konvensional Pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament)

Pemahaman konsep

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


Hipotesis

 Adanya perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara

siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan siswa

yang belajar menggunakan model pembelajaran

konvensional di SMP Negeri 1 Bangkinang.


BAB III METODE PENELITIAN

Tempat penelitian SMP Negeri 1 Bangkinang

Jenis penelitian Quasi Eksperimen (eksperimen semu)

Desain penelitian Posttest Only Desain with Nonequivalent Group

Populasinya Seluruh Siswa Kelas VIII SMP


Populasi dan sampel Negeri 1 Bangkinang yang terdiri dari 4 kelas,
dan sampelnya 2 kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas control.

Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling


Pengumpulan
data

Teknik pengumpulan data yang digunakan


peneliti dalam penelitian ini yaitu :
1. Teknik observasi
2. Teknik wawancara
3. Teknik dokumentasi
4. Teknik tes
Teknik analisis data

Analisis inferensial menggunakan rumus uji-t dengan


rumus :
 
 
Validasi Instrumen Penilaian

Instrumen
Penilaian 1. Lembar Observasi Guru dan Siswa
2. Tes
Sebelum soal Pre test dan Pos test
diujikan pada kelas eksperimen dan
kontrol , terlebih dahulu diujikan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan indeks kesukaran.
Instrumen
Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran :
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Lembar Kerja siswa
Analisa Data

Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji yang di gunakan
adalah t

Jika data tidak berdistribusi normal dan data tidak homogen maka uji yang
di gunakan adalah tes nonparametrik dengan menggunakan uji Mann-
Whitney U

Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji yang di
gunakan adalah t’
BAB III HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari tanggal 30 April 2018 sampai

tanggal 12 Mei 2018 pada kelas VIII A dan VIII B di SMP Negeri 1

Bangkinang. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu pada kelas

VIII A sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan pada kelas VIII B

sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional.
B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum pengujian hipotesis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji


persyaratan analisis yaitu data hasil posttest kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji persyaratan analisis adalah
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Nilai Kelas
Eksperimen Kontrol
0,0596 0,142
0,161 0,161
Keterangan Normal Normal

Kesimpulan: Karena untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,


maka diterima ditolak, ini berarti data skor hasil tes kedua kelas
berdistribusi normal.
 b. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Variansi ()
Pemahaman Eksperimen 80,310
Konsep Kontrol 142,037 0,56 1,90

Berdasarkan  tabel  diatas,  dapat  dilihat  kemampuan  pemahaman 


konsep  matematika  siswa  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol 
mempunyai variansi yang homogen karena . 
  Pengujian Hipotesis
C.
Berdasarkan  uji  persyaratan  analisis  diperoleh  bahwa  kelompok  data 
kemampuan  pemahaman  konsep  matematika  siswa  kelas  eksperimen  dan 
kelas  kontrol  berdistribusi  normal  dan  homogen  akan  digunakan  uji-t.  Hasil 
perhitungan uji hipotesis 
Pemahaman Konsep
Statistik Eksperimen Kontrol
(A1) (A2)
27 27
85,18 64,03
8,96 11,91

2,01

Nilai dengan diperoleh nilai = 7,231. Bahwa yaitu 7,231 > 2,01 maka  maka Ha  
terima artinya Terdapat pengaruh signifikan kemampuan pemahaman konsep 
matematika    antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  model  pembelajaran 
Teams Games Tournament (TGT) dan  siswa  yang  belajar  menggunakan 
pembelajaran konvensional di SMP Negeri 1 Bangkinang.
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terdapat pengaruh yang signifikan


antara kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa
yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Game Tournament (TGT) dan siswa yang
belajar menggunakan pembelajaran konvensional di SMP
Negeri 1 Bangkinang.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai