Paparan Kasubdit Standardisasi Editan 1
Paparan Kasubdit Standardisasi Editan 1
PEMASYARAKATAN DI
LAPAS/RUTAN GUNA MENGURANGI
POTENSI GANGGUAN KEAMANAN
OLEH :
ROBIANTO
KASUBDIT STANDARDISASI SARANA KEAMANAN DAN EVALUASI
HUNIAN
4 PILAR PENGUKURAN PROSES
PEMASYARAKATAN BERBASIS HAM
Di dalam mengukur proses pemasyarakatan
berbasis HAM Terdapat 4 bagian :
1 2
PERAWATAN
REGISTRASI DAN
NARAPIDANA DAN
KLASIFIKASI
TAHANAN
3
PEMBINAAN 4
NARAPIDANA DAN KEAMANAN DAN
PELAYANAN KETERTIBAN
TAHANAN
BAB I
REGISTRASI DAN KLASIFIKASI
2. Setiap tahanan atau narapidana harus dicatat dalam buku register yang
terjilid dengan halaman bernomor yang memuat identitas narapidana/tahanan
antara lain:
(a) Nama alamat, agama,foto, status perkawinan, tgl lahir, keluarga yang bisa
dihubungi, Kondisi fisik;
(b) Tindak pidananya dan pihak yang berwenang untuk menahannya; dan
(c) Tanggal dan jam penerimaan dan bebas dari lembaga pemasyarakatan.
B. Benda dan barang Berharga tahanan/
narapidana
BAB II
P ER AWA T AN
I. Pelayanan Kesehatan
A. Obat-obatan dan pakaian
Obat-obatan harus mendapat persetujuan petugas
medis.Pakaian jenis apapun dapat dimusnahkan berdasarkan
alasan kesehatan dan seijin kepala lembaga.
B. Hunian narapidana dan
tahanan
Di semua tempat di mana tahanan dan/atau narapidana diwajibkan
untuk tinggal atau bekerja:
Ukuran jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan tahanan
dan/atau narapidana untuk membaca atau bekerja dengan
menggunakan penerangan alami, dibangun sehingga memungkinkan
masuknya aliran udara segar, baik ada maupun tidak ada ventilasi
buatan.
Penerangan buatan harus disediakan secukupnya agar tahanan dan/atau
narapidana dapat membaca atau bekerja tanpa merusak mata.
B. Hunian narapidana dan tahanan
Di semua tempat di mana tahanan dan/atau narapidana diwajibkan untuk
tinggal atau bekerja:
Ukuran jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan tahanan
E. Kesehatan lingkungan
Semua bagian dalam lembaga yang digunakan secara teratur oleh tahanan
dan/atau narapidana harus terpelihara dan terjaga kebersihannya setiap saat.
F. KESEHATAN DIRI
TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA DIHARUSKAN UNTUK MENJAGA KEBERSIHAN DIRI, DAN DEMI ALASAN INI
TAHANAN DAN NARAPIDANA HARUS DILENGKAPI DENGAN AIR DAN DENGAN PERALATAN MANDI YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN.
AGAR TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA DAPAT MEMELIHARA PENAMPILANNYA SESUAI DENGAN
PENGHARGAAN TERHADAP DIRI, MEREKA HARUS DISEDIAKAN PERALATAN YANG LAYAK BAGI RAMBUT DAN
JANGUTNYA, DAN BAGI PRIA DIMUNGKINKAN BAGINYA BERCUKUR SECARA TERATUR.
SETIAP TAHANAN DAN/ATAU NARAPIDANA HARUS DILENGKAPI DENGAN TEMPAT TIDUR DAN
PERLANGKAPAN
TIDUR YANG TERPISAH, SESUAI DENGAN STANDAR SETEMPAT ATAU NASIONAL DAN HARUS BERSIH KETIKA
DIBAGIKAN, SELALU DIJAGA KEBERSIHANNYA DAN SESERING MUNGKIN DIGANTI UNTUK MENJAGA
KEBERSIHANNYA.
G. LAPORAN PEMBINAAN NARAPIDANA TERKAIT MEDIS
LAPORAN PEMBINAAN NARAPIDANA DILENGKAPI DENGAN LAPORAN YANG DIBUAT OLEH PETUGAS MEDIS,
JIKA MEMUNGKINKAN, PETUGAS MEDIS YANG MEMILIKI KUALIFIKASI PSIKIATRIS, TENTANG KONDISI FISIK
DAN MENTAL NARAPIDANA TERSEBUT.
