Anda di halaman 1dari 24

Analisis Kesalahan

Pada Sistem Tenaga


Pembebanan pada suatu sistem tenaga dalam keadaan normal
adalah seimbang

Akan tetapi sewaktu-waktu bisa terjadi situasi yang tak dikehendaki,


namun tak dapat dihindarkan, yang bisa menyebabkan
penyimpangan dari keadaan normal

Penyimpangan dari operasi normal tersebut bisa sangat berbahaya


yaitu jika terjadi kesalahan (fault) hubung singkat

Fault ini bisa dipicu oleh berbagai kejadian, seperti misalnya


sambaran petir, angin, kecelakaan, ulah binatang, sampai kekeliruan
manusia yang mungkin tidak disengaja.
Fault dapat dikategorikan dalam salah satu dari empat tipe, yaitu
- satu fasa ke tanah (single line to ground)
- antar penghantar fasa (line to line)
- dua fasa ke tanah (double line to ground)
- kesalahan tiga fasa (balanced three phase fault)
Tiga kesalahan ini
membuat sistem
Kesalahan ini terbebani secara
membuat sistem sangat tidak seimbang
terbebani sangat besar
walau tetap seimbang

Tegangan dan arus sistem pada waktu terjadinya fault harus


dihitung agar peralatan proteksi dapat di-set guna
menghindari efek yang merusak dari kejadian fault
Penyederhanaan Sistem
Dalam praktik, untuk perhitungan kesalahan sistem tenaga telah
tersedia perangkat lunak. Kita dapat memasukkan data-data
dari sistem yang kita hadapi ke dalam perangkat lunak ini, dan
perhitungan dilakukan oleh komputer yang akan memberikan
hasil kepada kita.

Dalam pelajaran ini kita bukan hendak mempelajari bagaimana


menggunakan perangkat lunak tersebut;
justru sebaliknya kita akan mempelajari bagaiman melakukan
perhitungan secara manual dan oleh karena itu kita memerlukan
penyederhanaan-penyederhanaan agar perhitungan dapat
dilakukan.

Kita perlu mempelajari cara perhitungan manual ini


karena kita harus mengerti apa yang sebenarnya
dilakukan oleh komputer
Penyederhanaan untuk melakukan perhitungan meliputi:
1. Pada rangkaian transformator, kita mengabaikan elemen-
elemen paralel yang mewakili adanya arus magnetisasi dan
rugi-rugi inti

2. Elemen-elemen paralel pada rangkaian saluran transmisi


juga diabaikan.

3. Perhitungan dilakukan dalam keadaan mantap (steady state)


walaupun peristiwa hubung-singkat sesungguhnya bersifat
transien.

4. Sesaat sebelum terjadi hubung singkat, tegangan sistem


adalah nominal; oleh karena itu dalam perhitungan manual ini
kita set tegangan sistem pada 1 pu.
6. Resistansi seri pada saluran kita abaikan; penyederhanaan ini
tidak
5. Arusdiperlukan jika kita
beban sebelum menggunakan
terjadinya hubungkomputer dalam
singkat diabaikan
perhitungan.
mengingat arus hubung singkat jauh lebih tinggi dari arus beban.
Oleh karena itu tegangan di sistem dapat kita anggap sefasa, dan
sudut fasa yang kita pilih sebesar 0o.
Perlakuan Terhadap Suatu Hubung Singkat

Kita melihat suatu hubung singkat seperti layaknya kita melihat


beban pada rangkaian ekivalen Thévenin.

Kita ingat analisis dengan metoda Rangkaian Ekivalen Thevenin:

6 A A I
A I A
j4 2 j2 6 j4 2 ZT
+ + seksi + j2
 180o V 2  180o V 2  VT ZB
j4 sumber j4
B B
B B
Rangkaian yang Beban dilepas Skematis Beban
dianalisis
Rangkaian dipasang
Seksi sumber ekivalen kembali
Seksi beban Thévenin
seksi sumber
Dalam sistem tiga fasa, kita memiliki rangkaian skematis sebagai berikut:

Beban
sistem tiga fasa
3 fasa

Pada pembebanan yang tidak seimbang, termasuk peristiwa hubung


singkat yang pada umumnya merupakan “pembebanan tak seimbang”,
perhitungan-perhitungan dilakukan dengan menggunakan teori
komponen simetris.
Oleh karena itu kita memiliki rangkaian ekivalen Thévenin urutan,
yang secara skematis kita gambarkan sebagai berikut:

I0 I1 I2
 Rangkaian  Rangkaian 
Rangkaian
V0 urutan V1 urutan V2
urutan nol  
positif negatif 
Contoh: Kita lihat sistem berikut:
4 1 2 5 G2
G1 T1 T2
ST12
Y
j 0,03 ZL Y Y Y  Y
ST13 ST23 ZL j 0,03

