Anda di halaman 1dari 23

MANAGEMENT PENANGGULANGAN

BENCANA DALAM KEPERAWATAN

“GUNUNG MELETUS”

Group 2
Definition of Gunung Meletus
 Gunung sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas
wilayah sekitarnya. Gunung biasanya lebih tinggi dan
curam dibandingkan bukit.
 Gunung meletus  peristiwa alam dimana endapan
magma yang berada di dalam perut bumi didorong keluar
oleh gas yang mempunyai tekanan tinggi.
 Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih
Gunung berapi / Aktif
 Gunung api yg masih bekerja serta kawahnya selalu mengeluarkan
asap, gempa, dan letusan.

Gunung Dibagi 2

Gunung Muria (JaTeng) Gunung Tambora (NTB) Gunung Melawan (Kal Teng).

 Gunung yg sudah tidak aktif lagi. sering juga disebut gunung mati.
Gunung Tdk berapi / tdk aktif
ciri-ciri dari gunung meletus :

 Suhu di sekitar gunung naik.


 Mata air menjadi kering;
 Sering mengeluarkan suara gemuruh,
 kadang disertai getaran (gempa);
 Tumbuhan di sekitar gunung layu.
Yuks kita mengenal Status Gunung Berapi

Normal
Waspada
 Tdk ada perubahan aktivitas
secara visual dan kejadian  Menandakan peningkatan
vulkanik aktivitas gunung berapi, mulai
muncul aktivitas seismik,
 Lvl dasar vulkanik
 Gunung berapi masih aman  Di atas lvl normal
dan tdk meletus
Siaga Awas
 Ada peningkatan  Gunung Meletus
kegiatan seismik secara segera/keaadan kritis yg dpt
intensif, perubahan menimbulkan bencana
secara visual/ aktivitas
 Dimulai dg abu dan uap,
kawah
berpeluang terjadi letusan
 Aktivitas dapat dlm waktu lebih 24 jam
berlanjut  letusan
Hasil letusan gunung berapi
 Gas vulkanik
 Lava dan aliran pasir serta batu panas
 Tanah longsor
 Gempa bumi
 Abu letusan
 Awan panas (Piroklastik)
Management penanggulangan bencana
gunung meleutus
 Pre bencana
 Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya;
 Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
 Membuat sistem peringatan dini;
 Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi
status gunung api;
 Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang;
 Membuat perencanaan penanganan bencana;
 Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap
dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan
pertama) jika diperlukan;
 Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;
 Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
Bencana
 Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat,
dan harus memperhatikan hal-hal berikut:
 Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita;
 Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan);
 Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja terkait(persiapan
tim);
 Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi tugas
yang sudah ditetapkan saat preparednees);
 Sistem Komunikasi memegang peran penting.
 Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
 Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja
(fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan);
 Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan
kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air bersih,
transportasi tim dan korban);
 Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau
bantuan;
next
 Lokasi bencana serta tindakan yang harus di lakukan :
 Lakukan seleksi korban;
 Untuk memberikan prioritas pelayanan;
 Gunakan Label / Tag;
 Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda;
 Memenuhi kebutuhan dasar;
 Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana;
 Perlindungan;
 Pengurusan pengungsi.
setiap orang jika terjadi letusan gunung api
antara lain :
 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah,
aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;
 Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
 Masuk ruang lindung darurat;
 Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju
lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
 Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata
seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah
masuknya debu ke dalam mata;
 Jangan memakai lensa kontak;
 Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
 Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah
dengan kedua belah tangan.
Pasca Bencana
 Rehabilitasi
 Perbaikan lingkungan daerah bencana;
 Perbaikan prasarana dan sarana umum;
 Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
 Pemulihan social psikologis;
 Pelayanan kesehatan;
 Rekonsiliasi dan resolusi konflik;
 Pemulihan social ekonomi budaya;
 Pemulihan keamanan dan ketertiban;
 Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
 Pemulihan fungsi pelayanan public.
 Rekonstruksi
 Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
 Pembangunan kembali sarana social masyarakat;
 Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat;
 Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik;
 Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat;
 Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya;
 Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
 Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.
Dampak Gunung Meletus
 Dampak Negative Akibat Gunung Merapi
 Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta
makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
 Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang
kehilanganpekerjaan rutin kesehariannya.
 Timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA, diare, konjunctivitis, uka
bakar
 Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu
lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari
dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu.
 Dan terjadi pula kebakaran hutan karena terkena laharnya.
 Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang
menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
 Di sektor perikanan terjadi kerugian
Dampak Positive Akibat Gunung Merapi
 Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja
untuk mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
 Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian
dapat menyuburkan tanah, namun dampak ini hanya
dirasakan oleh penduduk sekitar gunung.
 Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat
digunakan sebagaibahan material yang berfungsi untuk
bahan bangunan, dan lain-lain.
Triase
 Merah , sebagai penanda korban yang membutuhkan
stabilisasi segera dan korban yang mengalami:
 Syok oleh berbagai kausa
 Gangguan pernapasan
 Trauma kepala dengan pupil anisokor
 Pendarahan eksternal massif
next
 Kuning , sebagai penanda korban yang memerlukan
pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat ditunda
sementara. Termasuk dalam kategori ini:
 Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
 Fraktur multiple
 Fraktur femur/pelvis
 Luka bakar luas
 Gangguan kesadaran/trauma kepala
 Korban dengan status yang tidak jelas
 Hijau ,sebagai penanda kelompok korban yang tidak
memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban yang mengalami:
 Fraktur minor
 Luka minor, luka bakar minor
 Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau
pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
 Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir
operasi lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
 Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.
Triase lapangan dilakukan pada tiga kondisi:

 Triase di tempat {triase satu)


Triase di tempat dilakukan di "tempat korban
ditemukan" atau pada tempat penampungan yang dilakukan
oleh tim Pertolongan Pertama atau Tenaga Medis Gawat
Darurat.

 Triase medik (triase dua)


Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis
lanjutan oleh tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya
dipilih dari dokter yang bekerja di Unit Gawat Darurat,
kemudian ahli anestesi dan terakhir oleh dokter bedah).
next
 Triase evakuasi (triase tiga )
Triase ini ditujukan pada korban yang dapat
dipindahkan ke Rumah Sakit yang telah siap menerima
korban bencana massal.
Gambaran Kasus Gunung Meletus

Gunung Agung , Karangasem-Bali (22/1/2019)


Peran Perawat Dalam Bencana Gunung
Meletus
 pra-bencana:
 mengikuti pendidikan dan pelatihan
 Terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan
 Promosi kesehatan
 intra bencana
 Bertindak cepat;
 Melakukan pertolongan pertama;
 Menentukan status korban (triase)
 Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan;
 Do not promise.
 Berkonsentrasi penuh
 coordination and create leadership
 Untuk jangka panjang, bersama-sama mendiskusikan dan merancang master
plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
next
 pasca bencana
 berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain (seperti
pemeriksaan fisik, wound care )
 berperan sebagai konseling (saat post-traumatic stress
disorder (PTSD))
 masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat serta
mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan
aman.

Anda mungkin juga menyukai