H. Pemberitahuan Atas Sakit Dan Kematian
Jika terjadi kematian atau sakit parah, atau luka serius
pada tahanan dan/atau narapidana, tahanan dan/atau
narapidana tersebut dipindahkan ke sebuah lembaga
untuk menjalani perawatan sakit jiwa, kepala lembaga
segera memberitahukan kepada keluarga terdekat dan
dalam kejadian apa pun memberitahukan kepada orang
lain yang sebelumnya telah ditunjuk oleh tahanan
dan/atau narapidana tersebut.
Seorang tahanan dan/atau narapidana harus diberitahu
dengan segera tentang kematian atau penyakit parah
yang dialami oleh keluarga dekat. Dalam hal penyakit
parah yang dialami keluarga dekat, tahanan dan/atau
narapidana tersebut harus diijinkan, bilamana keadaan
memungkinkan, untuk pergi mengunjungi keluarganya
tersebut, dengan pengawalan.
Semua tahanan dan/atau narapidana memiliki hak
untuk memberitahu keluarganya dengan segera tentang
pemidanaan atau pemindahan ke lembaga lain.
I. Perawatan Medis
Lembaga harus memiliki layanan kesehatan dengan sekurangnya satu petugas
kesehatan(Dokter Umum) yang memenuhi syarat dan memiliki pengetahuan mengenai
psikiatri. Layanan kesehatan harus diadakan dengan melalui kerjasama dengan pusat
kesehatan masyarakat terdekat , Termasuk didalamnya layanan psikatris untuk
pendiagnosaan kelainan mental.
Tahanan dan/atau narapidana yang sakit yang memerlukan perawatan dokter spesialis
dapat dipindahkan ke rumah sakit umum. apabila fasilitas rumah sakit tersedia di dalam
lapas, peralatan, perabot dan pasokan obat-obatan harus mencukupi untuk dapat
melakukan perawatan medis dan merawat tahanan dan/atau narapidana yang sakit,
dan harus ada Petugas medis.
Layanan kesehatan gigi harus tersedia untuk semua tahanan dan/atau
narapidana(Dokter Gigi).
Petugas medis harus merawat kesehatan fisik dan mental dari tahanan dan/atau
narapidana dan harus mengunjungi mereka semua yang sakit setiap hari, tahanan
dan/atau narapidana yang mengeluh sakit, dan tahanan dan/atau narapidana lain yang
memerlukan perhatian khusus petugas tersebut.
Petugas medis harus melapor kepada Kalapas bilamana menurut pertimbangannya,
kesehatan fisik atau mental seorang tahanan dan/atau narapidana telah atau akan
semakin memburuk bila pemidanaan dilanjutkan atau disebabkan oleh kondisi apa pun
akibat dari pemenjaraan.
J. Perawatan Medis bagi Narapidana dan Tahanan Perempuan
Lembaga khusus wanita harus memiliki tempat khusus untuk perawatan yang
diperlukan untuk kehamilan dan pasca-melahirkan. Jika seorang anak dilahirkan di
dalam lembaga, fakta ini tidak boleh dicantumkan di dalam akte kelahirannya.
Bayi yang dalam masa menyusui dapat tinggal bersama ibunya di dalam lapas, harus
tersedia tempat dan perawat untuk menjaga bayi saat tidak bersama ibunya.
K. Pemeriksaan Kesehatan Narapidana dan
Tahanan saat diterima Lembaga
Petugas medis harus memeriksa semua
narapidana dan tahanan segera setelah
masuknya narapidana, setelah itu bilaman
diperlukan untuk menemukan penyakit yang
berhubungan dengan fisik dan mental diambil
tindakan yang diperlukan: pemisahan
narapidana yang diduga terkena infeksi atau
penyakit menular; pencatatan tentang cacat
jasmani maupun rohani yang mungkin dapat
menghambat rehabilitasi, dan menetapkan
kemampuan fisik setiap narapidana untuk
melakukan pekerjaan.
L. Pemeriksaan lingkungan yang dilakukan oleh petugas medis
1. Petugas medis secara teratur harus memeriksa dan memberi
laporannya kepada kepala lembaga tentang:
Jumlah, mutu, cara memasak dan penyajian makanan;
narapidana;
Sanitasi, sistem pemanas, pencahayaan dan ventilasi lembaga;
A. Umum
I. Tujuan Program
Pembinaan
Program pembinaan bagi
narapidana harus bertujuan untuk
menanamkan mengarahkan
kepada kehidupan yang taat
hukum dan mandiri setelah
bebas. Pembinaan dapat berupa
hal-hal yang akan mendorong
penghargaan atas diri dan
II.Program Pembinaan bagi Narapidana
Semua sarana yang tepat harus digunakan untuk mencapai tujuan program
pembinaan, termasuk pembinaan keagamaan, pendidikan, bimbingan dan
pelatihan ketrampilan, kerja sosial, bimbingan kerja, pengembangan fisik
dan moral, sesuai dengan kebutuhan perseorangan setiap narapidana,
dengan mempertimbangkan sejarah sosial dan kejahatannya, kemampuan
dan bakat fisik dan mentalnya dan tingkah lakunya, temperamen pribadinya,
jangka waktu hukumannya dan prospeknya setelah pembebasan.
2.Jam kerja yang sudah sangat terencana harus menyisakan satu hari
dalam seminggu untuk beristirahat dan waktu yang cukup untuk menjalani
pendidikan dan kegiatan yang lain yang disyaratkan sebagai bagian dari
pembinaan dan rehabilitasi narapidana.
F. Sistem Pengupahan
1. Perlu sistem pengupahan yang setara atas pekerjaan yang dilakukan
narapidana.
2. Narapidana diperbolehkan menggunakan sebagian dari upah untuk
membeli barang-barang yang diijinkan untuk digunakan sendiri dan
mengirim sebagian dari upah kepada keluarga.
3. Sistem harus menetapkan sebagian upah untuk disimpan oleh lembaga
dalam bentuk tabungan dan akan diberikan kepada narapidana pada
saat bebas.
2. Program
Kepriadian
OLAH RAGA
Setiap tahanan dan/atau narapidana yang tidak
beraktivitas di luar sel harus memiliki kesempatan
untuk melakukan olah raga kurang lebih selama satu
jam di udara terbuka jika cuaca memungkinkan.
Tahanan dan/atau narapidana Anak harus harus
disediakan ruangan, instalasi dan peralatan untuk
mendapatkan pelatihan fisik dan rekreasi selama waktu
olah .
BUKU-BUKU
Setiap lembaga harus memiliki perpustakaan yang
dapat digunanakan oleh semua tahanan dan/atau
narapidana, dengan persediaan buku-buku yang
memadai, baik yang bersifat hiburan maupun pelajaran,
dan tahanan dan/atau narapidana harus didorong untuk
memanfaatkan perpustakaan tersebut.
AGAMA
1. Jika sebuah lembaga memiliki cukup banyak jumlah tahanan dan/atau narapidana yang beragama sama,
Kepala lembaga harus menunjuk seseorang/tokoh agama dengan kualifikasi yang memadai untuk mewakili
agama tersebut, jika jumlahnya memiliki alasan kuat dan kondisi memungkinkan maka hubungan dengan
perwakilan agama tersebut harus dibuat secara purna-waktu . Jika sebuah lembaga memiliki cukup banyak
jumlah tahanan dan/atau narapidana yang beragama sama, harus ditunjuk atau disetujui seorang dengan
kualifikasi mewakili agama tersebut. Jika jumlah narapidana dan tahanan memiliki alasan kuat dan kondisi
memungkinkan, maka hubungan dengan perwakilan agama tersebut harus dibuat secara purna-waktu.
2. Perwakilan yang memenuhi syarat yang ditunjuk atau diangkat sebagaimana tersebut pada paragraf (1)
diperbolehkan untuk mengadakan ceramah agama secara teratur dan membiayai kunjungan pemimpin
agama secara pribadi untuk tahanan dan/atau narapidana penganut agamanya pada waktu yang tepat.
3. Akses terhadap seorang dari perwakilan agama yang berkualifikasi untuk agama apapun bagi tahanan
dan/atau narapidana tidak boleh ditolak. Di sisi lain, jika tahanan dan/atau narapidana menolak kunjungan
perwakilan agama, sikapnya tersebut harus dihargai.
4. Setiap tahanan dan/atau narapidana diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan beragamanya
dengan cara menghadiri ceramah agama yang diberikan di dalam lembaga dan memiliki buku doa dan buku
pelajaran agama yang dianutnya.
PENDIDIKAN DAN REHABILITASI
Lembaga harus menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi semua narapidana termasuk pengajaran
agama. Lembaga wajib memberikan perhatian khusus untuk menyelenggarakan Pendidikan bagi
narapidana anak dan narapidana yang buta huruf.
Pendidikan bagi narapidana harus disatukan dengan sistem pendidikan negara sehingga sesudah
dibebaskan mereka dapat melanjutkan pendidikan tanpa mengalami kesulitan.
KEGIATAN REKREASI/HIBURAN
Kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreasi/hiburan dan budaya harus diselenggarakan di semua
lembaga
untuk dapat diambil manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental narapidana.
