Anda di halaman 1dari 38

ASPEK LEGAL DAN ETIK

DALAM KEPERAWATAN
KRITIS

Erwin Bagus Hadi Sasongko


Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
RSUD Dr. Soetomo
Ruang Lingkup Critical Care Nursing Menurut AACN
(American Association of Critical Care Nurse) dibagi 3 :
1. The critically ill patient :
Masalah yang actual dan potensial mengancam kehidupan pasien dan
membutuhkan observasi dan intervensi untuk mencegah terjadinya komplikasi
2. The critical-care nurse :
Membutuhkan perawat profesional dengan critical thinking untuk perawatan pasien
kritis
3. The critical-care environment
Area lingkungan kerja high care dengan berbagai macam penyakit yang
mengancam jiwa
Aspek Etis dalam Keperawatan Kritis
• Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam berhubungan dengan orang lain
• Etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana
manusia seharusnya berperilaku, apa yang harus dilakukan seseorang
terhadap orang lain.
Ethics & End-of Life Issue
• Terjadi perubahan Ethical Issue pada emergensi, sering menimbulkan ethical
dilemma

• Secara terminologi filosofi modern ada hubungan antara moral dan etik
• Moralitas : ada perbedaan antara yang baik dan buruk
• Ethic : lebih menjurus ke moralitas
• Ethical dilemma : terjadi konflik nilai antara menjunjung moralitas dengan
orang yang menentang
Ethical Dilemma
1. Bagaimana memilih diantara pilihan
2. Masalah yang tidak bisa dipecahkan

Ada 5 ethical dilemma di area kritis :

1. Melanjutkan atau menghentikan pengobatan


2. Siapa yang akan diberikan ventilator
3. Mengambil tindakan tapi melebihi otoritas
4. Menceritakan atau tidak menceritakan yang sebenarnya
5. Melindungi pasien versus mempertahankan hubungan tim kesehatan lain
Prinsip Etik dalam Pemberian Decision Making
• Respect (hak untuk dihormati)
• Autonomy (hak pasien untuk memilih)
• Beneficence (bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
• Non-maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain)
• Confidentiality (hak kerahasiaan)
menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi ttg pasien
• Justice (keadilan)
berlaku adil kepada semua orang
• Fidelity (loyalitas/ketaatan)
memiliki keterbatasan peran dan berpraktik menurut aturan yang disepakati
• Veracity (kewajiban untuk mengatakan kebenaran)
Outcome yang Diharapkan

• Perawatan optimal tercapai, kondisi pasien membaik atau klien meninggal


dengan damai dan keluarga menerima dengan baik.

Management pasien terminal berfokus pada :

• 1. Bebas dari rasa nyeri


• 2. Humanistik dan ketrampilan teknikal yang dimiliki oleh perawat
Aspek Legal

• Legal adalah sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan undang-undang
(KBBI)
• Perawat perlu tahu ttg hukum yang mengatur praktiknya
• Memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan yang dilakukan
konsisten dengan prinsip-prinsip hukum
Aspek legal dalam praktik keperawatan
(Indonesia)
Tercantum dalam:
• UU No.38 tahun 2014 (UU keperawatan)
• Permenkes RI No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 (registrasi tenaga
kesehatan)
• UU No. 36 tahun 2014 (tenaga kesehatan)
PENDIDIKAN
KEPERAWATAN

DIII Kep. Ners

Lingk.kerja

Akademisi (Dosen) Klinisi


Tahapan yang harus dilalui oleh perawat
• Lulus pendidikan akademis DIII/Ners
• Uji kompetensi (UKOM)
• Surat tanda registrasi (STR) regional/nasional
• SIKP (surat ijin kerja perawat)
• Perawat klinis (PK)
• Clinical previlage
Kualifikasi Perawat Klinis
RSUD Dr. Soetomo Bidang Komite Keperawatan

• Pra-PK
D-III Keperawatan atau Ners pengalaman kerja 0 tahun
D-III : 0-1 tahun
Ners : 0-1 tahun
Mempunyai sertifikat BHD
• PK I
DIII Keperawatan atau Ners pengalaman kerja ≥ 1 tahun
D-III : 3-6 tahun
Ners : 2-4 tahun
Kualifikasi Perawat Klinis
RSUD Dr. Soetomo Bidang Komite Keperawatan

• PK II
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun
Ners dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun
D-III : 6-9 tahun
Ners : 4-7 tahun
Mempunyai sertifikat PK I
• PK III
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10 tahun, bersertifikat PK II
Ners dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun, bersertifikat PK II
Ners spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun
D-III : 9-12 tahun
Ners : 6-9 tahun
Ketenagaan di Ruang Kritis
MENURUT KEPMENKES RI NO.1778/MENKES/SK/XII/2010