Rating Rating X1 X2 X0 a) Gambarkan


MVA kV pu pu pu
rangkaian urutan
G1 100 25 0.2 0.2 0.05
b) Tentukan rangkaian
G2 100 13.8 0.2 0.2 0.05 ekivalen Thévenin
T1 100 25/230 0.05 0.05 0.05 dengan melihat
T2 100 13.8/230 0.05 0.05 0.05 rangkaian dari bus-3
ST12 100 230 0.1 0.1 0.3
ST13 100 230 0.1 0.1 0.3
ST23 100 230 0.1 0.1 0.3
Penyelesaian:
Kita hitung dulu besaran-besaran basis untuk keperluan perhitungan
pada langkah selanjutnya, walaupun belum diperlukan untuk
penggambaran rangkaian ekivalen di mana impedansi-impedansi telah
diberikan dalam per-unit.

S3 fasa basis  100 MVA


100
V ff basis  25 kV I f basis   2310 A
0,025 3
100
V ff basis  230 kV I f basis   251 A
0,23 3
100
V ff basis  13,8 kV I f basis   4184 A
0,0138 3
Rating Rating X1 X2 X0
a). Kita gambarkan lagi MVA kV pu pu pu
sistem ini dengan G1 100 25 0.2 0.2 0.05
mencantumkan nilai-nilai G2 100 13.8 0.2 0.2 0.05
impedansi urutan yang
T1 100 25/230 0.05 0.05 0.05
ada dalam tabel kedalam
gambar, agar mudah kita T2 100 13.8/230 0.05 0.05 0.05

lihat ST12 100 230 0.1 0.1 0.3


(berurut X1;X2;X0) ST13 100 230 0.1 0.1 0.3
ST23 100 230 0.1 0.1 0.3

0,05; 0,05; 0,05 0,05; 0,05; 0,05


0,2; 0,2; 0,05 0,2; 0,2; 0,05
4 1 2 5 G2
G1 T1 T2
0,1; 0,1; 0,3
Y
j 0,03 ZL Y Y Y Y
ZL j 0,03

0,1; 0,1; 0,3 0,1; 0,1; 0,3

3
0,05; 0,05; 0,05 0,05; 0,05; 0,05
0,2; 0,2; 0,05 0,2; 0,2; 0,05
4 1 2 5 G2
G1 T1 T2
0,1; 0,1; 0,3
Y
j 0,03 ZL Y Y Y Y
ZL j 0,03

0,1; 0,1; 0,3 0,1; 0,1; 0,3

3
Rangkaian Urutan Nol
3
j0,3 j0,3 hubungan 
3  j 0.03
3  j 0.03
j0,05 j0,05 j0,3 j0,05 5 j0,05
4
j0,09 Rangkaian Urutan Nol j0,09

ref
0,05; 0,05; 0,05 0,05; 0,05; 0,05
0,2; 0,2; 0,05 0,2; 0,2; 0,05
4 1 2 5 G2
G1 T1 T2
0,1; 0,1; 0,3
Y
j 0,03 ZL Y Y Y Y
ZL j 0,03

0,1; 0,1; 0,3 0,1; 0,1; 0,3

Rangkaian Urutan Positif 3


j0,1 j0,1

j0,2 j0,05 j0,1 j0,05 j0,2


5

 4 
o
10  ~ Rangkaian Urutan Positif ~ 
10o

ref
0,05; 0,05; 0,05 0,05; 0,05; 0,05
0,2; 0,2; 0,05 0,2; 0,2; 0,05
4 1 2 5 G2
G1 T1 T2
0,1; 0,1; 0,3
Y
j 0,03 ZL Y Y Y Y
ZL j 0,03

0,1; 0,1; 0,3 0,1; 0,1; 0,3

Rangkaian Urutan Negatif 3


j0,1 j0,1

j0,2 j0,05 j0,1 j0,05 j0,2


5
4
Rangkaian Urutan Negatif

ref
b). Rangkaian ekivalen Thevenin
Rangkaian ekivalen Thévenin kita peroleh dengan menggunakan metoda
reduksi rangkaian:
Rangkaian Urutan Nol
3
j0,3 j0,3

3 3
j0,05 j0,05 j0,3 j0,05 5 j0,05
j0,1 j0,1 3
4
j0,1 j0,09 j0,1 Rangkaian Urutan Nol j0,09
j0,199
j0,19 j0,05 j0,29 j0,15 Inilah impedansi
ref
ref urutan nolini
yang
Elemen terhubung Hubungan  kita Bagian
seri kita ganti terlihat dari bus-3
tidak terlihat
ref ganti dengan
ref
dengan elemen hubungan Y dari bus-3
ekivalennya. direduksi lagi direduksi lagi
ekivalennya.

