Anda di halaman 1dari 90

PERENCANAAN DAN

PENYIMPANAN PERBEKALAN
FARMASI INDIVIDUAL
TUJUAN INTRUKSIONAL
 Mengetahui gambaran proses sistem
manajemen obat di Rumah Sakit.
 Mengetahui sistem pengelolaan Perbekalan
Farmasi di Rumah Sakit yang dimulai dari
Seleksi, Perencanaan, Pengadaan, Penerimaan,
Penyimpanan, Pendistribusian, Pengendalian,
Penghapusan, Administrasi dan Pelaporan,
serta Evaluasinya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM (1)
Peserta didik diharapkan mengetahui:
 Definisi PFI
 Siklus kegiatan pengelolaan PFI
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM (2)
 Mengetahui evaluasi kegiatan pengelolaan
PFI
 Perencanaan penganggaran
 Perencanaan pengadaan vs penerimaan
 Penyimpanan
 Pendistribusian
PENDAHULUAN
• Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
 Bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan
berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi
klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat (SK Menkes
No.1333/Menkes/SK/XII/1999).
 Farmasi bertanggungjawab terhadap semua
barang yang beredar di Rumah Sakit tersebut.
DEFINISI PFI
 PFI:
1. Obat
2. Alkes
KEGIATAN PENGELOLAAN
 Pengelolaan PFI mengikuti siklus kegiatan
sebagai berikut:
 Perencanaan anggaran
 Perencanaan pengadaan
 Penerimaan
 Penyimpanan
 Pendistribusian
 Pencatatan pelaporan
 Pemusnahan/penghapusan
DASAR KEBIJAKAN
 Perpres RI No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa
 Pergub Prov Jatim No. 29 Tahun 2008
tentang Pedoman Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Provinsi
 Pergub Jatim Nomor 169 Tahun 2008
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
pada SKPD yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD Prov Jatim
Perencanaan

a. Meninjau ulang obat-obat yang telah diseleksi


b. Memilih cara perencanaan yang paling sesuai
c. Menghitung jumlah kebutuhan obat
d. Menyesuaikan antara kebutuhan dengan dana
yang tersedia
Dasar Perencanaan Obat
• Pedoman : FRS, PDT, DPHO, Pedoman yg berlaku
• Metode Konsumsi/Epidemiologi:
 Usulan dari Unit Pelayanan
 Anggaran yang tersedia
 Penetapan prioritas
 Data pemakaian periode yang lalu
 siklus penyakit
 Sisa persediaan
PERENCANAAN ANGGARAN
 Anggaran disusun berdasarkan kebutuhan
tahunan Instalasi / Unit Kerja yang
dikonversi dalam satuan biaya
 Rencana Bisnis Anggaran (RBA) diajukan
ke Bagian Perencanaan dan Program RS
 RBA dikonversi ke DPA (Dokumen
Pelaksanaan Anggaran) selanjutnya DPA
tentatif diajukan ke Biro Keuangan
Provinsi untuk dikoreksi
 DPA definitif (Revisi DPA) diajukan oleh
Sekdaprov ke pembahasan tingkat DPRD
PERENCANAAN PENGADAAN
 Rencana Anggaran Belanja (RAB) dibuat
per Tahun, Triwulan, dan Bulanan sesuai
alokasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) per periode
 Memperhatikan faktor jumlah kebutuhan,
stok, buffer, plafon anggaran, waktu
penerimaan, tingkat kebutuhan.
PEMERIKSAAN DAN
PENERIMAAN
 Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
memeriksa perbekalan farmasi yang
dikirim diatas nilai Rp 5 jt oleh
rekanan/distributor sesuai Surat Pesanan
dan Persyaratan2 yang mengikat  BA
Pemeriksaan
 Penyimpan Barang Medik 1 menerima
perbekalan farmasi dari rekanan yang
telah diperiksa Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan  BA Penerimaan
Penerimaan

