Anda di halaman 1dari 29

Jenis-Jenis Kata

Oleh
Kelompok 2
1. Algen Primaguna Nasution (17D10003)
2. Gusti Hamdani (17D10015)
3. I Nengah Yogi Suriawan (17D10020)
4. I Putu Gede Ariguna (17D10021)
5. Muhammad Solid Alidi (17D10040)
6. Ni Kadek Pingky Natalia Dewi (17D10043)
Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang
memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai
kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian
terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak
dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Contoh kata : makan minum, pergi dll.
Jenis –Jenis Kata
Dalam tata bahasa baku bahasa indonesia, kelas kata terbagi
menjadi 10 kategori yaitu :
1. Kata benda (nomina)
2. Kata kerja (verba)
3. Kata sifat (adjektiva)
4. Kata keterangan (adverbia)
5. Kata ganti (pronomina)
6. Kata bilangan (numeralia)
7. Kata sambung (konjungsi)
8. Kata sandang (artikel)
9. Kata seru (interjeksi)
10. Kata depan (preposisi)
1. Kata Benda (nomina)
Adalah kata yang mengacu pada suatu benda
(baik itu benda abstrak maupun konkret).
Contoh : stestokop, spuit, infus, tensimeter,
termometer.
Contoh kalimat :
- Penata anastesi itu sedang memeriksa
pasien dengan menggunakan stestokop
- Pasien akan dipasang infus.
2. Kata Kerja (verba)
adalah kata yang menggambarkan tindakan dan keadaan.
Secara umum, kata kerja menjadi predikat dalam sebuah
kalimat.
Jenis-jenis kata kerja (verba):
1. Verba dasar bebas, seperti: duduk, minum, makan.
2. Verba turunan, terdiri atas:
a) Verba berafiks (berimbuhan), Contoh: memakan, menyapu
b) Verba bereduplikasi, Contoh: jalan-jalan, minum-minum
c) Verba Berkonyugasi (berproses gabung), Contoh: tertawa-
tawa, mengingat-ingat.
d) Verba majemuk, Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk
gigi.
3. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh :
– Saya (S) membaca (P) buku (O).
4. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek.
Contoh :
– Mereka (S) makan (P) di restoran (K).
– Ibu (S) sedang memasak (P).
5. Verba Aktif
 Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan
sebagai pelaku atau penanggap. Umumnya verba aktif
berprefiks meN-, ber-, atau tanpa perefiks.
 Contohnya :
Ibu sedang menasehati kami.
Kakak membuatkan adik kue.
Penyanyi itu menyanyikan sebuah lagu yang sangat bagus.
6. Verba Pasif
 Verba pasif adalah verba yang subyeknya berperan
sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Verba pasif umumnya
ditandai dengan prefiks -di atau .
 Contohnya :
Dia dipukul ayahnya karena nakal.
Kaki adik terinjak kakak.
Kemarin dia kehujanan ketika pulang dari rumah pamannya
7. Verba Antiaktif
 Verba antiaktif adalah verba pasif yang tidak dapat
diubah menjadi verba aktif, dan subjeknya merupakan
penanggap (yang merasakan, menderita, mengalami).
 Contohnya :
Amin kena pukul ibunya.
Saya kena marah tadi.
Kakak kecopetan tadi di bis.
8. Verba Antipasif
 Verba antipasif adalah verbayang tidak dapat
diubah menjadi verba pasif.
 Contohnya :
Anak itu haus akan kasih sayang orang tuanya.
Dia benci terhadap ketidak adilan.
Pak tani bertanam singkong.
Berikut adalah contoh kata kerja yang memakai afiks,
3. Kata Sifat (adjektiva)
Adalah kata yang menyatakan atau menerangkan sifat
khusus, watak, atau menyifatkan benda atau
dibendakan.
Bentuk kata sifat :
a. Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar
contoh : cerdik, pintar, bodoh, cantik, kurus
b. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang
contoh : warna-warni, muda-muda, tampan-tampan.
c. Kata sifat yang terbentuk dari frase
contoh : berhati mulia, berjiwa besar, baik hati.
d. Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan
contoh : primer, sekunder, aktivitas, moral

Ciri-ciri kata sifat:


1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang
mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata
lebih, agak, paling, sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi
(pengulangan kata) + nya. Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-
tingginya, dan sebagainya.
4. Kata Keterangan (Adverbia)

Adalah kata yang memberi keterangan atau


penjelasan pada kata sebelumnya
Bentuk kata keterangan :
a. Keterangan waktu : sedang, kemudian, sering,
sekarang, nanti, sebentar
b. Keterangan tempat : di, ke, dari, kemana
c. Keterangan sifat dan jumlah : sangat, amat,
terlalu, agak, mungkin.
5. Kata Ganti (Pronomina)
Adalah segala kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda atau kata
yang dibendakan.
Kata ganti dibagi sebagai berikut :
1. Kata ganti orang
adalah kata ganti yang mengacu pada orang

Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan
kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan
sebagainya.
2. Kata Petunjuk
a. Petunjuk umum : ini, itu
b. Petunjuk tempat : sini, situ,sana
c. Petunjuk ikhwal : begini, begitu
3. Kata Penanya
adalah kata ganti yang dipakai untuk menandai suatu
pertanyaan.
Contoh kata penanya:
a. Apa :menanyakan benda, barang, binatang
b. Siapa : menanyakan orang
c. Bagaimana : menanyakan keadaan atau proses
d. Dimana : menanyakan tempat
e. Kapan : menanyakan waktu
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
wujud (orang, barang,binatang)dan konsep .
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terbagi kedalam 2
jenis yaitu :
a. Bilangan Pokok : nol, banyak, beberapa
b. Bilangan Tingkat :kedua, pertama, ketiga, keempat
Berdasarkan tentu atau tidaknya yaitu :
a. Bilangan Tentu : satu, dua, tiga, empat, dll.
b. Bilangan Tak tentu : beberapa, hanya, sedikit.
7. Kata Sambung (Konjungsi)
Adalah kata yang bertugas menghubungkan dua kalimat menjadi satu
kalimatyang utuh.
Macam-macam kata sambung :
1. Relasi penambahan/penghubung : dan, serta, lagi, lagipula.
2. Relasi waktu : ketika, setelah, sejak, setelah, itu.
3. Relasi sebab : sebab, karena
4. Relasi akibat : sehingga, sampai, oleh, karena itu, maka
5. Relasi syarat : jika, apabila,asalkan
6. Relasi pilihan : atau
7. Relasi perbandingan : seperti, bagai, ibarat, sedangkan
8. Relasi korelatif : baik, maupun, tidak hanya, tetapi
9. Relasi penguatan : bahkan, apalagi
10. Relasi rincian : yakni, adalah, yaitu,ialah
11. Reaksi penjelasan atau penegasan : bahwa
8. Kata Sandang (Artikel)
Adalah kata yang menentukan atau membatasi.
Contoh : Si, sang, para, yang, se, -nya
Contoh kalimat :
1. Sang : Sang pencipta, sang surya, sang prabu
2. Si : Si kancil, si manis, si ganteng
3. Para : Para undangan, para hadirin, para pendengar
4. Se : Seekor, seorang, seutas
5. Yang : Yang maha kuasa, yang mahal, yang kedua.
6. -Nya : Bukunya, saatnya, waktunya
9. Kata Seru (Interjeksi)
Adalah kata yang menyatakan kutipan perasaan atau emosi
Contoh : wow, wah, ah, oh, nah, aduh, amboi, aduhai, hai,
Contoh kalimat :
1. Wow : “Wow, indah sekali pemandangan itu!”
2. Wah : “Wah, aku bisa makan enak hari ini!”
3. Ah : “Ah, jangan saya terus yang jadi sasaran!”
4. Oh : “ Oh jadi kamu yang menipu saya !”
5. Nah : “ Nah kena sekarang kamu !”
10. Kata Depan (Preposisi)
Adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya.
Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
a. Di, ke, dari
Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang
menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat,
Contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
b. Pada
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau
nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan
pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain,
Contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
c. Dengan
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara.
Contoh : saya berjalan dengan cepat.
d. Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada
Kata depan ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung.
Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.
Jenis Kata Lainnya
Kata Bersinonim
adalah kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh : kata mati, meninggal, wafat, gugur, mampus, mangkat, dan
berpulang Memiliki makna yang sama yaitu nyawa lepas dari raga.
contoh lain :
1. Abadi = awet, baka, daim, infinit, kekal, langgeng
2. Abang = akang, kakak, kakanda, kakang, kanda, kangmas, mas, raka, uda
3. Dahulu = awal, berlalu, di depan, di muka, dulu, lalu, lampau, lepas, lewat,
mulamula, purba, silam, sudah-sudah, tempo hari, waktu lalu
4. Cantik = adiwarna, adun, anggun, apas, ayu, bagus, bahari, baik, bergaya,
berupa, cakap, cendayam, elok, ganteng, geulis, gombang, hasan, indah,
jambu, jangak, janguk, jelit
5. Ekonomis = cermat, hati-hati, hemat, irit
6. Pendahuluan = alas kata, haluan kata, introduksi, kata pengantar,
mukadimah, pembukaan, pengantar kata, pengenalan, permulaan,
pimpinan, prakata, prawacana, prolog, dll
Kata Berantonim
adalah lawan kata (bentuk kata yang maknanya berlawanan
dengan makna kata tersebut)
contoh :
1. Asli >< Palsu
2. Amatir >< Ahli
3. Baru >< Lama
4. Banyak >< Sedikit
5. Bahagia ><Sedih
6. Boros >< Hemat
7. Cepat >< Lambat
8. Dialog >< Monolog
9. Berani >< Takut
10. Tinggi >< Rendah
Kata Baku Dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sudah benar dengan aturan atau
ejaan kaidah bahasa Indonesia dan bersumber utama dari bahasa
yaitu dari kamus KBBI (kamus besar bahasa Indonesia)
sedangkan,
Kata tidak baku bukan hanya timbul karena salah dalam
penulisan tetapi bisa juga dikarenakan pengucapan karena salah
pengucapan yang salah dan penyusunan kalimat yang tidak
benar. Biasanya kata tidak baku muncul dalam bahasa sehari
hari.
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang
lingkupnya. makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya,
sebaliknya makin sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.
makin umum suatu kata makin banyak kemungkinan salah faham atau
perbedaan tafsiran, sebaliknya makin khusus, makin sempit ruang
lingkupnya, makin sedikit kemungkinan terjadinya salah faham.
Contoh :
Kata Umum Kata Khusus
melihat melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang,
meninjau.
membawa menjinjing, mengusung, menjunjung, menggendong,
memikul, menenteng.
jatuh terpeleset, terjengkang, terperosot, tergelincir, terjungkal,
tersungkur, terjerembab, rubuh, tumbang, gugur.

memotong mengiris, menuai, menebang, merajang, memincang,


menebas, memenggal, memancung
Daftar Pustaka
Waridah, Ernawati. 2009. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesia.
Jakarta: Kawan Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Utami Dra.Sintowati Rini, Sudiharto. 1999. Bahasa Indonesia
untuk Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai