Anda di halaman 1dari 43

MENGUKUR PROSES

PEMASYARAKATAN DI
LAPAS/RUTAN GUNA MENGURANGI
POTENSI GANGGUAN KEAMANAN

OLEH :
ROBIANTO
KASUBDIT STANDARDISASI SARANA KEAMANAN DAN EVALUASI
HUNIAN
4 PILAR PENGUKURAN PROSES
PEMASYARAKATAN BERBASIS HAM
 Di dalam mengukur proses pemasyarakatan
berbasis HAM Terdapat 4 bagian :

1 2
PERAWATAN
REGISTRASI DAN
NARAPIDANA DAN
KLASIFIKASI
TAHANAN

3
PEMBINAAN 4
NARAPIDANA DAN KEAMANAN DAN
PELAYANAN KETERTIBAN
TAHANAN
BAB I
REGISTRASI DAN KLASIFIKASI
 

I. Registrasi Narapidana dan


Tahanan
A. Pencatatan Resmi
1. Lapas/rutan dilarang menerima tahanan dan narapidana tanpa surat
penahanan/surat keputusan pengadilan/surat eksekusi jaksa yang berisi lama
penahanan atau lama pidana dan dicatat dalam buku registrasi.

2. Setiap tahanan atau narapidana harus dicatat dalam buku register yang
terjilid dengan halaman bernomor yang memuat identitas narapidana/tahanan
antara lain:
(a) Nama alamat, agama,foto, status perkawinan, tgl lahir, keluarga yang bisa
dihubungi, Kondisi fisik;
(b) Tindak pidananya dan pihak yang berwenang untuk menahannya; dan
(c) Tanggal dan jam penerimaan dan bebas dari lembaga pemasyarakatan.
B. Benda dan barang Berharga tahanan/
narapidana

1. Pada saat tahanan/narapidana masuk ke dalam Lapas/Rutan,


benda berharga dan barang-barang lain yang tidak boleh
dibawa berdasarkan peraturan harus disimpan di tempat
penyimpanan yang aman, dibuat berita acara serah terima
yang ditandatangani oleh narapidana/tahanan tersebut dan
dicatat dalam buku register.
2. Benda berharga dan barang-barang lain pada angka 1 harus
dikembalikan Pada saat narapidanadibebaskan, kecuali atas
ijin kepala lembaga, benda berharga dan barang-barang lain
tersebut dapat digunakan atau dikembalikan pada pihak
keluarga dan dibuat berita acara serah terima yang
ditandatangani oleh narapidana/tahanan tersebut dan dicatat
dalam buku register.
3. Ketentuan pada angka 1 dan 2 berlaku sama terhadap
semua benda berharga dan barang barang lain yang diterima
oleh narapidana/tahanan dari luar Lapas/Rutan/Cabang Rutan.
II. Penilaian dan Klasifikasi
A. Pemisahan Jenis Tahanan /
Narapidana
1. Penempatan narapidana dan
tahanan
Penempatan tahanan/narapidana harus ditempatkan terpisah di dalam
lembaga atau bagian dari lembaga dengan mempertimbangkan jenis
kelamin, usia, catatan kriminal, alasan legalitas penahanan dan keperluan
terkait perawatan bagi mereka, Hal itu adalah:
 Pria dan wanita sedapat mungkin ditempatkan di lembaga terpisah; di
lembaga yang menerima, baik pria maupun wanita blok penempatannya
harus sepenuhnya terpisah;
 Tahanan dan/atau narapidana anak harus ditempatkan terpisah dari
tahanan dan/atau narapidana dewasa.
 Tahanan yang belum diputus oleh pengadilan (tahanan) harus
ditempatkan terpisah dari tahanan yang sudah mendapat putusan
(narapidana).
 Seseorang yang berada dipenjara karena kasus hutang piutang dan
tahanan atau narapidanakasus perdata harus ditempatkan secara
terpisah dari tahanan atau narapidana yang dipenjarakarena kasus
pidana.
2. Klasifikasi
 Tujuan dilakukannya klasifikasi (penggolongan) adalah:
1. untuk memisahkan narapidana sesuai riwayat tindak
kejahatan atau perilaku buruk, yang dapat
memberikan
pengaruh buruk kepada orang lain.
2. Untuk memisahkan narapidana berdasarkan program
pembinaan.
 Pemisahan hasil klasifikasi harus ditempatkan pada blok
khusus atau sedapat mungkin pada Lapas khusus.
 Sesegera setelah masuk lapas dan setelah mengkaji
kepribadian setiap narapidana sesuai masa hukuman,
program pembinaan harus disiapkan untuk narapidana
tersebut dengan berpandangan pada informasi terkait
kebutuhan perseorangannya, kemampuan dan watak
narapidana tersebut.
B. Tempat
Hunian
 Pada sel-sel yang berkapasitas satu orang harus ditempati oleh
satu orang, kecuali dalam kondisi over kapasitas dan atas
persetujuan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dapat diisi lebih
dari satu tetapi tidak boleh dua orang dalam satu sel. Dimana
ruang tidur adalah berupa sel-sel atau ruangan-ruangan
individual, tiap tahanan dan/atau narapidana harus menempati
sel atau ruangan secara tersendiri di malam hari. Jika untuk
alasan tertentu, sebagai contoh kepadatan (overcrowding) yang
temporer, menjadi hal yang perlu bagi pemasyarakatan ditingkat
pusat untuk membuat perkecualian atas peraturan ini, tidak
diharapkan dua tahanan dan/atau narapidana dalam satu sel atau
ruangan.
 Dimana model asrama (dormitori) digunakan, tahanan dan/atau
narapidana ditempatkan melalui proses seleksi yang seksama
dengan kecocokannya berhubungan satu sama lain dalam kondisi
seperti itu. Harus ada penjagaan teratur di malam hari, sesuai
dengan kebiasaan lembaganya.
III. Layanan Informasi
Peraturan dan Kebijakan

 Setiap tahanan dan/atau narapidana pada saat masuk


lembaga harus diberi informasi tertulis tentang peraturan
yang mengatur perlakuan bagi tahanan dan/atau narapidana
mengenai: hak-hak dan kewajiban, tata tertib lembaga
pemasyarakatan, akses pada layanan informasi dan
pengaduan, dan hal-hal lain yang diperlukan tahanan
dan/atau narapidana agar dapat memahami dan beradaptasi
dengan kehidupan di lembaga pemasyarakatan.
 Jika seorang tahanan dan/atau narapidana buta huruf,
informasi yang telah disebutkan di atas harus disampaikan
secara lisan.
•.

BAB II
P ER AWA T AN
I. Pelayanan Kesehatan
A. Obat-obatan dan pakaian
Obat-obatan harus mendapat persetujuan petugas
medis.Pakaian jenis apapun dapat dimusnahkan berdasarkan
alasan kesehatan dan seijin kepala lembaga.
B. Hunian narapidana dan
tahanan
Di semua tempat di mana tahanan dan/atau narapidana diwajibkan
untuk tinggal atau bekerja:
 Ukuran jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan tahanan
dan/atau narapidana untuk membaca atau bekerja dengan
menggunakan penerangan alami, dibangun sehingga memungkinkan
masuknya aliran udara segar, baik ada maupun tidak ada ventilasi
buatan.
 Penerangan buatan harus disediakan secukupnya agar tahanan dan/atau
narapidana dapat membaca atau bekerja tanpa merusak mata.
B. Hunian narapidana dan tahanan
Di semua tempat di mana tahanan dan/atau narapidana diwajibkan untuk
tinggal atau bekerja:
 Ukuran jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan tahanan

dan/atau narapidana untuk membaca atau bekerja dengan menggunakan


penerangan alami, dibangun sehingga memungkinkan masuknya aliran
udara segar, baik ada maupun tidak ada ventilasi buatan.
 Penerangan buatan harus disediakan secukupnya agar tahanan dan/atau

narapidana dapat membaca atau bekerja tanpa merusak mata.


C. Instalasi sanitasi
Instalasi sanitasi harus layak sehingga memungkinkan setiap tahanan dan/atau
narapidana memenuhi kebutuhan buang hajat bilamana perlu dan harus dalam
kondisi bersih dan layak. 
D.Instalasi mandi
Instalasi mandi yang layak harus disediakan sehingga memungkinkan bagi
semua tahanan dan/atau narapidana untuk mandi, dengan temperatur air yang
sesuai dengan iklim, sesering yang dibutuhkan bagi alasan kebersihan umum
menurut musim dan kondisi geografis wilayah, tetapi sekurang-kurangnyanya
sekali seminggu di wilayah beriklim dingin.

E. Kesehatan lingkungan
Semua bagian dalam lembaga yang digunakan secara teratur oleh tahanan
dan/atau narapidana harus terpelihara dan terjaga kebersihannya setiap saat.
F. KESEHATAN DIRI

TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA DIHARUSKAN UNTUK MENJAGA KEBERSIHAN DIRI, DAN DEMI ALASAN INI

TAHANAN DAN NARAPIDANA HARUS DILENGKAPI DENGAN AIR DAN DENGAN PERALATAN MANDI YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN.
AGAR TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA DAPAT MEMELIHARA PENAMPILANNYA SESUAI DENGAN
PENGHARGAAN TERHADAP DIRI, MEREKA HARUS DISEDIAKAN PERALATAN YANG LAYAK BAGI RAMBUT DAN
JANGUTNYA, DAN BAGI PRIA DIMUNGKINKAN BAGINYA BERCUKUR SECARA TERATUR.
SETIAP TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA HARUS DILENGKAPI DENGAN TEMPAT TIDUR DAN
PERLANGKAPAN
TIDUR YANG TERPISAH, SESUAI DENGAN STANDAR SETEMPAT ATAU NASIONAL DAN HARUS BERSIH KETIKA
DIBAGIKAN, SELALU DIJAGA KEBERSIHANNYA DAN SESERING MUNGKIN DIGANTI UNTUK MENJAGA
KEBERSIHANNYA.
 
G. LAPORAN PEMBINAAN NARAPIDANA TERKAIT MEDIS

LAPORAN PEMBINAAN NARAPIDANA DILENGKAPI DENGAN LAPORAN YANG DIBUAT OLEH PETUGAS MEDIS,

JIKA MEMUNGKINKAN, PETUGAS MEDIS YANG MEMILIKI KUALIFIKASI PSIKIATRIS, TENTANG KONDISI FISIK
DAN MENTAL NARAPIDANA TERSEBUT.
 
H. Pemberitahuan Atas Sakit Dan Kematian
 Jika terjadi kematian atau sakit parah, atau luka serius
pada tahanan dan/atau narapidana, tahanan dan/atau
narapidana tersebut dipindahkan ke sebuah lembaga
untuk menjalani perawatan sakit jiwa, kepala lembaga
segera memberitahukan kepada keluarga terdekat dan
dalam kejadian apa pun memberitahukan kepada orang
lain yang sebelumnya telah ditunjuk oleh tahanan
dan/atau narapidana tersebut.
 Seorang tahanan dan/atau narapidana harus diberitahu
dengan segera tentang kematian atau penyakit parah
yang dialami oleh keluarga dekat. Dalam hal penyakit
parah yang dialami keluarga dekat, tahanan dan/atau
narapidana tersebut harus diijinkan, bilamana keadaan
memungkinkan, untuk pergi mengunjungi keluarganya
tersebut, dengan pengawalan.
 Semua tahanan dan/atau narapidana memiliki hak
untuk memberitahu keluarganya dengan segera tentang
pemidanaan atau pemindahan ke lembaga lain.
I. Perawatan Medis
 Lembaga harus memiliki layanan kesehatan dengan sekurangnya satu petugas
kesehatan(Dokter Umum) yang memenuhi syarat dan memiliki pengetahuan mengenai
psikiatri. Layanan kesehatan harus diadakan dengan melalui kerjasama dengan pusat
kesehatan masyarakat terdekat , Termasuk didalamnya layanan psikatris untuk
pendiagnosaan kelainan mental.
 Tahanan dan/atau narapidana yang sakit yang memerlukan perawatan dokter spesialis
dapat dipindahkan ke rumah sakit umum. apabila fasilitas rumah sakit tersedia di dalam
lapas, peralatan, perabot dan pasokan obat-obatan harus mencukupi untuk dapat
melakukan perawatan medis dan merawat tahanan dan/atau narapidana yang sakit,
dan harus ada Petugas medis.
 Layanan kesehatan gigi harus tersedia untuk semua tahanan dan/atau
narapidana(Dokter Gigi).
 Petugas medis harus merawat kesehatan fisik dan mental dari tahanan dan/atau
narapidana dan harus mengunjungi mereka semua yang sakit setiap hari, tahanan
dan/atau narapidana yang mengeluh sakit, dan tahanan dan/atau narapidana lain yang
memerlukan perhatian khusus petugas tersebut.
 Petugas medis harus melapor kepada Kalapas bilamana menurut pertimbangannya,
kesehatan fisik atau mental seorang tahanan dan/atau narapidana telah atau akan
semakin memburuk bila pemidanaan dilanjutkan atau disebabkan oleh kondisi apa pun
akibat dari pemenjaraan.  
J. Perawatan Medis bagi Narapidana dan Tahanan Perempuan
 Lembaga khusus wanita harus memiliki tempat khusus untuk perawatan yang
diperlukan untuk kehamilan dan pasca-melahirkan. Jika seorang anak dilahirkan di
dalam lembaga, fakta ini tidak boleh dicantumkan di dalam akte kelahirannya.
 Bayi yang dalam masa menyusui dapat tinggal bersama ibunya di dalam lapas, harus
tersedia tempat dan perawat untuk menjaga bayi saat tidak bersama ibunya.
K. Pemeriksaan Kesehatan Narapidana dan
Tahanan saat diterima Lembaga
Petugas medis harus memeriksa semua
narapidana dan tahanan segera setelah
masuknya narapidana, setelah itu bilaman
diperlukan untuk menemukan penyakit yang
berhubungan dengan fisik dan mental diambil
tindakan yang diperlukan: pemisahan
narapidana yang diduga terkena infeksi atau
penyakit menular; pencatatan tentang cacat
jasmani maupun rohani yang mungkin dapat
menghambat rehabilitasi, dan menetapkan
kemampuan fisik setiap narapidana untuk
melakukan pekerjaan.
L. Pemeriksaan lingkungan yang dilakukan oleh petugas medis
1. Petugas medis secara teratur harus memeriksa dan memberi
laporannya kepada kepala lembaga tentang:
 Jumlah, mutu, cara memasak dan penyajian makanan;

 kehigenisan dan kebersihan lembaga dan tahanan dan/atau

narapidana;
 Sanitasi, sistem pemanas, pencahayaan dan ventilasi lembaga;

 Kelayakan dan kebersihan seragam dan perlengkapan tidur lembaga;

 Pengawasan pelaksanaan kegiatan pendidikan jasmani dan olah raga.

2.Kepala lembaga harus mempertimbangkan laporan dan saran yang


diserahkan oleh petugas medis seperti dengan proses pemeriksaan
medis. Apabila kepala lembaga menyetujui rekomendasi tersebut maka
kepala harus segera menindaklanjuti rekomendasi tersebut; jika tidak
berwenang atau tidak menyetujui rekomendasi tersebut, kepala
lembaga harus segera menyerahkan laporan dan sarannya kepada
kantor wilayah dan/atau direktorat jenderal.
 
N. Narapidana dan Tahanan yang memiliki ganguan kejiwaan
1.Penanganan utama
 a. Tahanan dan/atau narapidana yang mengalami sakit jiwa tidak ditahan di
lembaga dan harus dibuat pengaturan untuk memindahkan mereka ke
rumah sakit jiwa sesegera mungkin.
 b. Tahanan dan/atau narapidana yang menderita ganguan mental atau
ketidaknormalan harus diobservasi dan dirawat di lembaga khusus menurut
pengaturan medis.
 c. Selama Tahanan dan/atau narapidana tersebut diatas masih berada di
lembaga, narapidana tersebut ditempatkan di bawah pengawasan khusus
petugas medis
 d. Layanan medis atau psikiater di lembaga pidana harus disediakan untuk
perawatan psikiatri semua narapidana lain yang memerlukan perawatan
seperti itu.
2. Langkah-langkah untuk setelah bebas
Perlunya langkah-langkah dilakukan melalui kerjasama dengan
badan-badan yang tepat, untuk menjamin jika diperlukan
berlanjutnya perawatan psikiatris sesudah pembebasan dan
peraturan tentang penanganan psikiatris-sosial setelah
pembebasan.
  
