Arsitektur
ARSITEKTUR VERNAKULAR
INDONESIA DAN
ARSITEKTUR VERNAKULAR
SUMATERA
ARSITEKTUR VERNAKULAR
Arsitektur rakyat tersebut secara langsung telah
mendapatkan pengakuan masyarakat karen
tumbuh dan melewati perjalanan pengalaman
“trial and error” yang panjang.
Dengan demikian arsitektur vernakular yang merupakan pengembangan dari arsitektur rakyat
memiliki nilai ekologis, arsitektonis, dan alami karena mengacu pada kondisi potensi iklim –
budaya dan masyarakat lingkungan. (Papanek,1995 : 113-138).
Source : Recontruction of Ngibikan Billage, Brigitte Shim, 2008
VERNAKULAR
lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.
d. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang
modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.
e. Warna-warna yang kuat dan kontras.
PERBEDAAN
ARSITEKTUR
NEO-
VERNAKULAR
TRADISIONAL
kearifan lokal suatu daerah.
Material, Construction
and Technology
Kontruksi menggunakan sistem mur
baut pada rangka untuk membuat
fleksibilitas pada konstruksi
bangunan
MODIFYING
FACTORS
Site
Membangunan kembali pada lahan
sebelumnya dengan tidak merusak
lingkungan sekitar dan menggunakan
material sisa reruntuhan, untuk
mempermudah kepemilikan tanah juga
bertujuan untuk mempertahankan dan
melestarikan ruang hijau
MODIFYING
FACTORS
Defence
Terdapat pagar batu pada area hunian
sebagai pembatas untuk lingkungan luar
Economics
Terdapat perkembangan pada rumah
sebagai toko untuk jual beli.
Religion
Ruangan rumah disekat sebagai mushola
kecil untuk beribadah
CONCLUSION
NGIBIKAN VILLAGE