• Merupakan kegiatan untuk menerima


perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
atau pengadaan langsung, tender, konsinyasi
atau donasi.
PENYIMPANAN
Penyimpanan merupakan kegiatan dan
usaha untuk mengelolah barang
persediaan sehingga harus dilakukan
sedemikian rupa agar kualitas dapat
diperhatikan, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah
dan cepat, barang aman dari pencuri dan
mempermudah pengawasan stok
PENYIMPANAN
 TUJUAN:
 Menyimpan obat yang bermutu baik dan
siap didstribusikan
 Barang terhindar dari kerusakan
 Barang aman dari kehilangan dan
pencurian
 Pengawasan stok lebih mudah
 SYARAT:
• Aman
• Memenuhi syarat farmasetis
• Tertib administrasi
Penyimpanan dan pengaman persediaan
a. Merancang fisik dan peralatan yang diperlukan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
untuk menjamin stabilitas obat
b. Merancang dan melaksanakan prosedur tetap
pengamanan persediaan
c. Menjamin prosedur tetap agar selalu sesuai dengan
kebutuhan
d. Menerima obat yang sudah sesuai dengan dokumen
penyerta
e. Menyimpan obat sesuai dengan sistem penyimpanan
yang dipilih
f. Mengadministrasikan semua penerimaan obat ke dalam
kartu stok, kartu stelling atau ke dalam data komputer

g. Melayani permintaan obat dari unit pelayanan, lengkap


dengan sistem administrasinya

h. Menggunakan sitem pengawasan yang menjamin


kualitas obat dan kondisi stok sehingga terhindar dari
kerusakan, kehilangan, kesongan dan kelebihan stok
i. Merancang, menggunakan, menjaga, meningkatkan
sistem informasi agar selalu sesuai dengan kebutuhan

j. Mendokumentasikan seluruh dokumen-dokumen


pendukung seperti certificate of analysis, material
safety data sheet dan lain-lain
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
 Lokasi penyimpanan (gudang)
 Desain penyimpanan
 Jenis dan pengelompokan
 Prosedur dan administrasi
LOKASI
PENYIMPANAN:
 Sirkulasi udara
 Aksesibilitas
 Penggunaan pallet
 Utilitas
 Pengaturan cahaya
 Komunikasi
 Kemudahan perawatan
 Bebas banjir
 Penyimpanan dingin
 Mampu menampung barang
 Penyimpanan khusus
sesuai kebutuhan
 Mudah terbakar
 Infrastruktur
 Narkotika dll
 Kemudahan bergerak
 Pengaturan kelembapan,
 Alat pemadam kebakaran
bentuk gudang, model
gudang, pengaturan gudang
JENIS PENGELOMPOKAN
BARANG:
 Berdasarkan barang yang sejenis:
1. ATK/alat kebersihan
2. Obat/Alkes/pembalut
3. Bahan baku/kesediaan jadi/volume besar
4. Bentuk sediaan: Sirup/tablet/Zalf/Injeksi
 Berdasarkan sifat barang:
1. Barang mudah menguap/terbakar
2. Thermolabil
 Frozen : -200C (misal:Vaksin)
 Refrigerator : 2-80C
 keep cool: 8-150C
 Penyimpanan suhu ruangan: 15-25 0C
 Ambient temperature: 15-250C atau sampai dengan 300C ditempat
kering-bersih
3. Penyimpanan tidak kena cahaya
Jenis pengelompokan barang:
 Berdasarkan kecepatan bergerak:
1. Cepat
2. Sedang
3. Lambat
 Berdasarkan volume dan berat:
1. Besar, kecil
2. Berat, ringan
 Berdasarkan farmakologi atau kelas terapi
 Berdasarkan alphabet
 Berdasarkan Sumber Dana
 Berdasarkan PBF
Jenis pengelompokan barang:
Misalnya pengaturan dilakukan
berdasarkan:
Perhatian khusus, High Alert
Bentuk sediaan
Kelas terapi
Indikasi klinis
Urutan abjad
Tingkat pemakaian
Penyimpanan Khusus
 Kondisi penyimpanan khusus
1. Vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan
harus dilindungi dari kemungkinan putusnya
aliran listrik
2. Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan
dalam lemari khusus dan selalu terkunci
3. Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol
dan eter harus disimpan dalam ruangan khusus,
sebaiknay disimpan di bangunan khusus terpisah
dari gudang induk
POTENSI MEDICATION ERROR
 Penyimpanan obat berpotensi
menimbulkan medication error
 Pisahkan obat yang termasuk High Alert
 Pisahkan obat yang LASA
 Pisahkan obat yang termasuk sitostatika
 Beri tanda khusus
 Hati-hati obat dengan nama yang sama,
dengan bentuk kemasan yang sama, obat
sama dengan kekuatan/strength berbeda
PENGELUARAN BARANG
 Sistem FIFO (First In First Out):
yang datang lebih dulu yang dikeluarkan lebih
dulu. Desain gudang adalah dengan menggunakan
sistem Rak:
 Masuk belakang, keluar didepan atau masuk di
kanan, keluar di kiri
 Yang akan berbeda dengan sistem FIFO yang
menggunakan sistem blok: barang ditumpuk
pada waktu penerimaan, kemudian dibalik atau
ditumpuk ulang dengan cara menempatkan
barang yang diatas menjadi di bawah
 Sistem FEFO (First Expired First Out):
diliat dari masa kadaluarsanya walaupun
datangnya lebih dulu/terakhir tapi expire date
dekat dikeluarkan dulu
 Administratif
PENCATATAN PELAPORAN
 Pencatatan kegiatan perencanaan s/d
pendistribusian dilakukan untuk evaluasi
(service level, response time, fasilitas
penyimpanan) dan pelaporan
• Laporan Psikotropik Narkotik
• Laporan penerimaan/pengeluaran bulanan
• Laporan persediaan Triwulan
• Laporan penyerapan anggaran
• Laporan perbekalan farmasi
dropping/hibah
PEMUSNAHAN / PENGHAPUSAN
 Ijin Pemusnahan barang (perbekalan
farmasi) diajukan ke Biro Keuangan dan
Aset Provinsi
 Penghapusan dokumen diajukan per
periode waktu
EVALUASI KEGIATAN
PENGELOLAAN PFI

 Perencanaan penganggaran
 Perencanaan pengadaan vs penerimaan
 Penyimpanan
 Pendistribusian
• Service level
• Response Time
RANGKUMAN
 Kegiatan pengelolaan PFI saling
berkomplementer dengan pengelolaan
perbekalan farmasi standar untuk
menunjang pelayanan
 Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi
mendukung kegiatan penggunaan
perbekalan farmasi
..T E R I M A K A S I H..
MONITORING
EFEK SAMPING OBAT
Monitoring Efek Samping
Obat
Tujuan Instruksional Umum

 Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa


fak farmasi tk profesi mampu
merencanakan, pelaksanaan monitoring
efek samping obat di RS
Tujuan Instruksional Khusus
 Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa
mampu menjelaskan tujuan MESO dan
cara menjelaskan monitoringnya.
 Setelah mengikuti ini mampu menjelaskan
tata cara pelaporan.
ESO = ADR
Adverse Drug Reaction
(Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki)

 Respons obat yang berbahaya,


yang tidak diharapkan, terjadi
pada dosis lazim dan dipakai oleh
manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis maupun terapi.
ESO

 Timbul pada pemberian obat dalam dosis


normal
 Tujuannya Px,Dx,Tx
 Drug addiction
Macam Etiologi ESO

 Reaksi akibat kelainan bawaan


 Kalainan yang didapat
 Kelainan akibat bentuk serta cara
pemberian obat
 Interaksi obat
Mekanisme & Faktor
Predisposisi timbulnya ESO

 Saat timbulnya reaksi


 Umur
 Kondisi patologis
 Jumlah obat yang di berikan
 Jenis kelamin
 Riwayat alergi sebelumnya
 Multiple drug theraphy
Peranan Relatif Evaluasi Obat

Evaluasi prapemasaran : memberikan


data terbatas mengenai keuntungan &
keamanan obat.
Alasan . . .

 Fase-III penelitian jumlah kasus <<


 Populasi sangat selektif
 Lama fase-III terbatas
Tujuan MESO
1. Bersifat langsung & segera
 Menemukan ESO sedini mungkin terutama berat,tidak dikenal
dan frekuensinya jarang
 Menemukan frek & insiden ESO , baik yg sdh dikenal maupun
baru saja ditemukan
 Mengenal semua faktor yg mungkin dpt menimbulkan ESO

2. Untuk memberi umpan balik antara petugas kesehatan


 Untuk membuat peraturan
 Untuk memberi peringatan
 Untuk membuat data esential sesuai dg sistem yang dipakai di
negara lain (melalui WHO)
Keuntungan

 Memberi pengetahuan tentang


pelaksanaan MESO
 Mengerti tentang keamanan obat
 Mengerti tentang perlunya PMS
 Mengerti tentang langkah 2, upaya
dalam melaksanakan MESO
Pemantauan dan
Pelaporan ESO