O. Tahanan
1.Tahanan mengunakan pakaian sendiri
Tahanan diperbolehkan mengenakan
pakaian milik sendiri asalkan pakaian
tersebut bersih dan layak.
2. Kunjungan dokter
Tahanan diperbolehkan untuk dikunjungi
dan dirawat oleh dokter pribadi atau dokter
gigi pribadinya jika ada alasan yang masuk

akal bagi permohonannya dan ia mampu


untuk membayar biaya-biaya yang akan
dikeluarkan.
II. Distribusi Perlengkapan
A. Sarana tempat tidur
Sarana yang disediakan untuk digunakan oleh narapidana dan
khususnya sarana untuk tidur harus memenuhi semua persyaratan
kesehatan, dengan mempertimbangkan kondisi iklim dan khususnya
kandungan udara di dalam ruangan, ukuran minimal luas ruangan,
pencahayaan, pemanas dan ventilasi udara.
B.Pakaian narapidana dan tahanan
 Setiap tahanan dan/atau narapidana yang tidak diperbolehkan

mengenakan pakaian milik sendiri, harus dilengkapi dengan pakaian


yang sesuai dengan iklim dan layak untuk menjaga kesehatan dan tidak
boleh merendahkan martabat atau mempermalukan diri.
 Semua pakaian harus bersih dan terawat, Pakaian dalam harus diganti

dan dicuci sesering yang diperlukan untuk menjaga kebersihan.


 Dalam kondisi tertentu, bilamana tahanan dan/atau narapidana

dipindahkan keluar lembaga untuk keperluan yang diijinkan, mereka


diperbolehkan untuk mengenakan pakaiannya sendiri atau pakaian lain
yang tidak menyolok.
 Jika tahanan dan/atau narapidana diperbolehkan untuk mengenakan

pakaian milik sendiri, pengaturan dilakukan pada saat mereka masuk


ke lembaga untuk memastikan bahwa pakaian tersebut bersih dan
ukurannya sesuai untuk dikenakan.
BAB III
PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN

A. Umum
I. Tujuan Program
Pembinaan
Program pembinaan bagi
narapidana harus bertujuan untuk
menanamkan mengarahkan
kepada kehidupan yang taat
hukum dan mandiri setelah
bebas. Pembinaan dapat berupa
hal-hal yang akan mendorong
penghargaan atas diri dan
II.Program Pembinaan bagi Narapidana
 Semua sarana yang tepat harus digunakan untuk mencapai tujuan program
pembinaan, termasuk pembinaan keagamaan, pendidikan, bimbingan dan
pelatihan ketrampilan, kerja sosial, bimbingan kerja, pengembangan fisik
dan moral, sesuai dengan kebutuhan perseorangan setiap narapidana,
dengan mempertimbangkan sejarah sosial dan kejahatannya, kemampuan
dan bakat fisik dan mentalnya dan tingkah lakunya, temperamen pribadinya,
jangka waktu hukumannya dan prospeknya setelah pembebasan.

 Kepala lembaga pemasyarakatan harus menerima laporan lengkap tentang


narapidana sesuai dengan lamanya masa hukuman, sesegera mungkin
setelah narapidana tersebut masuk lembaga. Laporan tersebut dilengkapi
dengan laporan yang dibuat oleh petugas medis, jika memungkinkan,
petugas medis yang memiliki kualifikasi psikiatris, tentang kondisi fisik dan
mental narapidana tersebut.

 Laporan-laporan tersebut dan dokumen-dokumen relevan lainnya harus


dimasukkan ke dalam arsip perseorangan. Arsip ini harus terus diperbaharui
dan digolongkan sedemikian rupa sehingga dapat diperiksa oleh petugas
bilamana dibutuhkan.
III. Pembedaan bagi narapidana karena proses klasifikasi
Ada peraturan yang dibuat oleh Lapas tentang keistimewaan bagi narapidana
berdasarkan klasifikasi dan metode pembinaan yang berbeda harus diadakan di
Lapas dengan tujuan mendorong narapidana berperilaku yang baik,
bertanggungjawab, dan menjamin kepentingan dan kerjasama dengan
narapidana lainnya.
IV.Hubungan sosial dan pasca bebas
 Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga dan memperbaiki hubungan
semacam itu antara narapidana dan keluarganya sebagaimana diperlukan demi
kepentingan kedua belah pihak.
 Sejak awal menjalani pidana, pertimbangan harus diberikan untuk masa
depannya setelah bebas dan harus dibina dan dibimbing untuk mempertahankan
atau membangun hubungan dengan orang/lembaga di luar lapas/rutan yang
dapat memajukan kepentingan terbaik keluarganya dan memperbaiki hubungan
sosialnya.
 Pihak ketiga yang bekerjasama dalam program pembinaan harus dipastikan
memiliki kemampuan untuk memberi bantuan terkait dokumen-dokumen dan
surat-surat identifikasi yang tepat, memiliki rumah yang layak dan pekerjaan
yang dilakukan, berpakaian yang cocok dan layak sesuai dengan iklim dan
musim, dan memiliki sarana yang mencukupi untuk mencapai tempat tujuan dan
mengurus diri mereka sendiri dalam rentang waktu segera setelah pembebasan.
 Pihak ketiga pada bagian 3 harus memiliki akses yang diperlukan ke lembaga
maupun narapidana, dan dilibatkan dalam konsultasi tentang masa depan
narapidana sejak awal menjalani pidana..
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak ketiga diharapkan terpusat atau
terkoordinir dan sedapat mungkin untuk menjamin manfaat terbaik dari upaya-
B. UMUM
1. Program
a.Kemandirian
a)Kerja di lembaga
Kegiatan Kerja pemasyarakatan tidak boleh bersifat
Ketentuan umum kegiatan
mederitakan.
kerja :
b) Semua narapidana yang menjalani masa hukuman diminta
bekerja, harus sehat fisik dan mental yang diputuskan oleh
tenaga medis.

