DALAM KEPERAWATAN
KRITIS
• Secara terminologi filosofi modern ada hubungan antara moral dan etik
• Moralitas : ada perbedaan antara yang baik dan buruk
• Ethic : lebih menjurus ke moralitas
• Ethical dilemma : terjadi konflik nilai antara menjunjung moralitas dengan
orang yang menentang
Ethical Dilemma
1. Bagaimana memilih diantara pilihan
2. Masalah yang tidak bisa dipecahkan
• Legal adalah sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan undang-undang
(KBBI)
• Perawat perlu tahu ttg hukum yang mengatur praktiknya
• Memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan yang dilakukan
konsisten dengan prinsip-prinsip hukum
Aspek legal dalam praktik keperawatan
(Indonesia)
Tercantum dalam:
• UU No.38 tahun 2014 (UU keperawatan)
• Permenkes RI No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 (registrasi tenaga
kesehatan)
• UU No. 36 tahun 2014 (tenaga kesehatan)
PENDIDIKAN
KEPERAWATAN
Lingk.kerja
• Pra-PK
D-III Keperawatan atau Ners pengalaman kerja 0 tahun
D-III : 0-1 tahun
Ners : 0-1 tahun
Mempunyai sertifikat BHD
• PK I
DIII Keperawatan atau Ners pengalaman kerja ≥ 1 tahun
D-III : 3-6 tahun
Ners : 2-4 tahun
Kualifikasi Perawat Klinis
RSUD Dr. Soetomo Bidang Komite Keperawatan
• PK II
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun
Ners dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun
D-III : 6-9 tahun
Ners : 4-7 tahun
Mempunyai sertifikat PK I
• PK III
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10 tahun, bersertifikat PK II
Ners dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun, bersertifikat PK II
Ners spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun
D-III : 9-12 tahun
Ners : 6-9 tahun
Ketenagaan di Ruang Kritis
MENURUT KEPMENKES RI NO.1778/MENKES/SK/XII/2010
PERAWAT
Kategori primer
Perawat terlatih yang bersertifikat BHD dan Bantuan Hidup Lanjut
Kategori sekunder
Minimal 50% dari seluruh perawat ICU/PICU merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat
Kategori tersier
Minimal 75% dari seluruh perawat ICU/PICU merupakan perawat terlatih dan
bersertifikat
Batasan Tanggung Jawab dalam Keperawatan
(Becher)
• Menjalankan pesanan/order dokter
Lakukan validasi
Evaluasi kondisi pasien saat dan setelah menjalankan order
• Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri yang didelegasi
Ketahui pembagian tugas (job description)
Selalu identifikasi pasien
Kewajiban Perawat
• Mempunyai izin untuk melakukan pekerjaan maupun praktik keperawatan
• Membantu program pemerintah dibidang kesehatan
• Meningkatkan mutu pelayan profesi
• Memenuhi persyaratan mutu pelayanan dalam bentuk ketersediaan sarana
dan prasarana minimal bagi perawat dan berpraktik sesuai dengan peraturan
perundangan
• Menjalankan fungsi keperawatan berdasarkan ketentuan
• Mengumpulkan sejumlah angka kredit
Model Asuhan Keperawatan
• DEFINISI
• TUJUAN DITERAPKAN MAKP
• DASAR ACUAN DALAM PENERAPAN MAKP
• MACAM MODEL MAKP
• KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Pengertian MAKP
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang
dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Tujuan dari MAKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan.
DASAR ACUAN DALAM PENERAPAN
MAKP
1. Filosofi institusi (visi dan misi institusi)
2. Ekonomis (cost effective)
3. Menambah kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan peranya dengan
baik
5. Dapat diterapkanya proses keperawatan
6. Terlaksanakanya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainya
(Marquis dan Huston, 1998, p143)
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Fungsional
Pasien/klkien
Kelebihan Kekurangan
1. Menekankan efisiensi 1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan perawat
tenaga 2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah
3. Perawat senior sibuk dengan urusan manajerial, 3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang
sedangkanpasien diserahkan ke perawat junior dan berkaitan dengan keterampilan saja
atau belum berpengalaman
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. (Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan
Kelebihan Kekurangan
1. Perawat lebih memahami kasus per kasus 1. Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2. Sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah 2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama
Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Primer
Kelebihan Kekurangan
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh 1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan dalam bentuk konferensi tim, yangbiasanya
3. memungkinkan komunikasi antartim, sehingga membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada pada waktu-waktu sibuk
anggota tim
OBAT-OBAT EMERGENCY DI AREA
KEPERAWATAN KRITIS
• JENIS-JENIS OBAT
• TUJUAN PEMBERIAN
• INDIKASI
• DOSIS
• PEDOMAN TITRASI
Adrenalin/Epinephrine
(Sediaan 1mg/ml)
Tujuan Pemberian:
Meningkatkan: Resistensi vaskuler sistemik
Tekanan darah sistolik dan diastolik
Aktivasi gelombang listrik di dalam miokardium
Aliran darah ke serebral dan koroner
Kekuatan kontraksi miokard
Kebutuhan oksigenasi miokard
Kapan dberikan?