Untuk meminimalkan
risiko reaksi efek
merugikan dari obat

Patient safety
Pemantauan dan Pelaporan ESO
 Pemantauan efek samping obat perlu
didokumentasikan dalam formulir pelaporan
efek samping obat. ESO yang harus
dilaporkan dan didokumentasikan adalah
yang berat, fatal, meninggalkan gejala sisa.
 Angka prevalensi atau insiden ESO berguna
untuk menentukan tingkat keamanan obat
dan pemilihan obat.
 Monitoring efek samping obat (MESO)
dikoordinasikan oleh panitia farmasi dan
terapi dengan menggunakan formulir MESO
Program Pemantauan dan Pelaporan
Efek Samping Obat

Tujuan:

1. Mendorong pendeteksian ESO

2. Mendorong pelaporan ESO

3. Memudahkan dokumentasi ESO

4. Meningkatkan keamanan penggunaan obat

5. Memberi edukasi bagi tenaga kesehatan tentang ESO


Kegiatan:
1. Deteksi, mencari pencetus ESO
2. Evaluasi, menelusuri literatur tentang ESO
yang pernah dilaporkan
3. Manajemen ESO yang sedang terjadi
4. Pelaporan ESO (kasus berat, fatal) gejala sisa
5. Dokumentasi
6. Kirim laporan ESO
7. Edukasi
8. Pencegahan
Peran Panitia Farmasi dan
Terapi
 Menegakkan pengobatan yang paling cost-effective dan
pelayanan yang bermutu dengan cara:
1. Mengembangkan sistem formularium yang cost-
effective dan efisien.
2. Menjamin hanya obat yang berkhasiat, cost-effective,
dan bermutu yang digunakan.
3. Menjamin keamanan penggunaan obat.
4. Memperbaiki penggunaan obat.
Fungsi Panitia Farmasi dan
Terapi
 Menyikapi dan menanggapi masalah obat.
 Merumuskan kebijakan dan prosedur seleksi,
pengadaan, penggunaan, dan promosi obat.
 Memilih obat formularium.
 Supervisi pedoman pengobatan standar.
 Telaah penggunaan obat.
 Penanganan efek samping obat.
 Pengendalian kesalahan medikasi.
 Komunikasi dan informasi.
Cara Monitoring

 Laporan insidentil
 Laporan sukarela
 Laporan intensif di RS
 Laporan lewat catatan medik
 Laporan wajib
Kepentingan PMS

 ESO, reaksi jarang timbul


 Kemanfaatan obat terutama pemakaian
jangka lama
 Pola D.U.S , over use , penelitian untuk
indikasi baru
 Evaluasi ratio untung-rugi
Data yang bagaimana yang
harus dilaporkan ??

Data harus selengkap


mungkin
MEKANISME PELAPORAN

APA YANG DILAPORKAN

 Setiap kejadian yang dicurigai sebagai


efek samping, termasuk reaksi yg sudah
dikenal baik /luas
 ESO serius
 Setiap reaksi efek samping yang
dicurigai akibat interaksi
SIAPA YANG MELAPORKAN

 Dokter Rumah Sakit /


Puskesmas
 Dokter Praktek Swasta
 Apoteker
 Tenaga kesehatan lain
BAGAIMANA CARA MELAPORKAN

 Menggunakan Formulir Pelaporan


MESO (Form Kuning)
 Mengisi formulir dengan lengkap
dan jelas
 Mengirimkan formulir ke Pusat
MESO Nasional, Badan POM
FORM PELAPORAN MESO
(Form Kuning)

Terdiri dari 4 bagian :


a. Informasi Pasien
b. Informasi Efek Samping
c. Informasi Obat
d. Informasi Pelapor
Pelaporan ADR
 Sukarela
• spontan
• Tenaga kesehatan, masyarakat
• under-reporting
 Wajib
• industri farmasi
• over-reporting
Hambatan dalam pelaporan ADR
 Ketidaktahuan
• Mengapa, bagaimana, apa yang harus
dilaporkan?
 Waktu
 Kekuatiran akan tuntutan hukum, rasa bersalah,
hilang kepercayaan dari pasien
 Kualitas pelaporan
Pharmaceutical Care