c) Pekerjaan yang cukup dan memiliki nilai guna disediakan


untuk tetap menjaga agar narapidana dapat bekerja secara
aktif sesuai hari kerja.

d) Pekerjaan yang disediakan berupa pekerjaan yang akan


menjaga atau meningkatkan kemampuan narapidana untuk
memperoleh nafkah yang halal setelah dibebaskan

e) Pelatihan kejuruan yang bermanfaat disediakan bagi


narapidana sehingga dapat memperoleh manfaat secara
ekonomi, khususnya bagi narapidana muda usia.

f) Narapidana dapat memilih jenis pekerjaan yang ingin


dilakukan sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan dan
sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pihak
b. Pengaturan Kegiatan Kerja
 Pengaturan dan cara-cara bekerja di dalam lembaga sudah
menyerupai pekerjaan di luar lembaga, sehingga dapat
mempersiapkan narapidana untuk kondisi kehidupan bekerja secara
normal.
 Pelatihan dan pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial bagi lembaga
C. Kegiatan Kerja Industri dan Pertanian
 Industri dan pertanian di dalam lembaga di kelola secara langsung
oleh lembaga
 Narapidana yang dipekerjakan dalam pekerjaan yang tidak dikelola
secara langsung oleh lembaga diawasi oleh petugas lembaga.
Apabila pekerjaan tersebut tidak berasal dari lembaga pemerintahan
lainnya upah umum untuk pekerjaan tersebut harus dibayarkan
secara penuh kepada lembaga dengan mempertimbangkan hasil
kerja dari narapidana tersebut.
D. Keselamatan Kerja
 Tindakan pencegahan yang dibuat untuk melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja pada umumnya harus sama dengan yang ada
di dalam lapas.
 Ketentuan harus dibuat untuk mengganti kerugian kepada
narapidana atas kecelakaan kerja, termasuk penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan, dengan kondisi yang tidak boleh kurang
menguntungkan daripada ganti kerugian yang diberikan menurut
hukum kepada pekerja bebas/umunya.
e. Jam kerja
1. Jam kerja harian dan mingguan maksimal bagi narapidana harus
ditetapkan oleh hukum atau oleh peraturan lembaga, dengan
mempertimbangkan peraturan setempat atau kebiasaan yang sesuai
dengan pekerjaan pekerja bebas/umumnya.

2.Jam kerja yang sudah sangat terencana harus menyisakan satu hari
dalam seminggu untuk beristirahat dan waktu yang cukup untuk menjalani
pendidikan dan kegiatan yang lain yang disyaratkan sebagai bagian dari
pembinaan dan rehabilitasi narapidana.
 
F. Sistem Pengupahan
1. Perlu sistem pengupahan yang setara atas pekerjaan yang dilakukan
narapidana.
2. Narapidana diperbolehkan menggunakan sebagian dari upah untuk
membeli barang-barang yang diijinkan untuk digunakan sendiri dan
mengirim sebagian dari upah kepada keluarga.
3. Sistem harus menetapkan sebagian upah untuk disimpan oleh lembaga
dalam bentuk tabungan dan akan diberikan kepada narapidana pada
saat bebas.
 
 
2. Program
Kepriadian
OLAH RAGA
Setiap tahanan dan/atau narapidana yang tidak
beraktivitas di luar sel harus memiliki kesempatan
untuk melakukan olah raga kurang lebih selama satu
jam di udara terbuka jika cuaca memungkinkan.
Tahanan dan/atau narapidana Anak harus harus
disediakan ruangan, instalasi dan peralatan untuk
mendapatkan pelatihan fisik dan rekreasi selama waktu
olah .

BUKU-BUKU
Setiap lembaga harus memiliki perpustakaan yang
dapat digunanakan oleh semua tahanan dan/atau
narapidana, dengan persediaan buku-buku yang
memadai, baik yang bersifat hiburan maupun pelajaran,
dan tahanan dan/atau narapidana harus didorong untuk
memanfaatkan perpustakaan tersebut.
AGAMA
1. Jika sebuah lembaga memiliki cukup banyak jumlah tahanan dan/atau narapidana yang beragama sama,
Kepala lembaga harus menunjuk seseorang/tokoh agama dengan kualifikasi yang memadai untuk mewakili
agama tersebut, jika jumlahnya memiliki alasan kuat dan kondisi memungkinkan maka hubungan dengan
perwakilan agama tersebut harus dibuat secara purna-waktu . Jika sebuah lembaga memiliki cukup banyak
jumlah tahanan dan/atau narapidana yang beragama sama, harus ditunjuk atau disetujui seorang dengan
kualifikasi mewakili agama tersebut. Jika jumlah narapidana dan tahanan memiliki alasan kuat dan kondisi
memungkinkan, maka hubungan dengan perwakilan agama tersebut harus dibuat secara purna-waktu.
2. Perwakilan yang memenuhi syarat yang ditunjuk atau diangkat sebagaimana tersebut pada paragraf (1)
diperbolehkan untuk mengadakan ceramah agama secara teratur dan membiayai kunjungan pemimpin
agama secara pribadi untuk tahanan dan/atau narapidana penganut agamanya pada waktu yang tepat.
3. Akses terhadap seorang dari perwakilan agama yang berkualifikasi untuk agama apapun bagi tahanan
dan/atau narapidana tidak boleh ditolak. Di sisi lain, jika tahanan dan/atau narapidana menolak kunjungan
perwakilan agama, sikapnya tersebut harus dihargai.
4. Setiap tahanan dan/atau narapidana diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan beragamanya
dengan cara menghadiri ceramah agama yang diberikan di dalam lembaga dan memiliki buku doa dan buku
pelajaran agama yang dianutnya.
 