PERAWAT
Kategori primer
Perawat terlatih yang bersertifikat BHD dan Bantuan Hidup Lanjut
Kategori sekunder
Minimal 50% dari seluruh perawat ICU/PICU merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat
Kategori tersier
Minimal 75% dari seluruh perawat ICU/PICU merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat
Batasan Tanggung Jawab dalam Keperawatan
(Becher)
• Menjalankan pesanan/order dokter
Lakukan validasi
Evaluasi kondisi pasien saat dan setelah menjalankan order
• Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri yang didelegasi
Ketahui pembagian tugas (job description)
Selalu identifikasi pasien
Kewajiban Perawat
• Mempunyai izin untuk melakukan pekerjaan maupun praktik keperawatan
• Membantu program pemerintah dibidang kesehatan
• Meningkatkan mutu pelayan profesi
• Memenuhi persyaratan mutu pelayanan dalam bentuk ketersediaan sarana
dan prasarana minimal bagi perawat dan berpraktik sesuai dengan peraturan
perundangan
• Menjalankan fungsi keperawatan berdasarkan ketentuan
• Mengumpulkan sejumlah angka kredit
Model Asuhan Keperawatan
• DEFINISI
• TUJUAN DITERAPKAN MAKP
• DASAR ACUAN DALAM PENERAPAN MAKP
• MACAM MODEL MAKP
• KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Pengertian MAKP
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang
dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Tujuan dari MAKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan.
DASAR ACUAN DALAM PENERAPAN
MAKP
1. Filosofi institusi (visi dan misi institusi)
2. Ekonomis (cost effective)
3. Menambah kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan peranya dengan
baik
5. Dapat diterapkanya proses keperawatan
6. Terlaksanakanya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainya
(Marquis dan Huston, 1998, p143)
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan


keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan
yang ada
(Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan

Perawat: Perawat : Perawat: Perawat :


pengobatan merawat luka pengobatan merawat luka

Pasien/klkien

Kelebihan Kekurangan
1. Menekankan efisiensi 1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan perawat
tenaga 2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah
3. Perawat senior sibuk dengan urusan manajerial, 3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang
sedangkanpasien diserahkan ke perawat junior dan berkaitan dengan keterampilan saja
atau belum berpengalaman
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. (Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan

Staf perawat Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

Kelebihan Kekurangan
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus 1. Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2. Sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah 2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Primer

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab


penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan Kekurangan
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif 1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan
terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
dokter dan rumah sakit (Gillies, 1989) accountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
4. Terpenuhi kebutuhan secara individu. disiplin.
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984)
Kepala Ruangan

Ketua tim Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

Kelebihan Kekurangan
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh 1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan dalam bentuk konferensi tim, yangbiasanya
3. memungkinkan komunikasi antartim, sehingga membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada pada waktu-waktu sibuk
anggota tim
OBAT-OBAT EMERGENCY DI AREA
KEPERAWATAN KRITIS

• JENIS-JENIS OBAT
• TUJUAN PEMBERIAN
• INDIKASI
• DOSIS
• PEDOMAN TITRASI
Adrenalin/Epinephrine
(Sediaan 1mg/ml)

Tujuan Pemberian:
Meningkatkan: Resistensi vaskuler sistemik
Tekanan darah sistolik dan diastolik
Aktivasi gelombang listrik di dalam miokardium
Aliran darah ke serebral dan koroner
Kekuatan kontraksi miokard
Kebutuhan oksigenasi miokard
Kapan dberikan?
1. Henti jantung karena asistole
2. Heti jantung karena pulseless VT atau VF yang tidak respon dengan DC-Shock
3. Bradikardia simptomatis
Dosis
1mg IV setiap 3-5 menit, tidak ada dosis maksimal
Infusion/24 jam: 0,15mg/KgBB dalam 50ml dex.5% atau NS 0,9% 1ml/jam = 0,05 mcg/kg/m
Noradrenalin/Norepinephrine
(Sediaan 4mg/4ml)

Tujuan Pemberian:
Vasokonstriktor yang meningkatkan BP
Inotropik yang kuat

Kapan dberikan?
1. Hipotensi berat dengan tahanan perifer total
2. Terapi penunjang pada gagal jantung

Dosis
0,15mg/kgBB diencerkan dengan D5% atau NaCl 0,9% sampai 50ml.
(1ml/jam = 0,05 mcg/kg/mnt)
Mulai 0,05 mcg/kg/menit dinaikkan bertahap sampai efek yang diinginkan tercapai
Dopamine
(Sediaan 200mg/5ml)