3. Program Kemasyarakatan
a. Hubungan Dengan dunia
1. Narapidana
Luardiperbolehkan untuk berkomunikasi dengan keluarga
mereka dan teman-teman yang dapat dipercaya secara teratur,
baik melalui surat menyurat maupun melalui penerimaan
kunjungan di bawah pengawasan petugas.
2. Narapidana harus diberi informasi secara teratur tentang pokok-
pokok pemberita yang penting dengan cara membaca surat kabar,
terbitan berkala atau terbitan khusus lembaga pemasyarakatan,
melalui siaran tanpa kabel, melalui perkuliahan atau melalui cara-
cara lain yang serupa sebagaimana diijinkan atau diatur oleh
b. Narapidana
lembaga. Warga Negara Asing untuk berkontak dengan perwakilan
diplomatik
1. Narapidana berkebangsaan asing diperbolehkan mendapatkan
fasilitas yang memadai untuk berkomunikasi dengan perwakilan
diplomatik dan konsulat negara asal negaranya.
2. Narapidana yang merupakan warga negara dari negara-negara yang
tidak memiliki perwakilan diplomatik atau konsulat di negara tersebut
dan pengungsi atau orang-orang yang tidak memiliki status kewarga
negaraan diperbolehkan memiliki fasilitas serupa untuk
berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik dari negara yang
memiliki kepentingan untuk menanggani mereka atau otoritas
nasional atau internasional mana pun yang memiliki tugas untuk
melindungi orang-orang seperti itu.
4. Pelayanan Tahanan
a. Hubungan dengan Dunia
Luar
1. Tahanan diperbolehkan untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka
dan teman-teman yang dapat dipercaya secara teratur, baik melalui
surat menyurat maupun melalui penerimaan kunjungan di bawah
pengawasan petugas.
2. Tahanan harus diberi informasi secara teratur tentang pokok-pokok
pemberita yang penting dengan cara membaca surat kabar, terbitan
berkala atau terbitan khusus lembaga pemasyarakatan, melalui siaran
tanpa kabel, melalui perkuliahan atau melalui cara-cara lain yang
b.serupa sebagaimana
Tahanan WNA untukdiijinkan atau
berkontak diaturperwakilan
dengan oleh lembaga.
1. Tahanan berkebangsaan asing diperbolehkan
Diplomatik
mendapatkan fasilitas yang memadai untuk
berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik dan
konsulat negara asal negaranya.
2. Tahanan yang merupakan warga negara dari negara-
negara yang tidak memiliki perwakilan diplomatik
atau konsulat di negara tersebut dan pengungsi atau
orang-orang yang tidak memiliki status kewarga
negaraan diperbolehkan memiliki fasilitas serupa
untuk berkomunikasi dengan perwakilan diplomatik
dari negara yang memiliki kepentingan untuk
menanggani mereka atau otoritas nasional atau
internasional mana pun yang memiliki tugas untuk
c. Khusus tentang pelayanan
tahanan
1. Perlakuan dasar kepada tahanan
Tahanan yang belum terbukti bersalah dianggap tidak bersalah dan
diperlakukan atas dasar asas praduga tak bersalah.
2. Penempatan tahanan
a.Tahanan harus ditempatkan secara terpisah dari narapidana.
b.Tahanan remaja harus ditempatkan secara terpisah dari tahanan dewasa dan
pada prinsipnya harus ditahan di rumah tahanan yang terpisah.
3. Barang dan makanan dari luar lembaga bagi tahanan
c.Dalam batas-batas yang sesuai dengan tata tertib rumah tahanan, tahanan
boleh, jika mereka sangat menginginkannya, membeli sendiri makanan dari luar
atas biaya sendiri, baik melalui pihak pelaksana maupun melalui keluarga atau
teman-teman. Sebaliknya, pihak pelaksana harus tetap menyediakan makanan
untuk tahanan tersebut.
d.ahanan diperbolehkan untuk membeli, atas biaya sendiri atau atas biaya pihak
ketiga, barang-barang seperti buku, koran, peralatan menulis dan peralatan lain
untuk bekerja selama sesuai dengan kepentingan Tata Peradilan dan keamanan
serta tata tertib tempat penahanan.
4. Tahanan mengunakan pakaian sendiri
e.Tahanan diperbolehkan mengenakan pakaian milik sendiri asalkan pakaian
tersebut bersih dan layak.
f. Jika tahanan tersebut mengenakan seragam penjara, seragam tersebut harus
dibedakan dari seragam narapidana.
5. Tahanan dan kegiatan kerja
Tahanan selalu harus diberikan kesempatan untuk bekerja, tetapi
tidak diminta untuk bekerja. Jika ia memilih untuk bekerja, ia harus
mendapat upah atas pekerjaannya.
6. Kontak dengan keluarga
Tahanan diperbolehkan untuk segera memberi tahu keluarganya
atas penahanannya dan diberikan fasilitas secukupnya untuk dapat
berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya, dan untuk
menerima kunjungan dari mereka, pembatasan dan pengawasan
seperlunya dilakukan hanya untuk kepentingan tata peradilan dan
keamanan serta ketertiban lembaga penahanan.
7. Bantuan hukum
Untuk tujuan pembelaan diri, tahanan diperbolehkan mengajukan
permohonan untuk mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma
jika bantuan semacam itu tersedia, dan untuk menerima kunjungan
dari penasihat hukum dengan tujuan membela tahanan tersebut dan
untuk mempersiapkan dan memberikan instruksi-instruksi rahasia.
Untuk melakukan tujuan ini, jika tahanan tersebut sangat
menginginkannya, ia dapat diperlengkapi dengan peralatan menulis.
Wawancara antara tahanan dan penasihat hukumnya dapat
dilakukan dalam jangkauan pandangan tetapi bukan dalam
jangkauan pendengaran polisi atau petugas lapas.
BAB IV
Keamanan dan
Ketertiban
A. Administrasi Keamanan dan Ketertiban
1. Peraturan tentang pelanggaran disiplin
Di setiap lembaga harus memiliki peraturan tentang pelangaran
disiplin yang memuat:
a.Perilaku yang tergolong sebagai pelanggaran disiplin
b.Jenis dan lamanya hukuman yang mungkin akan dijatuhkan;
c.pihak yang berwenang untuk menjatuhkan hukuman.
2. Peraturan lembaga terkait pengaduan
d.Kesempatan mengajukan pengaduan
Setiap tahanan dan/atau narapidana harus memiliki kesempatan
pada setiap hari kerja untuk mengajukan permohonan atau
pengaduan kepada kepala lembaga atau petugas yang diberi
wewenang untuk mewakilinya.
b.Pengaduan kepada inspektur/pengawas
Diperbolehkan mengajukan permohonan atau pengaduan kepada
inspektur /pengawas lembaga pada saat ia melakukan inspeksi.
Tahanan dan/atau narapidana harus diberi kesempatan untuk
berbicara dengan inspektur tersebut atau dengan petugas
penginspeksi lainnya tanpa kehadiran kepala lembaga atau staf
lembaga yang lain.
sensor terhadap isinya kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
lembaga peradilan atau lembaga lain yang tepat melalui jalur
resmi.
d. Tindak lanjut dari Direktorat Jenderal pemasyarakatan
terhadap pengaduan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, lembaga peradilan atau
lembaga lain harus segera menangani dan menanggapi
permohonan atau pengaduan pada bagian A dan B tanpa
penundaan.
3. Alat Pembatas Gerak
a.Alat pembatas gerak yang tidak bisa digunakan sebagai
bentuk hukuman
Alat-alat pembatas gerak tahanan dan/atau narapidana, seperti
borgol, rantai, besi atau baju pengekang tidak boleh digunakan
sebagai hukuman.
b.Fungsi dari alat pembatas gerak
Selain rantai atau besi, alat-alat pembatas gerak pada bagian A
dapat digunakan sebagai pembatas gerak dalam keadaan berikut ini:
i. Sebagai alat penjaga terhadap kemungkinan melarikan diri
selama pemindahan, asalkan alat-alat tersebut dilepas bilamana
narapidana akan muncul dihadapan pengadilan atau otoritas
penata laksana;
ii. Berdasarkan alasan medis menurut petunjuk petugas medis;
iii. Menurut perintah kepala lembaga, jika cara-cara lain untuk
membatasi gagal, dalam rangka mencegah seorang tahanan
4. Pemegang otoritas tentang pola dan cara penggunaan alat pembatas
gerak
Pola dan cara penggunaan alat-alat pembatas gerak narapidana
tersebut harus diputuskan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Alat-alat seperti itu tidak boleh diterapkan untuk jangka waktu yang
lebih lama daripada yang benar-benar diperlukan.
KETERANGAN
*BOBOT
2 = TERPENUHI
3 =
TERPENUHISEBAGIAN
0 = TIDAK TERPENUHI
*SC
Score
*TSC
Total Score
PENGHITUNGAN SCORE
MENGHITUNG POTENSI GANGGUAN KAMTIB
DAPAT JUGA UNTUK MEMETAKAN KEGIATAN