1. Henti jantung karena asistole
2. Heti jantung karena pulseless VT atau VF yang tidak respon dengan DC-Shock
3. Bradikardia simptomatis
Dosis
1mg IV setiap 3-5 menit, tidak ada dosis maksimal
Infusion/24 jam: 0,15mg/KgBB dalam 50ml dex.5% atau NS 0,9% 1ml/jam = 0,05 mcg/kg/m
Noradrenalin/Norepinephrine
(Sediaan 4mg/4ml)
Tujuan Pemberian:
Vasokonstriktor yang meningkatkan BP
Inotropik yang kuat
Kapan dberikan?
1. Hipotensi berat dengan tahanan perifer total
2. Terapi penunjang pada gagal jantung
Dosis
0,15mg/kgBB diencerkan dengan D5% atau NaCl 0,9% sampai 50ml.
(1ml/jam = 0,05 mcg/kg/mnt)
Mulai 0,05 mcg/kg/menit dinaikkan bertahap sampai efek yang diinginkan tercapai
Dopamine
(Sediaan 200mg/5ml)
Tujuan Pemberian:
< 5 mcg/kg/menit menyebabkan vasodilatasi serebral, renal, mesenterik
5-10 mcg/kg/menit meningkatkan curah jantung, HR, dan sedikit SVR
> 10 mcg/kg/menit vasokonstriksi renal, arteri perifer, mesenterik, meningkatkan SVR
Kapan dberikan?
1. hipotensi tanpa ada hipovolemia
2. Bradikardia simptomatik dengan hipotensi, atau setelah ROSC
Dosis
Rendah 1-5 mcg/kg/menit (1-5 gamma)
Medium 5-10 mcg/kg/menit (5-10 gamma)
Tinggi 10-20 mcg/kg/menit (10-20 gamma)
Dobutamine
(Sediaan 250mg/5ml)
Tujuan Pemberian:
Positive inotropic effect: meningkatkan curah jantung
Menurunkan resistensi vaskuler perifer (SVR)
Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan mesenterik
Dapat dikombinasi dengan dopamin
Kapan dberikan?
1. Edema paru dengan curah jantung rendah
2. Syok kardiogenik dan syok septik
3. Disfungsi ventrikel kiri yang tidak dapat diberikan vasodilator
Dosis
1-20 mcg/kg/menit
Sulfas Atropin
(Sediaan 0,25mg/ml)
Tujuan Pemberian:
Digunakan untuk bradikardi (denyut nadi < 60×/menit) dan asistol
Memperbaiki sistem konduksi atrioventrikular
Menurunkan tonus vagal
Kapan dberikan?
1. Terapi awal untuk bradikardi dengan simptom
2. Bradi asistol cardiac arrest
Dosis
Tanpa henti jantung 0,5-1 mg IV diulang dalam interval 5 menit
Bila melalui ETT/transtracheal 3mg dalam spuit 10 ml
Bradi asistol cardiac arrest 1 mg IV diulang dalam interval 5 menit
Amiodarone
(Sediaan 150mg/3ml)
Tujuan Pemberian:
Efektif untuk supraventrikular aritmia
Ventricular rate control
Kardioversi farmakologik
Kapan dberikan?
1. Cardiac arrest karena VT atau VF
2. VT dengan hemodinamik stabil
3. Takikardia QRS lebar yang tidak pasti sumbernya
Dosis
In cardiac arrest due to pulseless VT or VF
Dosis awal 300mg bolus diencerkan 20-30 ml dg NS atau D5%. Diulangi, 150mg untuk
recurrent VT/VF. Dilanjutkan infus 900 mg/24 jam
Aritmia
Dosis awal 150 mg IV selama 10 menit, diulang 150 mg jika recurrent atau persisten VT/VF,
diikuti 1 mg/menit infus (6 jam). Dosis maks. 2 gram
Pedoman Titrasi
• Dopamin, dobutamin, adrenalin, dan nor adrenalin RUMUS DASAR SAMA
Dosis diminta × BB × 60
Jumlah pengenceran
Sediaan obat
• Jumlah pengenceran = 50ml NaCl 0,9%
• Cara perhitungan:
1. Tentukan jumlah pengencerannya.
2. Masukkan ke dalam rumus dasar
• Contoh soal: berikan obat dengan dosis 1 mcg/kg/m untuk px. “A” dengan BB 50 kg
Dopamin : 1. pengenceran 200 mg = 4mg/ml (4000mcg/ml)
50 ml
1 mcg × 50 × 60
2. masukkan rumus = 0,75 ml/jam
4000mcg/ml
1 mg
Adrenalin : 1. pengenceran = 0,02 mg/ml (20 mcg/ml)
50 ml
1 mcg × 50 × 60
2. masukkan rumus = 15 ml/jam
20mcg/ml