Tujuan Pemberian:
< 5 mcg/kg/menit menyebabkan vasodilatasi serebral, renal, mesenterik
5-10 mcg/kg/menit meningkatkan curah jantung, HR, dan sedikit SVR
> 10 mcg/kg/menit vasokonstriksi renal, arteri perifer, mesenterik, meningkatkan SVR

Kapan dberikan?
1. hipotensi tanpa ada hipovolemia
2. Bradikardia simptomatik dengan hipotensi, atau setelah ROSC

Dosis
Rendah 1-5 mcg/kg/menit (1-5 gamma)
Medium 5-10 mcg/kg/menit (5-10 gamma)
Tinggi 10-20 mcg/kg/menit (10-20 gamma)
Dobutamine
(Sediaan 250mg/5ml)

Tujuan Pemberian:
Positive inotropic effect: meningkatkan curah jantung
Menurunkan resistensi vaskuler perifer (SVR)
Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan mesenterik
Dapat dikombinasi dengan dopamin

Kapan dberikan?
1. Edema paru dengan curah jantung rendah
2. Syok kardiogenik dan syok septik
3. Disfungsi ventrikel kiri yang tidak dapat diberikan vasodilator

Dosis
1-20 mcg/kg/menit
Sulfas Atropin
(Sediaan 0,25mg/ml)

Tujuan Pemberian:
Digunakan untuk bradikardi (denyut nadi < 60×/menit) dan asistol
Memperbaiki sistem konduksi atrioventrikular
Menurunkan tonus vagal

Kapan dberikan?
1. Terapi awal untuk bradikardi dengan simptom
2. Bradi asistol cardiac arrest

Dosis
Tanpa henti jantung 0,5-1 mg IV diulang dalam interval 5 menit
Bila melalui ETT/transtracheal 3mg dalam spuit 10 ml
Bradi asistol cardiac arrest 1 mg IV diulang dalam interval 5 menit
Amiodarone
(Sediaan 150mg/3ml)
Tujuan Pemberian:
Efektif untuk supraventrikular aritmia
Ventricular rate control
Kardioversi farmakologik
Kapan dberikan?
1. Cardiac arrest karena VT atau VF
2. VT dengan hemodinamik stabil
3. Takikardia QRS lebar yang tidak pasti sumbernya
Dosis
In cardiac arrest due to pulseless VT or VF
Dosis awal 300mg bolus diencerkan 20-30 ml dg NS atau D5%. Diulangi, 150mg untuk
recurrent VT/VF. Dilanjutkan infus 900 mg/24 jam
Aritmia
Dosis awal 150 mg IV selama 10 menit, diulang 150 mg jika recurrent atau persisten VT/VF,
diikuti 1 mg/menit infus (6 jam). Dosis maks. 2 gram
Pedoman Titrasi
• Dopamin, dobutamin, adrenalin, dan nor adrenalin RUMUS DASAR SAMA
Dosis diminta × BB × 60
Jumlah pengenceran

Sediaan obat
• Jumlah pengenceran = 50ml NaCl 0,9%

• Cara perhitungan:
1. Tentukan jumlah pengencerannya.
2. Masukkan ke dalam rumus dasar
• Contoh soal: berikan obat dengan dosis 1 mcg/kg/m untuk px. “A” dengan BB 50 kg
Dopamin : 1. pengenceran 200 mg = 4mg/ml (4000mcg/ml)
50 ml

1 mcg × 50 × 60
2. masukkan rumus = 0,75 ml/jam
4000mcg/ml

3. didapatkan (1mcg/kg/m = 0,75ml/jam)

1 mg
Adrenalin : 1. pengenceran = 0,02 mg/ml (20 mcg/ml)
50 ml

1 mcg × 50 × 60
2. masukkan rumus = 15 ml/jam
20mcg/ml

3. didapatkan (1mcg/kg/m = 15 ml/jam)


Daftar Pustaka
• Nursalam, 2008. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional. Jakarta : Salemba medika
• Koeshartono, dkk, 2008. Pelatihan GELS dan PPGD. Tidak dipublikasikan.
RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.
• Suryani, C, dkk, 2014. Buku saku perawat RSCM. Tidak dipublikasikan.
RSUPN Ciptomangunkusumo
• Anonim, 2016. Materi pelatihan perawat PICU: aspek etik dan legal dalam praktik
keperawatan. Tidak dipublikasikan. RSUPN Ciptomangunkusumo

Anda mungkin juga menyukai