• Mengidentifikasi masalah yang


berkaitan dengan penggunaan
obat (DRP= Drug Related Problem)
• Mengatasi DRP yang sudah terjadi
• Mencegah DRP yang berpotensi
untuk terjadi
Masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
 Indikasi
 Pemilihan obat tidak tepat
 Dosis terlalu rendah
 Dosis terlalu tinggi
 Efek samping obat
 Interaksi Obat
 Pasien tidak menggunakan obat
 obat belum terbukti efektif
Peran apoteker
• Deteksi, mencari pencetus ESO
• Evaluasi, menelusuri literatur tentang ESO
yang pernah dilaporkan
• Manajemen ESO yang sedang terjadi
• Pelaporan ESO
• Dokumentasi
• Mengirim laporan ESO
• Edukasi
• Pencegahan : medication review, wawancara riwayat
penggunaan obat
ORGANISASI
 PUSAT MESO NASIONAL:
DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI
PRODUK TERAPETIK & PKRT

 PANITIA MESO NASIONAL


PANITIA MESO NASIONAL
Text
Terdiri dari :
• Ahli Farmakologi
• Dokter
• Apoteker

Tugas :
• Melakukan risk-assessment:
Laporan ESO dari Tenaga
Kesehatan, Laporan dari
Text
Pemegang Ijin Edar dan issue
global
• Menyusun rekomendasi untuk
tindak lanjut regulatori
RISK ASSESSMENT (1)
 Perlu dilakukan terus menerus
 Untuk proses pertimbangan
pengambilan keputusan dan
penetapan tindakan regulatori yang
akurat
 Mempertimbangkan kepentingan
kesehatan publik.
 Sumber dan cara memperoleh data
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Lanj . . .

RISK ASSESSMENT (2)

 Perlu memperhatikan timbulnya risiko


keamanan akibat faktor yang tidak terkait
dengan bahan aktif ataupun inaktif.
 Perbandingan antara keamanan beberapa
obat.
 Signal atau risk-driver dan persepsi yang
sama tentang masalah keamanan obat.
RASIO MANFAAT-RISIKO

RISIKO

MANFAAT
KEPUTUSAN/TINDAK LANJUT REGULATORI

• Pembatasan dosis

• Pembatasan indikasi

• Pembatasan besar kemasan

• Pembekuan izin edar

• Penarikan dari peredaran


LANGKAH PENGAMANAN BADAN POM

 Pengawasan pelaksanaan tindak lanjut


regulatori oleh BB/BPOM di seluruh
Indonesia, a.l.:
 was penarikan dari peredaran (recall)
 was revisi labeling: pembatasan dosis

 Risk communication secara cepat, tepat,


benar dan transparan, termasuk Dear
doctor letter
BEBERAPA CONTOH TINDAK LANJUT
REGULATORI TERKAIT ASPEK KEAMANAN OBAT

1. Phenyl Propanolamin/PPA (2001)

 Hasil study Yale di AS : terdapat kaitan ES


haemorrhagie stroke dengan PPA, utamanya untuk
indikasi slimming treatment
 USFDA : meminta industri untuk menghentikan
produk yang mengandung PPA
 Hasil pembahasan KOMNAS POJ :
 Mengurangi dosis maksimal PPA
 Keharusan mencantumkan box warning pada
kemasan
2. CERIVASTATIN (Agustus 2001)

 Kasus rabdomiolisis yang fatal,


utamanya pada penggunaan dosis
tinggi, pada pasien lansia dan
penggunaan bersamaan dengan
Gemfibrozil.
 Pembekuan izin edar dan penarikan
dari peredaran.
3. ROFECOXIB (Okt 2004)

 Data uji klinik jangka panjang:


peningkatan risiko kardiovaskuler
berupa serangan jantung dan
stroke akibat thrombotic event
 Pembekuan izin edar dan penarikan
dari peredaran.
Cont…

4. Celecoxib (Januari 2005)

 Hasil uji klinik: adanya


peningkatan risk of
cardiovascular events relative
to placebo
 Komnas POJ: evaluasi lebih
lanjut thd data hasil uji klinik
tersebut
Cont…