Kita reduksi rangkaian ini. Hasil reduksi adalah:


Rangkaian Urutan Positif
Dengan cara yang sama seperti pada rangkaian urutan nol, kita peroleh
impedansi ekivalen Thévenin urutan positif.
3
j0,1 j0,1

3 3
j0,2 j0,05 j0,1 j0,05 j0,2
5

 4j0,0333 j0,0333 3 
o
~
10 j0,0333 j0,0333 Rangkaian Urutan Positif ~ 
10o

j0,175
j0,25 j0,2833ref
j0,25 Inilah impedansi
j0,2833
ref urutan positif
Matikan semua sumber
yang terlihat dari
ref ref
Reduksi rangkaian bus-3
direduksi lagi direduksi lagi
Rangkaian Urutan Negatif
Untuk urutan negatif, kita peroleh impedansi ekivalen Thévenin seperti
pada urutan positif.

Tiga Rangkaian Urutan


Dengan demikian kita peroleh tiga rangkaian ekivalen Thévenin dilihat
dari bus-3:

I0 I1 I2
j0,199  j0,175  j0,175 
V0 ~ 10o V1 V2
  

urutan nol urutan positif urutan negatif


Kesalahan Seimbang
Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah
Hubung singkat tiga fasa dapat digambarkan sebagai berikut:

Zf

sistem tiga fasa Zf


Zf

V fasa netral pada Z f


Hubung singkat tiga fasa ke tanah
secara umum digambarkan terjadi
melalui impedansi Zf walaupun
impedansi ini belum tentu ada.
Dengan menyatakan tegangan fasa-netral pada impedansi hubung singkat
sebagai Va , Vb , dan Vc maka

Va  I a Z f Va   Z f 0 0  I a 
    
Vb  Ibmatriks
Atau dalam bentuk Zf  Vb    0 Zf 0   Ib 
Vc  I c Z f  Vc   0 0 Z f   I c 
  
Sebagaimana sudah kita pelajari tentang impedansi urutan, maka
impedansi urutan hubung singkat adalah

Z f 0 0 Z f 0 0
Z 012   T 1  0 Zf
 
0  T    0 Zf 0

0 0 Z f  0 0 Z f 
 
Sehingga dalam kasus hubung singkat tiga fasa ini
V0  Z f I 0
V1  Z f I1
V2  Z f I 2

Karena dalam kasus ini “beban” adalah seimbang, maka


V0  V2  0 dan I 0  I 2  0
dan persamaan yang tinggal adalah

V1  Z f I1
Contoh:
Suatu hubung singkat tiga fasa pada sistem yang diberikan pada
contoh sebelumnya, terjadi pada bus-3 dengan Zf = 0. Hitunglah arus
kesalahan dan tegangannya, serta arus-arus fasa pada waktu terjadi
hubung singkat ini.
Penyelesaian:
Dalam hubung singkat tiga fasa ini, hanya ada urutan positif, dan
rangkaian ekivalen Thévenin dilihat dari bus-3 adalah:

I1
j0,175 I1 
~j0,175
10 o
V1 10o 10o
I1    5,17  90
~ 10o j 0,175 0,17590 0

V0  V2  0 dan I 0  I 2 0
I a  1 1 1   0  5,17  90o 
Dengan Zf =0I maka
   
 b   1 a 2 a   j 5,17   5,17150o 
 I c  1
  a a 2   0   5,1730o 
Pemahaman:

Apa yang telah kita hitung adalah arus hubung singkat di bus-3.

Bus-3 adalah bus 230 kV. Arus basis pada tegangan ini telah kita hitung

2513 A
j0,1
Jika kita hitung nilai arusnya j0,1 kita peroleh
dalam ampere

j0,2  I
j0,05 a  5 ,17   90 o
j0,1
1298   90 o
A
   o   
j0,05 5 j0,2
 b 
I  5,17  150   1298 150 o
A 
 4 
 I c   5,17  o   129830o A 
o
10  ~    30
Rangkaian   Positif
Urutan  ~ 
10o

Arus fasa ini adalah arus di lokasi kesalahan yaitu bus-3. Untuk
menghitung arus-arus fasa di tempat ref lain pada waktu terjadi hubung
singkat, tidak cukup hanya dengan menggunakan rangkaian ekivalen
Thévenin yang kita peroleh.
Kita harus menghitungnya dengan menggunakan rangkaian lengkap:
Bahasan berikutnya adalah

Kesalahan Tak Seimbang


Course Ware

Analisis Kesalahan
Pada Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham

Anda mungkin juga menyukai