PENDIDIKAN DAN REHABILITASI
Lembaga harus menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi semua narapidana termasuk pengajaran
agama. Lembaga wajib memberikan perhatian khusus untuk menyelenggarakan Pendidikan bagi
narapidana anak dan narapidana yang buta huruf.
Pendidikan bagi narapidana harus disatukan dengan sistem pendidikan negara sehingga sesudah
dibebaskan mereka dapat melanjutkan pendidikan tanpa mengalami kesulitan.
 
KEGIATAN REKREASI/HIBURAN
Kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreasi/hiburan dan budaya harus diselenggarakan di semua
lembaga
untuk dapat diambil manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental narapidana.
3. Program Kemasyarakatan
a. Hubungan Dengan dunia
1. Narapidana
Luardiperbolehkan untuk berkomunikasi dengan keluarga
mereka dan teman-teman yang dapat dipercaya secara teratur,
baik melalui surat menyurat maupun melalui penerimaan
kunjungan di bawah pengawasan petugas.
2. Narapidana harus diberi informasi secara teratur tentang pokok-
pokok pemberita yang penting dengan cara membaca surat kabar,
terbitan berkala atau terbitan khusus lembaga pemasyarakatan,
melalui siaran tanpa kabel, melalui perkuliahan atau melalui cara-
cara lain yang serupa sebagaimana diijinkan atau diatur oleh
b. Narapidana
lembaga. Warga Negara Asing untuk berkontak dengan perwakilan
diplomatik
1. Narapidana berkebangsaan asing diperbolehkan mendapatkan
fasilitas yang memadai untuk berkomunikasi dengan perwakilan
diplomatik dan konsulat negara asal negaranya.
2. Narapidana yang merupakan warga negara dari negara-negara yang
tidak memiliki perwakilan diplomatik atau konsulat di negara tersebut
dan pengungsi atau orang-orang yang tidak memiliki status kewarga
negaraan diperbolehkan memiliki fasilitas serupa untuk
berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik dari negara yang
memiliki kepentingan untuk menanggani mereka atau otoritas
nasional atau internasional mana pun yang memiliki tugas untuk
melindungi orang-orang seperti itu.
4. Pelayanan Tahanan
a. Hubungan dengan Dunia
Luar
1. Tahanan diperbolehkan untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka
dan teman-teman yang dapat dipercaya secara teratur, baik melalui
surat menyurat maupun melalui penerimaan kunjungan di bawah
pengawasan petugas.
2. Tahanan harus diberi informasi secara teratur tentang pokok-pokok
pemberita yang penting dengan cara membaca surat kabar, terbitan
berkala atau terbitan khusus lembaga pemasyarakatan, melalui siaran
tanpa kabel, melalui perkuliahan atau melalui cara-cara lain yang
b.serupa sebagaimana
Tahanan WNA untukdiijinkan atau
berkontak diaturperwakilan
dengan oleh lembaga.
1. Tahanan berkebangsaan asing diperbolehkan
Diplomatik
mendapatkan fasilitas yang memadai untuk
berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik dan
konsulat negara asal negaranya.
2. Tahanan yang merupakan warga negara dari negara-
negara yang tidak memiliki perwakilan diplomatik
atau konsulat di negara tersebut dan pengungsi atau
orang-orang yang tidak memiliki status kewarga
negaraan diperbolehkan memiliki fasilitas serupa
untuk berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik
dari negara yang memiliki kepentingan untuk
menanggani mereka atau otoritas nasional atau
internasional mana pun yang memiliki tugas untuk
c. Khusus tentang pelayanan
tahanan
1. Perlakuan dasar kepada tahanan
Tahanan yang belum terbukti bersalah dianggap tidak bersalah dan
diperlakukan atas dasar asas praduga tak bersalah.
2. Penempatan tahanan
a.Tahanan harus ditempatkan secara terpisah dari narapidana.

b.Tahanan remaja harus ditempatkan secara terpisah dari tahanan dewasa dan
pada prinsipnya harus ditahan di rumah tahanan yang terpisah.
3. Barang dan makanan dari luar lembaga bagi tahanan
c.Dalam batas-batas yang sesuai dengan tata tertib rumah tahanan, tahanan
boleh, jika mereka sangat menginginkannya, membeli sendiri makanan dari luar
atas biaya sendiri, baik melalui pihak pelaksana maupun melalui keluarga atau
teman-teman. Sebaliknya, pihak pelaksana harus tetap menyediakan makanan
untuk tahanan tersebut.
d.ahanan diperbolehkan untuk membeli, atas biaya sendiri atau atas biaya pihak
ketiga, barang-barang seperti buku, koran, peralatan menulis dan peralatan lain
untuk bekerja selama sesuai dengan kepentingan Tata Peradilan dan keamanan
serta tata tertib tempat penahanan.
4. Tahanan mengunakan pakaian sendiri
e.Tahanan diperbolehkan mengenakan pakaian milik sendiri asalkan pakaian
tersebut bersih dan layak.
f. Jika tahanan tersebut mengenakan seragam penjara, seragam tersebut harus
dibedakan dari seragam narapidana.
5. Tahanan dan kegiatan kerja
Tahanan selalu harus diberikan kesempatan untuk bekerja, tetapi
tidak diminta untuk bekerja. Jika ia memilih untuk bekerja, ia harus
mendapat upah atas pekerjaannya.
 
