Anda di halaman 1dari 16

Karsinoma

Nasofaring
Pembimbing
dr. H. Edy Ryanto Bakri, Sp.THT-KL
ca nasofaring

LATARBELAKANG

Penderita karsinoma nasofaring, pada tahun 2010 didapatkan kasus


baru 101, tahun 2011 didapatkan kasus baru sebanyak 99, tahun 2012
didapatkan kasus baru 173, dan pada tahun 2013 didapatkan kasus
baru 134.
Ca nasofaring
ANATOMI ca nasofaring
Ca nasofring
Ca nasofaring
HISTOLOGI
 Nasofaring dilapisi oleh epitel silindris gepeng.
Ca nasofring
Definisi
Karsinoma nasofaring merupakan kanker ganas yang
tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di
fossa Rossenmuller pada nasofaring yang merupakan
daerah transisional dimana epitel kuboid berubah
menjadi epitel squamosa.
Ca nasofaring
Faktor Resiko
1. Alkohol
2. Genetik
3. Infeksi EBV
Ca nasofaring
Patogenesis
Ca nasofaring
Manifestasi klinik
 Gejala yang muncul dapat berupa telinga terasa penuh,
tinnitus, otalgia, hidung tersumbat, epistaksis, lendir
bercampur darah. Pada stadium lanjut dapat ditemukan
benjolan pada leher, terjadi gangguan saraf, diplopa, dan
neuralgia trigeminal (saraf III, IV, V, VI).
Ca nasofaring
Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan status generalis dan status lokalis
 Pemeriksaan nasofaring berupa rinoskopi posterior,
 nasofaringoskop (fiber/rigit), dan laringoskopi
Pemeriksaan nasoendoskopi
Ca nasofaring
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Serologi
2. Pemeriksaan histopatologi (biopsi)
a) Keratinizing squoamouse cell carsinoma
b) Non keratinizing squamous cell carsinoma
c) Undifferentiated carsinoma
3. Ct scan
Terdapat Penebalan Fosa Rossenmuler
Ca nasofaring

Metastase
1. Meluas ke intrakranial menjalar sepanjang fosa
medialis
2. Meluas belakang Tumor meluas ke belakang
secara ekstrakranial menembus fascia
faringobasilaris yaitu sepanjang fosa posterior
3. Meluas ke kelenjar getah bening
Ca nasofaring
Stadium ca nasofaring
Ca nasofaring
Alogaritma diagnosis
Ca nasofaring
Alogaritma tatalaksana
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai