Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENYELESAIAN

KONFLIK
KELOMPOK : II
Pengertian Konflik

Konflik adalah suatu


Con-fligere atau conffictum
pertentangan dan
artinya: semua bentuk
ketidaksesuaian
benturan, tabrakan,
kepentingan, tujuan, dan
ketidaksesuaian,
kebutuhan dalam situasi
pertentangan, perkelahian,
formal, sosial, dan
oposisi, dan interaksi-
psikologis, sehingga
interaksi yang
menjadi antagonis,
antagonis/bertentangan.
ambivalen, dan emosional.
Unsur-unsur konflik

Adanya pertentangan, ketidaksesuaian, perbedaan.

Adanya pihak-pihak yang berkonflik.

Adanya situasi dan proses.

Adanya tujuan, kepentingan, dan kebutuhan


JENIS KONFLIK

Jenis konflik dibedakan Ditinjau dari fungsinya, Ditinjau dari segi


dalam beberapa instansionalnya, konflik
perspektif ada dua jenis konflik dibagi menjadi tiga jenis

Konflik Intra Individu Konflik konstruktif Konflik kebutuhan


adalah konflik yang memiliki individu dengan peran
nilai positif bagi pengembangan yang dimainkan dalam
organisasi. organisasi
Konflik Antar Individu
Konflik peranan dengan
Konflik destruktif peranan
Konflik Antar Kelompok
adalah konflik yang berdampak
negatif bagi pengembangan
Konflik inividu dengan
organisasi
Konflik Organisasi individu lainnya
Ditinjau dari segi materi/masalah yang menjadi
sumber konflik

Konflik tujuan
Adanya perbedaan tujuan antar individu,
kelompok, atau organisasi bisa Konflik peranan
memunculkan konflik. Setiap manusia memiliki peran lebih dari
satu. Peran yang dimainkan, yang
jumlahnya banyak tersebut, seringkali
memunculkan konflik.

Konflik nilai
Nilai yang dianut seseorang yang seringkali
tidak sejalan dengan sistem nilai yang
dianut organisasi atau kelompok.
Konflik kebijakan
Konflik ini muncul karena seorang individu
atau kelompok tidak sependapat dengan
kebijakan yang ditetapkan organisasi.
Penyebab Munculnya Konflik

Schmuck mengemukakan empat sumber terjadinya konflik

 Adanya perbedaan fungsi dalam organisasi.


 Adanya pertentangan kekuatan antarpribadi dan subsistem.
 Adanya perbedaan peranan.
 Adanya tekanan yang dipaksakan dari luar organisasi.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konflik

1. Ciri umum pihak-pihak yang berkonflik

2. Hubungan pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi konflik

3. Sifat masalah yang menimbulkan konflik

4. Lingkungan sosial dimana konflik terjadi

5. Kepentingan pihak-pihak yang berkonflik

6. Konsekuensi konflik terhadap yang berkonflik dan terhadap pihak lain


Proses Terjadinya Konflik
Smith mengemukakan proses terjadinya konflik melalui tahap-tahap berikut:
 Tahap Antisipasi
Yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan
 Tahap Menyadari
Yaitu perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak
mengenakan
 Tahap Pembicaraan
Yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai muncul
 Tahap Perdebatan Terbuka
Yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai dipertajam dan lebih terumuskan
dengan baik dan ketara
 Tahap Konflik Terbuka
Yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan pendirian kepada pihak
lain
Strategi mengatasi konflik dalam diri
Individu
 Menciptakan kontak dan membina hubungan

 Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan

 Menumbuhkan kemampuan / kekuatan diri sendiri

 Menentukan tujuan

 Mencari beberapa alternatif

 Memilih alternatif

 Merencanakan pelaksanaan jalan keluar


Strategi mengatasi konflik antar pribadi
 Strategi Menang-Kalah
Strategi ini ada kalanya pihak tertentu menggunakan wewenang atau
kekuasaan untuk memenangkan/menekan pihak lain.
 Penarikan Diri
 Taktik penghalusan dan damai
 Bujukan
 Taktik paksaan dan penekanan
 Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar menawar
 Strategi Kalah-Kalah
Dalam strategi kalah-kalah, konflik dapat diselesaikan dengan adanya
pihak ketiga
 Arbitasi
 Mediasi
 Strategi Menang-Menang
Konflik dipecahkan melalui metode problem solving. Metode ini
dianggap paling baik karena tidak ada pihak yang dirugikan. Ada
anggapan bahwa:
 Metode pemecahan masalah mempunyai hubungan positif
dengan manajemen konflik yang efektif.
 Pemecahan masalah banyak dipergunakan oleh pihak-pihak yang
memiliki kekuasaan tetapi lebih suka bekerja sama.
Ada 2 cara dalam stategi ini yang dapat diperhunakan untuk
alternatif pemecahan konflik:
 Pemecahan masalah terpadu
 Konsultasi proses antar pihak
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK

 KOMPROMI / NEGOSIASI
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering
diartikan sebagai lose-lose situation. Kedua pihak yang terlibat saling
menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam menajemen
keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top menajer
keperawatan.
Kompetisi

Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose


situation. Penyelesaian ini menekankan hanya ada
satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif
dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa
dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang
 Akomodasi
Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation.
Konflik ini berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini,
seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan
memberi kesempatan pada orang lain untuk menang. Pada
strategi ini, masalah utama yang terjadi sebenarnya tidak
terselesaikan. Strategi ini biasanya digunakan dalam politik
untuk merebut kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya.
 SMOOTHING
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara
megurangi komponen emosional dalam konflik. Pada
strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya
mecapai kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh
kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan
pada konflik yang ringan, tetapi tidak dapat dipergunakan
pada konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan /
hasil produksi.
 MENGHINDAR
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini
menyadari tentang masalah yang dihadapi, tetapi memilih
untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah.
Strategi ini biasanya dipilih bila kesepakatan
membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih
besar daripada menghindar, atau perlu orang ketiga
dalam menyelesaikannya, atau jika
masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
 NEGOSIASI
Pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif
(Marquis and Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang
sebagai suatu pendekatan kompromi jika digunakan sebagai
strategi menyelesaikan konflik. Selama negosiasi berlangsung,
berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih
menekankan waktu mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara
keduanya.
 KOLABORASI
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam
kolaborasi, kedua pihak yang terlibat menentukan tujuan
bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena
keduanya yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetisi
insentif sebagai bagian dari suatu situasi tersebut, kelompok
yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam
menyelesaikan masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
kelompok/seseorang (Bowditch dan Buono, 1994).
Tentukan tujuan yang Tentukan kriteria Alternatif-alternatif
hendak dicapai keberhasilan tindakan
Identifikasi masalah

Metode
Penanganan
Konflik
Langkah awal yang perlu ditempuh dalam penanganan
konflik

Memilih alternatif terbaik Percobaan dan penyempurnaan Pelaksanaan


“Gunakan keteraturan untuk
menantikan kekacauan.
Gunakan ketenangan untuk
menantikan kebisingan. Inilah
yang dimaksud dengan
mengatur hati dan pikiran.”
THANK S
YOU

Anda mungkin juga menyukai