5. Valdecoxib (April 2005)


 ESO pd kulit, termasuk Stevens
Johnson syndrome and toxic
epidermal necrolysis
 ESO pada jantung (Class evidence
COX-2 Inh?)
 Ditarik dari peredaran secara
sukarela oleh produsen
 Pembekukan ijin edar
Cont…
6. Tegaserod (Mei 2007)
 Pooled-analysis 29 RCTs, 18.000
pasien (11.600 dg tegaserod, 7000
dg plasebo)
 Hasil: Peningkatan risiko ES serius
pd jantung, a.l. angina, heart attacks
(tegaserod)
 Kesimpulan: rasio manfaat-risiko:
unfavourable
 Pembekukan ijin edar dan penarikan
dari peredaran
Cont…

7. Nimesulide (Agustus 2007)

 Laporan ESO serius: gagal fungsi hati di


Irlandia(1996-2007: 6 kasus)
 Pembekuan ijin edar dan pemasaran di Spanyol,
Irlandia, Finlandia, Singapore
 Hasil pembahasan Panitia MESO Nasional &
KOMNAS POJ: Risk-benefit ratio:
unfavourable Pembekuan Ijin Edar
Cont…

8. Rosiglitazone maleat (Agustus 2007)

 Pooled-analysis of controlled clinical trials


(42 RCTs). Hasil:adanya peningkatan
secara signifikan risiko ESO serangan
jantung dan heart-related deaths pada
pasien yang menggunakan obat ini
 Pemungutan suara (voted) 22-1 oleh FDA
Advisory Panel dan diputuskan untuk
merekomendasikan Avandia tetap dapat
diedarkan di pasar US
 Revisi labeling
Cont…
9. Lumiracoxib (April 2008)
 Data postmarketing experiences : ESO serius pada
hati
 Hasil pembahasan Panitia MESO Nasional &
KOMNAS POJ: Pembekuan ijin edar sementara dan
penarikan dari peredaran sampai ada
perkembangan baru terkait keamanan

10. Gatifloxacin (April 2008)


 Meningkatkan risiko dysglicemia, termasuk
penggunaan oleh pasien tanpa riwayat DM
 Hasil pembahasan Panitia MESO Nasional &
KOMNAS POJ: Pembatalan ijin edar dan penarikan
dari peredaran
KONDISI PELAPORAN ESO
Tahun Jumlah pelaporan
2000 121
2001 115
2002 93
2003 96
2004 183
2005 100
2006 175
2007 175
Profil
Laporan ESO Periode 2004-2005
obat yang diduga menyebabkan efek samping
no Golongan Obat %

1. Analgesic - antipiretics 26,7


2. Antacids and antiulcerants 6,7
3. Antibiotics & antimicrobials 22
4. Antihypertensive & cardiovascular drugs 10
5. Antiinflammatory - gout preparitions 3,3
6. Antituberculous agents 7,8
7. Cough & cold remedies 7,7
8. Vitamins & minerals 5,5
9. Others 10,3
 Terbit berkala
 Untuk meningkatkan
partisipasi aktif pelapor
 Berisi pembahasan laporan
ESO dan informasi lain
yang terkait dengan ESO
 Disebarluaskan ke RS,
Puskesmas, dokter
praktek, dan pelapor
sebagai umpan balik.
Data Laporan Golongan Obat
yang Diduga Menimbulkan
ESO Pada Tahun 2010
 Antibiotika 17%
 Antasida 10%
 NSAID 17%
Data 10 Janis ES yang Sering
Dilaporkan Pada Tahun 2010

 Rash 21%  Abdominal pain 5%


 Rash Maculo-papular 15%  Urticaria 4%
 Nausea 3%  Bronchospasme 2%
 Vomiting 3%  Angiodema 3%
 Dyspnoea 7%  Steven Johnson 6%
 Fever 2%  Rash erythematous 5%
Data Laporan Golongan Obat
yang Diduga Menimbulkan
ESO Pada Tahun 2011
 Antibiotika 20%  Tuberculostatic 7%
 Antasida 15%  Systemic Antiviral 7%

 NSAID 13%  Vitamin 6%


 Cardiac Therapy 12%  Cough &

 Analgesic 9% Cold Preparation 5%


 Diuretic 3%
Data 10 Janis ES yang Sering
Dilaporkan Pada Tahun 2011

 Rash 39%  Abdominal pain 5%


 Rash Maculo-papular 18%  Urticaria 4%
 Nausea 11%  Oedema periorbital 4%
 Vomiting 7%  Tachycardia 3%
 Dyspnoea 6%  Steven Johnson 3%

Anda mungkin juga menyukai