6. Kontak dengan keluarga
Tahanan diperbolehkan untuk segera memberi tahu keluarganya
atas penahanannya dan diberikan fasilitas secukupnya untuk dapat
berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya, dan untuk
menerima kunjungan dari mereka, pembatasan dan pengawasan
seperlunya dilakukan hanya untuk kepentingan tata peradilan dan
keamanan serta ketertiban lembaga penahanan.

7. Bantuan hukum
Untuk tujuan pembelaan diri, tahanan diperbolehkan mengajukan
permohonan untuk mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma
jika bantuan semacam itu tersedia, dan untuk menerima kunjungan
dari penasihat hukum dengan tujuan membela tahanan tersebut dan
untuk mempersiapkan dan memberikan instruksi-instruksi rahasia.
Untuk melakukan tujuan ini, jika tahanan tersebut sangat
menginginkannya, ia dapat diperlengkapi dengan peralatan menulis.
Wawancara antara tahanan dan penasihat hukumnya dapat
dilakukan dalam jangkauan pandangan tetapi bukan dalam
jangkauan pendengaran polisi atau petugas lapas.
BAB IV
Keamanan dan
Ketertiban
A. Administrasi Keamanan dan Ketertiban
1. Peraturan tentang pelanggaran disiplin
Di setiap lembaga harus memiliki peraturan tentang pelangaran
disiplin yang memuat:
a.Perilaku yang tergolong sebagai pelanggaran disiplin
b.Jenis dan lamanya hukuman yang mungkin akan dijatuhkan;
c.pihak yang berwenang untuk menjatuhkan hukuman.
2. Peraturan lembaga terkait pengaduan
d.Kesempatan mengajukan pengaduan
Setiap tahanan dan/atau narapidana harus memiliki kesempatan
pada setiap hari kerja untuk mengajukan permohonan atau
pengaduan kepada kepala lembaga atau petugas yang diberi
wewenang untuk mewakilinya.
b.Pengaduan kepada inspektur/pengawas
Diperbolehkan mengajukan permohonan atau pengaduan kepada
inspektur /pengawas lembaga pada saat ia melakukan inspeksi.
Tahanan dan/atau narapidana harus diberi kesempatan untuk
berbicara dengan inspektur tersebut atau dengan petugas
penginspeksi lainnya tanpa kehadiran kepala lembaga atau staf
lembaga yang lain.
sensor terhadap isinya kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
lembaga peradilan atau lembaga lain yang tepat melalui jalur
resmi.
d. Tindak lanjut dari Direktorat Jenderal pemasyarakatan
terhadap pengaduan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, lembaga peradilan atau
lembaga lain harus segera menangani dan menanggapi
permohonan atau pengaduan pada bagian A dan B tanpa
penundaan.
3. Alat Pembatas Gerak
a.Alat pembatas gerak yang tidak bisa digunakan sebagai
bentuk hukuman
Alat-alat pembatas gerak tahanan dan/atau narapidana, seperti
borgol, rantai, besi atau baju pengekang tidak boleh digunakan
sebagai hukuman.
b.Fungsi dari alat pembatas gerak
Selain rantai atau besi, alat-alat pembatas gerak pada bagian A
dapat digunakan sebagai pembatas gerak dalam keadaan berikut ini:
i. Sebagai alat penjaga terhadap kemungkinan melarikan diri
selama pemindahan, asalkan alat-alat tersebut dilepas bilamana
narapidana akan muncul dihadapan pengadilan atau otoritas
penata laksana;
ii. Berdasarkan alasan medis menurut petunjuk petugas medis;
iii. Menurut perintah kepala lembaga, jika cara-cara lain untuk
membatasi gagal, dalam rangka mencegah seorang tahanan
4. Pemegang otoritas tentang pola dan cara penggunaan alat pembatas
gerak
Pola dan cara penggunaan alat-alat pembatas gerak narapidana
tersebut harus diputuskan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Alat-alat seperti itu tidak boleh diterapkan untuk jangka waktu yang
lebih lama daripada yang benar-benar diperlukan.

5. Pemindahan dan angkutan bagi narapidana dan tahanan


a. Upaya perlindungan
Ketika seorang tahanan dan/atau narapidana dipindahkan ke sebuah
lembaga pemasyarakatan, tahanan dan/atau narapidana tersebut
diupayakan untuk sesedikit mungkin mendapatkan sorotan publik,
dan upaya perlindungan yang layak harus digunakan untuk
melindungi mereka dari perlakuan kasar, rasa penasaran atau
publisitas dalam bentuk apa pun.
b. Transportasi yang digunakan
Alat transportasi tahanan dan/atau narapidana harus memiliki
ventilasi atau pencahayaan yang memadai, atau tidak membuat
mereka menderita secara fisik.
c. Biaya transportasi
Pemindahan tahanan dan/atau narapidana harus dilaksanakan atas
biaya pemerintah.
6. Inspeksi
Pengawasan secara teratur dilaksanakan oleh lembaga hukum pidana
dan pihak berwenang yang dilakukan oleh Pengawas yang memenuhi
syarat dan berpengalaman.Tugas utama pengawas adalah untuk
memastikan lembaga dijalankan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku dan dengan visi untuk mencapai tujuan
pemidanaan dan pemasyarakatan.

7. Penjagaan Blok Wanita


a.Di lembaga untuk narapidana pria dan wanita, blok yang dikhususkan
untuk narapidana wanita harus berada dibawah tanggung jawab
seorang petugas wanita yang bertugas memegang semua kunci blok
wanita tersebut.
b.Petugas pria tidak boleh memasuki blok wanita kecuali jika ditemani
oleh seorang petugas wanita.
c.Tahanan dan/atau narapidana wanita hanya boleh didatangi dan
diawasi oleh petugas wanita. Namun, hal ini tidak mengecualikan
petugas pria, khususnya dokter dan guru, untuk melaksanakan tugas
mereka di dalam lembaga pemasyarakatan atau di dalam blok wanita.
B. Pencegahan dan Penindakan Gangguan Keamanan dan
Ketertiban
1. Tugas Keamanan dan Disiplin Narapidana
Larangan keterlibatan narapidana dan tahanan dalam tugas-tugas keamanan :
a.Tahanan dan/atau narapidana tidak boleh dipekerjakan pada tugas-tugas
yang berkaitan dengan keamanan dan tata tertib lembaga.
b.ketentuan huruf a tidak untuk menghalangi keikutsertaan narapidana
dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan program pembinaan seperti
pendidikan dan olah raga dan dilakukan dengan pengawasan.
 
2. Hukuman tetang pelanggaran disiplin
c.Hukuman disiplin kepada narapidana yang melakukan pelanggaran di
dalam lembaga harus didasarkan pada ketentuan yang berlaku.
d.Hanya satu kali hukuman disiplin dijatuhkan pada satu pelanggaran
disiplin.
e.Tidak satupun narapidana dapat dihukum tanpa diberikan informasi dan
kesempatan untuk membela diri tentang pelanggaran yang dituduhkan.
Kepala lembaga harus melakukan penyelidikan yang mendalam atas kasus
tersebut.
f. Tahanan dan/atau narapidana diperbolehkan untuk mengutarakan
pembelaannya melalui bantuan seorang penterjemah.
 
3. Jenis hukuman yang dilarang
a.Hukuman fisik, hukuman dengan cara menempatkan ke dalam sel
yang gelap, dan semua hukuman yang kejam, tidak manusiawi dan
merendahkan martabat harus benar-benar dilarang untuk digunakan
sebagai hukuman atas pelanggaran disiplin.
b.Hukuman disiplin tidak boleh diterapkan menyimpang dari
ketentuan sebelumnya.
 
4. Keterlibatan petugas medis
c. Hukuman kurungan tertutup atau mengurangi jatah makanan tidak
boleh dijatuhkan kecuali petugas medis telah memeriksa tahanan
dan/atau narapidana tersebut dan menyatakan secara tertulis
bahwa tahanan dan/atau narapidana tersebut sehat untuk
menjalani hukuman tersebut.
d. ketentuan pada ayat (1) berlaku untuk hukuman lain yang mungkin
dapat merusak kesehatan fisik atau mental tahanan dan/atau
narapidana.
e. Petugas medis harus mengunjungi tahanan dan/atau narapidana
yang sedang menjalani hukuman seperti itu setiap hari dan
memberi saran kepada kepala lembaga pemasyarakatan jika
menurut pertimbangannya hukuman perlu/harus dihentikan atau
5. Pengunaan Kekuatan
a. Kasus untuk pengunaan kekuatan
Petugas lembaga pemasyarakatan tidak boleh
menggunakan kekuatan kecuali untuk membela diri atau
dalam kasus upaya melarikan diri, atau perlawanan fisik
secara aktif maupun pasif terhadap perintah yang
didasari atas hukum atau peraturan.Petugas yang
terpaksa memilih untuk menggunakan kekuatan harus
menggunakannya sesuai aturan dan harus segera
melaporkan insiden itu kepada kepala lembaga.
 
b. Pelatihan bagi petugas keamanan
Petugas lembaga harus diberi pelatihan fisik khusus yang
memungkinkan mereka untuk mengendalikan tahanan
dan/atau narapidana yang bertindak secara agresif.

c. Petugas yang memegang senjata


Kecuali dalam keadaan khusus, petugas yang
melaksanakan tugas yang mengharuskan mereka
melakukan kontak langsung dengan tahanan dan/atau
narapidana tidak boleh dipersenjatai. Lebih lanjut, dalam
keadaan apapun petugas tidak boleh dipersenjatai jika
mereka belum mendapatkan pelatihan tentang cara
menggunakan senjata tersebut.
INSTRUMENT PENGUKURAN PROSES PEMASYARAKATAN
BERBASIS HAM

KETERANGAN

*BOBOT
2 = TERPENUHI
3 =
TERPENUHISEBAGIAN
0 = TIDAK TERPENUHI

*SC
Score

*TSC
Total Score
PENGHITUNGAN SCORE
MENGHITUNG POTENSI GANGGUAN KAMTIB
DAPAT JUGA UNTUK MEMETAKAN KEGIATAN

 Di dalam Lapas atau rutan SMR ini


dapat juga untuk memetakan suatu
kegiatan di Lapas dan Rutan , Mulai
dari Registrasi sampai dengan
keamanan.
CONTOH
 Bebarapa pengalaman audit di Lapas
Sungguminasi dsb.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH…………..

Anda mungkin juga menyukai